Anda di halaman 1dari 4

YAYASAN DHARMAKERTI TUKADMUNGGA

SMA KERTHA WISATA SINGARAJA


Alamat : Jalan Setra Gandamayu, Tukadmungga, Buleleng
Email : smakerthawisata@yahoo.co.id

Materi : Pusat Pertumbuhan


Pengajar : Nyoman Mahadipta, S.Pd.
Mapel : Geografi
Kelas : XII
Hari/Tgl : Kamis, 13 Agustus 2020
Waktu : 07.30 -08.30

Pengertian Pusat Pertumbuhan : Fungsi, Teori, Faktor dan Contoh Pusat Pertumbuhan di
Indonesia

Pusat Pertumbuhan Di Indonesia – Apa yang dimaksud dengan pusat pertumbuhan? Apa saja
faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan
membahas tentang pengertian pusat pertumbuhan, fungsi, teori, faktor, pengaruh dan pusat
pertumbuhan di Indonesia secara lengkap.

Pengertian Pusat Pertumbuhan

Pengertian pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yang perkembangannya sangat pesat
sehingga dapat dijadikan pusat pembangunan berkembangnya wilayah daerah disekitarnya.

Definisi pusat pertumbuhan (growth pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan
pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat
dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan wilayah lain di sekitarnya.

Fungsi dan Tujuan Pusat Pertumbuhan

Bagian dari wilayah di permukaan bumi tidak tumbuh secara bersama dan teratur, namun
disengaja atau tidak disengaja ada bagian yang tumbuh dan maju atau berkembang lebih cepat
dibandingkan bagian lainnya. Cepatnya pertumbuhan bagian wilayah tersebut menjadi
pendorong bagian lain yang memiliki tingkat pertumbuhan kurang cepat. Secara umum, fungsi
dan tujuan pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

Memudahkan koordinasi dan pembinaan.


Melihat perkembangan wilayah maju dan muncur.
Meratakan pembangunan di seluruh wilayah.
Teori Pusat Pertumbuhan
Berikut ini beberapa teori dasar pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

1. Teori Polarisasi Ekonomi

Teori ini dikemukankan oleh Gunnar Myrdal dan Aschman. Teori ini menyatakan bahwa setiap
daerah memiliki pusat pertumbuhan yang dijadikan sebagai daya tarik bagi tenaga buruh daerah
pinggir dan teori ini disebut dengan teori polarisasi ekonomi. Selain menjadi daya tarik bagi para
tenaga terampil, modal dan barang dagangan yang bisa menunjang pertumbuhan suatu lokasi.
Dari waktu ke waktu, wilayah tersebut akan terbentuk pertumbuhan yang semakin pesat atau
disebut dengan polarisasi pertumbuhan ekonomi. Teori ini menggunakan konsep pusat-pinggiran
(core periphery). Akan tetapi, konsep ini merugikan daerah pinggiran. Hal ini harus diatasi
dengan cara membatasi migrasi, mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, dan
melakukan pembangunan di daerah pinggiran.

2. Teori Kutub Pertumbuhan

Teori kutub pertumbuhan dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi asal Prancis yang bernama
Perroux. Dalam teori ini, Perroux menegaskan bahwa pembangunan suatu wilayah merupakan
proses yang tidak terjadi secara bersamaan, namun terjadi di beberapa tempat tertentu dengan
kecepatan dan intensitas yang berbeda satu dengan lainnya. Kutub pertumbuhan adalah tempat
atau kawasan yang terjadi pembangunan. Proses pembangunan akan menyebar menuju wilayah
sekitarnya. Kutub pertumbuhan bukan kota atau wilayah, tapi suatu kegiatan ekonomi yang
dinamis. Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara sektor
ekonomi.

3. Teori Pusat Pertumbuhan

Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh seorang alhi ekonomi Prancis bernama Boudeville.
Menurut Boudeville, pusat pertumbuhan adalah sekumpulan fenomena geografis dari semua
kegiatan yang ada di permukaan bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang memiliki industri
populasi yang kompleks, bisa dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi adalah
industri yang memiliki pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap
kegiatan lainnya.

4. Teori Tempat yang Sentral

Teori ini diantaranya yaitu:

Range (Jangkauan), yaitu jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhan
yang hanya kadang-kadang saja.
Threshold (ambang), yaitu jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan
kesinambungan suplai barang.

Isi Teori, yaitu suatu lokasi pusat aktifitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan
penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral.

Faktor yang Mempengaruhi Pusat Pertumbuhan

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

1. Faktor alam, seperti pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawa dan
kesuburan tanah.
2. Faktor ekonomi, seperti perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan yang lain
3. Faktor industri, seperti kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, dan peralatan rumah.
4. Faktor sosial, seperti pendidikan, pendapatan, dan kesehatan
5. Faktor lalu lintas, seperti jenis transport, kondisi jalan, dan fasilitas lalu lintas.

Pengaruh Pusat Pertumbuhan

Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi diantaranya yaitu:

1. Industri berkembang pesat.


2. Berkembangnya pusat pertokoan
3. Terciptanya lapangan kerja baru
4. Pendapatan masyarakat meningkat
5. Munculnya lembaga perbankan
6. Berkembangnya badan usaha swasta dan pemerintah
7. Pengaruh sosial masyarakat pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:
8. Terbukanya wawasan masyarakat
9. Perubahan sistem mata pencaharian
10. Informasi lebih terbuka
11. Pendapatan masyarakat bervariasi
12. Munculnya kelompok masyarakat tertentu.

Pusat Pertumbuhan Di Indonesia

Sistem pembangunan Indonesia telah dicanangkan pada REPELITA II Tahun 1974-1978.


Pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem pegionalisasi atau pewilayahan dengan kota-
kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan.

Kota-kota sebagai pusat pertumbuhan nasional diantaranya yaitu Medan, Jakarta, Surabaya dan
Makassar. Bersamaan dengan pengembangan kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah
pembangunan utama di Indonesia dibagi menjadi empat region utama. Perhatikan peta pusat
pertumbuhan di Indonesia berikut ini:
Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama kota medan. Wilayah ini
meliputi:

Wilayah pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan Sumatera Utara


Wilayah pembangunan II, meliputi daerah-daerah di sumatera barat dan Riau, dengan pusatnya
di Pekan Baru.
Wilayah pembangunan utama B, dengan pusat pertumbuhan utama Jakarta. Wilayah ini meliputi:
Wilayah pembangunan III, meliputi daerah-daerah jambi, Sumsel dan Bengkulu, dengan
pusatnya di Palembang.
Wilayah pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung, Jakarta, Jawa barat, Jawa tengah,
dan DI Yogyakarta yang pusatnya di Jakarta.
Wilayah pembangunan VI, meliputi daerah-daerah di Kalimantan Barat, yang pusatnya di
Pontianak.
Wilayah pembangunan utama C, dengan pusat pertumbuhan utama Surabaya. Wilayah ini
meliputi:
Wilayah pembangunan V, meliputi daerah-daerah di Jawa timur, dan Bali yang pusatnya di
Surabaya.
Wilayah pembangunan VII, meliputi daerah-daerah di Kalimantan tengah, Kalimantan Timur
dan Kalimantan Selatan yang pusatnya di Balikpapan dan Samarinda.
Wilayah pembangunan utama D, dengan pusat pertumbuhan utama Ujung Pandang atau
Makasar. Wilayah ini meliputi:
Wilayah pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di Nusa Tenggara Barat, Nusa tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, yang pusatnya di Makassar.
Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, yang
pusatnya di Menado.
Wilayah pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku (Termasuk Maluku Utara dan Irian
Jaya (Papua) yang pusatnya di kota Sorong.
Soal :
1. Faktor apa yang mempengaruhi perkembangan pusat prtumbuhan suatu wilayah?
2. Coba di jelskan maksud dari growth pole!
3. Uraikan pengaruh range terhadap pusat pertumbuhan!
4. Jelaskan teori yang dikemukankan oleh Gunnar Myrdal dan Aschman!
5. Bagaimanakah Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi?
Jawab : ……………….

Anda mungkin juga menyukai