Anda di halaman 1dari 26

SUMBER DAN JENIS

DATA SIG
2
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat Isi BAB II
Sistem Informasi Geografis dapat berfungsi jika
terdapat data yang akan dilakukan proses pengolahan atau
sebagai input, baik data sekunder atau hasil pengukuran.
Berdasarkan hal tersebut, penting dalam memahami
terkait data yang dapat digunakan dalam SIG karena
sebagai tahapan awal dalam proses SIG. Pada BAB II
buku ajar ini menjelaskan terkait data, sumber data, dan
jenis data yang dapat digunakan dalam SIG, hal ini sebagai
pendeskripsi salah satu komponen SIG berupa data.
Strategi yang digunakan untuk menjelaskan terkait data,
sumber data, dan jenis data SIG berupa metode ceramah,
diskusi, dan observasi dengan memanfaatkan berbagai
situs terkait yang dapat di kunjungi melalui web site.
Manfaat dengan mempelajari materi ini mahasiswa
mampu membedakan setiap sumber data dan jenisnya
dalam proses pengolahan pada SIG.

B. Relevansi
Materi pada bagian ini merupakan membahas terkait
data, format, dan sumber data dalam SIG, hal ini
merupakan bagian dasar pada mata kuliah Sistem
Informasi Geografis. Pada materi ini disusun yang
merujuk pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan
kurikulum program studi, disusun dari referensi nasional
dan internasional, serta disusun dan diampu oleh tenaga
pengajar sesuai bidangnya. Selain itu, materi ini sangat
relevan dalam kajian memahami data spasial di lapangan.

C. Capaian Pembelajaran
Pada bagian materi data dan sumber data dalam SIG
diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi meliputi:
1) Memahami jenis data dasar dalam SIG
2) Mampu memahami terkait sumber dan format data
dala SIG
3) Mampu membandingkan kelebihan dan kekurangan
setiap data, sehingga dapat memahami kegunaan
masing - masing data dalam bidang spasial.

II. URAIAN MATERI


A. Data SIG
Data merupakan suatu fakta atau gambar yang
memiliki informasi untuk tujuan tertentu. Elemen
informasi dasar data geografis atau basic graphical
element, terdiri dari: data titik atau dot (point), garis (line),
dan area (Polygon) (Fazal, 2008). Ketiga elemen informasi
data geografis tersebut digunakan untuk
merepresentasikan kenampakan geografis di permukaan
bumi, sebagai contoh data titik merepresentasikan suatu
pusat kota, data garis representasikan sungai atau jalan,
dan data area representasikan suatu danau.
1) Point atau Titik
Data point atau titik merupakan representasi untuk
lokasi khusus atau single location, seperti: bangunan,
pusat kota, pusat kecamatan, dan lain –lain. Data titik
tidak memiliki dimensi, dan di indikasikan pada peta
melalui suatu bentuk simbol.
2) Line atau garis
Data garis berbentuk panjang dan tidak memiliki
dimensi luasan, yang merepresentasikan data sungai,
jalan, pipa, garis kontur, dan lain –lain.
3) Area atau poligon
Data area merupakan data yang memiliki dua dimensi
yaitu panjang dan luasan, data poligon
merepresentasikan danau, jenis tanah, penggunaan
lahan, dan lain-lain.

Gambar 2.1: Representasi Data Geografis


Sumber: Fazal, 2008

Data geografis pada dasarnya terdiri atas data spasial


dan data atribut. Data spasial merepresentasikan posisi
atau lokasi geografis dari suatu objek dipermukaan bumi.
Data spasial merupakan salah satu item dari informasi,
dimana di dalamnya terdapat informasi mengenai bumi,
dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan, dan bawah
atmosfer. Data atribut memberikan keterangan dari suatu
objek. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto,
narasi, dan sebagainya yang diperoleh dari data statistik,
pengukuran lapangan, dan lain - lain (Ekadinata dkk,
2008).
Perkembangan teknologi yang cepat dalam
pengambilan data spasial telah membuat perekaman
terhadap data berubah menjadi bentuk digital, salah satu
perkembangan teknologi yang berpengaruh terhadap
perekaman data pada saat ini adalah penginderaan jauh
(remote sensing), dan Global Posisition System (GPS).
Menurut Suryantoro (2013), terdapat empat prinsip yang
dapat menidentifikasi perubahan teknologi perekaman
data spasial, yaitu:
1) Perkembangan Teknologi
2) Kepedulian terhadap lingkungan hidup
3) Konflik politik atau perang
4) Kepentingan ekonomi
B. Sumber Data SIG
Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber
dengan berbagai format. Sumber data spasial antara lain:
peta analog, foto udara, citra satelit, pengukuran
lapangan, pengukuran teodolite, pengukuran dengan
GPS, dan lain-lain. Format data spasial dapat berupa data
digital dan data analog. Secara umum teknik untuk
konvert data dari data peta analog menjadi digital, yaitu
manual digitasi atau scan (Reddy, 2008).
1) Peta analog
Peta analog yaitu peta bentuk konvensional dari data
spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas.
Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi
spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan
sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan
sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta
digital dengan cara format raster diubah menjadi
format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat
menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan
bumi.
Gambar 2.2: Contoh Peta Analog, Peta Rupabumi
Lembar Gununbatu
Sumber: Bakosurtanal, Tahun 2000

2) Foto Udara (Aerial Photographs)


Foto udara merupakan sumber data SIG yang
diperoleh dari hasil pemotren langsung ke permukaan
bumi melalui udara menggunakan suatu wahana,
seperti pesawat terbang, drone, dan lain - lain.
Perbedaan data foto udara dengan citra satelit yaitu
terkait wahana dan cakupan wilayahnya. Foto udara
sebagai sumber data dalam SIG memiliki
karaktersitik: ketersediaan data, biaya rendah,
keterjangkauan area pengukuran luas, resolusi spasial
dan spektral tinggi, dan berbentuk tiga dimensi.
Variasi ketinggian dalam proses pemotretan data foto
udara, akan menghasilkan variasi dalam skala resolusi
spasial hasil gambar. Semakin rendah wahana dalam
proses pemotretan objek maka semakin detail gambar
atau semakin tinggi resolusi spasial, dan semakin
tinggi wahana dalam proses pemotretan objek maka
semakin kecil hasil gambar atau rendah resolusi
spasial gambar (Gambar 2.3). Sebelum
perkembangan teknologi kamera digital, kamera yang
digunakan untuk merekam dalam proses foto udara
yaitu kamera konvensional menggunakan negativ
film, saat ini kemajuan teknologi berkembang
sehingga perekeman data foto udara menggunakan
kamera digital.

Gambar 2.3: Variasi Skala Foto Udara


Sumber: Reddy, Tahun 2008
Gambar 2.4: Contoh Data Foto Udara

3) Citra satelit
Citra satelit merupakan sumber data dalam SIG yang
diperoleh melalui satelit sebagai wahana. Satelit
tersebut menggunakan sistem sensor untuk merekam
permukaan bumi, baik sensor bersifat aktif maupun
pasif. Data citra satelit merupakan sumber data yang
terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara
berkala dan mencakup area tertentu, sehingga dapat
bermanfaat untuk berbagai analisis salah satunya
proses monitoring. Selain itu, dengan adanya
bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh
berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan
kepentingan. Sebagai contoh, citra satelit Landsat
untuk identifikasi kelembaban atau produktivitas
lahan pertanian, Citra Satelit DEM SRTM untuk
analisis topografi, dan Citra Quickbird dengan
resolusi spasial tinggi dapat dimanfaatkan untuk
analisis perencanaan. Data citra satelit pada umumnya
direpresentasikan dalam bentuk format raster.

Gambar 2.5: Citra Satelit Landsat 8


Sumber: USGS, Tahun 2015
4) Pengukuran lapangan
Data hasil pengukuran lapangan merupakan data yang
dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
pada umumnya data ini merupakan sumber data
atribut contohnya: batas administrasi, batas
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan dan lain-lain.
5) Pengukuran GPS
GPS singkatan dari Global Positioning System
(Sistem Pencari Posisi Global), adalah suatu jaringan
satelit yang secara terus menerus memancarkan
gelombang radio dengan frekuensi yang sangat
rendah. Alat penerima GPS secara pasif menerima
sinyal ini, dengan syarat bahwa pandangan ke langit
tidak boleh terhalang, sehingga biasanya alat ini
hanya bekerja di ruang terbuka. Satelit GPS bekerja
pada referensi waktu yang sangat teliti dan
memancarkan data yang menunjukkan lokasi dan
waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh satelit GPS
yang ada disinkronisasi, sehingga memancarkan
sinyal yang sama. Alat penerima GPS akan bekerja
jika menerima sinyal dari sedikitnya 4 buah satelit
GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi bisa
dihitung. Keuntungan alat GPS dalam data spasial
yaitu:
a. GPS digunakan untuk identifikasi koordinat
geografis yang berasosiasi dengan citra satelit.
GPS juga digunakan untuk menurunkan tingkat
distorsi dan meningkatkan akurasi.
b. GPS dapat digunakan untuk cek ground data citra
satelit
c. GPS sebagai tools untuk perbaharuan data SIG
yang memiliki biaya rendah.

Gambar 2.6: Sumber Data dalam SIG


Sumber: Ekadinata dkk, Tahun 2008
C. Format Data SIG
Data sebagai sumber analisis dalam SIG dapat
berbetuk analog atau digital. Data analog dapat
digunakan atau dianalisis dalam SIG jika data tersebut
memiliki format digital, untuk itu data analog perlu
dilakukan konversi ke dalam format digital. Selain itu,
data dalam SIG memiliki format representasi data yaitu
data berbentuk vektor dan raster.
1) Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang
direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah
yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada
titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik
perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama
dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal
ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas
kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk
mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.
Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidak
mampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
Pada umumnya data vektor digunakan untuk:
a. Aplikasi yang membutuhkan data secara presisi
b. Ketika ukuran file menjadi penting
c. Ketika fitur peta secara individual dibutuhkan untuk
analisis
d. Ketika informasi deskripsi perlu di simpan

Gambar 2.7: Bentuk Data Vektor


Sumber: Ekadinata dkk, Tahun 2008

Data vektor pada umumnya disusun berdasarkan


tema tertentu, yang direpresentasikan dengan istilah
layers. Sebagai contoh, data vektor representasikan data:
control geodetik, peta dasar, peta tanah, penggunaan
lahan, penutup lahan, transportasi, drainase dan hidrologi,
batas politik, dan lain-lain.
Gambar 2.8: Peta Kontur Representasi Data Vektor
Sumber: ITC, Tahun 2012

Model data vector terbagai menjadi dua jenis data


yaitu data tologi dan data non topologi. Data topologi
yaitu biasa digunakan dalam analisis spasial dalam SIG.
Topologi merupakan model data vektor yang
menunjukkan hubungan spasial diantara objek spasial.
Topologi berguna pada saat melakukan deteksi kesalahan
pada saat proses digitasi, dan analisis data spasial yang
kompleks. Data nontopologi yaitu model data yang
memiliki sifat yang lebih cepat dalam menampilkan, dan
digunakan dalam perangkat lunak SIG yang berbeda-beda.
Pada umumnya data nontopologi digunakan dalam
menampilkan atau memproses data spasial yang sederhana
dan tidak terlalu besar ukuran filenya (Suryantoro, 2013).

2) Data Raster
Data raster yaitu data yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis
direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut
dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi
(definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.
Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran
sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap
pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi
yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi
resolusinya. Model data raster memberikan informasi
spasial terhadap permukaan bumi dalam bentuk gambaran
yang digeneralisasikan. Representasi dunia nyata
disajikan sebagai elemen matriks atau piksel yang
membentuk grid yang homogen. Pada setiap piksel
mewakili setiap objek yang terekam ditandai dengan nilai
– nilai tertentu.
Gambar 2.9: Bentuk Data Raster
Sumber: Ekadinata dkk, Tahun 2008

Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya


ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin
besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada
kapasistas perangkat keras yang tersedia. Selain itu, data
raster pada umumnya digunakan untuk:
1. Merepresentasikan batas-batas yang berubah secara
gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah dan sebagainya.
2. Representasi data digital, seperti foto udara, citra
satelit, peta kertas hasil scanner, dan aplikasi lainnya
yang membutuhkan kedetailan gambar.
3. Ketika keterbatasan anggaran karena tingginya biaya
survei lapangan, sehingga menggunakan data raster
seperti citra satelit atau foto udara.
4. Ketika peta tidak membutuhkan analisis untuk setiap
fitur peta secara individu.
5. Ketika membutuhkan background pada tampilan peta.
Selain itu, Enviromental System Research Institute
(ESRI), membagi empat kategori utama aplikasi model
data raster yaitu:
1. Raster sebagai peta dasar
Data raster biasanya digunakan sebagai tampilan latar
belakang (background), untuk suatu layer dari objek
yang lain (vector). Sebagai contoh Gambar 2.10, Peta
Risiko Banjir dengan latar belakang data Citra
Quicbird.

Gambar 2.10: Data Raster sebagai Peta Dasar


Sumber: Dahlia dkk., Tahun 2016
2. Raster sebagai peta model permukaan
Data raster cocok untuk merepresentasikan data
permukaan bumi. Data dapat menyediakan metode
yang efektif dalam menyimpan informasi nilai
ketinggian permukaan bumi sebagai contoh data
DEM SRTM, Merepresentasikan data curah hujan,
temperatur, konsentrasi, dan kepadatan penduduk.
Sebagai contoh, data raster yang merepresentasikan
model elevasi wilayah Desa Renged Kecamatan
Binuang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
(Gambar 2.11).

Gambar 2.11: Peta DEM DSM


Sumber: Dahlia dkk., Tahun 2016
3. Raster sebagai Peta Tematik
Data raster yang merepresentasikan peta tematik
dapat diturunkan dari hasil analisis data lain. Aplikasi
analisis yang sering digunakan yaitu dalam
melakukan klasifikasi citra satelit untuk
menghasilkan kategori penutup lahan (land cover)
atau penggunaan lahan (landuse). Sebagai contoh,
pemanfaatan data Citra Landsat 8, untuk klasifikasi
penutup lahan (Gambar 2.12).

Gambar 2.12: Data Citra sebagai Peta Penggunaan Lahan


Sumber: Sampurno dan Thoriq, 2016
4. Raster sebagai Atribut dari Objek
Data raster dapat pula digunakan sebagai atribut dari
suatu objek, baik dalam bentuk foto digital, dokumen
hasil scan atau gambar hasil scan yang mempunyai
hubungan dengan objek geografi atau lokasi. Sebagai
contoh, dokumen kepemilikan persil dapat ditampilkan
sebagai atribut objek persil.

Gambar 2.13: Citra Landsat Representasi Data Raster


Sumber: ITC, Tahun 2012
Perbedaan mendasar antara data raster dan vektor
yaitu terletak pada cara penyimpanan dan reprentasi objek
geografis (Ekadinata dkk, 2008.). Masing-masing format
data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan
penggunaan, data yang tersedia, volume data yang
dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan
dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam
hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit
untuk digunakan dalam komputasi matematik. Data raster
biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang
lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih
mudah digunakan secara matematis. Ilustrasi perbedaan
anatra data raster dan data vektor pada kenampakan
permukaan bumi disajikan pada Gambar 2.14. Untuk
perbandingan terkait kelebihan dan kekurangan antara
data raster dan vektor disajkian pada Tabel 2.1.
Gambar 2.14: Perbandingan Data Vektor dan Raster
Terhadap Objek Permukaan Bumi
Sumber: Reddy, Tahun 2008

Tabel 2.1: Perbandingan Data Vektor dan Raster


Data Vektor Data Raster
Keuntungan: Keuntungan:
1. Menghasilkan struktur data 1. Mudah dan efisien dalam
yang lebih kompleks melakukan proses tumpang
2. Transformasi proyeksi yang susun
lebih efisien 2. Kompatibel dengan data
Citra Satelit
3. Efisien untuk implementasi 3. Memiliki data struktur yang
informasi topologi, seperti lebih simple
analisis jaringan 4. Efisien untuk
4. Menghasilkan informasi merepresentasikan data
peta yang lebih presisi spasial resolusi tinggi
5. Efisien dalam manipulasi
data foto digital
Kelemahan: Kelemahan:
1. Lebih sulit dalam proses 1. Sulit untuk representasikan
tumpang susun data data topologi
2. Kurang efisien dalam 2. Data file besar
merepresentasikan data
variabel spasial tinggi
3. Tidak efektif ketika
digunakan untuk proses
manipulasi data bentuk citra
digital.
Sumber: Reddy, 2008., Fazar, Tahun 2008

Tabel 2.2: Perbandingan Data Raster dan Vektor


Raster Vektor
Pengumpulan Data Cepat Lambat
Volume Data Besar Kecil
Struktur Data Simpel Kompleks
Akurasi Geometri Rendah Tinggi
Data Grafis Rata-rata Baik
Analisis Luasan Baik Rata-rata
Analisis Jaringan Tidak Bagus Baik
Generalisasi Simpel Kompleks
Sumber: Fazal, Tahun 2008
Tabel 2.3: Sumber Data Raster dan Vektor
Sumber Data Raster Data Vektor
Data Primer 1. Data digital 1. Data survei
foto udara pengukuran
2. Data digital 2. Data
citra satelit pengukuran
GPS
Data Sekunder 1. Data DEM 1. Peta
(Digital topografi
Elevation 2. Database
Model) toponim
2. Data Foto
Sumber: Fazal, Tahun 2008

III. RANGKUMAN
Data merupakan suatu fakta atau gambar yang
memiliki informasi untuk tujuan tertentu. Elemen
informasi dasar data geografis atau basic graphical
element, terdiri dari: data titik atau dot (point), garis (line),
dan area (Polygon). Data titik atau dot sebagai contoh
untuk representasi pusat kecamatan, data garis dengan
contoh untuk representasi fitur sungai, dan data area
dengan contoh untuk representasi fitur danau. Sumber data
yang dapat digunakan dalam SIG terdiri dari: peta analog,
foto udara, citra satelit, pengukuran lapangan, dan
pengukuran GPS.
Format data yang merepresentasikan data SIG terdapat format data vektor dan raster. Format vektor di
representasikan dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir
pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan
utama dari pemanfaatan data dengan format vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik,
batasan dan garis lurus, sedangkan kelemahannya tidak efektif ketika digunakan untuk proses manipulasi
data bentuk citra digital. Contoh data dengan format vektor yaitu peta kontur. Data raster yaitu data yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh, pada data raster objek geografis di representasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Keuntungan data raster mudah dan efisien
dalam melakukan proses tumpang susun dan kompatibel dengan data citra satelit, sedangkan
kelemahannya sulit untuk represntasi data topologi.

Anda mungkin juga menyukai