KOMPUTASI KELAUTAN
PENGENALAN SOFTWARE 1
OLEH:
DHITA ERA ADISTIA
08051381924094
KELAS: B
DOSEN PENGAMPU:
DR. ROZIRWAN, M. Sc.
T. ZIA ULQODRY, S.T., M. Si., Ph. D.
ELLIS NURJULIASTI, M. Si
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini, yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengenal software dan fungsinya
2. Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur peta
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum kali ini, yaitu :
1. Mahasiswa memahami tentang software dan fungsinya
2. Mahasiswa memahami tentang unsur-unsur peta
II TINJAUAN PUSTAKA
Klik file, pilih add data kemudian masukkan data INDO.SHP lalu klik add.
Lalu atur layout peta dengan klik layout peta, dan klik file dan pilih Page and
Point Setup. Orientasi diubah menjadi landscape, klik ok.
Buat kembali garis tepi dengan menggunakan cara yang sama, namun dengan
jarak 1 cm setiap tepinya agar membantu pembuatan unsur-unsur peta.
Buat rectangle pada setiap layout unsur peta yang telah diberi garis tepi/kotak
tadi.
Lalu klik kiri dua kali untuk insert judul dan pilih no color. Ini untuk semua
kolom/kotak yang berwarna kuning.
Buatlah judul peta dengan klik “A” dan klik pada tempat judul, kemudian
ketik judul peta yang dibuat. Lalu pilih jenis font serta ukuran font, kemudian
pilih klik ok dan rapikan letak teks
Pilih insert, kemudian pilih scale bar. Pilih jenis double attending scale bar 1,
lalu sesuaikan letaknya.
Klik insert, pilih north arrow lalu pilih ESRI North 2 lalu sesuaikan letaknya.
Klik insert, pilih data frame lalu pindahkan lokasi data frame/sesuaikan
letaknya.
Klik kanan pada data frame, kemudian klik add data dan masukkan data
IdKabu.2010.SHP, kemudian klik add.
Rubahlah nama data IdKabu_2010 menjadi Peta Indonesia dengan cara klik
kanan 2 kali pada data, lalu klik general dan ganti nama tulisannya menjadi
Peta Indonesia.
Klik text/ “A” dan klik lagi layout peta, lalu klik 2 kali pada bagian tulisan
teks dan ketik informasi yaitu nama, NIM, kelas dan universitas. Pilih center
dan jenis serta ukuran font tulisan, lalu klik ok.
Klik insert dan pilih picture dan masukkan logo universitas lalu klik buka.
Kecilkan atau sesuaikan ukuran dan rapikan agar tidak menutupi teks.
Buat garis tepi peta agar rapi dan terlihat bagus dengan cara klik rectangle dan
pilih bagian layout pada peta yang ingin diberi garis dan sesuaikan dengan
garis tepi peta yang pertama dibuat.
Klik dua kali pada layout peta, kemudian pilih no color dan klik ok.
Klik file untuk menyimpan file layout peta yang telah dibuat, lalu pilih export
map.
Terakhir berilah nama file, lalu simpan dengan format jpeg. Tunggulah
sampai proses export selesai.
3.4 Prosedur Kerja
1. Pertama buka software ArcGIS versi 10.8, buka ArcMAP, lalu buka blank
map
3. Ubah posisi kertas, di menu file page and print setup, seperti gambar
6. Lalu klik file, kemudian add data. Lalu masukkan data “bataswilayah”
8. Lalu klik file, kemudian add data. Lalu masukkan data “hidrografi”
9. Klik kotak dibwah symbol aitpot, lalu vari imbol airport, pilih airplane ESRI
width 50 RGB 0
Dhita Era Adistia
(08051381924094)
12. Zoom dan cari letak daerah yang kita olah, lalu beri tannda
Dhita Era Adistia
(08051381924094)
13. Klik insert lalu pilih legend
20. Arahkan pada tempat yang ingin diberi tanda, lalu masukkan text. Ulangi di
tempat-tempat yang membutuhkan text juga
24. Grid peta lalu klik file dan pilih export map untuk menyimpan
4.1 Pembahasan
Praktikum kali ini, membahas mengenai layout peta tetapi hanya mengenai
keterangan dari peta rupa bumi yang hanya berupa kontur dan keterangan berupa
toponimi, garis pantai, dan juga sungai serta yang lainnya. Jika dalam membaca
peta akan sedikit bingung jika tanpa legenda, dengan ini terdapat legenda yang
dapat membantu kita dalam membaca isi peta yang ada.
Peta sendiri memiliki komponen – komponen yang merupakan hal-hal yang
pada dasarnya harus ada pada sebuah peta, agar peta tersebut dapat digunakan
dengan baik oleh para pembaca ataupun orang yang menggunakan peta.
Contohnya, judul peta adalah salah satu komponen paling penting yang ada pada
suatu peta. Hal ini terjadi karena judul peta seharusnya menggambarkan isi dan
topik yang dijelaskan pada peta tersebut. Tanpa mengetahui judul peta, tentu saja
kita tidak akan mampu memahami isi sebuah peta dalam waktu yang singkat. Kita
harus menganalisis terlebih dahulu komponen-komponen lainnya serta tampilan
peta tersebut. Maka hal tersebut sangat penting pada sebuah peta.
ArcGIS berguna dalam berbagai bidang kehidupan pada pelayanan, dapat
mengembangkan suatu bentuk peta ilustrasi sehingga dapat memudahkan
pengguna untuk membuat peta dalam suatu wilayah yang mengilustrasikan
distribusi atau penyebaran terhadap suatu penyakit, kematian, dan sebagainya.
Dengan adanya GIS maka akan mempermudah user/pengguna untuk
menganalisis, mencari suatu informasi sehingga dapat membantu user/pengguna
untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan data/fakta yang terjadi. GIS juga
dapat menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan
sebenarnya dengan cepat dan mendalam.
Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan
fungsi yang baik untuk proses georeferensi. Serta dalam melaksanakan
pekerjaannya dapat dilakukan dengan mudah. Namun apabila dikaitkan dengan
kelengkapan fungsi-fungsi software-nya terhadap proses georeferensi tersebut,
maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap. Penampilan fungsi pada perangkat
lunak ArcGIS juga tersedia dalam bentuk ikon menu, namun penyajiannya hanya
sedikit. Sebagai contoh seperti ikon Add Data pada perangkat lunak QGIS juga
tersedia dalam bentuk jendela-jendela menu, namun penyajiannya hanya sedikit.
Sebagai contoh seperti menampilkan jendela Georeferencer. Pada kotak dialog
Data Frame Properties yang muncul, lakukan beberapa pengatura, klik tab Size
and Position. Lalu sesuaikan ukurannya. Klik tab Grids. Kemudian klik tombol
New Grid. Pada kotak dialog Grids and Graticules Wizard, pilih opsi Measure
Grid : divides map into a grid of map units. Selanjutnya klik tombol Next. Lalu
tiap step selanjutnya di next karena sudah betul pengaturannya sampai terakhir
klik ok dan peta sudah di grid.
Garis tepian peta ialah garis yang ada pada ujung data frame. Garis ini
berguna untuk memisahkan visualisasi peta dengan informasi lain yang ada pada
peta seperti legenda, skala, dan judul. Garis tepi umumnya diisi oleh informasi
mengenai garis lintang dan bujur serta sistem grid peta. Kedua informasi ini
berguna bagi pengguna peta untuk menentukan lokasi suatu tempat yang ada pada
peta, atau menentukan lokasi mereka pada peta tersebut.Inset peta pada dasarnya
adalah sebuah peta kecil yang disisipkan pada peta yang lebih besar untuk
memberikan informasi tambahan. Terdapat beberapa jenis inset yang dapat
digunakan oleh seorang kartografer dalam suatu peta.
Garis grid pada peta juga berguna agar kita mampu untuk mereferensikan
suatu lokasi dengan cepat pada peta. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
penggunaan peta. Dengan garis grid ini kita dapat dengan mudah membaca peta
karena grid ini bertujuan juga memberi perkiraan luas wilayang pada sebuah peta.
Ada beberapa orang yang tidak memerlukan grid pada peta, namun dengan grid
ini peta akan menjadi lebih lengkap atau komplit dalam segi komponen-
komponennya serta dalam segi fungsinya, yaitu mempermudah dalam pembacaan
sebuah peta karena mereferensikan lokasi.
Kota Singkawang atau San Keuw Jong adalah sebuah kota (kotamadya) di
Kalimantan Barat, Indonesia. Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa
bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah
para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Kota ini terletak sekitar 145
km sebelah utara dari Kota Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat, dan
dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok.
V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Layout hasil data pengolahan menggunakan software ArcMap
2. Komponen–komponen berguna untuk memudahkan pengguna peta
mengetahui isi ataupun informasi pada peta.
3. Garis grid pada peta berguna agar kita mampu untuk mereferensikan suatu
lokasi dengan cepat pada peta.
4. Software ArcGIS berguns dalam pemprosesan data dan analisa serta editing
data lebih lanjut.
5. Peta yang digunakan merupakan peta Indonesia
LAMPIRAN
Aprilianto D, Sasmito B, Wijaya AP. 2014. Pengolahan citra satelit Landsat multi
temporal dengan metode BILKO dan AGSO untuk mengetahui dinamika
morfometri waduk Gajah Mungkur. Geodesi Undip Vol. 3 (3)
Falah W. 2012. Menggambar peta dengan ArcGIS 10.1. Yogyakarta : Andi
Fauzi Y. 2015. Implementasi algoritma filtering derivatif dalam mengolah citra
satelit pada software ENVI. Gradien Vol. 1 (2): 81-86
Ghazali I, Manan A. 2011. Prakiraan daerah penangkapan ikan di Selat Bali
berdasarkan data citra satelit. Kelautan Vol. 4 (2)
Hawi FN , Ramdani F , Rokhmawati RI. 2018. Evaluasi tampilan antarmuka
QGIS dan ArcGIS menggunakan pendekatan User-Centered Design (UCD):
Studi kasus fungsi Geoprocessing Tools. Pengembangan teknologi
informasi dan ilmu komputer Vol. 2 (9): 2850-2857
Hermanto B, Yusman M, Nagara. 2019. Sistem informasi manajemen keuangan
pada PT. Hulu Balang Mandiri menggunakan. Framework Laravel.
Komputasi Vol. 7 (1): 17
Irawan S, Malau AO. 2016. Analisis persebaran Mangrove di Pulau Batam
menggunakan teknologi Penginderaan Jauh. Integrasi Vol. 8(2): 80
Komputer, Wahana. 2014. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcGIS :
Panduan Dasar Bagi Mahasiswa Belajar Pemetaan Dengan ArcGIS.
Jakarta : Elex Media Komputindo
Latif F, Pratama AW. 2015. Perancangan sistem informasi manajemen arsip
elektronik (E-Arsip) berbasis Microsoft Access pada PT. HI-TEST.
Akuntansi, ekonomi, dan manajemen bisnis Vol. 3 (1)
Marhaeni, Nanda DN. 2018. Menentukan titik kordinat suatu bangunan
menggunakan aplikasi QGIS desktop (studi kasus badan perencanaan
pembangunan dan penelitian pengembangan daerah Kota Depok).
Teknologi Informasi ESIT Vol. 12(1): 11
Nirwansyah AW. 2017. Dasar Sistem Informasi Geografi dan aplikasinya
menggunakan ARCGIS 9.3. Jakarta : Dee publisher
Novitasari NW, Nugraha AL, Suprayogi A. 2015. Pemetaan Multi Hazard
berbasis Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Demak Jawa Tengah.
Geodesi Undip Vol. 4 (4)
Purwanto S. 2015. Pemanfaatan citra landsat 8 untuk identifikasi normalized
difference vegetation index (NDVI) di Kecamatan Silat Hilir Kabupaten
Kapuas Hulu. Edukasi, Vol. 13(1): 28
Ramandalush F, Santoso AI, A SE, Hutahean AA. 2016. Analisis data
penginderaan jauh untuk mendeteksi perubahan luasan mangrove sebagai
sarana pelindung ekosistem pantai (studi kasus di Kema, Kabupaten
Minahasa Utara, Sulawesi Utara). Chart Datum Vol. 1(2): 88
Rohim WN, Awaluddin M, Suprayogi A. 2015. Semarang charity map, penyajian
peta donasi sosial kota Semarang berbasis Blogger Javascript. Geodesi
Undip Vol. 1 (1)
Sari CP , Wiryantob, Setyono P. 2019. Aplikasi penginderaan jauh untuk
mengkaji tutupan vegetasi kawasan urban kota Surakarta 2017
menggunakan citra satelit Sentinel 2A. Pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan Vol. 9 (1): 152-158
Stair, Ralph M, Reynolds, George W. 2016. Fundamentals of Information
Systems (8th ed). Boston: Cengage Leaarning
Sutomo R, Ringo JHS. 2018. Menggunakan Aplikasi Expert Choice. Teknik
Informatika Vol 10 (1): 30
Wahyutomo PK, Suprayogi A, Wijaya AP. 2016. Aplikasi sistem informasi
geografis berbasis web untuk persebaran kantor pos di kota Semarang
dengan google maps api. Geodesi Undip Vol. 5 (3): 70-80
Wibowo KM, Kanedi I, Jumadi J. 2015. Sistem Informasi Geografis (SIG)
menentukan lokasi pertambangan batu bara di Provinsi Bengkulu berbasis
Website. Media Infotama Vol. 11 (1)
Widayani P, Kusuma D. 2014. Pemodelan spasial kerentanan wilayah terhadap
penyakit Leptospirosis berbasis ekologi. Geografi Vol. 11 (1): 71-83
Wijaya A , Ayundha O. 2014. Sistem Informasi Geografis pemetaan kantor dinas
pemerintah kota Palembang menggunakan ArcGIS. Teknologi dan
komunikasi Vol. 2 (3)