Anda di halaman 1dari 22

SISTEM TEKNOLOGI GEOGRAFIS (GIS)

UNTUK TATA GUNA LAHAN SEBAGAI SALAH SATU


PENERAPAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI PADA
LEMBAGA NON PROFIT

TUGAS KE : 1

DASAR TEKNOLOGI INFORMASI

KELAS B

NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN

NIM : 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS UDAYANA

2009
PENGANTAR GIS
(Geographical Information System)

Apa Itu GIS ?


GIS (Geographical Information System) atau dikenal pula dengan SIG
(Sistem Informasi Geografis)
merupakan sistem infomasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur
peta (geografis) dan informasinya tentang peta tersebut (data atribut) yang
dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, analisa, memperagakan
dan menampilkan data spatial untuk menyelesaikan perencanaan,mengolah dan
meneliti permasalahan. Dengan definisi ini , maka terlihat bahwa aplikasi SIG
dilapangan cukup luas terutama bagi bidang yang memerlukan adanya suatu
sistem informasi tidak hanya menyimpan, menampilkan, dan menganalisa data
atribut saja tetapi juga unsur geografisnya seperti PT. Telkom, Pertamina,
Departemen Kelautan, Kehutanan, Bakosurtanal, Marketing, Perbankan,
Perpajakan, dan yang lainnya.
A. Komponen GIS
Ada beragam definisi dari para pakar mengenai SIG tersebut, intinya SIG adalah
sebuah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan
penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. Sistem tersebut
untuk dapat beroperasi membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) juga manusia yang mengoperasikannya (brainware). Secara rinci
SIG tersebut dapat beroperasi membutuhkan komponen-komponen sebagai
berikut :
• Orang..........yang menjalankan sistem
• Aplikasi......prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data
• Data............informasi yang dibutuhkan dan diolah dalam aplikasi
• Software.....perangkat lunak SIG
• Hardware....perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan system
(John E. Harmon, Steven J. Anderson. 2003)

Dasar Teknik Informasi ©2009 1


 Orang yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan
bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi
bagian dari SIG ini ada beragam, misalnya operator, analis, programmer,
database administrator bahkan stakeholder.
 Aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk
mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi,
koreksi geometri, query, overlay, buffer, join table dan sebagainya.
 Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.
Data grafis/spasial ini merupakan data yang merupakan representasi
fenomena permukaan bumi yang memiliki referensi (koodinat) lazim berupa
peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-
data tersebut. Sedangkan data atribut misalnya data sensus penduduk, catatan
survei, data statistik lainnya. Kumpulan data-data dalam jumlah besar dapat
disusun menjadi sebuah basisdata. Jadi dalam SIG juga dikenal adanya
basisdata yang lazim disebut sebagai basisdata spasial (spatial database).
 Perangkat lunak SIG adalah program komputer yang dibuat khusus dan
memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan
penayangan data spasial. Ada pun merk perangkat lunak ini cukup beragam,
misalnya Arc/Info, ArcView, ArcGIS, Map Info, TNT Mips (MacOS,
Windows, Unix, Linux tersedia), GRASS, bahkan ada Knoppix GIS dan
masih banyak lagi.

Dasar Teknik Informasi ©2009 2


 Perangkat keras ini berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung
pengoperasian perangkat lunak yang dipergunakan. Dalam perangkat keras
ini juga termasuk didalamnya scanner, digitizer, GPS, printer dan plotter.

Komponen kunci dalam GIS adalah sistem komputer, data geospatial


(data atribut) dan pengguna , yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistem komputer GIS terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat


lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukkan data, pengolahan,
analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial.

Dasar Teknik Informasi ©2009 3


Sumber-sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra
satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial
dibedakan menjadi:

1. Data grafis/geometris, mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc)


dan luasan (poligon) dalam bentuk
2. vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk,
posisi dan arah. Data atribut/data tematik

Fungsi pengguna berguna untuk memilih informasi yang diperlukan,


membuat standar, update data yang efisien, analisa output untuk hasil yang
diinginkan serta merencanakan aplikasi.

B. Subsistem Utama GIS


GIS terdiri dari empat subsistem utama :
1. Sub-sistem Masukan, Perangkat untuk menyediakan data sampai siap
dimanfaatkan oleh pengguna; yang berupa peralatan pemetaan terestris,
fotogrametri, digitasi, scanner, dsb. Pada umumnya output dari perangkat
tersebut berupa peta, citra dan tayangan gambar lainnya.
2. Sub-sistem Database, Digitasi peta dasar pada berbagai wilayah/daerah
cakupan dengan berbagai skala telah dan terus dilakukan dalam rangka
membangun sistem database spasial yang mudah diperbaharui dan digunakan
dengan data literal sebagai komponen utamanya.
3. Sub-sistem Pengolahan Data, Pengolahan data baik yang berupa vektor
maupun raster dapat dilakukan dengan berbagai software seperti AUTOCAD,
ARC/INFO, ERDAS, MAPINFO, ILWIS. Untuk metode vektor biasanya
disebut digitasi sedangkan raster dikenal dengan metode overlay. Salah satu
karakteristik software GIS adalah adanya sistem Layer (pelapisan) dalam
menggabungkan beberapa unsur informasi (penduduk, tempat tinggal, jalan,
persil tanah, dll). Seperti: Layer, Coverage (ArcInfo produk ESRI), Theme

Dasar Teknik Informasi ©2009 4


(ArcView produk ESRI), Layer (AutoCAD Map produk Autodesk), Table
(MapInfo produk MapInfo Corp.), dan lain-lainya.

Pada gambar diatas menunjukkan 4 layer yang terdiri atas grid, layer jalan,
tempat tinggal, dan sungai. Peta akan terlihat berdasarkan layer yang tersusun
dimana layer yang paling atas adalah layer yang tampak diatas.
4. Sub-sistem Penyajian Informasi, Dilakukan dengan berbagai media agar
mudah dimanfaatkan oleh pengguna

C. Pengetahuan Peta
Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-
unsur (fatures) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan
permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu [Rockville86].
Adapun persyaratan-persyaratan geometrik yang harus dipenuhi oleh
suatu peta sehingga menjadi peta yang ideal adalah:
1. Jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak
aslinya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala tertentu).
2. Luas suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan luas
sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan skalanya).
3. Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai
dengan arah yang sebenarnya (seperti di permukaan bumi).
4. Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan
bentuk yang sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan faktor skalanya).

Dasar Teknik Informasi ©2009 5


Pada kenyataannya di lapangan merupakan hal yang tidak mungkin
menggambarkan sebuah peta yang dapat memenuhi semua kriteria di atas, karena
permukaan bumi itu sebenarnya melengkung. Sehingga pada saat melakukan
proyeksi dari bentuk permukaan bumi yang melengkung tersebut ke dalam bidang
datar (kertas) akan terjadi distorsi. Oleh karena itu maka akan ada kriteria yang
tidak terpenuhi, prioritas kriteria dalam melakukan proyeksi peta tergantung dari
penggunaan peta tersebut di lapangan misalnya untuk peta yang digunakan untuk
perencanaan Jaringan Telekomunikasi maka yang akan jadi prioritas peta ideal
adalah kriteria 1, sedangkan peta denah kampus yang akan kita digitasi tentunya
kriteria 4 yang akan kita utamakan.
Proyeksi Peta
Merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasar berbentuk
bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi seminimal mungkin.
Distorsi dapat dikurangi dengan membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian
yang tidak terlalu luas dan menggunakan bidang datar.
Berikut ini akan dijelaskan proyeksi peta yang sering digunakan terutama
proyeksi dalam melakukan prosess digitasi :
1. Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator)
Salah satu proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan adalah
UTM. Sebagai ciri hasil proyeksi UTM ini pada sebuah peta, yaitu terdapatnya
garis lintang (Latitude) dan garis bujur (Longitude). Keuntungan Peta ini
adalah menggunakan sistem koordinat global (seluruh dunia) sehingga apabila
kita menggambarkan suatu daerah yang diketahui Latitude dan Longitude-nya
maka apabila kita mau menggabungkan satu peta dengan peta yang lainnya
tidak akan sulit. Berikut akan dijelaskan mengenai sistem proyeksi ini: Pada
sistem proyeksi ini didefinisikan posisi horizontal dua dimensi (x,y)utm dengan
menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan konform yang memotong
bumi pada dua meridian standard. Seluruh permukaan bumi,

Dasar Teknik Informasi ©2009 6


dalam sistem koordinat ini, dibagi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai
zone UTM. Setiap zone ini dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki
meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga
174°BB, zone 2 dari 174°BB hingga 168°BB, terus ke arah timur hingga zone
60 yang dimulai dari 174°BT hingga 180°BT.
Batas lintang di dalam sistem koordinat ini adalah 80° LS hingga 84°
LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8° yang pembagiannya dimulai dari
80° LS ke arah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari
C,D,E,F, hingga X (tetapi huruf I dan O tidak digunakan). Jadi, bagian derajat
80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D,
64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya.

Setiap zone UTM memiliki sistem koordinat sendiri dengan titik nol
sejati pada perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Dan, untuk
menghindari koordinat negatif, meridian tengah diberi nilai awal absis (x)
500.000 meter. Untuk zone yang terletak di bagian selatan ekuator (LS), juga
untuk menghindari koordinat negatif, ekuator diberi nilai awal ordinat (y)
10.000.000 meter. Sedangkan untuk zone yang terletak di bagian utara ekuator,
ekuator tetap memiliki nilai ordinat 0 meter.

Dasar Teknik Informasi ©2009 7


Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, mulai dari meridian
90° BT hingga meridian 144° BT dengan batas paralel (lintang) 11° LS hingga
6°LU. Dengan demikian, wilayah Indonesia dimulai dari zone 46 (meridian
sentral 93° BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141° BT).

2. Non-Earth

Proyeksi Non-Earth ini merupakan proyeksi yang menggunakan


koordinat lokal. Proyeksi ini biasanya digunakan untuk mendigitasi (map info)
berupa suatu denah atau peta tersebut bersifat independen (hanya terdiri 1
lembar peta tersebut) .

Peta ≅ SIG

D. Contoh Aplikasi GIS

• Bidang Telekomunikasi → digunakan untuk manajemen inventarisasi jaringan


telekomunikasi, perencanaan jaringan tahun berikutnya, seperti halnya

Dasar Teknik Informasi ©2009 8


penentuan letak sentral, RK, DP yang optimal dan seterusnya sampai ke
pelanggan, dll.

• Bidang Sumberdaya Alam → mencakup inventarisasi, manajemen, dan


kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,
perencanaan tata guna lahan, analisa daerah rawan bencana alam, dsb.

• Bidang Lingkungan → mencakup perencanaan sungai, danau, laut, evaluasi


pengendapan lumpur/sedimen, pemodelan pencemaran udara, limbah
berbahaya dsb.

• Bidang Ekonomi, Bisnis, marketing → mencakup penentuan lokasi bisnis yang


prospektif untuk bank, pasar swalayan, mesin ATM dsb.

• Bidang Trasportasi dan Perhubungan → mencakup inventarisasi jaringan


transportasi, analisa kesesuain dan penentuan rute-rute alternatif transportasi,
manajemen pemeliharaan dan perencanaan perluasan jalan,dsb.

• Bidang Kesehatan → mencakup penyediaan data atribut dan spasial yang


menggambarkan distribusi penderita suatu penyakit,pola penyebaran penyakit,
distribusi unit kesehatan, dsb.

Manfaat SIG
Tak lengkap rasanya apabila membicarakan SIG tanpa mengetahui
manf'aat yang dapat diperoleh. Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat
fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.SIG mampu
mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital
bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta
bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan
kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses
data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi
dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.
Ambil contoh seperti kondisi Aceh yang beberapa waktu lalu dihempas
tsunami yang mengakibatkan korban dan kerugian yang banyak sekali.

Dasar Teknik Informasi ©2009 9


Bayangkan dengan citra satelit yang beresolusi tinggi kita dapat melihat kondisi
suatu lokasi dipermukaan bumi secara akurat. Kemudian hasil survey rekan-rekan
yang bekerja dilapangan dapat langsung di masukkan dalam database spasial yang
telah ada sebelumnya untuk mengetahui lokasi rawan dan butuh segera ditangani.
Informasi
tersebut kemudian bisa di upload
ke internet dan tersebarlah
informasi ke penjuru dunia.
Gambar disamping merupakan
salah satu citra Ikonos yang
merekam sebelum dan sesudah
kejadian tsunami di Aceh.
(http://www.disasterscharter.org/)
Integrasi data citra satelit seperti
yang tampak pada gambar tersebut dengan data-data yang lain menggunakan SIG
akan menghasilkan informasi baru yang benar-benar sangat membantu sekali.
Seperti saat ini dalam proses pemulihan kembali Aceh, rekan-rekan yang berkarya
dibidang SIG sedang melakukan penyusunan data spasial kembali. Hasilnya kelak
pasti akan membantu pembangunan Aceh kita tunggu saja.

Perkembangan SIG Saat Ini


Berbicara perkembangan SIG saat ini kiranya tidak lengkap tanpa
menyinggung perkembangan teknologi informasi (TI). Saat ini teknologi
informasi sudah sangat maju, telah ada internet yang menjembatani komunikasi
tanpa batas, perkembangan webserver, harddisk dalam kapasitas terrabyte dan
sebagainya. Dalam lingkup SIG juga muncul teknologi mapserver seperti ArcIMS
buatan ESRI yang merupakan salah satu raksasa produsen perangkat lunak SIG
dari Amerika. Ketika di dunia TI muncul komunitas opensource, di bidang SIG
juga muncul komunitas serupa. Misalnya komunitas yang bernaung pada
Inovagis.org, MapWindow.org yang membuat activeX untuk pengembangan
perangkat lunak SIG secara gratis. ActiveX tersebut tersedia dalam bahasa

Dasar Teknik Informasi ©2009 10


pemrograman Visual Basic maupun C++ sehingga dapat leluasa dikembangkan
oleh rekan-rekan yang telah belajar bahasa tersebut.
SIG juga tidak hanya tersedia untuk platform Windows, tetap telah ada
pula yang mengembangkan SIG untuk Linux yang dikenal opensource, misalnya
GRASS GIS (Geographic Resource Analysis Support System) yang sudah include
di Knoppix GIS, juga tersedia GRASS untuk Solaris, MacOS X, IBM AIK dan
masih banyak lagi. Selain itu masih banyak perangkat lunak SIG yang berlisensi
GNU Public License seperti SAGA (System for Automated Geoscientific
Analyses), DIVA-GIS yang dikhususkan untuk pemetaan dan analisis biodiversity,
kemudian ada MapWindow, Jshape yang berbasis java juga tidak kalah
mutakhirnya. Jshape merupakan jalan menggunakan dari Google Map API dan
beberapa aplikasi mobile.

Dari sisi basisdata SIG juga telah sangat maju. Basisdata SIG juga telah
menganut model basisdata yang mutakhir. Perusahaan raksasa dibidang perangkat
lunak basisdata seperti Oracle sendiri juga telah mengembangkan ekstensi untuk
menagani data spasial SIG yang dikenal sebagai Oracle Spatial. Oracle Spatial ini
dijual sebagai pilihan dari Oracle 8i dan saat ini telah mencapai Oracle 10i.
Dengan kemajuan perangkat lunak DBMS (Database Management System) ini
sangat mendukung
perkembangan SIG sehingga basisdata SIG tidak hanya bersifat lokal saja. Selain
Oracle juga ada Postgress system yang pada tahun 1996 berubah menjadi proyek

Dasar Teknik Informasi ©2009 11


open sourse. Kemudian Postgres sytem
berubah nama menjadi POSTGRESQL
yang juga mengembangkan ekstensi
spasial untuk SQL. Sekarang sistem ini
terbuka lebar digunakan oleh komunitas
pengembang perangkat lunak open source
untuk menerapkan DBMS secara gratis.
Di Indonesia sendiri perkembangan SIG
cukup bagus. Beberapa instansi ataupun institusi pemerintah telah membuat
terobosan dalam aplikasi SIG. Tengok saja KPU yang pada waktu Pemilu tahun
2004 yang lalu telah mengembangkan WebGIS dengan alamat
http://webgis.kpu.go.id/. Jadi saat ini hasil SIG sudah dapat dipergunakan secara
luas. Setiap orang yang memiliki koneksi internet dapat mengakses informasi
yang tersedia pada layanan WebGIS tersebut. Apabila informasi publik dapat
terintegrasi ke dalam layanan WebGIS tentu akan sangat bermanfaat, misalnya
mulai dari bidang pariwisata, tata ruang, transportasi dan sebagainya. Seorang
pelancong akan mudah mengetahui lokasi-lokasi wisata yang hendak dituju,
investor dibidang properti dapat memilih lokasi yang akan dikembangkan untuk
permukiman secara tepat. Apalagi akhir-akhir ini perkembangan sistem
komunikasi seluler juga sangat pesat dan sangat dimungkinkan integrasi ke ponsel
sehingga kemanapun orang pergi dapat memperoleh informasi geografis ini
dengan mudah. Semoga saja dengan perkembangan ini manfaat SIG akan dikenal
dan dirasakan oleh masyarakat luas.

Dasar Teknik Informasi ©2009 12


SISTEM TEKNOLOGI GEOGRAFIS (GIS)

UNTUK TATA GUNA LAHAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang men-


capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data yang secara spatial (keruangan) mereferensikan kepada kondisi
bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti
query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik
yang dimiliki oleh pemetaan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi
lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk
menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan
terjadi.

Kemampuan SIG antara lain:

A. Memetakan Letak

Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer


dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang
mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer
(gambar 1). Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya.

Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan
query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta.
Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu
daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan
seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat
penting dan lainnya yang ada di peta. Orang dapat pula melihat pola-pola yang
mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak feature, misalnya
sekolah, pelanggan, daerah miskin dan sebagainya.

Dasar Teknik Informasi ©2009 13


B. Memetakan Kuantitas
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan
dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling
sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-
tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk
pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-
masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan
terhadap data statistik dibanding database biasa.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian anak yang akan
menyebarkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana
yang punya banyak keluarga dengan anak kecil dan mempunyai pendapatan yang
tinggi. Contoh SIG pada gambar 2 memetakan jumlah penderita cancer di teluk
Cod direlasikan dengan penggunaan lahan. Pemetaan ini digunakan untuk
menganalisa apakah penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya berpengaruh
terhadap kasus-kasus kanker yang terjadi.

C. Memetakan Kerapatan ( Densities )


Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari feature-
feature, di wilayah yang mengandung banyak feature mungkin akan mendapat
kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi
dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam
unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal membagi dalam
kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk
menandai tiap-tiap kelas kerapatan.
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah
besar seperti sensus atau data statistik daerah. Dalam data sensus seperti gambar 3
misalnya, sebuah unit sensus yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi
warna hijau, 30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan lebih
mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan mana yang
kepadatan penduduknya rendah.

Dasar Teknik Informasi ©2009 14


D. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta
historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan
datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan. Pemetaan jalur
yang dilalui badai, dapat digunakan untuk memprediksi kemana nantinya arah
badai tersebut (gambar 4). Seorang manajer pemasaran dapat melihat
perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya promosi untuk
melihat efektivitas dari promosinya.

E. Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area


SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa
yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang
ada diluar area. Sebagai contohnya, pada gambar 4 adalah peta sekolah, jalan,
sirene dan lainnya dalam jarak radius 10 mil dari pembangkit listrik tenaga nuklir
Palo Verde. Peta ini digunakan untuk dasar rencana apabila terjadi keadaan
darurat. Adakalanya perlu untuk menentukan daerah yang diluar kriteria, misalnya
untuk menentukan lokasi pabrik dilakukan di daerah dalam radius lebih dari 1 km.

Dasar Teknik Informasi ©2009 15


Dasar Teknik Informasi ©2009 16
Aplikasi Sistem Informasi Geografis
Peta yang di-link dengan foto, video, dan web
Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar
untuk melengkapi peta yang tampil di layar monitor. antara lain :
- Legenda Legenda (legend) adalah keterangan tentang obyek-obyek yang ada di
peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, simbol buku
adalah universitas, dan sebagianya.
- Skala Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran
sebenarnya.
- zoom in / out Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil
dengan zoom out.
- Pan Dengan fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang
dikehendaki.
- Searching Fasilitas ini digunakan untuk mencari dimana letak suatu feature.
Bisa dilakukan dengan meng-inputkan nama atau keterangan dari feature
tersebut.
- Pengukuran Fasilitas ini dapat mengukur jarak antar titik, jarak rute, atau luas
suatu wilayah secara interaktif
- Informasi Setiap feature dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika
feature tersebut diKlik. Misal pada suatu SIG jaringan jalan, jika diklik pada
suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-
desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan
jalan itu.
- Link Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula meghubungkan
data feature pada peta dengan data dalam bentuk lain seperti gambar, video,
ataupun web. Pada gambar 5 adalah contoh link dari peta tentang probolingo
yang jika di klik di bagian gunung Bromo akan memunculkan video, gambar-
gambar, dan web tentang gunung Bromo.

Aplikasi SIG dapat memvisualkan secara 2 dimensi ataupun 3 dimensi (gambar


7). Dapat berjalan di desktop ataupun di web (gambar 8).

Dasar Teknik Informasi ©2009 17


Manajemen Tata Guna Lahan
Pemanfaatan dan pembangunan lahan yang dimiliki oleh pemerintah
daerah perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Wilayah
pembangunan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri,
perdagangan, perkantoran, fasilitas umum dan jalur hijau. SIG dapat membantu
pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat
digunakan sebagai acuan untuk pembagunan utilitas-utilitas yang diperlukan.
Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun didaerah perkotaan (urban) perlu
dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang
bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya pembangunan tempat sampah.
Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: diluar area
pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter
dari jalan raya, dan sebagainya (gambar 9). Dengan kemampuan SIG yang bisa
memetakan apa yang ada diluar dan didalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti
akan digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak
sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria.

Untuk pembangunan pos polisi peta penyebaran penduduk, histori


kecelakaan dan pelanggaran lalu-lintas, histori kejahatan dan perampokan, peta
penyebaran pertokoan dan bank, bisa dijadikan dasar penentuan lokasi. Contoh
lain misalnya lokasi pompa air untuk menyedot air sewaktu banjir, lokasi
pembangunan pabrik, pasar, fasilitas-fasilitas umum, lokasi jaringan-jaringan

Dasar Teknik Informasi ©2009 18


listrik, telpon, air dan saluran pembuangan. Setelah lokasi yang sesuai
didapatkan, desain pembangunan utilitas tersebut dapat digabungkan dengan SIG
untuk mendapatkan perspektif yang lebih riil (gambar 10) .

Didaerah pedesaan (rural) manajemen tataguna lahan lebih banyak


mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi
tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman ,
pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan
saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta
sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan
peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian juga
dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran
konsumen, dan peta jaringan transportasi. Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk
pembantu pengambilan keputusan, tugas dari daerah terlebih dahulu memasukkan
informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data-data
yang perlu disiapkan antara lain data peta, data statistik daerah, dan. Data peta
dapat menggunakan data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau
instansi lain. Jika data belum ada atau ingin membuat data yang lebih baru, daerah
bisa membuat peta baru berdasar foto satelit (gambar 11) atau foto udara (gambar
12). Sedangkan data statistik diambil dari sensus, data daerah dalam angka, dan
hasil pendataan lainnya.

Dasar Teknik Informasi ©2009 19


Dasar Teknik Informasi ©2009 20
DAFTAR PUSTAKA

Eddy Prahasta. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.


Bandung: Informatika Bandung.
www.gis.com , 2002, “What is GIS”, ESRI team.

Burrough, P.1986. Principle of Geographical Information System for Land


Resources Assesment. Claredon Press : Oxford.

John E. Harmon, Steven J. Anderson. 2003. Design and Implementation of


Geographic Information Systems. John Wiley and Sons : New Jersey.

Paul Longley et.al. 2001.Geographic Information System and Science. John Wiley
and Sons : New York.

Philippe Rigaux et.al, 2002. Spatial Databases With Application to GIS. Morgan
Kaufman : San Francisco.

Dasar Teknik Informasi ©2009 21

Anda mungkin juga menyukai