Wilayah adalah suatu daerah yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Misalnya, kegiatan ekonomi,
pola pertanian, iklim, dantumbuhan asli.
c. Pola mengelompok
Pada umumnya terletak di daerah pertanian yang subur.
2. Kota
Kota adalah tempat pemukiman penduduk yang memiliki keragaman kegiatan ekonomi.
Misalnya, pedagang, industri, pegawai negeri, dan jasa. Kota mempunyai peranan yang lebih besar
karena di samping sebagai tempat pemukiman (tempat tinggal) penduduk, juga sebagai pusat
penumpukan modal, pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan, pusat perindustrian, pusat
kegiatan sosial budaya (kesenian), pendidikan, dan fasilitas-fasilitas masyarakat lebih lengkap,
misalnya kesehatan, lembaga sosial, kegiatan politik, dan administrasi pemerintah.
Secara fisik, kehidupan kota mempunyai ciri, di antaranya adanya pelapisan sosial ekonomi
(tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan) dan toleransi antarwarga kurang, selain
itu masyarakat kota mudah menyesuaikan diri dengan perubahan sosial karena pengaruh
keterbukaan dari daerah luar.
Masyarakat kota bersifat individual, sistem pembagian kerja sangat jelas, yaitu sesuai dengan
keterampilan dan keahlian masing-masing serta sangat menghargai waktu. Cara berpikir warga
kota lebih rasional, bersifat ekonomis, lebih mengenal hukum negara, sedangkan pelaksanaan
upacara adat hanya berlaku di lingkungan terbatas.
Beberapa analisis pola keruangan di wilayah perkotaan.
a. Hoyt
Model pola keruangan menurut Hoyt sebagai berikut.
1) Terdapat kelompok wealthy people (penduduk sejahtera).
2) Wealthy people adalah penduduk yang memiliki mobil pribadi atau akses kendaraan umum.
3) Lahan mempunyai daya tarik yang sama.
Keterangan:
1. Kawasan pusat bisnis
2. Kawasan pabrik
3. Kawasan pemukiman kelas rendah
4. Kawasan pemukiman kelas menengah
5. Kawasan pemukiman kelas tinggi
b. Burgess
Pola keruangan wilayah kota menurut Burgess diperkenalkan pada tahun 1924. Dasar
pembagian pola keruangan kota menurut Burgess:
1) kota berada di daerah datar,
2) tiap lokasi memiliki sistem transportasi yang bagus dan murah,
3) nilai lahan yang berada di pusat kota harganya tinggi semakin ke arah luar kota harganya
semakin rendah,
4) bangunan tua terdapat di pusat kota atau dekat kota,
5) kota mempunyai latar belakang etnis yang bervariasi dan kelas sosial ekonomi yang
bervariasi pula.
Keterangan:
1. CBD (Central Business District) atau kawasan pusat bisnis
2. Kawasan pabrik
3. Kawasan pemukiman kelas rendah
4. Kawasan pemukiman kelas menengah
5. Kawasan pemukiman kelas tinggi
Info Geo
Apa Kota Terencana itu?
Kebanyakan kota di dunia berkembang lambat selama puluhan atau ratusan tahun, tanpa rencana
induk sebagai patokan pertumbuhannya. Tetapi ada kota yang dibangun dengan perencanaan cermat.
Dalam pemukiman yang dikenal sebagai kota terencana, setiap segi hidup perkotaan diperhitungkan
dalam suatu rancangan menyeluruh sebelum gedung pertama dibangun.
Berbeda dengan tata letak banyak kota tak terencana yang mirip kisi-kisi panggangan, kota
terencana lazimnya menampilkan rencana jalan berpola radial, dengan jalan-jalan raya lebar yang
memusat ke taman-taman luas. Contohnya ibu kota Australia, Canberra, rancangan tahun 1911.
Kota yang sudah ada pun dapat memanfaatkan pelajaran dari perencanaan sebuah kota masa depan.
London, misalnya, menggunakan sebuah rencana untuk perluasan terkendali selama tahun 1930-an dan
1940-an yang mencadangkan “jalur hijau” selebar 16 kilometer untuk pertamanan di sekeliling
metropolis. Sekalipun ibu kota Inggris itu berpenduduk 9,1 juta jiwa pada tahun 1991, kepadatan
penduduknya hanya 4.027 jiwa per kilometer persegi 4 persennya Hong Kong.
Sumber: Hamparan Dunia Ilmu: Seri Bumi dan Permukaannya
Pembagian tersebut dapat bermanfaat untuk menjamin tercapainya pembangunan yang serasi
dan seimbang. Prinsip tersebut juga diterapkan pada skala yang lebih kecil di dalam provinsi-
provinsi itu sendiri dengan memperhatikan hubungan yang saling berkaitan antara kabupaten dan
kecamatan dalam satuan wilayah administrasi yang lebih kecil.
5. Kawasan industri dan kawasan berikat
Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989, yang disebut kawasan industri adalah
kawasan tempat kegiatan pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas
penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh suatu perusahaan kawasan industri.
Tujuan pembangunan kawasan industri adalah untuk mempercepat pertumbuhan industri dan
untuk mempermudah kegiatan industri. Di kawasan industri tersedia fasilitas tenaga listrik, air,
komunikasi, pemadam kebakaran, dan fasilitas kebutuhan konsumsi.
Kawasan industri yang telah beroperasi penuh terdapat di DKI Jakarta, Cilegon, Cilacap,
Surabaya, dan Makassar. Terdapat 89 kawasan industri yang belum beroperasi penuh di Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah (Palu), Riau (Batam), Kalimantan Selatan,
Sulawesi Utara (Bitung), Sumatra Barat, Kalimantan Timur, dan Lampung.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990, untuk memberi izin pembebasan
tanah bagi setiap perusahaan di kawasan industri, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Tidak dilakukan di atas lahan yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumberdaya
alam dan warisan budaya.
b. Tidak mengurangi areal lahan pertanian.
c. Sesuai dengan perencanaan tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah
daerahsetempat.
Adapun kawasan berikat adalah tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang-
barang yang berasal dari dalam dan luar negeri. Contoh kawasan berikat terluas di Indonesia
adalah Cilincing (Jakarta) dan Tanjung Emas Export Processing Zone (TEPZ) di Pelabuhan
Tanjung Emas (Semarang).
Tugas
1.Bagaimanakah perkembangan desa/kota tempat tinggal Anda berdasarkan
sejarahnya?
2.Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang pemberian izin
pembebasan tanah bagi setiap perusakan kawasan industri, bagaimanakah
pendapat Anda tentang lahan pertanian yang banyak dialihfungsikan menjadi
lahan industri?
Menurut teori heterogenitis, segala sesuatu di muka bumi serba lain. Maksudnya hal yang
terjadi di suatu tempat belum tentu terjadi di tempat lain. Demikian juga dengan pertumbuhan
wilayah, tidak akan tumbuh bersama-sama. Maksudnya ada suatu wilayah yang berkembang pesat
dan maju lebih cepat dari yang lain. Wilayah inilah yang dikatakan sebagai pusat pertumbuhan.
Konsep dasar pusat pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan (central place theory) dikemukakan oleh Walter
Christaller, seorang ahli geografi dari Jerman. Dalam teorinya diungkapkan jika:
1. kondisi fisik suatu wilayah dan tingkat kesuburan tanah seragam,
2. tingkat hidup penduduknya seragam.
Maka akan tumbuh pusat pelayanan (pusat pertumbuhan) yang berjarak sama. Jika dituangkan
dalam pola keruangan, terlihat seperti segi enam (heksagon).
4 4
3 5
3 • Pemukiman tingkat rendah, misalnya desa
• Pemukiman tingkat menengah, misalnya kecamatan
2 2
6
1 1
Gambar 4.6Gambar tingkat pemukiman
Fasilitas pelayanan di wilayah kecamatan lebih lengkap. Wilayah kecamatan merupakan pusat
pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya (1, 2, 3, 4, 5, 6).
Agar dapat bertahan, setiap pusat pelayanan (pusat pertumbuhan) harus mempunyai jumlah
penduduk minimum (threshold population), jika penduduk kurang, pusat pelayanan (pusat
pertumbuhan) tidak akan berkembang atau tumbuh.
Teori lain mengenai pusat pelayanan (pusat pertumbuhan) dikemukakan oleh Faden seorang
pakar ekonomi, disebut teori kutub. Di dalam teorinya, Faden mengkritik teori dari Christaller karena
dianggap bersifat statis dan kaku. Teori Faden mengemukakan bahwa wilayah tidak dibatasi oleh
garis lurus tetapi garis lengkung.
Dalam kerangka pendekatan wilayah, Indonesia dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan
yang setiap wilayahnya mempunyai sebuah kota yang menjadi pusat pertumbuhan (central place)
yang disebut kutub pertumbuhan (growth pole).
Hubungan antarwilayah umumnya dalam bentuk sosial budaya serta perekonomian, misalnya
perdagangan, keuangan, produksi, dan jasa. Pembagian ini bisa berubah sesuai dengan perkembangan
wilayah-wilayah tersebut. Pembagian ini dimaksudkan untuk mengatasi ketimpangan pembangunan
yang didasarkan pada kenyataan bahwa provinsi tertentu mempunyai kegiatan yang berhubungan erat
dengan provinsi lain.
Namun kenyataannya sering terjadi ketimpangan. Misalnya, Pulau Jawa padat penduduknya,
namun miskin sumber daya alam. Sementara Indonesia bagian timur penduduknya sedikit padahal
kaya akan sumber daya alam. Akibat dari jumlah penduduk yang sedikit, maka kegiatan ekonomi
tidak maju, hal ini mengesankan pulau-pulau Indonesia bagian timur merupakan ‘daerah belakang’
(hinterland) dari Pulau Jawa. Beberapa faktor yang memengaruhi timbulnya pusat pertumbuhan.
1. Faktor alam, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, dan kesuburantanah.
2. Faktor lalu lintas, jenis transportasi, kondisi jalan, serta fasilitas lalu lintas.
3. Faktor sosial, pendidikan, pendapatan, dan kesehatan.
4. Faktor ekonomi, perbedaan kebutuhan antara daerah satu dengan daerah yang lain.
5. Faktor industri, kebutuhan tenaga kerja, dan tempat tinggal.
Tugas
1.Amatilah daerah disekitar tempat tinggal Anda, faktor apa saja yang memengaruhi
timbulnya pusat pertumbuhan?
2.Mengapa daerah di pulau Indonesia bagian timur pusat pertumbuhannya lebih
lambat dari daerah di Pulau Jawa?
Rangkuman
1. Definisi wilayah formal: wilayah desa, bersifat statis, homogen, dan pasif.
2. Definisi wilayah fungsional: wilayah kota, bersifat dinamis, aktif, dan selalu berubah.
3. Pengertian desa menurut:
a. UU Nomor 5 Tahun 1979 Pasal 1
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b.Prof. Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang
terdapat di suatu daerah di dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah
lain.
c. Paul H. Landis
Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal, memiliki pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan
terhadap kebiasaan, cara berusaha bersifat agraris yang sangat dipengaruhi oleh keadaan alam
seperti iklim dan kekayaan alam, dan pekerjaanpekerjaan yang bukan agraris merupakan
pekerjaan sambilan.
4. Tiga macam pola keruangan desa:
Pola tersebar, terdapat pada desa yang daerahnya homogen dengan kesuburan yang tidak merata; pola
linier, terdapat di sepanjang sungai, sepanjang pantai, atau sepanjang jalan; pola mengelompok,
terdapat di daerah pertanian yang subur.
5. Beberapa analisis pola keruangan di wilayah perkotaan
a. Hoyt
Pola keruangan Hoyt:
Cirinya antara lain: terdapat kelompok wealthy people, yaitu penduduk yang memiliki mobil
pribadi atau akses kendaraan umum, setiap lahan punya daya tarik yang sama.
b.Burgess
Pola keruangan Burgess:
Cirinya kota berada di daerah datar, sistem transportasi bagus dan murah, nilai lahan di pusat kota
tinggi dan semakin ke arah luar kota harganya semakin turun.
6. Pembagian kota berdasarkan jumlah penduduk dapat dikelompokkan menjadi tiga.
a. Kota kecil, berpenduduk 20.000 – 10.000 jiwa.
b.Kota besar, berpenduduk 100.000 – 1.000.000 jiwa.
c. Kota metropolitan, berpenduduk > 1.000.000 jiwa.
7. Ketentuan kawasan industri tidak dilakukan di atas lahan yang mempunyai fungsi utama untuk
melindungi sumber daya alam dan warisan budaya, tidak mengurangi areal lahan pertanian, sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.
8. Kawasan berikat adalah tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang-barang yang
berasal dari dalam dan luar negeri.
9. Konsep dasar pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan (central place theory) diperkenalkan oleh
Walter Christaller, seorang ahli geografi dari Jerman. Dalam teorinya dikemukakan jika kondisi
fisik suatu wilayah dan kesuburan tanah seragam, tingkat hidup penduduknya seragam, maka akan
tumbuh pusat pelayanan yang berjarak sama. Setelah dituangkan dalam pola keruangan terlihat
seperti segi enam (heksagon).
Agar pusat pelayanan (pusat pertumbuhan) bisa bertahan harus mempunyai jumlah penduduk
minimum (threshold population). Pendapat lain berasal dari Faden, seorang pakar ekonomi, yang
mengkritik teori Christaller karena bersifat statis dan kaku. Faden mengatakan bahwa wilayah tidak
dibatasi garis lengkung. Teorinya dikenal sebagai teori kutub pertumbuhan atau growth pole.
10. Tujuan pembangunan di Indonesia.
Memperbaiki kualitas pertumbuhan, mereorientasikan teknologi dan pengelolaan risiko,
mengaktifkan kembali pemupukan, melestarikan dan meningkatkan sumber daya, menyesuaikan
lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan, mengusahakan tercapainya keseimbangan
jumlah penduduk, pemenuhan kebutuhan dasar.
11. Dampak berkembangnya industri.
a. Terjadi pergeseran nilai kehidupan sosial masyarakat.
b.Meningkatnya frekuensi penyimpangan sosial pada remaja dan orang tua.
Meningkatnya urbanisasi.’