- Wilayah pertanian lahan basah. Merupakan wilayah di mana tanahnya jenuh dengan
air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian
atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.
Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk
rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat
tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin. Banyak kawasan lahan basah yang
merupakan lahan subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan, dan dialihfungsikan
menjadi lahan-lahan pertanian.
- Wilayah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering adalah kegiatan pertanian
yang dilakukan di lahan kering. Lahan kering ditandai dengan rendahnya curah
hujan (kurang dari 250 - 300 mm/tahun), indeks kekeringan (rasio/perbandingan
antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang dari 0,2), variasi tanaman sangat
terbatas, suhu yang sangat tinggi (melebihi 49 derajat celsius pada musim panas),
serta tekstur tanah adalah pasir. Lahan kering terjadi sebagai akibat dari curah hujan
yang sangat rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi, dan
kelembaban rendah.
- Wilayah hutan lindung. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan guna mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah. Hutan lindung dapat ditetapkan di wilayah hulu
sungai (termasuk pegunungan di sekitarnya) sebagai wilayah tangkapan hujan, di
sepanjang aliran sungai bilamana dianggap perlu, di tepi-tepi pantai (misalnya pada
hutan bakau), serta tempat-tempat lainnya sesuai fungsi yang diharapkan.