TEKNOLOGINYA
Nama NIM
1. Deny Hermawan 160254242006
2. Yeni Puspita 1602542420
3. Riska Aprilia 160254252002
4. Yuri Indriyani 160254242021
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, yang mana hanya dengan kehendaknya makalah yang berjudul
“Perkembangan Sistem Informasi Geografis dan Tekhnologinya” ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih
kepada dosen pengajar yang telah membantu kami dalam mengarahkan
pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR
ii
Gambar 2. Geo Server. .......................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan
nama. Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi
Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari
International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian
GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan
mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi. Tanah Kanada (CLI-
Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai
informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan
tanah pada skala 1:250000.
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4 Manfaat
Hasil penyusunan makalah ini dapat dijadikan sumber informasi
mengenai perkembangan sistem informasi geografis dan teknologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan
bumi.
G. Purwadhi (1994), SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta
dapat mendaya-gunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun
analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang
berkaitan dengan aspek keruangan.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya
memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah
data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem
koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat
menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
35000 tahun yang lalu di dinding Gua Lascaux, Perancis, para pemburu
Cro- Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya
sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua
elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis
yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis
diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan
atau data sensus. Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi
foto" di mana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan
perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa
aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an. Sebelum
lahirnya teknologi Penginderaan jauh (remote Sensing) dan Sistem Informasi
Geografis (SIG), Inventarisasi dan pemetaan tentang sumber daya alam dilakukan
dengan pengukuran langsung dipermukan bumi (landsurveying). Teknik semacam
ini tidak memungkinkan untuk memetakan permukaan bumi dengan cepat.
4
Sejak dua puluh tahun terakhir, pengumpulan data sumberdaya alam dan
pemetaan banyak dilakukan dengan menggunakan teknologi inderja, baik dari
pesawat udara maupun dengan memanfaatkan citra satelit. Informasi yang
dikumpulkan dengan teknologi penginderan jauh anatara lain sediment tersuspensi
dalam kolom air, topografi, batimetri, kondisi laut, warna air, identifikasi klorofil–
a, suhu permukaan perairan, sumberdaya perikanan, tumpahan minyak, vegetasi
seperti mangrove dan padang lamun.
Setelah data berhasil dikumpulkan dikumpulkan maka untuk
mengelolanya (memanipulasi, menganalisis dan menyajikan) menjadi informasi
yang berguna bagi proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
pembangunan sumberdaya alam digunakan SIG (sistem Informasi kelautan).
Pengelolaan informasi untuk pengelolaan lingkungan perairan bagi kegiatan
perikanan sangat diperlukan, Pengelolaan ini meliputi pengumpulan, pemrosesan,
penelusuran, dan analisis data menjadi informasi yang bermanfaat bagi
penggunanya pada waktu yang diinginkan. Sejak tahun 1960-an para pakar ilmu
kebumian di Negara maju telah mulai berusaha untuk mengembangkan sistem
pengelolaan data spasial secara manual dalam volume yang besar yang telah
memakan waktu lama dan biaya yang mahal. Di samping itu karena semakin
kompleksnya data spasial yang dikerjakan secara manual memberikan peluang
besar terjadinya kesalahan. Pemikiran Pengembangan SIG berkomputer pada
tahun 1960-an dilatarbelakangi oleh beberapa faktor:
a. Usaha peningkatan teknologi kartografi
5
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis. Sejak
saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang dibeberapa benua terutama
Benua Amerika, BenuaEropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di
Negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan
pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di
ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus).
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/ pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
nasional yang membentang di atas benua Amerika, memasukkan garis sebagai arc
yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada
berkas terpisah. Pengembangnya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing dengan
aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph.
Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti
ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung
pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya,
dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur
database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi
pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad
ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar
pada format data dan transfer.
Perkembangannya memang mengarah pada semakin terbukanya data-data
GIS. Beberapa perusahaan misalnya telah merilis data yang bisa diakses oleh
banyak orang secara free untuk data global. Misalnya ESRI sudah merilis data
global yang bisa diakses, kemudian ada Google, OpenMaps, dll. Demikian pula
dengan data citra yang sudah banyak tersedia online.
6
Perkembangan teknologi SIG secara pesat terjadi pada tahun 1980-an
sampai dengan sekarang dan berbagai macam system perangkat lunak SIG telah
bermunculan seperti ERDAS, ILWIS, ARC/INFO, dan lain-lain.
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972
dengan nama Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Teknologi SIG
sekarang telah banyak digunakan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta
untuk berbagai macam penggunan seperti pengelolaan sumberdaya lahan,
pengelolaan lahan dan lain-lain. Teknologi SIG dapat digunakan sebagai suatu
alat untuk pengelolaan sumberdaya yang berwawasan lingkungan. Star dan Ester
(1990) mengemukakan bahwa pengembangan SIG dilandasi oleh dua faktor
penting yaitu :
a. Suatu keinginan untuk pengelolaan lingkungan perkotan terutama dalam
kaitannaya dengan perencanaan peremajaan (renewal)
7
a. Web GIS Simpotenda. Webgis Simpotenda menyajikan data unggulan
potensi daerah seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, kehutanan, dll.
WebGIS Siptomenda dapat digunakan untuk mendesain, mengelola dan
menyajikan data bereferensi geografis atau peta dalam mendukung
pengambilan keputusan.
8
c. Map Server. MapServer merupakan salah satu aplikasi pemetaan online
(web GIS) yang dikembangkan oleh Universitas Minnesota, NASA, dan
Departemen Sumber Daya Alam Minnesota (Minnesota Departemen of
Natural Resources). MapServer merupakan aplikasi open source yang
berarti dapat didistribusikan dengan gratis disertai dengan sumber kode
pemrograman apabila ingin mengembangkan lebih lanjut. MapServer
dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi yaitu Unix/Linux, MacOS
dan Windows.
Gambar 4. MS4W
9
e. Map Fish. Mapfish adalah sebuah aplikasi web yang digunakan untuk
pengembangan aplikasi geografis. mapfish memiliki dua komponen yaitu
komponen server dan komponen client. Dapat digunakan dengan
MapServer, GeoServer, atau apapun MapGuide pemetaan server yang
dapat berkomunikasi dengan protokol buka seperti WMS WFS.
10
2.3.3 Mobile GIS
Mobile GIS di mana GIS yang tadinya hanya digunakan di dalam
lingkungan kantor menjadi semakin fleksibel dan mampu digunakan di luar kantor
secara mobile. Mobile GIS dapat digunakan untuk menangkap, menyimpan,
update, manipulasi, analisa dan menampilkan informasi geografi secara mudah.
11
berdasarkan pengalaman ringkas penulis, tidak ada satupun perangkat lunak SIG
(tunggal) yang dapat memenuhi semua ke butuhan teknis bagi semua aplikasi dan
kebutuhan setiap penggunanya (yang tidak jarang bersifat subjektif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
Daftar Pustaka
Irwansyah, edy. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan
Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta: Digibooks.
14