Anda di halaman 1dari 2

Nama : Novenscha Rumkorem

Kelas : XII MIPA 3

Tugas Geo Pertemuan 3


1. Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis

Perwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses penggolongan wilayah berdasarkan


kriteria tertentu. Klasifikasi atau penggolongan suatu wilayah dapat dilakukan secara
formal atau dapat juga dilakukan secara fungsional. Perwilayahan secara
geografis adalah pewilayahan yang didasarkan atas gejala atau objek geografi dalam
hubungannya dengan letak suatu tempat di permukaan bumi. Misalnya, Indonesia
merupakan suatu wilayah yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki lintang rendah
dan berada di antara Benua Asia-Australia, serta di antara Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia. Adapun Inggris di Eropa Barat yang memiliki lintang sedang berada
di Samudra Atlantik, Laut Utara, dan Selat Channel di sebelah barat Benua Eropa.
Perbedaan letak dari setiap wilayah tersebut mempengaruhi terjadinya perbedaan karak
teristik yang khas dari setiap wilayah di permukaan bumi. Karakteristik yang bersifat
fisik, antara lain sebagai berikut.

- Jenis iklim, seperti suhu udara dan kelembaban udara (Atmosfer).


- Jenis batuan, seperti jenis, tekstur, dan struktur tanah (Litosfer).
- Jenis air, seperti hujan, arus laut, suhu air laut, dan salinitas air laut (Hidrosfer).
- Jenis tumbuhan atau flora dan jenis binatang atau fauna (Biosfer).

Adapun karakteristik yang bersifat sosial budaya, antara lain administrasi


pemerintahan, struktur penduduk, kepartaian, pola dan jenis makanan, rumah, pakaian,
mata pencarian, transportasi, pendidikan, kesehatan, penguasaan Iptek, kepadatan, dan
persebaran penduduk (Antroposfer). Pada awal perkembangannya, proses
penggolongan wilayah hanya didasarkan pada kriteria alamiah (fisik) tetapi sejak awal
abad ke-19 penggolongan wilayah berkembang secara sistematik dengan memasukan
kriteria-kriteria lainnya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggolongan
wilayah secara garis besar terdiri dari lima bagian, yaitu sebagai berikut.

- Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik) adalah penggolongan wilayah


yang didasarkan kepada ketampakan yang sebagian besar didominasi oleh objek-
objek yang bersifat alami, seperti peng golongan wilayah pertanian dan kehutanan.
- Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal) adalah penggolongan
wilayah berdasarkan pada satu ketampakan, seperti penggolongan wilayah
berdasarkan vegetasi, hewan, atau iklim saja.
- Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya) adalah penggolongan wilayah
yang didasarkan kepada ketampakan jenis atau tema tertentu, seperti di wilayah
hutan hujan tropis (tropical rain forest), yang ditonjolkan hanyalah salah satu jenis
flora tertentu di hutan tersebut, seperti flora anggrek.
- Spesifik Region (Wilayah Spesifik atau Khusus) adalah penggolongan wilayah
secara spesifik yang dicirikan dengan kondisi geografis yang khas dalam
hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan kependudukan secara umum,
seperti wilayah Asia tenggara, Eropa timur, dan Asia Barat Daya.
- Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor) adalah penggolongan wilayah
berdasarkan metoda statistik-deskriptif atau dengan metoda statistik-analitik.
Penentuan wilayah berdasarkan analisis faktor terutama bertujuan untuk hal-hal
yang bersifat produktif, seperti penentuan wilayah yang cocok untuk tanaman
jagung dan kentang.

2. Berikut penjelasan mengenai beberapa contoh fenomena pewilayahan secara geografis

- Wilayah pertanian lahan basah. Merupakan wilayah di mana tanahnya jenuh dengan
air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian
atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.
Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk
rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat
tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin. Banyak kawasan lahan basah yang
merupakan lahan subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan, dan dialihfungsikan
menjadi lahan-lahan pertanian.
- Wilayah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering adalah kegiatan pertanian
yang dilakukan di lahan kering. Lahan kering ditandai dengan rendahnya curah
hujan (kurang dari 250 - 300 mm/tahun), indeks kekeringan (rasio/perbandingan
antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang dari 0,2), variasi tanaman sangat
terbatas, suhu yang sangat tinggi (melebihi 49 derajat celsius pada musim panas),
serta tekstur tanah adalah pasir. Lahan kering terjadi sebagai akibat dari curah hujan
yang sangat rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi, dan
kelembaban rendah.
- Wilayah hutan lindung. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan guna mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah. Hutan lindung dapat ditetapkan di wilayah hulu
sungai (termasuk pegunungan di sekitarnya) sebagai wilayah tangkapan hujan, di
sepanjang aliran sungai bilamana dianggap perlu, di tepi-tepi pantai (misalnya pada
hutan bakau), serta tempat-tempat lainnya sesuai fungsi yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai