Anda di halaman 1dari 28

1

KONSEP SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS

I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat BAB I
Pemanfaatan komputer pada era saat ini merupakan
penting, hampir semua aktivitas dalam kehidupan
menggunakan sistem berbasis komputer. Dalam hal ini
termasuk informasi data spasial, perkembangan teknologi
yang pesat sehingga data spasial dapat dimanfaatkan tidak
hanya berupa data analog tetapi berbasis digital yang lebih
efisien. Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu
mata kuliah khas dalam geografi, yang memberikan
pemahaman terkait penggunaan dan pengelolaan data
spasial berbasis digital. Pada bagian BAB ini mahasiswa
diberikan pemahaman terkait konsep dasar SIG sebagai
landasan pemahaman, yang meliputi pengertian, sejarah,
komponen, fungsi, perbandingan SIG dengan peta analog,
dan manfaat SIG dalam berbagai bidang disiplin ilmu.
Mahasiswa diharapkan memahami konsep dasar
SIG sebagai pondasi dalam pemanfaatan aplikasi SIG,
untuk itu strategi pembelajaran dalam menyampaikan
materi ini melalui: studi literatur dan mahasiswa
diharapkan dapat melakukan observasi melalui web site
terkait pemanfaatan SIG diberbagai instansi baik di
Indonesia atau dunia. Selanjutnya, Manfaat dari
memahami konsep SIG diharapkan mahasiswa dapat
memahani terkait apa itu SIG, perkembangannya,
komponen – komponen penunjang, perbedaannya dengan
peta analog, dan pemanfaatannya pada berbagai bidang
ilmu.

B. Relevansi
Materi pada bagian ini merupakan bagian dasar pada
mata kuliah Sistem Informasi Geografis, sehingga
mahsiswa tidak dapat menlanjutkan pada materi
selanjutnya sebelum memahami konsep SIG. Pada materi
ini disusun yang merujuk pada Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) dan kurikulum program studi, serta
disusun dan diampu oleh tenaga pengajar sesuai
bidangnya.
C. Capaian Pembelajaran MK
Pada bagian materi konsep dasar SIG diharapkan
mahasiswa memiliki kompetensi meliputi:
1) Mampu memahami konsep SIG
2) Mampu memahami perkembangan pemanfaatan
SIG di dunia dan Indonesia
3) Mampu memahami komponen, subsistem, dan
manfaat SIG dalam berbagai disiplin ilmu
4) Mampu mampu membandingkan antara konsep peta
analog dengan SIG

II. URAIAN MATERI


A. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis
1) Pengertian Sistem Informasi Geografis
Pada era saat ini merupakan era teknologi dimana
segala aktivitas berbasis komputer, termasuk data spasial
baik pengolahan, analisis, dan visualisasi berbasis digital
yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografis.
Kemudahan, kecepatan, efisien, dan low cost yang
ditawarkan dalam Sistem Informasi Geografis, sehingga
berbagai bidang disiplin ilmu dalam pengolahaan,
analisis, dan visualisasi data memanfaatkan Sistem
Informasi Geografis. Terkait Sistem Informasi Geografis
para ahli beragam dalam mendefinisikannya, sebagai
contoh berikut di uraikan berbagai definisi terkait Sistem
Informasi Geografis dari berbagai ahli:
1. Esri (1990)
SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari
perangkat keras komputer, perangkat lunak, data
geografi dan personil yang dirancang secara efisien
untuk memperoleh, menyimpang, memperbaruhi,
manipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua
bentuk informasi yang bereferensi geografiis.
2. Aronoff (1989)
SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang
digunakan untuk menyimpan, dan memanipulasi
infomasi- informasi geografis. SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek
– objek dan fenomena, dimana lokasi geografis
merupakan karakteristik yang penting atau kritis
untuk dianalisis. Berdasarkan hal tersebut, SIG
memiliki empat kemampuan yaitu: masukan,
manajemen data, analisis dan manipulasi data, dan
keluaran.
3. De Mers (1997)
SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan
menganalisa informasi yang berhubungan dengan
permukaan bumi.
4. Rob M.A (2003)
Sistem Informasi Geografis adalah sistem
komputerisasi dalam input, penyimpanan,
managamen, display, dan analisis data, yang memiliki
presisi terhadap lokasi geografis.
5. Suryantoro (2013)
Sistem Informasi Geografis merupakan ilmu
pengetahuan yang berbasis pada perangkat lunak
komputer, yang digunakan untuk memberikan bentuk
digital dan analisis terhadap permukaan geografi
bumi, sehingga membentuk suatu informasi
keruangan yang tepat dan akurat.
6. Fazal (2008)
Sistem Informasi Geografis merupakan integrasi
perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem
komputer, yang dapat membuat manipulasi dan
analisis terhadap data base yang bereferensi geografis
untuk menghasilkan suatu peta baru dan data atribut.
Sistem Informasi Geografis merupakan unik, karena
membutuhkan data spasial yaitu berkaitan ruang atau
lokasi ril di permukaan bumi. SIG merupakan tools
yang dapat mengelola informasi geografis secara
integrasi, dengan memodelkan kenampakan suatu
permukaan bumi melalui suatu layer dan dapat
dilakukan tumpang susun (overlay) antara informasi
(Gambar 1.1).
Menurut Hartoyo dkk, (2010), SIG yaitu suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang
bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis”. Menurut Huisman dan A. de By (2009),
Sistem informasi Geografis yaitu sistem komputerasi yang
memiliki kemampuan dalam hal input data, managemen,
manipulasi dan analisis, dan presentasi data.
Gambar 1.1: Ilustrasi Data Sistem Informasi Geografis
Sumber: Fazal, Tahun 2008

2) GISystem, GIScience, DAN GIS Aplications


Sistem informasi geografis sebagai teknologi dalam
pengelolaan data spasial memiliki fungsi sebagai suatu
sistem (GISystem), sebagai suatu pengetahuan
(GIScience), dan aplikasi (GIS Aplications). GISystem
merupakan sistem komputer dengan tujuan untuk
memfasilitasi proses input, manajemen, analisis, dan
presentasi data berbasis data geografis, berdasarkan
integrasi dari perangkat lunak, perangkat keras, dan
manusia sebagai pengelola. GIScience merupakan SIG
sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari atau
mengkaji terkait semua aspek yang berkaitan dengan data
spasial. GIS Aplications merupakan SIG memiliki fungsi
sebagai suatu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
berbagai analisis (Huisman dan A. de By, 2009).

3) Integrasi Disiplin Ilmu dalam SIG


SIG sebagai suatu teknologi dipandang sebagai hasil
dari perkawinan antara sistem komputer bidang kartografi
(CAC) atau sistem bidang perancangan (CAD), dengan
teknologi basis data (Prahasta, 2012). Berbicara terkait
SIG, merupakan kajian yang terintegrasi dari berbagai
disiplin ilmu dan analisis yang saling melengkapi, seperi:
Geografi, Kartografi, CAD, CAC, Matematika, Statistik,
Potogrametri, Survei, dan Teknologi Penginderaan Jauh
(Gambar 1.2).
1) Geografi: disiplin ilmu geografi memberikan teknik
untuk membangun analisis dan perspektif spasial.
2) Kartografi : berkaitan dengan pengaturan tampilan
informasi spasial atau pengaturan system pemetaan
3) Remote Sensing / Penginderaan Jauh: teknologi yang
merekam informasi permukaan bumi sehingga
menghasilkan data citra satelit, dan merupakan
sumber data dalam SIG.
4) Photogrammetry: sumber data topografi melalui foto
udara sebagai input data dalam SIG.
5) Surveynig: pengukuran lokasi dan objek dipermukaan
bumi, sebagai sumber data dalam SIG.
6) Statistik: Statistik digunakan sebagai analysis dalam
data SIG, model – model data terbangun salah satunya
berdasarkan analisis statistik.
7) Komputer Science (CAD, CAC): untuk teknik dalam
input data, menampilkan, visualisasi, dan representasi
data dalam bentuk 3D atau digital.
8) Matematika: untuk mendukung dalam analisis SIG
secara geometri.

Gambar 1.2: Kontribusi Bidang Ilmu dalam SIG


Sumber: Reddy, Tahun 2008
B. Sejarah SIG
Sistem Infromasi Geografis mengalami perkembagan
di setiap abad. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for
Development. Munculnya istilah Sistem Informasi
Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh
General Assembly dari International Geographical Union
di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Dikembangkan oleh
Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS
(Canadian GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk
menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang
dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-
Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah
inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi
pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan
penggunaan tanah pada skala 1:250000.
Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang
di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa,
Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negaranegara
yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di
lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG
menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya
yang bergerak di lingkungan akademis (kampus). Pada
sejarahnya penggunaan SIG modern (berbasis computer,
digital) dimulai sejak tahun 1960-an. Pada saat itu untuk
menjalankan perangkat SIG diperlukan komputer
mainframe khusus dan mahal. Adanya perkembangan
komputer PC, kecanggihan CPU, dan semakin murahnya
memori, sekarang SIG tersedia bagi siapapun dengan
harga murah. Selama tahun 1960- 1970 terdapat dua trend
dalam aplikasi metode komputer untuk pemetaan, yaitu
pertama penitikberatan pada akurasi secara kartografi dan
kualitas visual, dan kedua menitikberatkan pada analisis
spasial (Reddy, 2008).
Di Indonesia pada saat ini perkembangan SIG cukup
bangus karena beberapa instansi ataupun pemerintah
sudah memanfaatkan aplikasi SIG, baik untuk proses
analisis data ataupun informasi kepada masyrakat. Sebagai
contoh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB)
visulalisasi data kejadian bencana di Indonesia
menggunakan peta, Badan Pertanahan Nasional (BPN)
dalam visualisasi penggunaan lahan di Indonesia
menggunakan peta online, dan sebagainya. Thapan
perkembangan pemanfaatan SIG di sajikan pada Tabel
1.1, dan Gambar 1.3.
Tabel 1.1: Tahapan Perkembangan Sistem
Informasi Geografis
No Tahap Periode Deskripsi
1 Era Permulaan 1960-1975 Pelopor
2 Era Inovasi 1975-1980 Eksperimen dan
Praktek
3 Era Komersial 1980-2000 Komersial
4 Era Ekploitasi >2000 Kompetisi Penjual
Sumber: Heywood, Cornelius dan Carver, 2004
dalam Fazal, 2008

Gambar 1.3: Evolusi Pemanfaatan Data Spasial


Sumber: Farda, Tahun 2015
C. Komponen Sistem Informasi Geografis
Pada SIG terdapat Komponen – komponen yang
membangun yaitu teridiri dari data, perangkat lunak,
perangkat keras, pelaksana/SDM, dan prosedur (Gambar
1.4).
1) Data
Data dalam SIG merupakan penting, karena data
merupakan sebagai input untuk di proses dalam SIG.
Data tersebut dapat berupa data grafis/spasial dan data
atribut. Data grafis yaitu data representasi fenomena
permukaan bumi yang memiliki referensi koordinat,
seperti: peta, foto udara, citra satelit. Data atribut
merupakan data hasil pengukuran lapangan, seperti:
data sensus penduduk, catatan survei, data statistik,
dan lain-lain.
2) Perangkat Lunak atau Software
Perangkat Lunak atau Software yaitu penyedia tools -
tools untuk menyimpan, menganalisis, dan
menampilkan hasil analysis berupa informasi
geografis. Perangkat lunak yang pada umunya
digunakan pada SIG yaitu Arc-Gis, Map Info, ILWIS,
Quantum GIS, Envi, IDRISI, dan GRASS. Perangkat
lunak tersebut masih terdapat yang bersifat komersial
dan open sources. Sebagai salah satu contoh software
yang bersifat komersial yaitu Arc- Gis, Map Info,
IDRISI. Sofware yang bersifat open sources yaitu
GRASS.
3) Perangkat Keras atau Hardware
Perangkat keras dalam SIG merupakan seperangkat
komputer yang digunakan untuk membantu dalam
pengelolaan SIG. Perangkat keras tersebut meliputi:
printer, plotter, scanner, dan lain-lainnya.
4) Pelaksana/Sumber Daya Manusia
Teknologi SIG menjadi terbatas jika tidak terdapat
sumber daya yang mengelola dan menggembangkan
sistem yang sesuai. Berdasarkan hal tersebut, maka
SDM merupakan salah satu komponen penting dalam
SIG karena memiliki peran dalam pengelola dan
pengoperasiaan perangkat – perangkat dalam SIG.
Kategori SDM dalam SIG beragam yaitu: operator,
analisis, programmer, basis data administrator, dan
stakeholder.
5) Prosedur
SIG dapat dioperasikan dengan baik jika terdapat
rencana implementasi yang dirancang dengan baik
beserta aturan mainnya.

Gambar 1.4: Komponen – Komponen SIG


Sumber: IT Center Fasnet, Tahun 2015

Gambar 1.5: Perangkat Keras dalam SIG


Sumber: Reddy, Tahun 2008
Selain itu, SIG memiliki suatu sistem pengkajian data
yang dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai
berikut:
1) Data Input: Subsistem ini bertugas untuk
mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan
data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-
sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam
mengonversikan atau mentransformasikan format-
format data aslinya ke dalam format yang dapat
digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
2) Data Output: Sub-sistem ini bertugas untuk
menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk
mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh
atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk
softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel,
grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
3) Data Management: Sub-sistem ini mengorganisasikan
baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke
dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa
hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve,
diupdate, dan diedit.
4) Data Manipulasi dan Analisis: Sub-sistem ini
menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub-sistem ini juga
melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan
fungsi-fungsi dan operator matematis dan logika) dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan. Ilustari rangkaian dari sub sistem dalam
SIG, disajikan pada Gambar 1.6.

Gambar1.6: Ilustrasi Sub Sistem SIG


Sumber: Prahasta, Tahun 2012
D. Mengapa Sistem Informasi Geografis Penting
Sistem Informasi geografis penting karena memiliki
informasi secara spasial dan non spasial yang terintegrasi
dalam satu sistem, memiliki data informasi spasial dalam
bentuk digital, sehingga dapat dilakukan manipulasi dan
ditampilkan informasi geografis dengan cara baru. Selain
itu, SIG menyediakan informasi catatan administratif
seperti kepemilikan properti.
SIG juga mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu
di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya
memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG
merupakan data spasial yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang
memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar
referensinya. Berdasarkan hal tersebut, aplikasi SIG
dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi,
kondisi suatu trend, pola dan model. Kemampuan inilah
yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
Selain itu, SIG sebagai suatu sistem untuk analisis
data spasial dapat menjawab beberapa pertanyaan terkait
analisis keruangan yaitu:
1) Apa…?
(Jenis pertanyaan apa / what is it dalam SIG yaitu
pertanyaan terkait lokasi, yang merujuk terkait apa
yang terdapat pada lokasi tertentu. Contoh: bencana
apa yang berpotensi terjadi di DKI Jakarta.
1) Dimana..?
(Jenis pertanyaan dimana/ where is it yaitu pertanyaan
yang menunjukkan lokasi yang rill terhadap suatu
phenomena, sebagai contoh dimanakah lokasi yang
sering mengalami bencana banjir di DKI Jakarta, SIG
dapat menjawab dengan letak koordinat X, dan Y).
2) Bagaimana itu dapat berubah..?
(Jenis pertanyaan bagaimanan / how has it changed,
merupakan pertanyaan yang menunjukkan
kecendrungan atau peristiwa terjadi, sebagai contoh:
bagaimana terjadinya penurunan daratan?).
3) Bagaimanakah polanya atau hubungannya?
(Pertanyaan hubungan, menganalisis hubungan
keruangan antar objek kenampakan geografis
merupakan jenis pertanyaan dalm SIG untuk
menjawab keterkaitan suatu fenomena dengan kondisi
geografis, sebagai contoh: suatu wilayah rawan
banjir, apakah wilayah tersebut dekat dengan
sungai/laut?).
4) Bagaimana Jika..?
(Pertanyaan berbasis model atau prediksi suatu
potensi, merupakan pertanyaan untuk menjawab
suatu prediksi dari analisis spasial. Sebagai contoh:
bagaimana jika dibangun perumahan pada area rawan
banjir?).
5) Bagaimana Solusinya..?
(SIG sebagai suatu sistem yang dapat menjawab atau
digunakan untuk analisis pengambil keputusan,
sebagai contoh: setelah mengkaji pertanyaan –
pertanyaan sebelumnya dengan SIG kita dapat
mengambil keputusan atau solusi dari suatu masalah,
dengan pertanyaan: bagaimana penurunan risiko
banjir tersebut?).

E. Keuntungan SIG dibandingkan Metode Manual


Analisis suatu peta pada dasarnya dapat dilakukan
secara manual atau tradisional, akan tetapi hal tersebut
memiliki keterbatasan dalam hal analisis dan tampilan
peta. Sebagai contoh, ketika anda akan melakukan proses
analisis peta degan tumpung susun secara manual dari
berbagai sumber data/peta tematik dengan berbeda skala,
maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan proses
tumpang susun atau tampilan output peta hasil tumpang
susun. Berbeda jika menggunakan SIG, anda dapat
menganalisis data dari berbeda sumber atau skala secara
cepat dan mudah, sehingga dapat menghasilkan informasi
peta baru. Menurut Reddy (2008), secara umum
perbandingan Sistem Informasi Geografis dengan peta
analog disajikan pada Tabel 1.2, dan 1.3:
Tabel 1.2 Perbandingan Peta Analog dengan
SIG
Peta Analog SIG
Statis Statis dan Dinamis
Proses updating Proses updating
mahal murah
Kompleks Fleksibel

Diskrit (lembar Kontinu dan yang


per lembar) perlu saja
Analisis dan Analisis &
modeling secara modeling secara
langsung tidak langsung sangat
mungkin mungkin
Menurunkan Menurunkan
(generate) data (generate) data
perlu interpretasi tidak perlu
interpretasi

Tabel 1.3: Perbandingan Beban Kerja SIG dan Peta


Analog
Beban kerja SIG Peta analog
Peyimpanan Sudah standar Skala berbeda
Data baku dan pada standar
terpadu yang berbeda
Pemanggilan Database digital Cari dan cek
secara manual
dari peta analog
atau tabel
Pemutakhiran Lebih cepat, Cara manual
karena sudah
dalam database
komputer
Tumpang Dilakukan Kurang teliti,
Susun/ Overlay secara otomatis mahal, dan
dan sistematis biaya mahal
oleh komputer
Analisis Spasial Sangat Cepat Lambat
Data Display Mudah, Murah, Kompleks,
dan Cepat mahal, dan
waktu yang
lama
F. Manfaat SIG
SIG sebagai teknologi untuk analisis data spasial,
aplikasi ini dapat dapat berperan sebagai pengukuran
(measurement), pemetaan (mapping), Pemantauan
(monitoring), dan pemodelan (modelling).
1) Pengukuran (measurement)
SIG dapat digunakan untuk menganalisis pengukuran
melalui komponen data pendukung, sebagai contoh
untuk mengukur luasan suatu wilayah, jarak antar
titik, mengukur tingkat produktivitas, kerusakan
lahan, dan lain-lain. Sebagai contoh hasil penelitian,
memanfaatkan SIG untuk mengukur tingkat
kerentanan masyarakat Kabupaten Bantul terhadap
bahaya gempa (Hizbaron dkk., 2012), mengukur
dampak potensi bahaya tsunami sepanjang pesisir
Kepulauan Andaman (Perna dkk., 2014), dan
mengukur perubahan luasan area terumbu karang di
Kepulauan Seribu (Manullang dkk., 2014).
2) Pemetaan (mapping)
Aplikasi SIG dapat digunakan untuk pemetaan yaitu
memvisualisasikan kenampakan objek dipermukaan
bumi, yaitu data realita permukaan bumi akan
dipetakan dalam suatu layer. Setiap layer merupakan
representasi kumpulan benda (feature) yang
mempunyai kesamaan, contoh: layer jalan, layer
bangunan, layer pemukiman, dan lain-lain. Sebagi
contoh hasil penelitian, memanfaatkan SIG untuk
pemetaan daerah lahan pertanian padi di wilyah Asia
Selatan (Xiao, 2006), zonasi wilayah bahaya longsor
di India (Pandey, 2008), pemetaan daerah banjir di
salah satu Provinsi Banten (Dahlia, 2016), dan
pemetaan geomorfologi di area bentuklahan fluvial
(Wheaton, 2015).
3) Pemantauan (monitoring)
Aplikasi SIG juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pemantauan atau memonitoring suatu aktivitas atau
kejadian dipermukaan bumi. Sebagai contoh,
memonitoring perubahan penggunaan lahan dan
penutup lahan di India menggunakan teknik
penginderaan jauh dan SIG (Rawat dan Kumar,
2015), dan memonitoring perubahan garis pantai
(Suniada, 2015).
4) Pemodelan (modelling)
SIG dapat diaplikasikan untuk melakukan proses
pembentukan model suatu gejala atau objek, karena
tidak semua gejala atau objek dapat di gambarkan
secara langsung. Penggunakan aplikasi SIG dapat
mempermudah peneliti atau akademis atau praktisi
dalam hal analisis untuk memodelkan suatu kajian
atau objek. Sebagai contoh, dengan aplikasi SIG dapat
melakukan pemodelan penurunan daratan DKI
Jakarta (Ward dkk., 2010), dan SIG untuk pemodelan
bahaya gempa, erupsi gunung api, banjir, longsor, dan
genangan (Tralli dkk.,2005).

Gambar 1.7: Skema 4 M, Manfaat SIG


Sumber: Reddy, Tahun 2008
Selain itu, data hasil olah dalam SIG dapat dilakuan
tumpang tindih (Overlay) dari berbagai data layer untuk
analisis lebih lanjut, sehingga menghasilkan data output
gabungan. Ilustrasi disajikan pada Gambar 1.8.

Gambar 1.8: Tumpang Susun Layer pada SIG


Sumber: Huisman Otto, dan A. de By Rolf, Tahun 2009

Keragaman fungsi SIG yang memiliki kelebihan


dalam 4M, maka penggunaan SIG menjadi popular hampir
disemua bidang sebagai contoh: pertanian, ekonomi,
teknik, lingkungan, kesehatan, pertahanan, dan lain-lain
(Rob M.A, 2003).
1. Bidang pertanian, peternakan, dan kehutanan
Manfaat SIG dalam bidang pertanian, peternakan, dan
kehutanan yaitu untuk managemen sumber daya,
perencanaan panen atau identifikasi produksi,
manajemen kebakaran, analisis kesesuai lahan,
monitoring persebaran hama, dan lain-lain (SH. Sonti,
2015).
2. Bidang Sipil
Manfaat SIG dalam bidang sipil yaitu perencanaan
pembuatan bendungan, penyusunan analisis jalan,
analisis kepekaan tanah terhadap longsor, dan
perencanaan pembangunan lainnya.
3. Bidang Transportasi
Manfaat SIG dalam bidang transportasi yaitu
pemetaan rute jalan, pemetaan kepadatan lalu lintas,
dan peta mudik.
4. Bidang Archeology
Manfaat SIG dalam bidang archeology yaitu untuk
pemetaan distribusi peninggalan jejak – jejak purba.
5. Bidang Ekonomi
Manfaat SIG dalam bidang ekonomi yaitu pemetaan
daerah sumber daya atau komoditi, pemetaan eksport
dan import.
6. Bidang Kesehatan
Manfaat SIG dalam bidang kesehatan dapat digunakan untuk
memonitoring persebaran suatu penyakit, pemetaan zonasi daerah
berbahya virus.
7. Bidang Lingkungan
Manfaat SIG dalam bidang lingkungan yaitu untuk zonasi daerah
bencana, memonitoring tingkat sedimentasi.
8. Bidang Pertahanan
Manfaat SIG dalam bidang pertahanan yaitu untuk memetakan daerah perbatasan, pemetaan
lokasi alur penerbangan atau pelayaran.

Anda mungkin juga menyukai