Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

GEOINFORMASI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7 :

IVANA ARUM DIFTI (03071282025036)


ISMARYANTO (03071282025038)
ANNISA MAHARANI (03071282025034)
DARY FARHANSYAH (03071282025037)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2022
Soal

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem informasi geografis (SIG)?


2. Jelaskan jenis-jenis data SIG?
3. Jelaskan perbedaan data vektor dan raster?
4. Jelaskan aplikasi/software yang digunakan dalam analisis SIG.
5. Jelaskan kegunaan SIG dalam bidang geologi, uraikan satu contoh/kasus.

Jawaban :

1. SIG (Saistem Informasi Geografis) merupakan sebuah sistem yang terdapat dalam
komputerisasi yang mana dapat berfungsi sebagai penangkapan, pencontohan,
pemanipulasian, penemuan kembali, penganalisisan, dan presentasi data acuan geografis,
sebagai fasilitas untuk menyiapkan, mempresentasikan, dan menginterpretasi fakta-fakta
yang berkaitan dengan permukaan bumi. Dalam SIG menjadi salah satu metode yang sangat
penting untuk menyelesaikan permasalahan pada fenomena yang terjadi di ruang lingkup
geografis seperti ruang lingkup geospatial yang mana meliputi lapisan-lapisan di sekitar atau
di permukaan bumi. (Longley et al. 2005). Menurut Lusch (1999) definisi dari SIG sendiri
yaitu merupakan suatu sistem yang terintegrasi antara perangkat keras dan lunak dengan
bantuan analisis oleh brainware (pengguna) yang dapat mengolah, memanipulasi,
memodelkan, menganalisis, dan menampilkan data yang bersifat geografis (data spasial).
Dengan SIG, pengguna akan mendapatkan informasi mengenai pola, hubungan ataupun
fenomena yang ada di permukaan bumi. Dalam makna lain, sistem informasi geografis juga
diartikan sebagai suatu sistem yang mengelola data geografis dengan menggunakan atau
memanfaatkan komputer yang memanfaatkan perangkat keras maupun perangkat lunak
(software) aplikasi yang ada di komputer guna mendukung pengolahan data-data dalam SIG
ini dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dapat memanfaatkan komputer
dengan baik yang dapat menyimpan, mengelola, memproses serta menganalisis data
geografis dan menyediakan informasi dan grafis secara terpadu dan kemudian dimanfaatkan
untuk keperluan sehari-hari.

Adapun beberapa pengertian SIG menurut para ahli selain yang disebutkan diatas, yaitu :

1. Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan
dalam menangani data bereferensi geografis yaitu pemasukan data, manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran
sebagai hasil (output) yang dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan pada
masalah yang berhubungan dengan geografis.
2. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial
dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-
karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut lengkap dengan mencakup
metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat
lunak dan struktur organisasi.
3. Chrisman (1997), SIG merupakan suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis,
serta menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.
4. Tomlin (1990), SIG merupakan sebuah fasilitas yang digunakan untuk mempersiapkan,
mempresentasikan dan menginterpretasikan fakta-fakta yang terdapat di dalam
permukaan bumi. Definisi khususnya yaitu merupakan sebuah konfigurasi perangkat
keras & perangkat lunak sistem komputer yang secara khusus dirancang untuk proses
akuisisi, pengelolaan dan penggunaan data kartograpi.

2. Dalam aplikasi SIG jenis data dibedakan secara garis besar menjadi dua macam yaitu data
spasial dan data nonspasial/atribut.

1. Data Spasial (keruangan)


Data yang mempresentasikan aspek keruangan dari suatu fenomena atau
mengidentifikasikan posisi geografis suatu fenomena. contoh data spasial antara lain
letak suatu wilayah, posisi sumber minyak bumi,dsb. bentuk-bentuk data spasial : titik
(dot), contoh: posisi terminal
garis (poly line), contoh: jaringan jalan raya area (polygon), contoh: wilayah kecamatan

2. Data Atribut (deskripsi)


data yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di
permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel. contoh data atribut misalnya
kepadatan penduduk, jenis tanah, dsb. bentuk-bentuk data atribut: data kuantitatif
(angka-angka/statistik), contoh: jumlah penduduk data kualitatif (kualitas/mutu), contoh:
tingkat kesuburan tanah

Data non spasial terdiri atas data kualitatif (contoh : nama dan alamat pemilik persil),
dan data kuantitatif (contoh : panjang jalan,luas persil). Selanjutnya dikenal data rujukan
geografis untuk melengkapi atribut non spasial (informasi tentang riwayat tanah). Adapun
data yang berupa indeks geografis berupa informasi teknis yang sangat rinci yang digunakan
untuk memilih, menghubungkan dan mencari kembali data yang disimpan. Hubungan
spasial data adalah informasi yang memberikan penjelasan tentang hubungan topologi dari
suatu unsur peta (contoh : buffer dengan jarak 2 km dari pusat kota). Dalam basis data SIG,
kedua jenis data ini disimpan secara terpisah dan dihubungkan melalui ID (identifier)
Sumber data untuk SIG bisa berupa peta, daftar (buku/tabel), buku statistik, buku telepon,
citra penginderaan jauh/foto udara (Citra Landsat, SPOT, Ikonos, Quickbird, Smallformat
Fotri, Airborne Videography) dan data hasil survei lapangan (pengukuran dan pemetaan,
sensus, dan pengambilan data lainnya untuk tujuan tertentu). Format data yang sering
digunakan dalam SIG secara umum terdiri dari tiga jenis yaitu dalam bentuk format data
fisik (hardcopy) yang bisa terbaca langsung, format citra analog, dan format digital.
Data dalam bentuk format data fisik (berupa kertas atau film) adalah data yang berupa
peta-peta kertas yang dapat dibaca langsung yang dihasilkan pada proses pembuatan peta
secara manual. Pada masa lalu, data ini penggunaannya sangat intensif dalam aplikasi SIG.
Data ini sudah lama dimanfaatkan untuk metode analisis secara manual. Pada pengenalan
objek tertentu, analisis spasial secara manual dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam peta. Cara melakukannya dengan menginterpretasikan data peta secara visual dan
berbasis pengetahuan dari para pengguna atau oleh para ahli analisis. Pada era komputerisasi
seperti sekarang ini, karena semakin pesatnya perkembangan komputer dan semakin
meningkatnya kebutuhan akan analsisi berbasis computer, maka diperlukan pengkonversian
data fisik ini menjadi format data digital untuk bisa dilakukan untuk keperluan analisis
digital.

Data dalam bentuk citra (gambar) bisa berasal dari foto udara hasil pemotretan udara
dengan kamera. Format data seperti ini bisa dinilai sebagai sumber data permukaan bumi
yang terlengkap mengingat berbagai jenis data terdapat didalamnya. Kenampakan berbagai
objek pada foto udara mudah dikenali secara visual maupun dengan cara stereoskopis seperti
kenampakan jaringan jalan, sungai, gunung, danau, garis pantai, hutan, permukiman, dll.
Oleh karena itu, teknologi pemetaan telah memanfaatkan foto udara sebagai sumber data
untuk pemetaan dasar topografi (pemetaan rupa bumi).

Data dalam bentuk format digital diperoleh dari proses konvensi data fisik ke dalam
format digital. Data grafis digital hasil konversi data fisik peta dan foto dikenal dalam dua
format yaitu format vektor dan format raster. Data spasial digital yang tersedia dalam format
vektor antara lain meliputi : topologi vektor garis-garis bentuk suatu objek, non topologi
vektor garis, dan layer anotasi. Sedangkan data digital dalam format raster antara lain
mencakup : peta dan foto udara hasil penyiaman (scanning), citra penginderaan jauh dari
satelit, orthophotography digital, digital elevation models (data tinggi permukaan bumi
dalam format matrik ketinggian). Adapun data atributnya biasanya dalam bentuk tabel atau
daftar teks, sudah banyak tersedia dari berbagai sumber dalam format data digital yang
diperoleh melalui proses entri data secara manual. Berbagai data atribut digital diperoleh
dari berbagai piranti lunak seperti tabel (spreadsheet) , word processing, atau didapat dari
dbase.

3. Adapun perbedaan data vector dan data raster yaitu :

a. DATA RASTER

Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel
sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto digital seperti areal fotografi atau foto
satelit merupakan bagian dari data raster pada peta. Raster mewakili data grid continue.
Nilainya menggunakan gambar berwarna seperti fotografi, yang di tampilkan dengan level
merah, hijau, dan biru pada sel. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut sebagai pixel (picture element). Resolusi (definisi visual)
tergantung pada ukuran pixel-nya, semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah
secara gradual seperti jenis tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster adalah
peta yang diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto permukaan bumi yang
diperoleh dari komputer.

Contoh sumber-sumber entity spasial raster adalah citra satelit, misalnya NOAA. Spot,
Landsad Ikonos, dll. Kemudian citra radar, dan model ketinggian dijital seperti DTM atau
DEM dalam model data raster.

• Keuntungan model data raster :

a. Struktur data cukup sederhana


b. Overlay dan kombinasi data dengan citra sangat mudah
c. Beberapa analisa spasial cukup mudah dilakukan
d. Simulasi cukup mudah dilakukan karena semua data mempunyai bentuk dan ukuran
yang sama
e. Teknologinya tidak mahal

• Kelemahan model data raster :

a. Volume grafik data cukup besar


b. Apabila digunakan ukuran grid sel yang besar untuk mengurangi volume data akan
menghilangkan beberapa informasi penting
c. Network link sulit dilakukan
d. Transformasi proyeksi memakan waktu lama
e. Penyajian data kurang halus dan dianggap kurang bagus

b. DATA VEKTOR
Pada model data vektor, unsur geografik disajikan secara digital seperti bentuk
visualisasi/penyajian dalam peta hardcopy. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan :
1. Titik-titik.
Entity titik meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan
koordinat. Di samping koordinat-koordinat, data atau informasi yang diasosiasikan
dengan ‘titik’ tersebut juga harus disimpan untuk menunjukkan jenis titik yang
bersangkutan.
2. Garis-garis atau kurva.

Entity garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur-unsur linier yang dibangun
dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat
atau lebih.

3. Poligon/luasan beserta atribut-atributnya.

Cara yang paling sederhana untuk merepresentasikan suatu poligon adalah


pengembangan dari cara yang digunakan untuk merepresentasikan arc yang sederhana
yaitu merepresentasikan setiap poligon sebagai sekumpulan koordinat (x,y) yang
membentuk segmen garis, dimana mempunyai titik awal dan titik akhir segmen garis
yang sama (memiliki nilai koordinat yang sama).

• Keuntungan model data vektor :

a) Penyajian datanya cukup bagus


b) Struktur datanya cukup kompak
c) Grafik data cukup akurat
d) Pemanggilan kembali, updating dan generalisasi grafik data dan atribut dapat
dilakukan dengan mudah
e) Topologi data dapat dideskripsi selengkapnya dengan link network

• Kelemahan model data vektor :

a) Struktur datanya cukup kompleks


b) Kombinasi dari beberapa poligon dalam overlay cukup sulit
c) Display dan plot data cukup mahal
d) Teknologinya cukup mahal, terutama untuk hardware dan software yang handal
e) Filtering dalam polygon tidak mungkin dilakukan

4. Adapun beberapa aplikasi yang digunakan pada SIG yaitu :

1. ArcGIS Pro

ArcGIS Pro merupakan produk software SIG keluaran dari ESRI. Produk ini merupakan
pengembangan dari ArGIS dekstop yang sudah ada sebelumnya dengan user interface yang lebih
modern dan integrasi dari berbagai software ArcGIS dekstop (ArcMap, ArcCatalog, dll). Banya
kelebihan ArcGIS Pro dibandingkan software SIG lainnya meliputi kemampuan kartografi yang
mumpuni, integrasi dengan ArcGIS online, editing data yang intuitif, memiliki ribuan tools
untuk geoprosesing dan analisis, serta mendukung analisis big data dengan machine learning.
2. ArcGIS Dekstop

ArcGIS Dekstop (terdiri atas ArcMap, ArcCatalog, ArcScene, ArcGlobe) merupakan


software SIG yang sangat sukses dan paling banyak digunakan, terutama sebelum adanya
ArcGIS Pro dan QGIS.

3. QGIS

QGIS (dulu Quantum GIS) merupakan pilihan terbaik jika kita memutuskan untuk
menjalankan GIS secara open-source. Keunggulan terbesar dari QGIS adalah komunitas yang
berdiri di belakangnya. Komunitas ini menggunakan dan mengembangkan QGIS melalui
pembangunan plugin yang ribuan jumlahnya. Plugin-plugin ini yang membuat QGIS dapat
memberikan banyak kemungkinan aplikasi bagi penggunanya.

4. SAGA GIS

SAGA GIS (System for Automated Geoscientific Analyses) adalah salah satu perangkat
lunak GIS gratis.

Keunggulan dari aplikasi ini terletak pada banyaknya pilihan fungsi untuk untuk analisis
medan seperti analisis 3D, analisis morfometri, pemodelan daerah aliran sungai, dan analisis
visibilitas dalam format raster.

5. Grass GIS

GRASS GIS (Geographic Resources Anlysis Support Systems) dikembangkan oleh US


Army Corps sebagai alat untuk pengelolaan lahan dan perencanaan lingkungan kemudian
berkembang untuk berbagai bidang kajian. Seperti SAGA, GRASS juga dapat diakses langsung
melalui QGIS sehingga membuat proses pengoperasiannya semakin mudah.

6. Global Mapper
Software yang awalnya dikembangkan oleh USGS ini telah berkembang menjadi produk
komersial (yang terjangkau) yang mampu bersaing dengan software-software lainnya. Global
Mapper sangat fleksibel untuk digunakan baik oleh pengguna pemula dan maupun yang sudah
advance. Keunggulan yang paling sering dimanfaatkan adalah interoperabilitas yang jempolan.
7. ILWIS
Perangkat lunak GIS yang dulunya komersial, kini berubah menjadi open source. ILWIS
(Integrated Land and Water Information System) merupakan software yang sudah lama ada,
tetapi sepertinya tidak lekang oleh zaman. Software SIG ini memiliki banyak fungsi untuk
melakukan analisis data penginderaan jauh. ILWIS juga banyak menyediakan fungsi analisis
spasial untuk berbagai pengguna.
5. SIG juga memiliki manfaat yang banyak dalam bidang geologi yaitu bidang yang
mempelajari semua tentang kebumian mulai dari material bumi, komposisi, asal mula,
struktur, penyusunan kerak bumi, batuan, mineral, dan lain-lain. Tidak hanya itu, geologi
juga merupakan ilmu yang mempelajari sejarah perkembangan bumi serta semua makhluk
yang pernah tinggal, hidup dan mati dalam planet bumi. Penerapan sistem informasi
geografis dalam ilmu geologi dimanfaatkan pada pengelolaan sumber daya mineral, sebaran
air tanah, panas bumi dan kebencanaan. Berikut ini beberapa manfaat sistem informasi
geografi dalam ilmu geologi, diantaranya:

1. Membantu pencarian persebaran sumber daya - Pemanfaatan SIG dalam sumber daya
energi seperti mengetahui persebaran minyak dan gas bumi, batubara, panasbumi, emas.
Selain itu juga membantu mengekplorasi wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya
alam lainnya seperti perak, tembaga, mineral ekonomis, emas, dan bahan industry lainnya.
2. SIG akan menentukan keterdapatan lokasi bahan galian migas dalam lapisan tanah
3. Untuk mengetahui persebaran logam dan non logam - Yang termasuk logam yaitu logam
besi, logam dasar, logam mulia dan logam ringan, sedangkan yang tergolong non logam
meliputi bahan bangunan, bahan keramik, bahan industri, dan batu mulia.
4. SIG membantu menentukan lokasi-lokasi pertambangan - Penentuan lokasi-lokasi
pertambangan dilakukan untuk menjaga keselamatan dan memperhitungkan keamanan
para pekerja tambang dan menjaga kelestarian lingkungan nantinya.
5. Menganalisa penyebaran limbah yang merupakan hasil sampingan dari industri tambang
6. SIG bermanfaat menginventarisasi manajemen dan perijinan proyek pertambangan
7. Pemetaan permukaan, disamping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasi GIS
8. Membantu menuntukan dan menganalisis struktur dan susunan batuan di suatu wilayah
9. Membantu menghitung kemiringan sebuah lereng dan menganalisisnya
10. SIG dapat mengidentifikasi material yang ada di sebuah wilayah - seperti susunan dan
jenis batuan, hubungan antarbatuan, morfologi tanah, kerak bumi dan lain-lain. Data
seperti ini biasanya sangat diperlukan untuk membantu mengetahui kondisi suatu wilayah.
11. Membantu pemantauan pencemaran laut dan menganalisa letak lapisan minyak di laut
12. Membantu melakukan perlindungan terhadap lingkungan
13. Membantu membuat catatan populasi spesies
14. Membantu mitigasi bencana atau upaya penanggulangan bencana alam

Dengan informasi yang ditampilkan dari teknologi SIG dapat mengetahui atau
memperkirakan potensi dan melokalisasi daerah rawan bencana. Foto citra indera jauh yang
didapatkan dari teknologi SIG berperan peran penting dalam mengidentifikasi daerah rawan
bencana alam. Informasi dari foto citra indra jauh dapat ditafsirkan melalui jenis dan sebaran
batuan, hubungan antarbatuan, struktur seperti sesar atau pelipatan, morfologi tanah, dan
sebaran. Informasi-informasi ini didapat dari teknologi SIG sehingga dengan data tersebut
akan membantu mengevaluasi kerawanan bencana dan resiko bahaya di suatu wilayah
tersebut.
Para geologist pada saat ini harus menguasai tools yang sudahada pada zaman sekarang
dimana perkembangan system informasi geografi yang sangat cepat dan akurat. Dengan
dapatnya seorang geologis mengoptimalkan tools yang ada seperti GPS, peta satelit LANDSAD
maupun liDAR data yang dapat dihimpun oleh seorang geologist akan lebih presisi, optimal dan
efisien.

Bukti Diskusi Kelompok

Anda mungkin juga menyukai