Anda di halaman 1dari 10

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan

informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang
bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan
merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993

Menurut Paryono (1994), SIG memerlukan data masukan agar berfungsi dan memberikan informasi hasil
analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu; (a) lapangan, (b) peta, dan
(c) citra penginderaan jauh.
1. Data lapangan. Data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung, seperti misalnya
pH tanah, salinitas air, curah hujan, jenis tanah, dan sebagainya;
2. Data peta. Informasi yang lebih terekam pada peta kertas atau film, dikonversikan ke dalam bentuk
digital. Misalnya, peta geologi, peta tanah dan sebagainya. Apabila data sudah terekam dalam bentuk
peta, tidak lagi diperlukan data lapangan, kecuali untuk mengecek kebenarannya.
3. Data citra pengideraan jauh. Citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat
diinterpretasi terlebih dahulu sebelum dikonversi ke dalam bentuk digital. Sementara itu, citra yang
diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan
koreksi seperlunya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa ketiga sumber tersebut saling mendukung satu terhadap yang lain. Data
lapangan dapat digunakan untuk membuat peta fisis, sedangkan data penginderaan jauh juga
memerlukan data lapangan untuk lebih memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga sumber data
saling berkaitan, melengkapi dan mendukung, sehingga tidak boleh ada yang diabaikan.
Data yang belum dalam bentuk digital dapat diubah menjadi bentuk digital dengan menggunakan cara
manual, yaitu mengubah informasi geografis menjadi data digital dengan sistem kisi-kisi (grid or raster
system). Cara manual lain namun lebih canggih adalah dengan menggunakan digitizer, sedangkan yang
otomatis, menggunakan scanner (Suryono, dkk. 1994).
Untuk cara manual, diperlukan ketelitian operator yang mengkonversi data, sehingga data yang diperoleh
masih sesuai (mendekati) seperti aslinya. Untuk penggunaan scanner, perlu diperhatikan resolusi
scanner yang digunakan, agar data yang tersimpan tidak banyak mengalami kehilangan detilnya atau
mengalami degradasi (Paryono, 1994).
Winaryo dan Suryono (1994) mencatat 3 (tiga) jenis sumber data yang dapat dipakai sebagai masukan
bagi SIG, yaitu:
1. Data spasial berbentuk vector: data ini bersumber dari peta topografi dan peta tematik lainnya;
2. Data spasial berbentuk raster: data ini bersumber dari hasil rekaman satelit atau pemotretan udara;
3. Data alphanumeric: data ini bersumber dari catatan statistik atau sumber lainnya, yang sifatnya sebagai
deskripsi langsung atau sebagai tambahan data spasial.
Data geografis sebagai data keruangan (spatial data) dapat disajikan pada kertas atau pada sistem
informasi geografis, baik sebagai titik (point), garis (line), ataupun bidang (area). Titik digunakan untuk
menunjukkan posisi atau lokasi kenampakan geografis, seperti misalnya lokasi menara pengamat, lokasi
sumur minyak, dan sebagainya. Garis yang merupakan kumpulan titik-titik, dapat digunakan untuk
menyajikan jalan aspal antar kota, sungai, garis pantai dan lain sebagainya. Sementara itu, bidang untuk
menggambarkan wilayah, waduk atau danau, dan sebagainya; yang sering disajikan dalam bentuk
poligon, yaitu kumpulan segmen garis yang tertutup (Paryono, 1994).

ubsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan sistem -
sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat keras, perangkat luak,
dan manajemen.
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi geografi berupa titik
garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang disimpan dalam bentuk d igital (numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah
titik menggambarkan kota jika pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih
spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda -beda menurut skalanya.
Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan batas
wilayah administratif pada peta skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek yang berbeda menurut
skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan
bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif
dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi.
Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan
tanah dan kandungan mineral dalam tanah.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras (hadware) adalah perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam sistem
komputer. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah seperangkat
komputer yang terdiri atas central processing unit (CPU), monitor, printer, plotter, disket, hard
disk, magnetic tape, digitizer, keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak (software) adalah program yang digunakan untuk mengoperasikan SIG.
Beberapa program yang dapat digunakan antara lain Arc/Info, Are View, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya manusia. S uatu
proyek SIG akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu, SIG harus
dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang memiliki keahlian dalam bidang SIG sesuai dengan
tingkatannya.
Manusia sebagai pengguna SIG memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Mulai
dari tingkat spesialis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG. Namun, secara
umum orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu staf operasional yang
meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang meliputi atialis dan programer, serta manajer
yang bertanggung jawab atas SIG secara keseluruhan.
. Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh karena itu,
SIG sama halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas kertas,
meslcipun SIG melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan
peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut SIG karena juga menginformasikan data -data dalam
ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data, manipulasi dan
analisis data, serta penyajian data.
1. Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan data
dar mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG.
Masukan data terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data pengindraan jauh,
data teristris, dan data peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila sumber data
berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian disajikan dalam
bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung
digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara lain pH
tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam
bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan. Guna keperluan
SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh permukaan bumi.
Oleh karena itu, sebuah peta harus memenuhisyarat-syarat berikut ini:.
a) Jarak antartitik pada peta harus sesuai dengan jarak antartitik sesungguhnya di permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut arau arah yang sesungguhnya di
permukaan bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya di permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan yang banyakmenyita wakm karena dapat menghabiskan
waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai dengan pengambilan
keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh proses dalam
SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan henar. Artinya, peta
merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika data yang akan
didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan sesuai dengan koordinat peta da n
skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini minimal ada tiga btrah titik yang sudah diketahui
kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik kontrol. Pengambilan ketiga
titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi pengerutan atau pembesaran objek yang didigitasi.
Oleh karena itu, peta yang didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari meja digitasi karena sistem
koordinat pada meja digitasi telah disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan karena selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi. Kesalahan
dalam proses digitasi umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang terlalu panjang atau terlalu
pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik, pencatatan rangkap, kesalahan kode, dan
kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan
fasilitas berikut ini.
(a) Fungsi pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.
(b) Penghapusan titik akhir (delete last point).
(c) Penghapusan garis (delete line) untulc memperbarui data.
(d) Pengancingan (snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis dengan segmen lainnya.
(e) Fungsi pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi geometri.
(4) Memasukkan atribut dengan kode
Atiibut yang dimasukkan untuk melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu (kodifikasi).
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam dapat menghemat waktu. Penyiaman dapat
dilakukan menggunakan detektor elelaronik yang dapat bergerak. Penyiaman yang terkenal ialah
penyiaman tabung (drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed scanner).
Data spasial yang ialah dimasukkan dan disimpan di dalam SIG dapat dibedakan menjadi
dua model, yaitu model data raster dan model data vektor.
a) Model Data Raster
Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Pixel
adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam sebuah citra. Setiap pixel mempunyai
referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan mempunyai nilai tertentu. Oleh karena in data
raster dapat menggambarkan objek geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raste
berkaitan erat dengan ukitran sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga muda;
disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA RASTER
No Keunggulan No Kelemahan
1. Struktur data raster sederhana 1. Volume data grafik besar
2. Tumpang susun dan kombinasi data yang 2. sehingga memerlukan tempat
3 dipetakan mudah dilakukan 3. penyimpanan data yang besar
4. Analisis keruangan mudah dilakukan 4 pula.
5 Satuan unit dalam raster mempunyai ukuran 5 Penggunaan ukuran pixel yang
dan bentuk yang sama. besar untuk mengurangi ruang
Teknologinya murah dan mudah pemakaian sering
dikembangkan. menghilangkan beberapa
informasi.
Peta yang rumit tampak kurang
baik.
Jalinan hubungan sulit dibuat.
Transformasi proyeksi sulit
dilakukan.
b) Model Data Vektor
Data vektor merupakan model data yang dapat digunakan untuk menggambarkan informasi
geografi secara tepat. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik-titik, garis; atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data
spasial dalan model data vektor ditampilkan dalarn sistem koordinat kartesian dua dimensi (sumbu x
dan y).
Di dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik
terurut yang dihubungkan, sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan titik -
titik. Akan tetapi, titik awal dan titik ahhir poligon tersebut mempunyai nilai koordinat yang sama
sehingga.menjadi poligon tertutup. Informasi vang diwakili oleh titik, garis, atau bidang mempunyai
koordinat yang tepat. Titik akan diikat oleh satu koordinat (x, y), garis diikat oleh dua atau lebih
sistem-koordinat sedangkan poligon atau bidang diikat oleh beberapa koordinat yang tertutup.
Data vektor memiliki keunggulan dan kelemahan, antara lain dalam tabel berikut ini.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA VEKTOR
No Keunggulan No Kelemahan
1. Ruang atau tempat 1. Struktur datanya rumit
2. penyimpanannya kecil 2. Datanya sulit dimanipulasi
3. Memiliki resolusi spasial yang tinggi 3. Memerlukan biaya yang
Memiliki batas-batas yang tegas dan tinggi untuk perangkat
jelas sehingga sangat baik untuk lunaknya
pembuatan peta-peta administratif
dan persil tanah milik.
2) Data Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi l pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif. Data kualitatif
dapat diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif berfungsi untuk
memperlihatkan perbedaan jenis atau rupa. Sebagai contoh, data kualitatif dalam peta tata guna
lahan, antara lain permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan dalam bilangan. Data
kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.
Data kuantitatif dapat dibedalcan menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal, dan nominal.
(1) Data rasio adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki nilai 0 (nol) mutlak dan
dengan interval yang sama. Contohnya, panjang jalan A = 5 km dan, panjang jalan B = 10 km. Hal itu
berarti bahwa panjang jalan B adalah 2 kali panjang jalan A. Data rasio ini mempunyai tingkat
akurasi yang tertinggi.
(2) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu. Contohnya, nilai mata pelajaran
siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E = 5. Interval antara siswa A dan C (9 -7 = 2) sama dengan
interval antara siswa C dan E (7 - 5 = 2). Data interval mempunyai tingkat akurasi sedang.
(3) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang menunjukkan
adanya tingkatan dari yang paling rendah sampai tingkat paling tinggi. Contohnya, kelompok
penduduk ekonomi atas diberi label 1, kelompok penduduk ekonomi menengah diberi label 2, dan
kelompok penduduk ekonomi bawah diberi label 3.
(4) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang tidak menunjukan
adanya tingkatan, kemudian diberi kode. Contohnya, permulciman diberi kode 1 dan sawah diberi
kode 2.
Data atribut tersebut disimpan dalam bentuk tabel yang rasional sehingga mudah untuk
digunakan dalam jumlah data yang banyak. Contoh data atribut adalah berikut ini.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupalcan aktivitas yang meliputi antara lain membuat basis data baru,
menghapt basis data, membuat tabel basis data, mengisi dan menyisipkan data ke dalam tabel,
mengubah dan menged data, serta membuat indeks untuk setiap tabel b asis data.
Manipulasi tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi ulang, mendapatkan parameter/ukuran,
konversi struktur data, dan analisis. Sebagai contoh, untuk melakukan klasifikasi ulang suatu data
spasial atau data atribut menjadi data spasial yang bar u digunakan kriteria tertentu. Misalnya untuk
perencanaan tata guna lahan menggunakan krieteria kemiringan lereng, yaitu 0% -14% untuk
permukiman, 15% - 29% untuk perkebunan dan pertanian, 30% - 44% untuk hutan produksi, serta
lebih dari 45% untuk hutan lindung dan taman nasional.
Kesalahan yang terjadi dalam proses manipulasi dan analisis data antara lain sebagai
berikut.
a. Tidak tepatnya interval kelas.
b. Penyimpangan batas sehingga terdapat perbedaan luas pada tumpang susun poligon.
c. Penyimpangan dalam melakukan tumpang susun beberapa peta.
3. Penyajian Data
Subsistem penyajian data berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil analisis data
geografi Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik, bagan, dan hasil perhitungan.
Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai
bahan dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan.

2.3 Sumber Data Spasial


Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain:
a. Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak.
Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi
spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital
dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat
menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
b. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto?udara dan sebagainya), merupakan sumber
data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu.
Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing?masing, kita
bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format raster.
c. Data Hasil Pengukuran Lapangan
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada
umumnya data ini merupakan sumber data atribut contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan
lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
d. Data GPS (Global Positioning System)
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan
pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi satelit navigasi. Pengolahan data
yang bersumber dari GPS biasanya dilakukan dalam format vektor.
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS)
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan
untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga
memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari
sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber
daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu
perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau
SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan
dari polusi.

Anda mungkin juga menyukai