Anda di halaman 1dari 12

B.

POLA KERUANGAN KOTA


1. KARAKTERISTIK KOTA
Karakteristik kota
Secara garis besar ciri ciri kota dapat
dikelompokkan manjadi dua, yaitu :
2. Struktur ruang kota
1) Teori Konsentris (Concentric Theory)
Teori konsentris dari Ernest W. Burgess, seorang sosiolog beraliran human
ecology, merupakan hasil penelitian Kota Chicago pada tahun 1923. Menurut pengamatan
Burgess, Kota Chicago ternyata telah berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola
penggunaan lahan yang konsentris yang mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-
beda.
Burgess berpendapat bahwa kota-kota mengalami perkembangan atau
pemekaran dimulai dari pusatnya, kemudian seiring pertambahan penduduk kota meluas
ke daerah pinggiran atau menjauhi pusat. Zona-zona baru yang timbul berbentuk
konsentris dengan struktur bergelang atau melingkar.

Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima zona sebagai berikut.

Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-negara Barat (Eropa) yang telah maju
penduduknya. Teori ini mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan rute
transportasi dan komunikasi.
2) Teori Sektoral (Sector Theory)
Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt. Teori ini muncul berdasarkan penelitiannya
pada tahun 1930-an.

1. Deskripsi mengenai CBD, deskripsi CBD sama dengan zona satu pada teori konsentris
2. Zona of Wholesale light Manufacturing, zona ini terdiri dari atas kawasan industri dan
perdagangan
3. Zona pemukiman kelas rendah, zona ini terdiri atas pemukiman kaum buruh dengan
tingkat perekonomian rendah
4. Zona permukiman kelas menengah, zona ini terdiri atas permukiman penduduk dengan
tingkat perekonomian menengah
5. Zona permukiman kelas atas, zona ini terdiri atas permukiman pejabat dan pengusaha
dengan tingkat perekonomian tinggi
3) Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Kedua geograf ini berpendapat, meskipun pola
konsentris dan sektoral terdapat dalam wilayah kota, kenyataannya lebih kompleks dari apa yang dikemukakan dalam
teori Burgess dan Hoyt.

Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks. Bentuk yang kompleks ini
disebabkan oleh munculnya nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai kutub pertumbuhan. Nukleus-nukleus baru
akan berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan membentuk struktur kota yang memiliki
sel-sel pertumbuhan.

Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks industri, pelabuhan laut, dan terminal
bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam penggunaan lahan secara mengelompok sehingga
berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi yang berdekatan dengan sarana transportasi.
Perumahan baru mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan tempat pendidikan.

Harris dan Ullman berpendapat bahwa karakteristik persebaran penggunaan lahan ditentukan oleh faktor-faktor yang
unik seperti situs kota dan sejarahnya yang khas, sehingga tidak ada urut-urutan yang teratur dari zona-zona kota
seperti pada teori konsentris dan sektoral. Teori dari Burgess dan Hoyt dianggap hanya menunjukkan contoh-contoh
dari kenampakan nyata suatu kota.
4) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)
Teori tentang struktur ruang kota yang keempat adalah teori konsektoral (tipe Eropa)
yakni teori yang dikemukakan oleh Peter Mann di Inggris pada tahun 1965. Peter
Mann mencoba untuk menggabungkan teori konsentris dan sektoral, akan tetapi disini
teori konsentris lebih ditonjolkan.

Gambar. Struktur kota menurut teori konsektoral


5) Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)
Teori tentang struktur ruang kota yang kelima adalah teori
konsektoral (tipe Amerika Latin) yakni teori yang dikemukakan
oleh Ernest Griffin dan Larry Ford saat melakukan penelitian di
Amerika Latin pada tahun 1980. Teori ini bisa Anda lihat
gambarannya seperti pada gambar berikut.
3. Potensi kota
Secara umum kota adala tempat bermukimnya warga
kota,tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi,
pemerintah dan lain-lain.
Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih luas
lagi antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai pusat pemukiman penduduk
2. Sebagai pusat kegiatan ekonomi
3. Sebagai pusat kegiatan social budaya
4. Pusat kegiatan politk dan administrasi pemerintah
Dan untuk lebih spesifiknya lagi potensi kota terbagi menjadi 4 macam
:
Potensi kota yaitu sebagai berikut ini:
a. Potensi ekonomi
Ada berbagai fasilitas seperti pasar, pusat perbelanjaan, kawasan
industri dan saran transportasi.
b. Potensi sosial
Ada berbagai fasilitas sepert tempat ibadah, rumah sakit, tempat
hiburan, badan atau yayasan sosial dan organisasi sosial.
c. Potensi politik
Keberadaan aparatur kota yang menjalankan tugasnya dengan baik di
dalam melayani masyarakat, partai politik, serta lembaga-lembaga
politik lainnya.
d. Potensi budaya
Ditandai dengan adanya sarana pendidikan dan kesenian yang
memberikan semangat dan gairah hidup bagi warga kota.

Anda mungkin juga menyukai