penisaptorini@gmail.com
DEFINISI WILAYAH/REGION
• Sebagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu
dengan daerah sekitarnya. (Bintarto)
• Suatu daerah geografi yang mempunyai luas terntentu tanpa atau
dengan adanya batas administratif. (Soefaat)
• Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan fungsional. (Ditjen Penataan Ruang Departemen
Pekerjaan Umum)
• Suatu daerah tertentu di permukaan bumi yang dapat dibedakan dengan
daerah tetangganya atas dasar kenampakan karakteristik atau property
yang menyatu. (E. G. R. Taylor)
UNSUR-UNSUR WILAYAH
Persamaan Perbedaan
• Mengarah ke analisis kewilayahan. • Pembangunan wilayah berorientasi pada
pembangunan faktor fisik dan sosial
• Meningkatkan kualitas keruangan dan
ekonomi untuk meningkatkan kualitas
kualitas hidup manusia.
hidup dengan memperhatikan factor
• Mengarah ke perbaikan infrastruktur keruangan di suatu wilayah; sedangkan
serta peningkatan volume dan keragaman pengembangan wilayah membagi
produksi. wilayah menjadi beberapa wilayah
• Mendorong pertumbuhan wilayah
pengembangan berdasarkan rencana tata
ruang dan potensi wilayahnya.
berdasarkan potensi wilayah dan
peningkatak kesempatan kerja.
PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH
(Dirjen Penataan Ruang, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002)
Berbasis
Karakter
Sumber Berbasis
Berdasarkan
Daya Penataan Terpadu
Klaster
Ruang
1. PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS SUMBER DAYA
Pendekatan
Pusat Pertumbuhan
Pendekatan Desentralisasi
Pendekatan Pusat Pertumbuhan
• Peranan pusat/kutub pertumbuhan dalam pengembangan wilayah adalah
sebagai penggerak utama (lokomotif) pertumbuhan, yang akan menyebarkan
efek ke daerah di sekitarnya (trickling down effect).
• Penerapannya di Indonesia, misalnya melalui pengembangan Kawasan
Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET), Kawasan Andalan, Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK), dan pembagian Wilayah Pembangunan Indonesia.
• KAPET dan KEK merupakan pelaksanaan dari Teori Polarisasi Pertumbuhan dan
Teori Polarisasi Ekonomi, dengan tujuan untuk menarik investasi dan sebagai
penggerak perekonomian wilayah-wilayah yang belum berkembang/pinggiran.
• Berdasarkan Teori Christaller dan Perroux, maka pusat pertumbuhan di
Indonesia dibagi menjadi empat kawasan Wilayah Pembangunan Utama: A
(pusatnya di Medan), B (pusatnya di Jakarta), C (pusatnya di Surabaya), D
(pusatnya di Makasar).
Pendekatan Integrasi Fungsional & Desentralisasi
• Pendekatan Integrasi Fungsional merupakan alternative pendekatan yang
mengutamakan adanya integrasi yang diciptakan karena adanya prinsip saling
melengkapi/komplementer. Misalnya, pembangunan pabrik pupuk pada pusat
pertumbuhan akan mendorong peningkatan pertanian bagi daerah di
sekitarnya.
• Pendekatan Desentralisasi bertujuan mencegah terjadinya aliran ke luar dari
sumberdaya modal dan sumberdaya manusia; sehingga pembangunan di
pedesaan diharapkan dapat mencegah tenaga kerja terampil masuk ke wilayah
kota/pusat pertumbuhan. Selain itu, untuk mencegah backwash effect (daerah
kurang maju) diperlukan campur tangan pemerintah untuk mengendalikan
urbanisasi, mencegah keluarnya modal, pembangunan daerah pinggiran, serta
program pembangunan pedesaan.
3. PEMBANGUNAN WILAYAH TERPADU
• Perlunya kerja sama antar sector untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menanggulangi kemiskinan di daerah-daerah tertinggal.
• Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) mencatat sekitar
199 daerah tertinggal di Indonesia (data tahun 2004) dengan
menggunakan indikator berupa perekonomian masyarakat, sumberdaya
manusia, kemampuan finansial, aksesibilitas, dan karakteristik
geografis.
• Ketertinggalan suatu daerah dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain: kondisi geografis, kondisi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, sarana prasarana, bencana dan konflik sosial, serta kebijakan.
4. PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS KLASTER