Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMPUTASI KELAUTAN

PENGENALAN SOFTWARE 1

OLEH:
DHITA ERA ADISTIA
08051381924094
KELAS: B

DOSEN PENGAMPU:
DR. ROZIRWAN, M. Sc.
T. ZIA ULQODRY, S.T., M. Si., Ph. D.
ELLIS NURJULIASTI, M. Si

LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi dan informasi kini sudah berkembang sangat pesat, serta
memberikan pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari
lapisan masyarakat baik individu, organisasi, maupun instansi lainnya yang juga
tergerak untuk maju dan menggunakannya. Semakin besar dan beragamnya data
atau informasi yang terkumpul, maka dituntut adanya perlakuan yang baik pada
manajemen informasi tersebut (Latif dan Pratama, 2015).
Teknologi di zaman modern ini sudah menjadi pendamping hidup bagi
masyarakat. Berkembangnya teknologi yang sangat cepat memaksa masyarakat
modern untuk belajar dan menyesuaikan diri, khususnya di bidang teknologi
informasi. Teknologi informasi membuat akses informasi menjadi sangat cepat
dan akurat dalam penyampaiannya. Informasi adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan. Diperlukan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi
komputer dengan maksimal sehingga dapat digunakan dalam transaksi penjualan
barang dengan cepat dan tepat dengan menggunakan media komputer sebagai
pengelolahan penjualan barang pada usaha bisnis (Hermanto et al. 2019).
Peranan penginderaan jauh dalam bidang geografi menempati posisi yang
sangat penting khususnya dalam sistem informasi data dan dalam pengelolaanya,
teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu alternatif yang dapat
mendukung penyediaan informasi sumber daya alam yang secara spasial
menempati area yang luas dengan biaya dan waktu yang hemat dan relatif singkat
dibanding dengan survei lapangan secara keseluruhan. Salah satu perolehan data
penginderaan jauh adalah melalui wahana satelit yang menawarkan beberapa
keunggulan dibandingkan melalui pemotretan udara antara lain dari segi harga,
periode ulang perekaman daerah yang sama, serta kombinasi saluran spektral
(band) yang lebih sesuai untuk aplikasi tertentu (Rohim et al. 2015).
Perkembangan teknologi jaringan komputer meningkat dengan cukup cepat,
hal ini terlihat pada era 80-an jaringan komputer masih merupakan teka-teki yang
ingin dijawab oleh kalangan akademisi, dan pada tahun 1988 jaringan komputer
mulai digunakan di universitas-universitas, perusahaan-perusahaan, sekarang
memasuki era millennium ini terutama world wide internet telah menjadi realita
sehari-hari jutaan manusia di muka bumi ini (Sutomo dan Ringo, 2018).
Terdapat banyak model sistem informasi di dunia sistem informasi yang
bertujuan memberikan berbagai macam informasi. Dengan perkembangannya,
kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat cepat, di tandai
semakin banyaknya sistem informasi berbasis komputer, sehingga orang bisa
dengan cepat untuk memperoleh informasi yang diinginkan, seperti halnya dengan
sebuah sistem informasi pendataan guru dan sekolah (Wibowo et al. 2015).
Perangkat lunak merupakan abstraksi fisik yang memungkinkan kita untuk
berbicara dengan mesin perangkat keras. Tanpa adanya perangkat lunak, maka
perangkat keras yang telah diciptakan tidak akan dapat berguna atau berfungsi
dengan optimal. Istilah komputer banyak didefinisikan oleh setiap oarang. Asal
mula nama komputer diambil dari bahasa Latin, yaitu computare yang berarti
menghitung (Maulana,2017).
Internet merupakan media informasi yang tergolong cepat dan murah
sehingga media tersebut sangat cocok untuk perkembangan SIG (Sistem
Informasi Geografis). Sedangkan SIG yang dikembangkan berbasis Internet
melalui media web dikenal sebagai webGIS.Adanya internet sebagai media
teknologi informasi dan komunikasi yang mempengaruhi dalam kehidupan
manusia saat ini memberikan banyak kemudahan, salah satunya memudahkan
masyarakat dalam pencarian informasi tempat danpencarianlokasi (Wahyutomo et
al. 2016).

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini, yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengenal software dan fungsinya
2. Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur peta

1.3 Manfaat
Manfaat praktikum kali ini, yaitu :
1. Mahasiswa memahami tentang software dan fungsinya
2. Mahasiswa memahami tentang unsur-unsur peta
II TINJAUAN PUSTAKA

Sekarang ini perangkat lunak untuk keperluan SIG telah berkembang


secara pesat, baik teknologi maupun jenisnya (pembuatnya). Pada modul kali ini
digunakan software buatan ESRI, yaitu ArcInfo versi 3.5 dan ArcView versi 3.3
Perbedaan dari kedua modul ini adalah pada sistem operasi yang digunakan.
ArcInfo 3.5 berbasis DOS sedangkan ArcView berbasis Windows. ArcGIS
menjadi salah satu studi area pada penelitian ini dan merupakan perangkat lunak
pengolah SIG seperti QGIS, yang paling membedakan adalah sifatnya yang
berbayar, tidak seperti QGIS yang bersifat open source dan gratis dan kedua
aplikasi ini pun memiliki beberapa fungsi yang sama terutama pada
geoprocessing tools (Wibowo et al. 2015).
Seiring dengan perkembangan SIG anyak sekali definisi tentang SIG.
Sistem Informasi Geografi merupakan sistem informasi yang dirancang untuk
bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau yang berkoordinat geografi.
Ahli lain menyebutkan bahwa SIG adalah hasil kerja perangkat komputer,
perangkat lunak, data geografi dan proses desain dengan tujuan untuk
mempermudah pekerjaan-pekerjaan menyimpan, menganalisis, mengubah, dan
menampilkan seluruh bentuk informasi tentang geografi (Dangermond, 1992
dalam Nirwansyah, 2017). Dimana GIS yaitu sistem berbasiskan komputer yang
didesain untuk menyimpan, menganalisis, memanipulasi, dan menampilkan
informasi geografis (Aronoff , 1989 dalam Nirwansyah 2017).
ArcGIS merupakan salah satu produk sistem kebutuhan software yang
merupakan kumpulan dari produk-produk software lainnya dengan tujuan supaya
membangun sistem SIG yang lengkap. ArcGIS juga salah satu software yang
dikembangkan oleh ESRI dan banyak digunakan untuk mengakomodasi
kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Dalam kaitan
inilah pihak pengembang ArcGIS merancangnya sedemikian rupa hingga terdiri
dari beberapa framework yang siap berkembang terus dalam rangka
mempermudah pembuatan aplikasi-aplikasi SIG yang sesuai dengan kebutuhan
penggunanya (Prahasta dalam Tutorial ArcGIS Desktop) (Novitasari et al. 2015).
Software ENVI 4.7 dapat digunakan dalam pengolahan data citra satelit
dilakukan dengan menggunakan input data, pemotongan citra satelit, pengubahan
format citra, pembatasan nilai, dan pewarnaan citra, hingga menghasilkan data
untuk pembuatan peta. Tahap awal adalah dengan mengekstrak data citra hingga
menghasilkan file citra berformat .hdr. Tahap input data hal yang pertama
dilakukan adalah dengan membuka ENVI 4.7. Klik file, open eksternal file,
Ocean Color, MODIS aqua/terra, lalu pilih Level 2. Kemudian pilih data yang
akan diolah pada tampilan input data, kemudian klik open. Setelah muncul toolbar
Available Band List, load Band data yang akan diolah. Data awal citra akan
berwarna hitam putih, Selanjutnya cropping map, agar tampak peta area yang
dikehendaki (Ghazali dan Manan, 2011).
ArcGIS adalah perangkat lunak SIG baru dari ESRI (Environmental
Systems Research Institute), ini memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan
data dari berbagai format data. Dengan ArcGIS pengguna dapat memanfaatkan
fungsi desktop maupun jaringan, selain itu juga pengguna bisa memakai fungsi
pada level ArcView, ArcEditor, ArcInfo dengan fasilitas ArcMap, ArcCatalog dan
Toolbox. Materi yang disajikan adalah konsep SIG, pengetahuan peta, pengenalan
dan pengoperasian ArcGIS, input data dan manajemen data spasial, pengoperasian
Arc Catalog, komposisi atau tata letak peta dengan ArcMap, memanfaatkan
perangkat lunak SIG ArcGIS 10 sp1 untuk pengelolaan data spasial dan tabular
serta untuk penyajian informasi peta (Komputer dan Wahana, 2014).
ENVI memiliki tampilan windows software yang terbilang cukup lengkap
tetapi sedikit rumit karena hanya terdiri dari tiga jenis windows tampilan images
yaitu windows main display, windows scroll dan windows zoom. Sebagai software
Images Processing, ENVI memiliki fasilitas images processing antara lain
pemanggilan file berbagai jenis images atau jenis data raster lainnya, lalu fasilitas
koreksi geometrik (registration), penajaman dan pemfilteran, transformasi,
kalsifikasi, dan fitur-fitur lainnya yang mendukung dalam melakukan images
processing (Fauzi, 2015).
ENVI (The Environment for Visualizing Images) yang dikembangkan oleh
RSI (Research System Inc) merupakan suatu image processing system yang
revolusioner. Sejak permulaannya, ENVI dirancang untuk kebutuhan yang banyak
dan spesifik dari mereka yang secara teratur menggunakan data penginderaan jauh
dari satelit dan pesawat terbang. ENVI menyediakan data visualisasi yang
menyeluruh dan analisa untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe, semuanya
dalam suatu lingkungan yang mudah dioperasikan dan inovatif.. Software ENVI
ini merupakan jenis software Images Processing Professional yang di dalamnya
telah dilengkapi dengan fitur-fitur Images Processing. Sedangkan untuk fungsi
Sistem Informasi Geografis termasuk viewer karena hanya sedikit format dan fitur
SIG yang didukung (Sari et al. 2019).
Hal yang krusial dalam mengoptimalkan informasi bahaya dan menimalisir
potensi kehilangan nyawa dan harta adalah pemetaan multi bahaya. Sejak akhir
tahun 1990-an, aplikasi perangkat lunak sistem informasi geografis juga telah
berkembang pesat ditandai hadirnya produk baru dan paling menonjol serta
populer sejak pertengahan tahun 2000 yakni ArcGIS dan konsep implementasi
GeoDatabase nya sistem yang dikembangkan dengan basis ArcObject (pustaka
yang bersifat umum dan modular yang merupakan komponen-komponen
perangkat lunak SIG ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh
ESRI yang banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan (Wijaya dan Ayundha, 2014).
QGIS merupakan perangkat lunak pengolah SIG yang bersifat Open
Source yang user friendly. QGIS ini juga dapat dijalankan dengan menggunakan
diberbagai macam system operasi, contohnya pada Linux, Unix, Mac, OSX,
Windows dan Android. QGIS memiliki banyak format dan fungsionalitas pada
vektor, raster dan basisdata. Terutama fungsi yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah fungsi yang terdapat pada geoprocessing tools untuk
mengolah data vektor seperti clip, intersection, fixed distance buffer atau buffer,
dissolve, merge, dan union (Hawi et al. 2018).
ArcGIS merupakan perangkat lunak yang terbilang besar. Perangkat lunak
ini menyediakan kerangka kerja yang bersifat scalable (bisa diperluas sesuai
kebutuhan) untuk mengimplementasikan suatu rancangan aplikasi SIG baik bagi
pengguna tunggal (single user) maupunn bagi lebih dari satu pengguna yang
berbasiskan desktop, menggunakan server, memanfaatkan layanan web, atau
bahkan yang bersifat mobile untuk memenuhi kebutuhan pengukuran di lapangan.
ArcGIS terus berkembang dengan menerapkan standar yang tinggi untuk
pemakaian GIS desktop, mobile, server dan platform web (Rohim et al. 2015).
Internet merupakan media informasi yang tergolong cepat dan murah
sehingga media tersebut sangat cocok untuk perkembangan SIG (Sistem
Informasi Geografis). Sedangkan SIG yang dikembangkan berbasis Internet
melalui media web dikenal sebagai webGIS. Adanya internet sebagai media
teknologi informasi dan komunikasi yang mempengaruhi dalam kehidupan
manusia saat ini memberikan banyak kemudahan, salah satunya memudahkan
masyarakat dalam pencarian informasi tempat dan pencarian lokasi. (Widayani
dan Kusuma, 2014).
Kualitas antarmuka menjadi pengaruh besar dalam kegunaan Sistem
Informasi Geografis (SIG) tetapi belum menjadi poin penting dalam SIG.
Permasalahan bagaimana membuat aplikasi pengolah SIG mudah dipahami oleh
pengguna adalah karena desain antarmuka pengguna dibandingkan dengan
masalah teknis. Untuk meningkatkan efisiensi SIG, antarmuka harus menyediakan
model konseptual sederhana yang menjadi gambaran pada sebuah basisdata.
Sebuah antarmuka harus mudah dipahami, dipelajari dan terlepas dari
kompleksitas implementasi seperti struktur data dan algoritma. Sistem Informasi
Geografis sebagai sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang
memasukkan, mengelola, memanipulasi, dan menganilisis data serta memberi
uraian (Novitasari et al. 2015).
Manfaat SIG adalah memberikan kemudahan kepada pengguna untuk
menentukan kebijaksanaan yang. Dalam pengaplikasian Geographic information
system (GIS) menggunakan perangkat lunak Arcview yang merupakan salah satu
perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terkemuka hingga saat ini
dengan kehandalan ESRI. Dengan perangkat lunak ini, pengguna dapat
melakukan proses-proses seperti visualisasi, meng-explore, membuat query, dan
menganalisa (Wibowo et al. 2015).
Pemetaan adalah suatu usaha untuk menyampaikan, menganalisis, serta
mengklasifikasi data yang bersangkutan, juga menyampaikan ke dalam bentuk
peta dengan mudah, memberi gambaran yang jelas, rapih, dan bersih. Sejalan
dengan semakin luasnya PC (Personal Computer) dan jaringan komputer di era
ini, perangkat lunak pun berkembang guna memenuhi kebutuhan perorangan.
Perangkat lunak dapat dibedakan menjadi perangkat lunak sistem yang bertugas
menangani internal dan perangkat lunak aplikasi yang digunakan secara langsung
oleh penggunannya untuk keperluan tertentu. Automatisasi yang ada di dalam
perangkat lunak mengarah ke suatu jenis kecerdasan buatan. Komponen sistem
informasi terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan
(processing), keluaran (output) serta umpan balik (feedback) (Stair, 2016).
Software ENVI ini merupakan jenis software Images Processing
Professional yang di dalamn software ini sendiri telah dilengkapi dengan fitur-
fitur Images Processing. Sedangkan untuk fungsi Sistem Informasi Geografis
termasuk viewer karena hanya sedikit format dan fitur SIG yang didukung. ENVI
juga menyediakan data visualisasi yang menyeluruh dan analisa untuk citra dalam
berbagai ukuran dan tipe, semuanya dalam suatu lingkungan yang mudah
dioperasikan dan inovatif (Sari et al. 2019).
Pengolahan data citra adalah suatu cara memanipulasi data atau mengolah
suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita
inginkan. Adapun cara pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa tahapan,
sampai menjadi suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan citra
adalah mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan
yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu
obyek, serta dapat memecahkan masalah (Aprilianto et al. 2014).
SIG merupakan suatu sistem yang terdiri-dari beberapa komponen
diantaranya yaitu perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan
sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisa dan juga menampilkan data dalam suatu informasi
yang berbasis geografis. Dengan demikian SIG merupakan suatu sistem yang
tidak boleh dipisah-pisahkan antar komponen-komponennya Data berbasis
geografis yang dimaksudkan disini berupa data yang memiliki informasi spasial,
yang berupa lokasi dipermukaan bumi yang diproyeksikan dan ditujukan melalui
sistem koordinat (Falah, 2012).
Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) adalah metode standar
yang digunakan dalam membandingkan tingkat kehijauan vegetasi yang berasal
dari citra satelit dan merupakan kombinasi antara teknik penisbahan dengan
teknik pengurangan citra. Transformasi NDVI ini adalah salah satu produk
standar NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), satelit cuaca
yang berorbit polar namun memberi perhatian khusus pada fenomena global
vegetasi. Banyak penelitian mengenai perubahan liputan vegetasi di benua Afrika
yang menggunakan transformasi ini (Irawan dan Malau, 2016).
Penginderaan jauh dapat dimanfaatkan dalam pemantauan vegetasi
mangrove, pengembangan sistem informasi berbasis teknologi tinggi dengan
menggunakan sistem penginderaan jauh melalui citra satelit yang
diinterpretasikan dalam bentuk peta untuk mengetahui luasan hutan mangrove.
Berdasarkan dua sifat penting yaitu bahwa mangrove mempunyai zat hijau daun
atau klorofil dan mangrove tumbuh di pesisir. Sifat optik klorofil sangat khas
yaitu bahwa klorofil menyerap spektrum sinar merah dan memantulkan kuat
spektrum hijau (Ramandalush et al. 2016).
Indeks vegetasi merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk
menganalisa keadaan vegetasi dari suatu wilayah. Indeks tersebut mempunyai
berbagai macam variasi algoritma. Alternatif NDVI diusulkan oleh sejumlah
peneliti untuk menyempurnakan berbagai kekurangan parameter seperti
Perpendicular Vegetation Index (PVI), Soil-Adjusted Vegetation Index (SAVI),
Atmospherically Resistant Vegetation Index (ARVI), dan Global Environment
Monitoring Index (GEMI), Enhanced Vegetation Index (EVI). Masing indeks
tersebut dihitung dengan memasukkan faktor koreksi terhadap satu atau beberapa
faktor yang menjadi kekurangan NDVI (Purwanto, 2015).
Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical Information
System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di
sejumlah sistem operasi termasuk Linux. QGISmemiliki kemampuan untuk
bekerjasama dengan paket aplikasi komersil terkait. QGIS menyediakan
fungsionalitas dan fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS pada umumnya.
Menggunakan plugins dan fitur inti (core features) dimungkinkan untuk
menvisualisasi pemetaan kemudian diedit dan dicetak sebagai sebuah peta yang
lengkap. Penguna dapat menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit
dan dikelola sesuai dengan apa yang diinginkan (Marhaeni dan Nanda, 2018).
II METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum komputasi kelautan dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi
Zoom pada hari senin, 10 November 2020 pukul 16.00 WIB sampai dengan
selesai. Bertempat di Desa Sungai Ibul, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan praktikum, yaitu:
No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Komputer/Laptop Alat pengolah data
2. Video Tutorial Panduan praktikum
3. Modul Panduan praktikum
4. Alat Tulis Mencatat materi

3.3 Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum kali ini, yaitu:

Pertama bukalah software ArcGIS yang telah di instal.

Klik file, pilih add data kemudian masukkan data INDO.SHP lalu klik add.

Lalu atur layout peta dengan klik layout peta, dan klik file dan pilih Page and
Point Setup. Orientasi diubah menjadi landscape, klik ok.

Ukuran peta dengan layout-nya disesuaikan dan rapikan peta menggunakan


garis bantu atau garis tepi. Perbesar tampilan peta dan klik garis tepi berwarna
biru dengan jarak masing-masing 0,5 cm setiap tepinya.

Buat kembali garis tepi dengan menggunakan cara yang sama, namun dengan
jarak 1 cm setiap tepinya agar membantu pembuatan unsur-unsur peta.
Buat rectangle pada setiap layout unsur peta yang telah diberi garis tepi/kotak
tadi.

Lalu klik kiri dua kali untuk insert judul dan pilih no color. Ini untuk semua
kolom/kotak yang berwarna kuning.

Buatlah judul peta dengan klik “A” dan klik pada tempat judul, kemudian
ketik judul peta yang dibuat. Lalu pilih jenis font serta ukuran font, kemudian
pilih klik ok dan rapikan letak teks

Pilih insert, kemudian pilih scale bar. Pilih jenis double attending scale bar 1,
lalu sesuaikan letaknya.

Klik insert, pilih north arrow lalu pilih ESRI North 2 lalu sesuaikan letaknya.

Klik insert, pilih data frame lalu pindahkan lokasi data frame/sesuaikan
letaknya.

Klik kanan pada data frame, kemudian klik add data dan masukkan data
IdKabu.2010.SHP, kemudian klik add.

Buatlah legend peta dengan klik insert, lalu pilih legend.

Rubahlah nama data IdKabu_2010 menjadi Peta Indonesia dengan cara klik
kanan 2 kali pada data, lalu klik general dan ganti nama tulisannya menjadi
Peta Indonesia.
Klik text/ “A” dan klik lagi layout peta, lalu klik 2 kali pada bagian tulisan
teks dan ketik informasi yaitu nama, NIM, kelas dan universitas. Pilih center
dan jenis serta ukuran font tulisan, lalu klik ok.

Klik insert dan pilih picture dan masukkan logo universitas lalu klik buka.
Kecilkan atau sesuaikan ukuran dan rapikan agar tidak menutupi teks.

Buat garis tepi peta agar rapi dan terlihat bagus dengan cara klik rectangle dan
pilih bagian layout pada peta yang ingin diberi garis dan sesuaikan dengan
garis tepi peta yang pertama dibuat.

Klik dua kali pada layout peta, kemudian pilih no color dan klik ok.

Klik file untuk menyimpan file layout peta yang telah dibuat, lalu pilih export
map.

Terakhir berilah nama file, lalu simpan dengan format jpeg. Tunggulah
sampai proses export selesai.
3.4 Prosedur Kerja
1. Pertama buka software ArcGIS versi 10.8, buka ArcMAP, lalu buka blank
map

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

2. Klik Menu view, pilih layout view

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

3. Ubah posisi kertas, di menu file page and print setup, seperti gambar

Dhita Era Adistia


(08051381924094)
4. Atur layout dengan mengatur rectangle

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

5. Ubah warna ractangle menjadi no color

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

6. Lalu klik file, kemudian add data. Lalu masukkan data “bataswilayah”

Dhita Era Adistia


(08051381924094)
7. Lalu klik file, kemudian add data. Lalu masukkan data “taponomi”

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

8. Lalu klik file, kemudian add data. Lalu masukkan data “hidrografi”

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

9. Klik kotak dibwah symbol aitpot, lalu vari imbol airport, pilih airplane ESRI
width 50 RGB 0
Dhita Era Adistia
(08051381924094)

10. Lalukan hal yang sama, seperti pada gambar

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

11. Add data, masukkan data shp.

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

12. Zoom dan cari letak daerah yang kita olah, lalu beri tannda
Dhita Era Adistia
(08051381924094)
13. Klik insert lalu pilih legend

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

14. Klik next hingga finnish

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

15. Sesuaikan posisi legend

Dhita Era Adistia


(08051381924094)
16. Klik insert lalu pilih picture

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

17. Pilih file

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

18. Sesuaikan posisi hingga pas

Dhita Era Adistia


(08051381924094)
19. Klik insert lalu pilih insert text

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

20. Arahkan pada tempat yang ingin diberi tanda, lalu masukkan text. Ulangi di
tempat-tempat yang membutuhkan text juga

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

21. Klik insert lalu pilih scale bar

Dhita Era Adistia


(08051381924094)
22. Klik insert lalu pilih north arrow

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

23. Atur posisi hingga rapih sesuai pada kotak

Dhita Era Adistia


(08051381924094)

24. Grid peta lalu klik file dan pilih export map untuk menyimpan

Dhita Era Adistia


(08051381924094)
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Praktikum kali ini, membahas mengenai layout peta tetapi hanya mengenai
keterangan dari peta rupa bumi yang hanya berupa kontur dan keterangan berupa
toponimi, garis pantai, dan juga sungai serta yang lainnya. Jika dalam membaca
peta akan sedikit bingung jika tanpa legenda, dengan ini terdapat legenda yang
dapat membantu kita dalam membaca isi peta yang ada.
Peta sendiri memiliki komponen – komponen yang merupakan hal-hal yang
pada dasarnya harus ada pada sebuah peta, agar peta tersebut dapat digunakan
dengan baik oleh para pembaca ataupun orang yang menggunakan peta.
Contohnya, judul peta adalah salah satu komponen paling penting yang ada pada
suatu peta. Hal ini terjadi karena judul peta seharusnya menggambarkan isi dan
topik yang dijelaskan pada peta tersebut. Tanpa mengetahui judul peta, tentu saja
kita tidak akan mampu memahami isi sebuah peta dalam waktu yang singkat. Kita
harus menganalisis terlebih dahulu komponen-komponen lainnya serta tampilan
peta tersebut. Maka hal tersebut sangat penting pada sebuah peta.
ArcGIS berguna dalam berbagai bidang kehidupan pada pelayanan, dapat
mengembangkan suatu bentuk peta ilustrasi sehingga dapat memudahkan
pengguna untuk membuat peta dalam suatu wilayah yang mengilustrasikan
distribusi atau penyebaran terhadap suatu penyakit, kematian, dan sebagainya.
Dengan adanya GIS maka akan mempermudah user/pengguna untuk
menganalisis, mencari suatu informasi sehingga dapat membantu user/pengguna
untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan data/fakta yang terjadi. GIS juga
dapat menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan
sebenarnya dengan cepat dan mendalam.
Perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS sama-sama menyajikan
fungsi yang baik untuk proses georeferensi. Serta dalam melaksanakan
pekerjaannya dapat dilakukan dengan mudah. Namun apabila dikaitkan dengan
kelengkapan fungsi-fungsi software-nya terhadap proses georeferensi tersebut,
maka perangkat lunak ArcGIS lebih lengkap. Penampilan fungsi pada perangkat
lunak ArcGIS juga tersedia dalam bentuk ikon menu, namun penyajiannya hanya
sedikit. Sebagai contoh seperti ikon Add Data pada perangkat lunak QGIS juga
tersedia dalam bentuk jendela-jendela menu, namun penyajiannya hanya sedikit.
Sebagai contoh seperti menampilkan jendela Georeferencer. Pada kotak dialog
Data Frame Properties yang muncul, lakukan beberapa pengatura, klik tab Size
and Position. Lalu sesuaikan ukurannya. Klik tab Grids. Kemudian klik tombol
New Grid. Pada kotak dialog Grids and Graticules Wizard, pilih opsi Measure
Grid : divides map into a grid of map units. Selanjutnya klik tombol Next. Lalu
tiap step selanjutnya di next karena sudah betul pengaturannya sampai terakhir
klik ok dan peta sudah di grid.
Garis tepian peta ialah garis yang ada pada ujung data frame. Garis ini
berguna untuk memisahkan visualisasi peta dengan informasi lain yang ada pada
peta seperti legenda, skala, dan judul. Garis tepi umumnya diisi oleh informasi
mengenai garis lintang dan bujur serta sistem grid peta. Kedua informasi ini
berguna bagi pengguna peta untuk menentukan lokasi suatu tempat yang ada pada
peta, atau menentukan lokasi mereka pada peta tersebut.Inset peta pada dasarnya
adalah sebuah peta kecil yang disisipkan pada peta yang lebih besar untuk
memberikan informasi tambahan. Terdapat beberapa jenis inset yang dapat
digunakan oleh seorang kartografer dalam suatu peta.
Garis grid pada peta juga berguna agar kita mampu untuk mereferensikan
suatu lokasi dengan cepat pada peta. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
penggunaan peta. Dengan garis grid ini kita dapat dengan mudah membaca peta
karena grid ini bertujuan juga memberi perkiraan luas wilayang pada sebuah peta.
Ada beberapa orang yang tidak memerlukan grid pada peta, namun dengan grid
ini peta akan menjadi lebih lengkap atau komplit dalam segi komponen-
komponennya serta dalam segi fungsinya, yaitu mempermudah dalam pembacaan
sebuah peta karena mereferensikan lokasi.
Kota Singkawang atau San Keuw Jong adalah sebuah kota (kotamadya) di
Kalimantan Barat, Indonesia. Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa
bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah
para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Kota ini terletak sekitar 145
km sebelah utara dari Kota Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat, dan
dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok.

V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Layout hasil data pengolahan menggunakan software ArcMap
2. Komponen–komponen berguna untuk memudahkan pengguna peta
mengetahui isi ataupun informasi pada peta.
3. Garis grid pada peta berguna agar kita mampu untuk mereferensikan suatu
lokasi dengan cepat pada peta.
4. Software ArcGIS berguns dalam pemprosesan data dan analisa serta editing
data lebih lanjut.
5. Peta yang digunakan merupakan peta Indonesia
LAMPIRAN

Peta Kota Singkawang, Kalimantan Barat


DAFTAR PUSTAKA

Aprilianto D, Sasmito B, Wijaya AP. 2014. Pengolahan citra satelit Landsat multi
temporal dengan metode BILKO dan AGSO untuk mengetahui dinamika
morfometri waduk Gajah Mungkur. Geodesi Undip Vol. 3 (3)
Falah W. 2012. Menggambar peta dengan ArcGIS 10.1. Yogyakarta : Andi
Fauzi Y. 2015. Implementasi algoritma filtering derivatif dalam mengolah citra
satelit pada software ENVI. Gradien Vol. 1 (2): 81-86
Ghazali I, Manan A. 2011. Prakiraan daerah penangkapan ikan di Selat Bali
berdasarkan data citra satelit. Kelautan Vol. 4 (2)
Hawi FN , Ramdani F , Rokhmawati RI. 2018. Evaluasi tampilan antarmuka
QGIS dan ArcGIS menggunakan pendekatan User-Centered Design (UCD):
Studi kasus fungsi Geoprocessing Tools. Pengembangan teknologi
informasi dan ilmu komputer Vol. 2 (9): 2850-2857
Hermanto B, Yusman M, Nagara. 2019. Sistem informasi manajemen keuangan
pada PT. Hulu Balang Mandiri menggunakan. Framework Laravel.
Komputasi Vol. 7 (1): 17
Irawan S, Malau AO. 2016. Analisis persebaran Mangrove di Pulau Batam
menggunakan teknologi Penginderaan Jauh. Integrasi Vol. 8(2): 80
Komputer, Wahana. 2014. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcGIS :
Panduan Dasar Bagi Mahasiswa Belajar Pemetaan Dengan ArcGIS.
Jakarta : Elex Media Komputindo
Latif F, Pratama AW. 2015. Perancangan sistem informasi manajemen arsip
elektronik (E-Arsip) berbasis Microsoft Access pada PT. HI-TEST.
Akuntansi, ekonomi, dan manajemen bisnis Vol. 3 (1)
Marhaeni, Nanda DN. 2018. Menentukan titik kordinat suatu bangunan
menggunakan aplikasi QGIS desktop (studi kasus badan perencanaan
pembangunan dan penelitian pengembangan daerah Kota Depok).
Teknologi Informasi ESIT Vol. 12(1): 11
Nirwansyah AW. 2017. Dasar Sistem Informasi Geografi dan aplikasinya
menggunakan ARCGIS 9.3. Jakarta : Dee publisher
Novitasari NW, Nugraha AL, Suprayogi A. 2015. Pemetaan Multi Hazard
berbasis Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Demak Jawa Tengah.
Geodesi Undip Vol. 4 (4)
Purwanto S. 2015. Pemanfaatan citra landsat 8 untuk identifikasi normalized
difference vegetation index (NDVI) di Kecamatan Silat Hilir Kabupaten
Kapuas Hulu. Edukasi, Vol. 13(1): 28
Ramandalush F, Santoso AI, A SE, Hutahean AA. 2016. Analisis data
penginderaan jauh untuk mendeteksi perubahan luasan mangrove sebagai
sarana pelindung ekosistem pantai (studi kasus di Kema, Kabupaten
Minahasa Utara, Sulawesi Utara). Chart Datum Vol. 1(2): 88
Rohim WN, Awaluddin M, Suprayogi A. 2015. Semarang charity map, penyajian
peta donasi sosial kota Semarang berbasis Blogger Javascript. Geodesi
Undip Vol. 1 (1)
Sari CP , Wiryantob, Setyono P. 2019. Aplikasi penginderaan jauh untuk
mengkaji tutupan vegetasi kawasan urban kota Surakarta 2017
menggunakan citra satelit Sentinel 2A. Pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan Vol. 9 (1): 152-158
Stair, Ralph M, Reynolds, George W. 2016. Fundamentals of Information
Systems (8th ed). Boston: Cengage Leaarning
Sutomo R, Ringo JHS. 2018. Menggunakan Aplikasi Expert Choice. Teknik
Informatika Vol 10 (1): 30
Wahyutomo PK, Suprayogi A, Wijaya AP. 2016. Aplikasi sistem informasi
geografis berbasis web untuk persebaran kantor pos di kota Semarang
dengan google maps api. Geodesi Undip Vol. 5 (3): 70-80
Wibowo KM, Kanedi I, Jumadi J. 2015. Sistem Informasi Geografis (SIG)
menentukan lokasi pertambangan batu bara di Provinsi Bengkulu berbasis
Website. Media Infotama Vol. 11 (1)
Widayani P, Kusuma D. 2014. Pemodelan spasial kerentanan wilayah terhadap
penyakit Leptospirosis berbasis ekologi. Geografi Vol. 11 (1): 71-83
Wijaya A , Ayundha O. 2014. Sistem Informasi Geografis pemetaan kantor dinas
pemerintah kota Palembang menggunakan ArcGIS. Teknologi dan
komunikasi Vol. 2 (3)

Anda mungkin juga menyukai