Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Dosen pengampu : Rapotan Hasibuan, M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 5

IKM 4/ Semester IV

1. Anisa Ramadina Saputri Sinaga (0801181149)


2. Bagus Prayogi (0801182282)
3. Ifanada Suryani (0801181135)
4. Indah Hayati Padang (0801183387)
5. Novita Sari (0801183315)
6. Yovi Armayani (0801181146)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatuallahi Wabarakatuh

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
segala nikmat terutama nikmat kesehatan. Sehingga penyusunan makalah dengan
judul “Sistem Informasi Geografis” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam marilah kita hadiahkan kepada panutan dan suri tauladan
hidup, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
sampai pada zaman Islam.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan kelompok diskusi yang


telah berpartisipasi dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan,
yaitu Bapak Rapotaan Hasibuan, S.K.M, M.Kes., yang telah membimbing dalam
penulisan materi pada makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat membantu pembaca, dalam menambah


ilmu pengetahuan mengenai materi pada makalah ini. Penulis mohon maaf apabila
dalam penulisan materi ini terdapat kesalahan. Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dalam penulisan makalah ini. Demikianlah penulis ucapkan
terimakasih.

Wassalamualaikum Warrahmatuallahi Wabarakatuh

Medan, 10 Mei 2020

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR...................................................................................i
2. DAFTAR ISI...............................................................................................ii
3. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1

4. PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian SIG................................................................................2
B. Tujuan SIG......................................................................................2
C. Ruang Lingkup/Komponen/Alur Informasi SIG...............................3
D. Contoh Penerapan SIG.................................................................14
E. Kendala/Hambatan SIG................................................................15

5. PENUTUP................................................................................................18
A. Kesimpulan ..................................................................................18

6. DAFTAR PUSTAKA................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
kita sekarang ini. Dengan adanya perkembangan teknologi yang ada sekarang ini,
juga membuat kegiatan pemberian informasi juga tidak luput dari teknologi yang
ada sekarang ini. Perkembangan sistem informasi tak ada artinya jika tidak
didukung oleh kemajuan teknologi jaringan computer. Hal ini juga membuat
internet sangat berperan penting dalam perkembangan teknologi informasi.

B. Rumusan masalah
1) Apa yang dimaksud dengan sistem informasi geografis ?
2) Bagaimana ruang lingkup/komponen/alur informasi pada sistem informasi
geografis ?
3) Apa saja contoh penerapan SIG (Penyakit/factor resiko tertentu) ?
4) Apa saja kendala atau hambatan SIG ?

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1) Mengetahui latar belakanag Sistem Informasi Geografis


2) Mengetahui pengertian Sistem Infoormasi Geografis
3) Mengetahui tujuan Sistem Informasi Geografis
4) Mengetahui Ruang Lingkup/Komponen/Alur Informasi Sistem Informasi
Geografis
5) Mengetahui Contoh Penerapan Sistem Informasi Geografis
6) Mengetahui kendala atau hambatan Sistem Informasi Geografis

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem informasi geografis


1) Pengertian sistem
Sistem menurut koentjaraningrat (2006:67) adalah susunan
yang berfungsi dan bergerak, suatu cabang ilmu yakni mempunyai
objeknya, dan objeknya menjadi sasaran itu umumnya dibatasi.
Sistem menurut jugianto (2005:1) adalah kumpulan elemen elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini
menggambarkan suatu kejadian –kejadian dan kesatuan yang nyata
adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang
yang betul-betul ada dan terjadi.
2) Pengertian informasi
Menurut jugianto (2005:8) informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
3) Pengertian sistem informasi geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem
informasi berbasiskan computer untuk menyimpan, mengelolah dan
menganalisis, serta menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta
memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada
lima tahun terkahir ini,

B. Tujuan penggunaan Sistem Informasi geografis


Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menetukan
distribusi penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit.
Penentuan distribusi unitunit rumah sakit atau puskesmas-puskesmas,

2
fasilitas-fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula
dilakukan dengan SIG (Sistem Informasi Geografis).
Menurut WHO, SIG dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan
antara lain :
1. Menetukan distribusi geografis penyakit
2. Analisis trend spasial dan temporal
3. Pemetaan populasi berisiko
4. Stratifikasi faktor risiko
5. Penilaian distribusi sumberdaya
6. Perencanaan dan penentuan intervensi
7. Monitoring penyakit

C. Ruang Lingkup/Komponen/Alur Informasi Sistem Informasi Geografis


1. Ruang lingkup SIG
Menurut Prahasta (2009) Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan sistem komputer yang memiliki sub sistem yang terdiri
atas empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi
geografis, yaitu ;
a. Data input, subsistem ini terkait dengan tugas mengumpulkan,
mempersiapkan dan menyimpan data spasial dan atributnya dari
berbagai sumber.
b. Data output, merupakan subsistem yang mampu menampilkan
atau menghasilkan keluaran keseluruhan atau sebagian data
dalam bentuk tabel, grafik, peta ataupun laporan.
c. Data management, bertugas untuk mengorganisasikan data, baik
data spasial maupun atribut yang terkait ke dalam sistem basis
data sehingga mudah untuk dipanggil kembali. Sehingga sering
disebut juga sebagai subsistem storage and retrieval
(penyimpanan dan pemanggilan data).

3
d. Data manupulation and analysis, subsistem ini melakukan
manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi
yang diharapkan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Geografis
(SIG).
Secara lebih jelas, subsistem dalam Sistem Informasi
Geografis (SIG) tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Beberapa hal tersebut diatas cukup menjadi alasan bahwa konsep dan
aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) sangat menarik untuk digunakan dalam
berbagai bidang ilmu karena SIG sangat efektif, dapat digunakan sebagai alat
bantu, mampu menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke

4
dalam bentuk beberapa layer atau coverage data spasial, memiliki kemampuan
yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial dan bentuk atribut-
atributnya serta dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan
untuk melakukan interpretasi secara manual.

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sebuah sistem yang saling


berangkaian satu dengan yang lainnya, SIG sebagai kumpulan yang terorganisir
dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personel yang
didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi lingkungan dan geografi.
Dengan demikian , basis analisis dari SIG adalah data spasial dalam bentuk digital
yang diperoleh melalui data satelit atau data lain terdigitasi. Analisis SIG
memerlukan tenaga ahli sebagai interpreter, perangkat keras komputer dan
software pendukung (Nuarsa, 2004).

Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) terdapat berbagai peran dari


berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat
maupun obyek permasalahan. Sistem ini merupakan rangkaian sistem yang
memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini juga
memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan
data seperti, perolehan dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, pembaruan dan
perubahan, manajemen dan pertukaran, manipulasi, penyajian dan analisis.

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) secara terpadu dalam


sistem pengolahan citra digital adalah untuk memperbaiki hasil klasifikasi. Dengan
demikian peranan teknologi SIG dapat diterapkan pada operasionalisasi
penginderaan jauh satelit. Mengingat sumber data sebagian besar berasal dari
data penginderaan jauh baik satelit maupun teretrial (uji lapangan) terdigitasi,
maka teknologi SIG erat kaitannya dengan teknologi penginderaan jauh, namun
demikian penginderaan jauh bukanlah satu-satunya ilmu pendukung bagi sistem

5
ini. Data spasial dari penginderaan jauh dan survei teretrial tersimpan dalam basis
data yang memanfaatkan teknologi komputer digital untuk pengelolaan dan
pengambilan keputusan.

Secara teknis SIG mengorganisasikan dan memanfaatkan data dari peta


digital yang tersimpan dalam basis data. Dalam Sistem Informasi Geografis dunia
nyata dijabarkan dalam data peta digital yang menggambarkan posisi dari ruang
(space) dan klasifikasi, atribut data dan hubungan antar item data. Kerincian data
dalam Sistem Informasi Geografis ditentukan oleh besarnya satuan pemetaan
terkecil yang dihimpun dalam basis data. Dalam bahasa pemetaan kerincian itu
tergantung dari skala peta dan dasar acuan geografis yang disebut sebagai peta
dasar (Ruswanto, 2010).

2. Komponen Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis terdiri dari 5 komponen yaitu hardware,
software, data, manusia, dan metode yang digunakan untuk menganalisa.
Kelima komponen ini saling terkait dan memiliki peran yang sangat penting
dalam mengatur alur informasi pada system SIG.
1) Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras umumnya berupa komputer dimana aplikasi SIG
dijalakan. Sekarang, terdapat banyak jenis komputer, mulai dari desktop
PC, laptop, hingga komputer berbasis server. Berikut ini adalah bagian-
bagian dari perangkat keras komputer untuk SIG
 Motherboard: Menjadi pusat dari perangkat keras. Semua
komponen dibawah ini harus dihubungkan ke motherboard agar
dapat berfungsi.
 CPU/Processor: Perangkat untuk melakukan fungsi kalkulasi dan
proses data

6
 RAM: sebagai penyimpanan sementara file temporal saat komputer
berjalan
 Printer: sebagai alat output dalam bentuk hardcopy
 Hard Disk/SSD: Sebagai tempat penyimpanan data
 Monitor: agar kita dapat melihat secara visual proses dan hasil
olahan SIG kita
2) Perangkat Lunak (Software)
Komponen SIG berikutnya adalah perangkat lunak yang menjadi
tools untuk mengolah data spasial maupun aspasial yang sudah dimiliki
dalam database. Software membantu untuk melakukan fungsi query,
edit, mengolah, dan menampilkan data SIG kepada pengguna.
Perangkat lunak system informasi geografis sangatlah banyak, namun,
yang sering digunakan antara lain adalah ArcGIS, ArcView, QGIS, dan
SAGA GIS. Software tersebut menggunakan RDBMS (relational
database management system) untuk melakukan manajemen basis
data. Berikut ini adalah beberapa komponen dari perangkat lunak dalam
sistem informasi geografis.
 Software SIG: Bertujuan untuk mengolah data yang ada pada SIG
 RDBMS: Bertujuan untuk menyimpan dengan rapih data-data SIG
agar dapat digunakan dan diolah oleh software
 Query Tools: Alat-alat yang berkerjasama dengan RDBMS untuk
melakukan fungsi SQL seperti query, delete, dan insert.
 GUI: interface antara komputer dan manusia agar pengguna dapat
mengakses software tersebut tanpa harus mendalami coding atau
bahasa mesin.
 Layout: Fitur untuk melakukan desain dan layouting kepada peta
yang akan dibuat
3) Data

7
Salah satu komponen paling penting dan paling mahal dari system
informasi geografis adalah data geografis itu sendiri. Data ini terdiri dari
data spasial berupa sistem koordinat, foto, dan peta lama, serta data
aspasial berupa statistik dan deskripsi. Data yang diolah oleh SIG bisa
berupa data raster ataupun data vector. Data raster berupa gambar
yang terdiri dari pixel-pixel kecil sedangkan data vector terdiri dari garis-
garis. Data raster dapat diubah menjadi data vector dengan
menggunakan proses digitasi, yaitu tracing dan georeferencing.
Georeferencing hanya dapat dilakukan ketika kita mengetahui sistem
proyeksi dan koordinat apa yang digunakan oleh data tersebut. Berikut
ini adalah data-data yang ada pada Sistem Informasi Geografis:
 Data Spasial: Gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di
permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan dalam bentuk grafik,
peta, atau gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk
koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang
memiliki nilai tertentu.
 Data Raster: Data disimpan pada sel-sel (pixel) dengan nilai-nilai
tertentu. Nilai ini akan menggambarkan apa sebenarnya arti dari tiap
pixel tersebut. Contohnya adalah foto udara dan foto satelit.
 Data Vektor: Data diskrit, umumnya berbentuk titik, garis (polyline),
atau ruang (polygon) yang dilengkapi dengan data koordinat x,y,z.
 Data Aspasial: Umumnya berupa data berbentuk tabel dimana tabel
tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam
data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling
terintegrasi dengan data spasial yang ada.
4) Manusia
Manusia adalah pengguna dari Sistem Informasi Geografis.
Secanggih apapun hardware dan softwarenya, jika manusia dibalik

8
semua itu tidak berkompeten, maka SIG tidak akan menghasilkan apa
apa.
Pada awalnya, sangat sulit bagi para praktisi untuk menggunakan
SIG. Dahulu, semuanya dijalankan dengan menggunakan Bahasa
mesin dan pemrograman. Hal ini menyebabkan hanya sedikit saja
orang yang bisa memanfaatkan SIG, padahal, SIG memiliki banyak
sekali manfaat. Oleh karena itu, diciptakanlah GUI yang lebih simpel
agar semua orang dapat menggunakan SIG. Sekarang, orang-orang
hanya perlu mengklik tombol untuk menjalankan suatu fungsi, tidak lagi
harus mengetik coding fungsi tersebut.
Umumnya, SIG digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan
analisis spasial, seperti tata guna lahan, pembuatan peta, pembuatan
rencana pengembangan, inventarisasi sumber daya, atau peninjauan
daerah rawan bencana.
5) Metode Penggunaan
Agar pengoperasian sistem informasi geografi dapat berjalan dengan
lancar, dibutuhkan rencana penggunaan dan metode yang
terdokumentasikan dengan baik. Organisasi-organisasi besar dan
institusi akademik tentu saja memiliki metode penggunaan SIG mereka
masing-masing.
Metode ini membahas mengenai proses penyimpanan data,
pengaplikasian RDBMS dalam penyimpanan data, pengolahan data,
dan masih banyak lagi. Dengan adanya metode penggunaan yang
jelas, proses SIG dapat dijalankan dengan baik.
Selain metode pemrosesan data, dibutuhkan pula metode analisis
data tersebut. Metode analisis ini bermacam-macam, mulai dari analisis
spasial hingga aspasial. Metode apa yang digunakan sangat tergantung
dengan apa yang sedang diteliti oleh para ahli SIG yang mengolah data
tersebut.

9
3. Alur Informasi Sistem Informasi Geografis
Tahapan kerja sistem informasi geografi terbagi menjadi 4 yaitu,
input, pengelolaan dan pengolahan data, serta output. Keempat proses ini
menggambarkan alur pergerakan data, mulai dari pengambilannya hingga
keluar menjadi sebuah produk visual seperti peta atau produk analisis
seperti rencana.
1) Tahap Input
Tahap pertama dalam penggunaan SIG adalah memasukkan data
yang ingin dikelola dan diolah kedalam sistem. Data yang dimasukkan
dapat berupa data spasial maupun data aspasial, bentuknya pun
bebas, dapat berupa data vector/ raster, maupun data tabular.
 Data vektor/raster umumnya merupakan data spasial yang
memiliki informasi lokasi mengenai suatu obyek. Informasi lokasi
ini dapat berupa jarak, ketinggian, koordinat, ataupun gambar
yang menunjukkan lokasi relatif dibandingkan dengan objek
referensi lainnya.
 Data tabular umumnya berupa table atau informasi atribut yang
bertujuan untuk menjelaskan secara rinci atau mendeskripsikan
data spasial yang sudah ada. Data tabular ini dikenal juga
sebagai data aspasial karena tidak memiliki informasi lokasi
yang berupa koordinat.

Jenis Data Sistem Informasi Geografi Secara umum, data SIG yang
digunakan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

 Data spasial, yaitu data SIG yang berbentuk vektor dan raster. Data
vektor memiliki arah dan jarak serta berupa garis dan titik sedangkan
data raster berbentuk gambar/piksel.

10
 Data atribut/aspasial yaitu identitas yang dimiliki data grafis. Data ini
berfungsi untuk menjelaskan sejelas-jelasnya mengenai data spasial
yang sudah ada.

Jenis data SIG berdasarkan cara perolehannya terbagi menjadi dua,


yaitu terestrial dan sekunder.

 Data terestrial yaitu data yang diperoleh dan pengukuran langsung di


lapangan. Contoh pengambilan datanya adalah dengan menggunakan
survey theodolite dan foto lokasi
 Data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dan pengukuran
langsung di lapangan. Contoh pengambilan datanya adalah dengan
menggunakan digitasi dan penginderaan jauh

Tahapan Input Data pada Sistem Informasi Geografi

Setelah melakukan akuisisi data-data yang diperlukan, data tersebut


perlu dimasukkan kedalam sistem SIG agar dapat dikelola dan diolah
dengan baik. Proses pemasukan data dilakukan dalam beberapa tahap
yang berurutan. Input data mengikuti urutannya sangat penting untuk
meminimalisir kesalahan data. Berikut ini adalah tahapan-tahapan input
data yang ada pada sistem informasi geografi

a) Akuisisi merupakan proses awal berupa pemasukan dan perekaman


data ke komputer yang diawali dengan digitasi.
b) Editing merupakan proses perbaikan hasil digitasi. Terkadang, data
hasil akuisisi tidak terlalu rapih sehingga harus disesuaikan agar tepat
dengan data referensinya.
c) Penguraian topologi data yang memisahkan antara data titik, garis, dan
area (untuk vektor) atau nilai-nilai antar piksel (untuk raster)

11
d) Memasukkan data atribut yang nantinya akan digunakan sebagai
identitas dari data spasial. Umumnya dimasukkan kedalam attribute
table (jika menggunakan ArcGIS)
e) Transformasi koordinat, pada tahap ini, sistem koordinat dan sistem
proyeksi yang ada pada data disesuaikan dengan standar yang berlaku
di negara tersebut.

2) Tahap Pengelolaan Data


Pengelolaan data umumnya terbagi menjadi dua tahap besar, yaitu
tahap pengarsipan data dan tahap pemodelan kerangka analisis.
Pengarsipan data banyak membahas mengenai bagaimana kita dapat
menyimpan data dengan baik agar dapat digunakan oleh banyak
orang. Pemodelan kerangka analisis banyak membahas mengenai
bagaimana kita dapat mengetahui data apa saja yang dibutuhkan dan
mana yang tidak dibutuhkan dalam penelitian.
a) Pengarsipan Data
Pengarsipan data meliputi penyimpanan data-data
secara rapih agar mudah diambil ketika ingin digunakan.
Umumnya, pengarsipan data dalam SIG menggunakan
RDBMS (relational database management system) yang
mengelompokkan data-data berdasarkan kedekatannya
dengan data lain. Pada sistem ini, data yang saling
berhubungan akan dikelompokkan dalam database yang
sama. Dengan adanya pengarsipan yang rapih dan terstruktur
dengan baik, para ahli SIG dapat senantiasa menggunakan
data-data yang ada pada arsip. Bahkan, para ahli dapat
menggunakan data lama yang mungkin dapat dijadikan
referensi analisis.

12
b) Pemodelan Kerangka Analisis
Pemodelan ini meliputi pembuatan dasar teori,
kerangka berfikir, kerangka analisis, dan model flowchart atau
diagram alir kasar yang berisi hipotesa kita terhadap objek
yang diteliti.

3) Tahap Pengelolaan Data


Pada tahap ini, harapannya adalah muncul data baru yang nantinya
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian kita. Data baru ini
merupakan hasil kompilasi dan pengolahan dari berbagai macam data
yang sudah kita pilih pada tahap pemodelan. Dalam melakukan
pengolahan data, terdapat beberapa proses yang sering dilakukan oleh
peneliti spasial, proses-proses tersebut antara lain adalah
a) Buffering
Proses ini menciptakan data polygon (area) yang baru
berdasarkan parameter tertentu. Umumnya digunakan ketika ingin
mengetahui apakah sebuah objek sudah meliputi objek lain dalam
wilayah pelayanannya. Contoh pertanyaannya adalah apakah
seluruh area permukiman sudah dilayani oleh rumah sakit atau
apakah seluruh area permukiman telah dilayani oleh fasilitas
Pendidikan dasar.
b) Overlay
Overlay merupakan proses untuk menimpa-nimpa (menyusun)
berbagai macam peta agar nantinya dapat menjadi satu kesatuan
peta. Umumnya digunakan untuk menilai kesesuaian suatu objek.
Contohnya adalah ketika kita ingin melihat kesesuaian sebuah
hutan produksi, syaratnya adalah dia tidak curam, ada air tanah

13
yang baik, dan dekat dengan pabrik kayu. Maka, cara
menganalisisnya adalah sebagai berikut.
Pertama, buffer terlebih dahulu area pelayanan pabrik kayu
(misal 500 km). Lalu overlay hasil buffer tersebut dengan peta
kemiringan lereng yang dapat diterima (missal <10%) dan peta
kandungan air tanah. Setelah itu, kita lihat, daerah mana saja yang
masuk kedalam ketiganya, area buffer, kemiringan lereng, dan air
tanah.
c) Scoring
Scoring merupakan proses penilaian kelayakan suatu lokasi
untuk dijadikan sesuatu, misalnya pertanian atau kawasan industri.
Scoring sangat mirip dengan overlay, namun, pada scoring, kita
tidak serta merta melihat apakah semuanya saling tumpang tindih.
Ada nilai dari setiap variabel tersebut.
4) Tahap Output Data
Tahapan terakhir dalam sistem informasi geografi adalah
menciptakan keluaran data, atau output yang dapat dinikmati oleh
peneliti dan para pemangku kepentingan yang terkait. Output
umumnya meliputi desain dan layouting peta sedemikian rupa agar
indah untuk dilihat, mudah untuk dimengerti, dan efisien dalam segala
aspek

D. Contoh Penerapan SIG


..... Sistem Informasi Geografis dalam pengendalian Malaria. Di
Indonesia malaria menjadi isu kesehatan masyarakat yang utama selain TB
dengan kejadian 6 juta kasus klinis dan 700 orang yang meninggal setiap
tahunnya. Meski penyakit malaria mendatangkan dampak yang luar biasa,
namun tidak begitu mudah untuk mengatasinya. Hal ini yang disebabkan
oleh berbagai hal kelangkaan data dan sangat kekurangan pemahaman

14
akan suatu situasi dan berbagai faktor determinan. Para peneliti yang juga
sama menyataka bahwa data yang detail terhadap resiko malaria serta
perspektif fundamental dimana (distribusi/sebaran), mengapa (faktor
determinan lingkungan), bagaimana (intensitas penyebaran), dan kapan
(waktu/musim)sangat minim tersedia atau bahkan tidak ada sama sekali
informasi tersebut. Pada titik inilah Sistem Informasi Geografis digunakan
untukmenjawab kekurangan data yang telah banyak digunakan dalam
kegiatan program pengendalian malaria di berbagai belahan dunia. Salah
satu implementasi yang luar biasa dalm program pengendalian malaria
adalah atlas.
Resiko malaria di Afrika yaitu ARMA atau Malaria Afrika Risk Atlas
(MARA) tahun 1998. Atlas telah menjadi salah satu contoh yang baik
tentang bagaimana sistem informasi geografis dapat digunakan untuk
memahami determinan penyakit malaria dan skala spasial. Atlas MARA
menunjukan kolaborasi jaringan yang luar biasa untuk menghasilkkan
informasi dari berbagai sumber, serta mampu menyediakan database
malaria yang kuat. Dalam situasi menyatakan bahwa Sistem Informasi
Geografis saat ini digunakan untuk mengontrol dan penelitian yang
berkaitan malaria dapat dibagikan dalam beberapa kategori yaitu pemetaan
pravelensi/kejadian malaria, kejadian malaria dengan sejumlah variable
penyebab lainnya seperti suhu,demografi dan perubahan iklim, penggunaan
metode inovatif dalam pengumpulan data, dan pemodelan resiko
malaria.dalam penggunaan Sistem Informasi Geografis terdapat beberapa
tantangan berkaitan dengan malaria yaitu dengan ketersediaan data oleh
karena tanpa data, maka Sistem Informasi Geografis menjadi tidak terlalu
berguna. Lebih spesifik ini akan berkaitan dengan data yang akurat dari
penyakit malaria itu sendiri dan bagaimana penyakit malaria dilaporkan,
data lingkungan dasar serta data demografis.
E. Kendala/Hambatan SIG

15
Hambatan dalam menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)
yang dijumpai oleh si pengguna mulai dari Indonesia maupun di negara
berkembang lainya sudah menjadi masalah umum yang terjadi .yaitu
adalah jumlah data yang sangat terbatas karena sistem pelaporan yang
tidak berjalan dengan baik, kejadian serupa juga terjadi dalam studi di
Nigeria. Di Indonesia SIK (Sistem Informasi Kesehatan) juga masih
mengalami permasalahan klasik dimana data yang di olah dan berita belum
terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang cukup
baik, selain itu masih dijumpai kegiatan yang tidak sesuai dengan
pengolahan dan pengumpulan data di setiap bagian dan yang terakhir
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) belum digunakan secara baik, duplikasi
data juga masih terjadi dan sumberdaya belum dijalankan secara baik.
Langkah pemerintah Indonesia yang mengubah sistem pemerintahan dari
terpusat berubah ke desentralisasi membuat Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) bekerja sangat tidak lancar, hak dan kewenangan otonom tiap level
pemerintahan yaitu mengurus dan mengatur secara pribadi urusan
kepemerintahan untuk membuat ketidak seimbangan pengelolaan Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia, kemudian dalam kebenaran real
data Sistem Informasi Kesehatan (SIK) terhenti atau terfrag-mentasi karena
pengelola program dan yang mempunyai kewenangan memiliki sistem
informasi yang tidak sama (tidak terintegrasi).

... Kendala pemakaian SIG secara garis besar terjadi pada faktor
dana dalam pelaksanaan dan pembaruan seleuruh alat alat perlengkapan
ataupun pelatihan tenaga kerja yang mahal. Terbatasnya tenaga kerja yang
kurang mampu untuk mengoperasikan dan menginterprestasikan hasil
analisis Sistem Informasi Geografis permasalahan kesehatan pada setiap
warga yang menjadi tantangan dalam penggunaan Sistem Informasi
Geografis .

16
... Data berulang, kasus yang tidak dilaporkan ke pusat pelayanan
kesehatan, informasi yang hilang ( Pelaporan data) .berita terkait variabel
yang tidak dicatat seperti cuaca; laporan yang tidak siap digunakan atau
ready to use (landscape). kurangnya hardware, staf yang mahir, software
yang mahal (Teknologi).aplikasi yang belum tepat untuk menganalisis
statistik spasial (Metodologi).

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sebuah sistem yang


saling berangkaian satu dengan yang lainnya, SIG sebagai kumpulan yang
terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi
dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi
lingkungan dan geografi. Dengan demikian , basis analisis dari SIG adalah
data spasial dalam bentuk digital yang diperoleh melalui data satelit atau
data lain terdigitasi. Analisis SIG memerlukan tenaga ahli sebagai
interpreter, perangkat keras komputer dan software pendukung.
Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menetukan
distribusi penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit.
Penentuan distribusi unitunit rumah sakit atau puskesmas-puskesmas,
fasilitas-fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula
dilakukan dengan SIG (Sistem Informasi Geografis).Tahapan kerja sistem
informasi geografi terbagi menjadi 4 yaitu, input, pengelolaan dan
pengolahan data, serta output. Keempat proses ini menggambarkan alur
pergerakan data, mulai dari pengambilannya hingga keluar menjadi sebuah
produk visual seperti peta atau produk analisis seperti rencana.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kaho, Norman PLB Riwu, and Ermi Ndoen. "Modul Pelatihan


Pemetaan Penyakit & Surveilans Untuk Pengelola Program Malaria
Provinsi Nusa Tenggara Timur." (2017).

Sulistyawati.2015.Tantangan Menggunakan Sistem Informasi


Geografi Di Indonesia−Aplikasi Kematian Ibu.Hal. 22 – 26

. Koko dkk.2015. Sistem Informasi Geografis (Sig) Menetukan


Lokasi Petambangan Batu Bara Di Provinsi Bengkulu Berbasis Web.
Jurnal media informasi. Vol. 11 NO. 1 Hal 51-60

. Koko dkk.2015. Sistem Informasi Geografis (Sig) Menetukan


Lokasi Petambangan Batu Bara Di Provinsi Bengkulu Berbasis Web.
Jurnal media informasi. Vol. 11 NO. 1 Hal 51-60

https://insanpelajar.com/komponen-sistem-informasi-geografis/ , diakses
pada tanggal 11 Mei, Jam 12.00 Wib

https://insanpelajar.com/tahapan-kerja-sistem-informasi-geografi/,
diakses pada tanggal 11 Mei, Jam 12.15 Wib

19

Anda mungkin juga menyukai