Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOGRAPHY INFORMASI SYSTEM (GIS)


“PENGGUNAAN SOFTWARE EPI INFO”

OLEH :

NAMA : WIWIT BAKIR


NIM : 751335121023
KELAS :3A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
T.A 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yamg Maha Esa sehingga
laporan yang berjudul“EPI INFO”dapat diselesaikan. Dalam penyusunan laporan
ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Indra Haryanto
Ali, S.Km., M.Epid yang telah membantu dan membimbing kami dalam
menyelesaikan laporan ini. Dan kepada teman-teman yang telah mendukung dan
membantu kami sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusun
laporan ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk menjadi acuan untuk menjadi lebih baik lagi.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Gorontalo, 13 september 2022


Penyusun

Wiwit bakir
DAFTAR ISI
HALAMAN
COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II TINJUAN PUSTAKA
A. Pengenalan Geoda
B. Pengertian Peta
C. Pemetaan dengan Geoda
D. Manfaat Geoda
E. Keuntungankerugian Geoda
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Langkah-langkah
B. Hasil dan Pembahasan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
(PENDAHULUAN
A. Ltar Belakang
Sistem Informasi Geografis Geographic information System) adalah
sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan), atau dalam arti sempit adalah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefernsi geografis, misalnya data diidentifikasi
menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan
orang (yang membangun dan mengoperasikannya) dan data sebagai bagian dari
sistem ini. Dalam pengelolaan SIG yang perlu mendapat perhatian tidak hanya
sekedar aspek peta digital, meskipun hal ini yang utama. Hal lain yang tidak
kalah penting adalah aspek pengelolaan database yang dikandungnya yang
merupakan atribut peta. SIG dapat menyerap dan mengolah data dari
bermacam sumber yang memiliki skala dan struktur yang berbeda (Aryalan,
2011).
Analisis geografi dan pemetaan bukanlah suatu hal yang baru, tetapi
SIG menyediakan berbagai kemudahan untuk membantu menyelesaikan tugas-
tugas agar lebih baik, lebih efisien dan hasilnya lebih tepat. SIG adalah sebuah
sistem yang terdiri dari komputer, software, data, manusia, organisasi dan
aturan-aturan institusi untuk pengumpulan, penyimpanan, penganalisis, dan
penyebaran informasi tentang tempat di bumi. SIG merupakan suatu rancangan
sistem informasi untuk mengerjakan data berunsur ruang atau koordinat
geografis. Teknologi SIG menyatu dengan operasi database seperti pencarian
data dan analisa statistik dan analisis geografis yang disajikan dalam bentuk
peta. SIG mempunyai kelebihan tersendiri, yakni mempunyai kemampuan
menyesuaikan data dari sumber yang berbeda untuk analisa kecenderungan
masa datang dan evaluasi keruangan akibat pembangunan (Yohannes, 2008).
Epi Info merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention (CDC). Epi Info dikembangkan mengingat
dokter, perawat, epidemiologist dan tenaga kesehatan masyarakat lainnya rata –
rata kurang memiliki kemampuan dalam teknologi informasi (TI) sehingga
membutuhkan sebuah tools (aplikasi) sederhana yang memungkinkan untuk
mengembangkan secara cepat instrumen untuk pengumpulan dan analisa data,
visualisasi dan pelaporan menggunakan metode – metode epidemiologi.
Epi Info merupakan paket aplikasi yang dikembangkan untuk mudah
digunakan dengan antar muka pengguna (user interface) yang sederhana
sehingga dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki keterbatasan terhadap
dukungan tenaga IT dan yang paling penting adalah Epi Info bersifat
free/gratis. Fasilitas yang dimiliki oleh Epi Info meliputi seluruh kegiatan yang
dibutuhkan oleh seorang epidemiologist atau mereka yang terlibat dalam
kesehatan masyarakat, mulai dari pengumpulan data (pengembangan
kuesioner, penghitungan sampel dan entry data), data analisis (dengan beberapa
metode statistik) dan penyajian data baik dalam bentuk laporan, grafik bahkan
visualisasi dalam peta menggunakan fitur – fitur Sistem Informasi Geografis
(SIG).

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui aplikasi Epi Map
2. Agar mahasiswa mengetahui cara instal Epi Map
3. Agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah penggunaan Epi Map
4. Agar mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan Epi Map

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat menguasai aplikasi Epi Map
2. Mahasiswa dapat menguasai cara instal Epi Map
3. Mahasiswa dapat mengoperasikan Epi Map
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Epi Map
Epi Info (TM) Adalah Program Untuk Publik Dan Disediakan Secara
Bebas Untuk dipakai, Dicopy, Diterjemahkan Dan Didistribusikan.“Epi Info”
Adalah Merek Dari Thecenters For Disease Control And Prevention (CDC).
(Hariadi, 2008).
Program Epi Info Adalah Program Yang Dibuat Berbasis Grafis. Basis
Sistemoperasi Windows. Kemampuan Visual Yang Dimiliki Membuat
Pemakainya Lebih Cepat Belajar Menggunakan Fasilitas Yang Ada Di
Dalam Program Ini (Misal Manajemen Data,Komputasi Dan Pengolahan
Data). (Hariadi, 2008).
Epi Map adalah program untuk mikrokomputer yang kompatibel dengan
IBM yang menghasilkan dan menampilkan peta dari file batas geografis dan
nilai data yang dimasukkan dari keyboard atau disediakan dalam file Epi Info
atau dBASE. Data dapat berupa hitungan, tarif, atau nilai numerik lainnya.
Dalam peta Warna/Pola, nilai direpresentasikan sebagai bayangan atau pola
warna untuk setiap entitas geografis. Dalam peta Dot Density, titik-titik yang
ditempatkan secara acak proporsional jumlahnya dengan nilai ditempatkan di
setiap entitas. Epi Map juga menghasilkan Kartogram, di mana nilai untuk
setiap entitas geografis diizinkan untuk mengontrol ukuran entitas. Dengan
demikian, suatu negara bagian atau negara akan kecil di peta jika nilai yang
diwakili (misalnya kasus AIDS) kecil, tetapi besar jika jumlahnya besar.
Peta garis besar disediakan dengan Epi Map dan yang lainnya dapat
dibuat atau diedit dalam Epi Map. Mereka terdiri dari serangkaian angka yang
mewakili koordinat entitas di peta. Entitas ini-negara, provinsi, negara bagian,
kabupaten, kota, atau bangunan-semua poligon dengan batas lengkap,
sejumlah simpul, dan nama yang direkam dalam format khusus dalam file
batas (.BND).
Epi Map merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Centers for Disease
Control and Prevention (CDC). Epi Map dikembangkan mengingat dokter,
perawat, epidemiologist dan tenaga kesehatan masyarakat lainnya rata – rata
kurang memiliki kemampuan dalam teknologi informasi (TI) sehingga
membutuhkan sebuah tools (aplikasi) sederhana yang memungkinkan untuk
mengembangkan secara cepat instrumen untuk pengumpulan dan analisa data,
visualisasi dan pelaporan menggunakan metode – metode epidemiologi.
Epi Map merupakan paket aplikasi yang dikembangkan untuk mudah
digunakan dengan antar muka pengguna (user interface) yang sederhana
sehingga dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki keterbatasan
terhadap dukungan tenaga IT dan yang paling penting adalah Epi Map bersifat
free/gratis. Fasilitas yang dimiliki oleh Epi Map meliputi seluruh kegiatan
yang dibutuhkan oleh seorang epidemiologist atau mereka yang terlibat dalam
kesehatan masyarakat, mulai dari pengumpulan data (pengembangan
kuesioner, penghitungan sampel dan entry data), data analisis (dengan
beberapa metode statistik) dan penyajian data baik dalam bentuk laporan,
grafik bahkan visualisasi dalam peta menggunakan fitur – fitur Sistem
Informasi Geografis (SIG).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertianaplikasi Epi Map
Epi Map merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention (CDC). Epi Map dikembangkan mengingat
dokter, perawat, epidemiologist dan tenaga kesehatan masyarakat lainnya rata
– rata kurang memiliki kemampuan dalam teknologi informasi (TI) sehingga
membutuhkan sebuah tools (aplikasi) sederhana yang memungkinkan untuk
mengembangkan secara cepat instrument untuk pengumpulan dan analisa
data, visualisasi dan pelaporan menggunakan metode – metode epidemiologi.
(Aris 2021)
Epi Map merupakan paket aplikasi yang dikembangkan untuk
mudah digunakan dengan antar muka pengguna(user interface) yang
sederhana sehingga dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki
keterbatasan terhadap dukungan tenaga IT dan yang paling penting adalah
Epi Map bersifat free/gratis. Fasilitas yang dimiliki oleh Epi Map meliputi
seluruh kegiatan yang dibutuhkan oleh seorang epidemiologist ataumereka
yang terlibat dalam kesehatan masyarakat, mulai dari pengumpulan data
(pengembangan kuesioner, penghitungan sampel dan entry data), data
analisis (dengan beberapa metode statistik) dan penyajian data baik dalam
bentuk laporan, grafik bahkan visualisasi dalam peta menggunakan fitur –
fitur Sistem Informasi Geografis (SIG). (Slamet 2013)
Epi Info adalah program untuk publik dan disediakan secara bebas
untuk dipakai, dicopy, diterjemahkan dan didistribusikan. “Epi Info” adalah
merek dari the Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (Hapsari
2018)
Program Epi Info adalah program yang dibuat berbasis grafis. Basis
system operasi Windows. Kemampuan visual yang dimiliki membuat
pemakainya lebih cepat belajar menggunakan fasilitas yang ada di dalam
program ini (missal Manajemen Data, Komputasi dan Pengolahan Data).
(Hapsari 2018)
Epi Info (TM) merupakan program Data Base dan Statistik yang
disiapkan untuk profesional di Bidang Kesehatan masyarakat. Program ini
dapat digunakan untuk keperluan : investigasi dalam memecahkan
permasalahan, manajemen data surveilans atau hal lain di bidang Kesehatan
Masyarakat, manajemen data secara umum dan aplikasi statistik. (Perdana
2010)
Peta Interaktif adalah penyajian peta dengan media yang mudah
digunakan untuk memperoleh informasi spasial. Anda dapat memperoleh
informasi spasial tentang kehutanan dengan mudah melalui internet cukup
menggunakan browser yang tersedia. (Susilo 2012)
Informasi Geografis yang ada di situs ini bersifat indikatif (umum)
serta akan terus disempurnakan dan dilengkapi sesuai dengan perkembangan
terakhir untuk meningkatkan keakurasian, ketepatan waktu dan kelengkapan
data. Batas-batas yang disajikan tidak berkekuatan hukum, untuk tujuan
dimaksud harus menggunakan data (peta) yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang sesuai ketentuan yang berlaku (Surat Keputusan). (Maulidin 2018)

B. Pengertian Peta
Peta merupakan gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi
dalam bidang datar dengan menggunakan skala dan system proyeksi tertentu.
Peta memberikan informasi mengenai unsur-unsuralam dan buatan di
permukaan bumi, Oleh karena itu peta sangat berguna bagi kehidupan manusia
karena semua aktivitas manusia berhubungan dengan permukaan bumi.
Penggunaan peta bergantung pada jenis petanya sehingga informasi yang
didapat berbeda-beda. Banyak yang mengatakan bahwa“ A map is worth a
thousand words”. Mendapatkan informasi dari suatu peta diperlukan
pengetahuan mengenai peta, agar informasi yang didapatkan benar adanya.
Pemetaan penyakit berguna untuk identifikasi pola penyebaran
geografi suatu penyakit.Teknologi untuk mengelola data grafis dan peta
menggunakan computer saat ini sudah tersedia luas. Hal tersebut dapat
membantu menganalisis penyebaran penyakit menular menggunakan teknik
representasi spasial.
Peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan jenis peta yang
akan ditunjukkan. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah 
ataspeta.Legenda adalah kolom keterangan yang berisitentangsimbol-simbol
pada peta  yang  digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca. Pada
umumnya diletakkan di sudut kiri bawah peta.

C. Pemetaan dengan Epi Map


Mapping atau pemetaan menggunakan Epi Info versi 7 membutuhkan
koneksi internet karena pada versiini Epi Info meaplikasikan Bing, aplikasi
pemetaan-pemetaan online milik Microsoft, sehinggapeta yang dihasilkan
memiliki citra satelit sebagai latar belakangnya. Epi Info 7 masih dapat
melakukan pemetaan tapi dengan latar belakang warna hitam. (Lestari 2013)
Sebelum mulai dengan pembuatan beberapa jenis peta ada baiknya
anda mengenal cara menavigasikan sub-aplikasi petadari Epi Info 7. Untuk
mengakses pemetaananda dapat melakukan klik pada jendela utama dari
aplikasi Epi Info 7 pada tombol Create Maps. (Lestari 2013)
Ada beberapa jenis pemetaan yang dapat dibuat menggunakan Epi Info
7 yang diatur pada menu Add Data Layer yaitu, pemetaaan choropleth, Dot
Density, Case Cluster dan Spot Map. Selain memetakan data yang dimiliki epi
info memiliki beberapa fitur tambahan seperti marker, zone (buffering) dan
Label. (Lestari 2013)
Base Layer merupakan pengaplikasian peta (biasanya batas
adminstrasi) yang digunakan sebagai referensi bagi citra satelit maupun jalan
yang dimiliki oleh Bing. Ada 2 jenis file yang dapat digunakan sebagai
Reference Layer yaitu Map Server dan menggunakan Shape file(file standar
dari aplikasi keluaran ESRI spt ArcGIS). (Arsjad 2014)
Selain membuat layer yang berfungsi sebagai referensi Epi Info juga
dapat membentuk layer yang menampilkan keberadaan/sebaran kasusdalam
bentuk titik maupun gambar wilayah (batas wilayah) dalam bentuk polygon.
Secara garis besar pemetaan pada epi info dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu petatitik (case cluster dan dot density) dan peta polygon (choropleth dan
spot map). (Arsjad 2014)
Peta titik memerlukan data dengan informasi Latittude dan Longitude
untuk setiap baris data. Informasi Latittude dan Longitude dapat diperoleh
dengan menggunakan Geographics Positioning System (GPS). Pada file
latihan telah mengandung informasi latittude dan longitude yang terekam pada
kolom Lat dan Lon. (Arsjad 2014)
Peta polygon memerlukan data yang berisi data jumlah (aggregate)
untuk setiap polygon (batas wilayah) yang ada pada peta yang akan dibuat.
Misalkan untuk memetakan kasus DBD per desa dalam sebuah kabupaten
maka diperlukan peta kabupaten dengan batas wilayah desa dan data jumlah
kasus per desa. Kesesuaian antara batas wilayah dan data kasus per wilayah
adalah mutlak. Peta tidak dapat dihasilkan apabila peta yang dimiliki adalah
peta dengan batas kecamatan akan tetapi data adalah data per desa. (Arsjad
2014)

D. Manfaat Epi Map


Epi Info merupakan paket aplikasi yang dikembangkan untuk mudah
digunakan dengan antar muka pengguna (user interface) yang sederhana
sehingga dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki keterbatasan
terhadap dukungan tenaga IT dan yang paling penting adalah Epi Info bersifat
free/gratis. (Adil 2017)

E. Kelebihan serta kekurangan aplikasi Epi Map


1. Kelebihan :
a. Data lebih valid dan cepat
b. Dapat melakukan upaya pencegahan
c. Dapat melakukan perencanaan program
d. Dapat mempercepat dan meningkatkan kualitas data dan informasi
system surveilans yang berjalan
e. Membutuhkan sedikit biaya. (Kurniawan 2018)
2. Kekurangan :
a. Pencatatan dan pelaporan yang tidak dilakukan secara teratur
menghasilkan data yang tidak akurat
b. Tidak semua wilayah dapat dijangkau oleh intenet
Jumlah sumber daya manusia dalam pemanfaatan Ti belum terpenuhi.
(Kurniawan 2018)
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
A. Langkah-Langkah
1. Langkah Mendownload Aplikasi Epi Info
a. Langkah pertama buka link
https://epi-info.software.informer.com/download/#downloading untuk
mendownload aplikasi Epi Info menggunakan google chrome

.
b. Lalu akan muncul tampilan seperti ini, kemudian klik “Download Now”

c. Setelah terdownload maka file akan otomatis tersimpan


2. Langkah Menginstal Aplikasi Epi Info
a. Langkah pertama buka file yang berisi aplikasi epi info yang telah di
download

b. Kemudian masuk ke menu penginstalan, klik “Next”

c. Klik “Next”

d. Klik “Netx”
e. Klik “Next”

f. Klik “Next”
g. Lalu tunggu sampai proses penginstalan selesai

h. Setelah proses penginstalan selesai maka akan muncul tampilan seperti


ini

+ ss ektra to data peta


3. Langkan Penggunaan Aplikasi Epi Info
a. Pertama buka aplikasi epi info,
b. Lalu klik “Crate Maps”

c. Lalu akan muncul tampilan seperti ini, kemudian klik “file”

d. Kemudian klik “ Map Manager”

e. Akan muncul tampilan seperti ini , kemudian klik “Add Layer”


f. Kemudian masukan data peta Surabaya.shp, lalu klik “oke”

g. Maka akan muncul tampilan seperti berikut

h. Lalu klik “file” kemudian klik “Map Manager”


i. Kemudian klik “properties”

j. Setalah itu pilih “unique values” untuk membuat peta Kecamatan di


Surabaya, dengan format field “Kecamatan” dan jangan lupa klik
reset legend

k. Lalu klik “apply”


4. Lalu untuk menyimpan peta Kecamatan di Surabaya, klik file dan pilih “save as
bitmap file”

5. Selanjutnya untuk membuat peta sebaran penderita penyakit DBD di Surabaya


tahun 2010, klik “file” lalu pilih “map maneger” dan pilih “properties”.

6. Lalu klik “dot density” untuk menentukan titik sebaran penyakit, dengan format
numeric field DBD12, dot value23, dot size 3, dot color dan fil color sesuai
dengan warna yang kalian sukai. Selanjutnya klik “apply”
7. Lalu untukmenyimpanpetapenyebaranpenderitapenyakit DBD di Surabaya
tahun 2010, klik file dan pilih “save as bitmap file”
8. Selanjutnya pilih choropleth untuk menentukan tingkatan jumlah
penderita penyakit, dengan format numeric field DBD12, number of
classes 5, color ramp start /end sesui dengan warna yang disukai dan
jangan lupa klik “reset legend”. Lalu klik “apply”
B. Hasil dan Pembahsan
1. Hasil
a. Peta Kecamatan di Surabaya

Penentuan kecamatan-kecamatan yang ada di Surabaya dengan menggunkan


fitur “Unique Values” pada aplikasi Epi Info. Dan terdapat 28 Kecamatan di
Surabaya sesuai dengan keterangan yang ada di tampilan peta

b. Peta sebaranpenderitapenyakit DBD di Surabaya tahun 2012

Menentukan sebaran penderita penyakit DBD di Surabaya tahun 2012 pada


aplikasi Epi Info dengan menggunakan fitur “Dot Density”. Dengan 1 titik
mewakili 23 kasus penderita penyakit di Surabaya
c. Peta tingkatanjumlahpenderitapenyakit DBD di Surabaya tahun 2012

Menentukan tingkatan jumlah penderita penyakit DBD di Surabaya tahun


2012 pada aplikasi Epi Info denganmenggunakanfitur“Choropleth”
2. Pembahasan
a. Peta Kecamatan di Surabaya
Dalam membuatan peta Kecamatan di Surabaya ataupun daerah tertentu
lainnya, kita perlu menggunakan fitur crates maps di aplikasi Epi Info.
Untuk membuat petanya kita membutuhkan format peta Surabaya yang
asli dengan ketentuan shp. Selanjutnya klik file dan pilih mapp manager
lalu pilih properties. Selanjutnya pilih unique values, untuk menetukan
Kecamatan di Surabaya, dengan file KECAMATAN lalu jangan lupa reset
legend dan klik apply.
Selelah itu akan tampil peta Kecamatan yang telah kita buat, di peta
akan terdapat kolom Legend yang berguna sebagai penunjuk nama-nama
Kecamatan yang ada di Surabaya sesuai dengan warna yang ditampilkan.
3. Peta sebaran penderita penyakit DBD di Surabaya tahun 2012
Dalam membuat peta sebaran penyakit DBD di Surabaya tahun 2012
ataupun kasus penyakit lainya, kita perlu menggunakan fitur crate maps di
aplikasi Epi Info. Untuk membuat peta sebaran penderita penyakit klik file
dan pilih mapp manager lalu pilih properties. Selanjutnya pilih dot density,
untuk menentukan titik sebaran penderita penyakit di daerah tertentu.
Dengan format numeric field DBD10, dot value atau titik sebaran dimana
1 kasus mewakili berapa kasus lain beriangka 23 sesuai dengan ketentuan
yang di inginkan, dot size atau ukuran titik beriangka 3 sesuai dengan
ketentuan yang di inginkan, lalu dot color dan fill color pilih sesuai dengan
ketentuan yang diinginkan, dimana dot color untuk mewakili warna titik
sebaran kasus dan fill color mewakili warna peta Surabaya. Lalu klik
apply.
Setelah itu akan tampil peta titik sebaran penyakit di Surabaya yang
disertakan dengan kolom legend yang berguna sebagai penunjuk dimana
satu titik pada peta mewakili beberapa kasus lainnya pada peta yang
ditampilkan.
4. Peta tingkatan jumlah penderita penyakit DBD di Surabaya tahun 2012
Dalammembuatpetatingkatanjumlahpenderitapenyakit DBD di Surabaya
tahun 2012 ataupun tingkatan kasus penyakit lainnya daerah lainnya. Kita
menggunakan fitur crates maps pada aplikasi Epi Info. Untuk membuat
peta tingkatan penderita penyakit klik file dan pilih map maneger lalu klik
properties. Selanjutnya pilih choropleth untuk mengetahui jumlah
tingkatan penderita penyakit. Dengan format numeric field DBD12 karena
kita ingin menentukan tingkatan penyakit DBD, number of classes beri 5
sesuai dengan kita kita akan memberikan berapa tingkatan yang akan
dilihat sepeti dari tidak adanya kasus lalu rendahnya kasus,
sedangnyakasus, tingginya kasus dan sangat tingginya kasus di daerah
tententu. Lalu color ramp pilih warna sesuai kemauan kita. Dan jangan
lupaklik reset legend dan apply.
Setelah itu akan tampil peta tingkatan penderita penyakit di Surabaya
yang disertakan dengan legend berguna sebagai petunjuk dimana tidak
adanya kasus di daerah tertentu, rendahnya kasus, sedangnya kasus
tingginya kasus dan sangat tingginya kasus di Surabaya sesuai dengan
warna dan angka-angka yang ditampilkan. Warna hijau muda menunjukan
rendahnya kasus, dengan angka kasus di Surabaya 11,00-31,25, hijau
sedangnya kasus di Surabaya dengan angka kasus 31,26-51,50, warna
hijau muda tingginya kaus di Surabaya dengan angka kasus 51,51-71,75
dan sangat tinggi 71,76+.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adil, A., &Kom, S. (2017). SistemInformasiGeografis. Penerbit Andi.
Arsjad, A. B. S. M., &Hartini, S. (2014). Analisispotensirisikotanahlongsor di
KabupatenCiamis dan Kota Bajar, Jawa Barat. MajalahIlmiah Globe, 16(2),
166-172.
Hapsari, A. P., Wahyuni, C. U., &Mudjianto, D. (2018). Knowledge of surveillance
officers on identification of healthcare-associated infections in surabaya.
JurnalBerkalaEpidemiologi, 6(2), 130-138.
Kurniawati, A. W. (2018). Pengembangan Modul Mind Map untukmencegah Sibling
Rivarly di KecamatanSumbermalangSitubondo (Doctoral dissertation, UIN
SunanAmpel Surabaya).
Lestari, M. A. (2013). AktivitasProduksiBeritaMakananTidak Halal
DalamReportaseInvestigasi Trans Tv.
Maulidin, M. D. (2018). EfektivitasPelaksanaan Monitoring dan
EvaluasiBerbasisAplikasi E-Monev Pada RencanaKerjaOrganisasiPerangkat
Daerah Periode 2017 (StudiKasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah KabupatenBojonegoro) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Perdana, G. P. (2010). Perancangan program aplikasipengelolaan data
antropometrisebagaipendukungpenelitian dan
perancanganprodukberbasisergonomi.
Sari, N. W., Akbar, H., Masliah, I. N., Kamaruddin, M., Sinaga, E. S., Nuryati, E.,
&Chiani, S. H. (2021). Teori dan AplikasiEpidemiologi Kesehatan. Zahir
Publishing.
Slamet, H. (2013). SistemInformasiGeografisBerbasis Web untukPemetaanSebaran
Alumni MenggunakanMetode K-Means (Doctoral dissertation, Diponegoro
University).
Susilo, C. B., &Indrayana, D. (2012). Redesain Peta Digital Interaktif “Surabaya Map”
Suara Surabaya Media denganKonsep Active and Simplified. JurnalSains dan
Seni ITS, 1(1), F72-F75.
Wahyuni, E. S. (2021). Analisis Cara Kerja CRUD DenganMenggunakan Android
Studio.
Yolanda, S., Saputra, P. B. T., Pratama, S. B., Putri, N. I. C. A., Zulfaizah, E., Jannah,
S. N., ... & Farm, S. (2022). ANTIHOAKS PADA VAKSINASI COVID-19.
Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai