Anda di halaman 1dari 26

PENGEMBANGAN WILAYAH DI NEGARA MAJU

DAN BERKEMBANG

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10

NAMA: 1.ALDI IHSAN HARAHAP

2. FIA NADILA

3.NOVY RAHMADANI

Kelas: XII IIS1

Guru Pembimbing: PUTRI RAHMADINI S.Pd

GEOGRAFI
MADRASAH ALIYAH NEGERI PADANGSIDIMPUAN
Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman
kelompok untuk bantuan dan kerjasama dan berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
membuat pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padangsidimpuan,17januari2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………...........

A. Latar belakang………………………………………………….
B. Permasalahan…………………………………………………...
C. Tujuan …………………………………………………...........

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………

A. Model pengembangan wilayah di Negara maju……………….


B. Model pengembangan wilayah di Negara berkembang……….
C. Pola pengembangan wilayah di Negara maju dan
Berkembang……………………………………………...........
D. Contoh pengembangan wilayah di Negara maju dan
Berkembang……………………………………………………

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………….
C. Dokumentasi….………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………

ii
PENDAHULUAN
BAB 1

Latar Belakang
Pembangunan di Negara-Negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan
ekonomi, hal ini disebabkan karena keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang
ekonomi dapat mendukung pencapaian tujuan atau mendorong perubahan perubahan atau
pembaharuan di bidang lainnya. Sampai saat ini pertumbuhan ekonomi masih menjadi
indikator keberhasilan dalam pembangunan, baik pembangunan nasional maupun regional.
Melaksanakan pembangunan berbasis sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan teori lewis
yang menyatakan bahwa pembangunan pada masyarakat dengan surplus atau kelebihan
tenaga kerja. Pembangunan berbasis sumber daya manusia mempunyai beberapa asumsi.
Pembangunan di Negara-Negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi,
hal ini disebabkan karena keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi dapat
mendukung pencapaian tujuan atau mendorong perubahan perubahan atau pembaharuan di
bidang lainnya.Pendapatan perkapita yang tinggi akan mendorong tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi pula. Sampai saat ini pertumbuhan ekonomi masih menjadi indikator
keberhasilan dalam pembangunan, baik pembangunan nasional maupun regional.

Rumusan Masalahan
1. Bagaimana pengembangan wilayah dinegara maju dan berkembang?

2. Bagaimana Model perencanaan pembangunan di negara negara berkembang?

3. Pola pengembangan wilayah dinegara negara berkembang dan Permasalahannya

4. Perbedaan pengembangan wilayah dinegara maju dan berkembang

Tujuan
1. Agar mengetahui pengembangan wilayah dinegara maju dan berkembang

2. Menambah wawasan tentang pola pengembangan wilayah di Negara maju dan Negara
berkembang

3. Agar dapat mengetahui tentang model perencanaan pembanguna di Negara berkembang

4. Agar dapat mengetahui perbedaan wilayah dinegara Maju dan berkembang

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A.MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH DI NEGARA MAJU

Negara maju merupakan negara yang mempunyai ciri utama antara lain tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi serta aktivitas perekonomiannya
berbasis industri pengolahan manufaktur dan jasa. Melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, negara maju mampu mengolah kekayaan sumber daya alam yang terdapat di
wilayah- nya ataupun di wilayah negara lain melalui kerja sama antarnegara secara efektif
dan efisien. Proses pengolahan sumber daya alam menjadi barang jadi dapat diarti- kan
sebagai industrialisasi. Oleh karena itu, negara maju sering pula disebut sebagai negara
industri. Melalui industrialisasi negara-negara maju mampu memacu pertumbuhan
ekonominya yang pada akhirnya dapat meningkat- kan pendapatan nasional GNP. Dengan
demikian, pendapatan per kapita penduduknya menjadi meningkat, dalam arti lain tingkat
kesejahteraan penduduk di negara maju secara ekonomi menjadi tinggi. Penggunaan
teknologi sangat mendominasi dalam aktivitas kerja di negara maju.

Pengembangan wilayah di negara maju yang paling utama adalah pem- berdayaan
sumber daya manusia secara optimal melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Model pengembangan wilayah yang berorientasi kepada pem- berdayaan sumber daya
manusia secara optimal melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan
negara-negara maju mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang lebih kompleks, seperti
timbulnya daerah kumuh slum area, kurangnya lapangan pekerjaan, produktivitas tenaga
kerja yang rendah dan tingkat pendapatan yang rendah serta tingkat pendidikan yang rendah.
Secara umum, pembangunan fisik di segala bidang dapat berlangsung secara teratur dan
terencana. Secara umum, negara-negara maju mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a. Titik berat perekonomiannya pada sektor industri dan jasa.

b. Angka harapan hidup tinggi.

c. Tingkat kematian bayi rendah.

d. Tingkat pendidikan penduduknya rata-rata tinggi.

e. Tingkat pendapatan per kapita penduduknya tinggi.

f. Sebagian besar penduduknya tinggal di wilayah perkotaan.

2
Kemajuan negara-negara di dunia mengalami perbedaan sehingga muncul istilah
negara maju dan berkembang.Perbedaan ini terjadi karena adanya standarisasi yang
diterapkan pada masing-masing pemerintahan negara.Sehingga, tidak dipungkiri banyak
kawasan negara maju yang dijadikan pembelajaran bagi negara berkembang. Pembagian
istilah maju dan berkembang didasari oleh penggolongan negara yang besar-kecil, negara
yang memiliki pembangunan ekonomi tinggi-rendah, negara dengan tingkat pendidikan
tinggi-kecil, sampai negara yang memberikan dan meminta bantuan saat terjadi

bencana.Salah satu ciri pengembangan negara maju adalah adanya keteraturan dalam
mengordinir pertumbuhan dan perkembangan wilayah.Hal ini didukung oleh beberapa faktor,
seperti: pendapatan ekonomi masyarakat yang tinggi, penguasaan teknologi yang
mengakibatkan sektor industri berkualitas, pendidikan penduduk yang tinggi dan
merata.Negara yang tergolong dalam 10 peringkat teratas negara maju berdasarkan HDI
tahun 2006 di antaranya:

1.Norwegia 6.Islandia

2.Australia 7.Irlandia

3.Jepang 8.Amerika serikat

4.Swiss 9.Belanda

5.Swedia 10.Kanada

Model pengembangan pada negara maju adalah julukan bagi negara-negara yang
memimpin dalam hal ekonomi di dunia, karena sektor industri di dalam negerinya didominasi
oleh sektor tersier dan kuarter. Pengembangan pada wilayah kota menggunakan dasar
desentralisasi kota, yaitu kota industri yang rapat menjadi kelompok permukiman kota. Setiap
permukiman seluas 400 hektar dihuni oleh 30.000 penduduk dan dikelilingi oleh pertanian
holtikultura sebagai jalur hijau dengan luar 2.000 hektar. Sikander dan Malik dalam
Prasongko (2019) mendeskripsikan lima macam pola yang dijadikan trend pengembangan
wilayah di masa depan:

1. Pola metropolis menyebar

Pola kota dengan jumlah penduduk paling sedikit. Sehingga, bagian kota yang padat
penduduk dibangun kembali untuk mengurangi kepadatan penduduk. Sehingga, prasarana
sosial ekonomi juga ikut menyebar. Akibatnya, membuat citra kota metropolitas akan
terkesan kurang hidup.

2. Pola metropolis galaktika

Kota dengan luas wilayah kecil tetapi padat penduduk, dipisahkan oleh kawasan pertanian
yang jarang penduduk. Sehingga, kegiatan sosial terpusat di berbagai permukiman.

3
3. Pola metropolis memusat

Pola pengembangan kegiatan sosial ekonomi tinggi dengan kepadatan penduduk tinggi
terutama di pusat, sehingga mayoritas penduduk tinggal di apartemen dan rumah susun.
Namun, hal ini memunculkan tingkat biaya ekonomi yang tinggi karna inti kota yang padat.

4. Pola metropolis bintang

Pola yang terbentuk karena mempunyai inti yang utama dengan pola kepadatan penduduk
membentuk bintang yang memanjang pada beberapa bagian kota. Namun, masalahnya bentuk
fisik pola ini cepat berubah karena perkembangan penduduk.

5. Pola metropolis cincin

Pola dengan kepadatan penduduk berapa pada sekeliling tengah kota. Selain itu, daerah
dengan penduduk yang jarang juga terletak di tenagh kota. Hal ini mengakibatkan biaya
transportasi yang tinggi dan penyesuaian yang tidak musah bagi penduduknya setiap
mengalami perubahan

Pada negara-negara maju model pengembangan wilayah dilakukan menggunakan


sistem desentralisasi atau terpusat.Menurut Eko Titis Prasongko dan Rudi Hendrawansyah
dalam Geografi sistem tersebut membentuk model pola tertentu, seperti metropolis menyebar,
metropolis galaktika, metropolis bintang, hingga metropolis cincin. Di sisi lain, model
pembangunan wilayah di negara berkembang lebih kompleks. Tidak seperti negara maju,
negara berkembang tidak memiliki tata ruang yang baik ataupun pola pengembangan yang
jelas. Menurut Prasongko dan Hendrawansyah negara berkembang cenderung menunjukkan
pola ketidakteraturan dan kesemerawutan. Akibatnya, pembangunan menjadi lebih lambat
meskipun terus menerus dilakukan.

Kondisi tersebut kemudian memicu beberapa kondisi, termasuk: munculnya


pemukiman-pemukiman kumuh karena harga tanah serta properti di suatu wilayah meroket;
munculnya pusat-pusat kejahatan di daerah padat penduduk; munculnya paradoks berupa
pembangunan gedung-gedung megah menyebabkan lebih banyak terciptanya pemukiman
kumuh; kesenjangan akibat proses pembangunan tidak merata, menyebabkan munculnya
wilayah-wilayah yang tidak tersentuh pembangunan (wilayah terpencil). Negara maju sering
disebut sebagai negara industri, karena perindustrian di negara ini merupakan sektor utama
kegiatan perekonomian negara. Pada negara-negara maju, kegiatan utama ekonomi bertumpu
pada sektor industri dan jasa.

Model dan Strategi Pengembangan di Negara Maju

a. Sistem Ekonomi
Sejarah telah mencatat hancurnya ekonomi beberapa Negara Eropa Timur
mengakibatkan banyak negara lainnya di Eropa Timur beralih pada sistem ekonomi terbuka.
Dalam sistem ekonomi ini setiap individu atau kelompok bebas berusaha maupun memiliki
barang dan alat-alat produksi.

4
b. Model Pengembangan Wilayah
Model pengembangan wilayah negara maju bermula pada tahun 1920, dengan tujuan
mengawali pertumbuhan kawasan metropolitan dan sebagai satu rangkaian desentralisasi
yang bertujuan mengatasi masalah kemunduran ekonomi sebagian kawasan. Tumbuhnya
suatu kawasan menjadi kawasan metropolitan mengakibatkan majunya suatu kawasan, tetapi
menyebabkan wilayah lain menjadi tertinggal.
Oleh karena itu, sejak tahun 1950, objek dan juga strategi pembangunan di negara
maju, terutama negara Kesatuan Ekonomi Eropa telah banyak berubah. Model pembangunan
wilayah seolah-olah berkaitan erat dengan prestasi ekonomi suatu negara. Pembangunan
dianggap baik ketika ekonomi berkembang pesat, tetapi akan diragukan peranannya ketika
suasana pertumbuhan ekonomi lesu. Keraguan akan pengembangan kawasan metropolitan
muncul setelah kawasan lain menjadi tertinggal.

Permasalahan Negara maju

1. Investasi Negara Maju Masuk ke Negara Berkembang


Dalam hal ini, berkaitan dengan banyaknya pengusaha dari negara maju yang
menanamkan investasinya di negara berkembang. Hal tersebut dilakukan karena negara
berkembang juga mempunyai pasar potensial bagi produk-produk dari luar negeri. Apabila
para pengusaha dari negara maju tersebut membuka perusahaan di negara berkembang, tentu
saja akan menghasilkan keuntungan yang tidak main-main. Akibatnya, jumlah investasi di
negara maju justru akan menurun.

2. Kerusakan Lingkungan
Dalam hal ini, negara maju banyak mengklaim bahwa negara berkembang menjadi
penyebab adanya kerusakan lingkungan di negara mereka. Klaim tersebut mungkin bisa
benar adanya, sebab sebagian besar negara berkembang belum memiliki aturan yang jelas
mengenai pencemaran lingkungan. Namun, perlu diketahui juga bahwa banyak perusahaan
dari negara maju yang masuk ke negara berkembang untuk “mengeruk” sumber daya alam
mereka dengan dalih keperluan produksi. Bahkan tak jarang juga upaya eksploitasi sumber
daya alam di negara berkembang tersebut tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.

B. MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH DINEGARA BERKEMBANG

Secara umum model pengembangan wilayah di negara-negara berkembang lebih


menitikberatkan pada sektor agraris, yaitu sektor-sektor yang berhubungan dengan upaya-
upaya pengolahan sumber daya alam secara langsung, seperti pertanian, perkebunan,
kehutanan, pertambangan dan perikanan sedangkan sektor industri cenderung hanya
merupakan upaya yang berskala kecil dan hanya terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Namun
demikian, hasil produksi dari sektor agraris di negara-negara berkembang mempunyai
kecenderungan semakin menurun.

Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini.

5
a. Perubahan fungsi lahan dari lahan agraris menjadi peruntukan lainnya karena dorongan
kebutuhan pokok penduduknya yang semakin bertambah terutama kebutuhan akan
perumahan sehingga luas lahan menjadi semakin berkurang yang tentunya berdampak
terhadap menurunnya hasil produksi sektor agraris.

b. Hasil produksi dari sektor agraris pada umumnya bersifat subsistence, artinya hasil
produksi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

c. Pengelolaan sektor agraris belum menghasilkan produksi yang optimal karena belum
menggunakan alat-alat produksi yang modern.

d. Beberapa bagian dari sektor agraris terutama bidang peternakan di usahakan dalam bentuk
usaha sampingan sehingga hasilnya pun belum optimal.

e. Beberapa bagian dari sektor agraris terutama bahan tambang pada umumnya merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources) sehingga
ketersediaannya di alam semakin berkurang.
Oleh karena terjadinya kecenderungan penurunan hasil produksi di sektor agraris, model
pengembangan wilayah di negara-negara berkembang sekarang ini pada umumnya adalah
dengan mengubah titik berat pereko nomiannya dari sektor agraris ke sektor industri.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan industrialisasi di negara berkembang, antara lain
sebagai berikut.

1. Industrialisasi merupakan proses pengolahan bahan mentah atau bahan baku yang
dihasilkan dari sektor agraris menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi sehingga
mempunyai nilai guna dan nilai komersial yang lebih tinggi.
2. Industrialisasi merupakan salah satu sektor yang dapat memacu terjadinya peningkatan
arus barang dan jasa antarwilayah atau antarnegara.
3. Industrialisasi merupakan salah satu sektor yang dapat memacu terjadinya penyerapan
tenaga kerja dan peningkatan variasi lapangan kerja.
4. Industrialisasi merupakan salah satu sektor yang dapat memotivasi sumber daya manusia
untuk menguasai dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologinya.
5. Industrialisasi merupakan sektor yang dapat memacu terjadinya perubahan dari masyarakat
tradisional dengan taraf hidup rendah menjadi masyarakat modern dengan taraf hidup yang
lebih tinggi.

Namun, orientasi pembangunan dan pengembangan wilayah secara fisik maupun


sosial dari sektor agraris ke sektor industri di negara-negara berkembang seringkali mendapat
hambatan yang sangat berat.
karakteristik umum negara-negara berkembang adalah sebagai berikut.
a. Tingkat kehidupan yang rendah.
b. Tingkat produktivitas yang rendah.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban kebergantungan yang tinggi.
d. Tingkat pengangguran yang tinggi.
e. Tingkat kebergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produksi primer yang
tinggi.
6

f. Tingkat kekuasaan secara ekonomi dan politik yang rendah.


g. Tingkat kebergantungan terhadap negara maju yang tinggi.
a. Tingkat Kehidupan yang Rendah
Penduduk di negara-negara berkembang pada umumnya mempunyai tingkat
kehidupan yang rendah yang dicirikan dengan angka harapan hidup yang rendah, angka
kematian bayi yang tinggi, pendapataan per kapita rendah, sarana dan prasarana kesehatan
yang kurang memadai, tingkat pendidikan yang rendah, dan kondisi perumahan yang kurang
layak huni.
b. Tingkat Produktivitas yang Rendah
Produktivitas tenaga kerja di negara-negara berkembang cenderung sangat rendah jika
dibandingkan dengan produktivitas di negara-negara maju. Faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya produktivitas tenaga kerja di negara-negara berkembang, antara lain:
1) kualitas penduduk dalam hubungannya dengan keterampilan atau keahlian dan penguasaan
teknologi yang dimiliki oleh tenaga kerja di negara-negara berkembang masih rendah;
2) kepemilikan modal yang rendah;
3) manajemen yang kurang baik;
4) birokrasi pemerintahan yang korup, kurang efektif, dan kurang
efisien sehingga menciptakan kondisi investasi yang kurang baik.

c. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan yang Tinggi


Tingkat pertumbuhan penduduk alami 

Adalah angka pertumbuhan penduduk yang didapat dari besarnya jumlah kelahiran
dikurangi jumlah kematian penduduk pada suatu negara dalam jangka waktu satu tahun. Di
negara-negara berkembang, angka kematian penduduk relatif tinggi, namun demikian
besarnya angka kelahiran jauh lebih tinggi. Akibatnya jumlah penduduk di negara-negara
berkembang dari waktu ke waktu selalu tetap bertambah. Oleh karena itu, negara-negara
berkembang pada umumnya mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi yaitu rata-rata
lebih dari 2% per tahun, sedangkan negara-negara maju tingkat per tumbuhan penduduk rata-
ratanya kurang dari 2% per tahun.
Akibat yang ditimbulkan dari tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di negara
berkembang, yaitu semakin banyaknya penduduk yang berusia muda 0–14 tahun yang
jumlahnya dapat mencapai lebih dari 30% dari total jumlah penduduk di suatu negara
berkembang. Kondisi kependudukan tersebut mengakibatkan beban tanggungan yang tinggi
bagi penduduk yang berusia produktif. Hal itu membawa dampak terhadap pendapatan per
kapita penduduk di negara berkembang yang juga menjadi rendah.

d. Tingkat Pengangguran yang Tinggi

Kondisi ketenagakerjaan di negara-negara berkembang sebagian besar berupa tenaga


pengangguran. Sebagian dari tenaga kerja tersebut terlihat mempunyai pekerjaan, tetapi
sebenarnya merupakan pengangguran terselubung. Pengangguran terselubung adalah
tenaga kerja yang mem punyai pekerjaan tidak menentu (musiman) atau tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam dalam waktu satu minggu.
7.
Tingginya tingkat pengangguran di negara-negara berkembang, antara lain
disebabkan oleh jumlah tenaga kerja yang melebihi jumlah atau kapasitas lapangan pekerjaan
serta tenaga kerja yang mempunyai kualitas rendah atau tenaga kerja yang tidak sesuai
dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh lapangan pekerjaan.

e. Tingkat Kebergantungan terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Produksi Primer


yang Tinggi

Proporsi jumlah penduduk di negara-negara berkembang yang ber mukim di wilayah


pedesaan pada umumnya lebih tinggi daripada penduduk yang bermukim di wilayah
perkotaan. Oleh karena itu, mata pencarian penduduk di negara-negara berkembang pada
umumnya di sektor agraris, yaitu sektor yang mengolah produk-produk primer, seperti
pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Produk primer merupakan bahan ekspor
yang menjadi andalan negara berkembang dan menyumbang lebih dari 30% dari produk
domestik. Akibatnya, negara-negara berkembang selalu berada dalam posisi defisit atau
merugi, dibandingkan dengan negara-negara maju yang lebih banyak mengandalkan ekspor
dari produk industri manufaktur dan jasa.

f. Tingkat Kekuasaan Secara Ekonomi dan Politik yang Rendah

Secara ekonomi, negara-negara berkembang mempunyai taraf hidup yang rendah,


sedangkan negara-negara maju mempunyai taraf hidup yang lebih tinggi. Dalam arti lain,
negara berkembang identik dengan negara dunia ketiga (negara kurang akaya atau tidak
kaya), sedangkan negara maju identik dengan negara kaya. Ketimpangan tersebut
mengakibatkan tingkat kekuasaan dan pengendalian secara ekonomi dan politik di kancah
internasional bagi negaranegara berkembang menjadi lemah atau rendah.

g. Tingkat Kebergantungan terhadap Negara Maju yang Tinggi

Ketimpangan secara ekonomi dan sosial-politik antara negara maju dan negara
berkembang mengakibatkan negara-negara maju dengan mudah mengendalikan keadaan
politik dan perdagangan dunia dan mendikte negara-negara berkembang. Bentuk
perlakuannya antara lain melalui pemberian bantuan luar negeri (pinjaman atau utang), alih
teknologi dan relokasi industri dengan syarat-syarat dan cara-cara yang ditentukan oleh
negara-negara maju. Keadaan tersebut mengakibatkan kebergantungan yang tinggi dari
negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju. Pada akhirnya, menimbulkan sifat
mudah terpengaruh (vulnerability) terhadap negara maju baik secara ekonomi, sosial, politik,
maupun budaya.

Pembangunan wilayah di negara-negara berkembang cenderung diarahkan kepada


upaya penanggulangan kemiskinan penduduk. Selain itu, peningkatan kemajuan kegiatan
atau aktivitas kota juga turut menjadi program pengembangan wilayah berkembang. Di
negara berkembang tenaga kerja lebih banyak diserap pada sektor infromal daripada sektor
formal. Hal ini kemudian sangat mendukung aktivitas kehidupan kota. Sektor informal
sendiri adalah sektor kerja berupa unit usaha kecil, tidak terorganisir, dan tidak resmi.
Contohnya seperti nelayan, petani, pedagang kaki lima, dan sebagainya.
8

Sehingga banyak negara-negara berkembang yang mengembangkan wilayahnya di


sektor agraris seperti perkebunan atau pertanian, hingga sektor ekstraktif seperti
pertambangan. Secara umum model pengembangan wilayah dinegara Negara berkembang
lebih menitikberatkan pada sector agraris,yaitu sector sector yang berhubungan dengan
upaya- upaya sumber daya alam secara langsung, seperti pertanian, perkebunan, kehutanan,
pertambangan, dan perikanan sedangkan sector industri cenderung hanya merupakan upaya
yang berskala kecil dan hanya terkonsentrasi di wilayah perkotaan.Model pengembangan
wilayah dinegara berkembang bertumpu pada hasil ekspor.Wilayah-wilayah dengan
kemampuan ekspor menjadi wilayah yang maju.Model pengembangan seperti itu memiliki
kendala yaitu pada ekspor bahan mentah mengalami penurunan harga negar yang bergantung
pada ekspor akan akan mengalami kemunduran.

Perkembangan wilayah di beberapa negara berkembang baik di Asia, di Amerika


Selatan maupun di Afrika berlangsung sangat cepat. Perkembangan tersebut khususnya di
wilayah perkotaan akhirnya menimbulkan masalah yang kadang menjadi relatif sulit
penanggulangannya. Masalah tersebut awalnya dapat berupa fisik tetapi selanjutnya
berdampak pada aspek-aspek lainnya, seperti berkembangnya perumahan kumuh (slum area),
peningkatan tindak kejahatan, prostitusi, dan sebagainya.

Pembangunan wilayah perkotaan di negara-negara berkembang cenderung diarahkan


kepada upaya penanggulangan kemiskinan penduduk dan memajukan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas kota. Karena itu, sebaiknya pengelolaan kota dilakukan dengan cara penyediaan
secara rutin dan pemeliharaan sarana pekerjaan umum dan jasa dan perencanaan pelaksanaan
berbagai proyek pembangunan. Masalah penting dalam pengelolaan kota menurut Cheema
sebagai berikut.

a. Pembiayaan kota

b. Perumahan kota

c. Jasa dan prasarana infrastruktur

d. Sistem informasi perkotaan

e. Sektrol informal

f. Kapasitas kelembagaan kota Permasalahan pokok dalam pengembangan atau pembangunan


wilayah di negara berkembang umumnya ialah penyediaan perumahan, prasarana, dan jasa.
Ketika pembangunan perumahan harus dilaksanakan maka kendala yang dijumpai sebagai
berikut.

a. mahalnya. harga tanah, sehingga kondisi inipun berdampak pada mahalnya harga rumah.

b. sulitnya menjangkau lembaga-lembaga keuangan.


9

c. kurangnya partisipasi dari penduduk miskin perkotaan dalam berbagai proyek perencanaan
dan pelaksanaan perumahan.

d. mminimnya dana pemerintah untuk program menanamkan modal (investasi)

e. standar dan kode pembangunan yang kurang lentur.

f. harga bahan bangunan yang relatif mahal. Ketika sektor formal tidak mungkin menyerap
tenaga kerja sepenuhnya,

Model dan Strategi Pengembangan di Negara Maju

a. Bidang Ekonomi

Sistem perekonomian di negara-negara berkembang masih beragam. Negara-negara


ASEAN yang kebanyakan anggotanya adalah negara berkembang saat ini juga menjalankan
perekonomiannya berdasarkan sistem ekonomi terbuka. Bahkan, negara yang dahulu
menganut ekonomi tertutup seperti Vietnam, Laos, Kampuchea, dan Myanmar telah
menjalankan ekonominya dengan sistem terbuka.

b. Pengembangan Wilayah

Suasana ekonomi dunia saat ini berbeda dengan beberapa dekade yang lalu. Pada
tahun 1950 yang merupakan masa prapembangunan dan pembinaan awal selepas Perang
Dunia II, kebanyakan negara mengalami pertumbuhan yang pesat. Iklim ekonomi yang
begitu baik telah membuka perdagangan antarnegara. Sejak itulah pengembangan wilayah di
negara berkembang dimulai. Implikasi perubahan ekonomi global terhadap negara- negara
berkembang dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: ketergantungan negara kepada pasaran dunia
dari segi komoditas utama, permintaan negara-negara industri terhadap barang dan modal.

C. POLA PENGEMBANGAN WILAYAH DINEGARA MAJU DAN BERKEMBANG

1. Pola wilayah di Negara Maju

Pola Pengembangan Wilayah Negara Maju. Negara maju pada dasarnya merupakan negara
yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk bernilai jual tinggi sehingga
pendapatan negaranya tinggi. Tidak selamanya negara yang memiliki wilayah luas dapat
menjadi negara maju. Aspek penting dari maju tidaknya sebuah negara adalah kualitas
manusia di dalamnya. Ada negara yang miskin sumber daya namun ia bisa menguasai dunia
dengan produk-produk andalannya seperti Jepang, Korea, Amerika, Singapura dan lainnya.
Berbicara pola pengembangan wilayah negara majua maka akan sangat berbeda dengan pola
pengembangan di negara berkembang. Di negara berkembang, secara umum pola
pertumbuhan wilayah sangat tidak teratur dan banyak yang tidak sesuai zonasi yang telah
ditentukan pemerintah. Atau bahkan pemerintah tidak membangun wilayah sesuai
karakteristiknya. Berikut ini beberapa contoh pola pengembangan wilayah di negara maju:
10

a. Merencanakan Sistem Zonasi. Sebelum membangun sebuah wilayah, maka akan ada
riset atau penelitian awal terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan
nantinya wilayah berkembang sesuai dengna potensinya dan tidak menimbulkan
masalah di kemudian hari. Zona industri ditempat di lokasi yang jauh dair
pemukiman, tempat pembuangan akhir sampah dibangun jauh dari kota. Hal ini
dilakukan agar kualitas kehidupan penduduk di wilayah tetap terjaga. Coba lihat di
Indonesia, contohnya tempat pembuangan akhir sampah dekat dengan kota.
Dampaknya tiap hari bau busuk selalu dihirup warga. Ini membuat kualitas hidup
menurun. Industri dibangun di wilayah yang bukan peruntukannya.
b. Mereklamasi Lahan. Bagi negara-negara yang memiliki lahan sempit dan dekat laut,
jalan reklamasi menjadi pilihan terbaik. Dengan mereklamasi laut mereka akan
memperluas area negara. Contoh nyata adalah Singapura dan Uni Emirat Arab.
c. Berbasis Teknologi. Kota-kota di negara maju dikembangkan dengan basis teknologi
yang tinggi dan ramah penduduk. Jalur transportasi sangat memadai, aman dan
nyaman. Tidak ada kemacetan parah dan setiap lokasi dipantau oleh CCTV.
Di Cina kini sudah ada jalur monorel yang menembus apartemen. Konsep kota masa
depan kini sudah mulai dibangun oleh negara maju. Jadi kota-kota modern abad 21
yang sering kamu lihat di film fantasi atau Doraemon akan segera terwujud beberapa
dekade ke depan.
d. Prinsip Keberlanjutan Lingkungan.
Kota-kota di negara maju sudah menerapkan konsep berwawasan lingkungan dalam
model pengembangannya. Lihat bandara Changi di Singapura yang kini disulap
menjadi kawasan hutan tropis di dalamnya. Lihat juga Central Park di New York yang
dibangun agar masyarakatnya bisa refreshing melepas kepenatan di sana.

2. Pola wilayah di Negara Berkembang

Pengembangan wilayah di negara berkembang berbeda dengan negara maju yang


memiliki wilayah yang teratur. Yang mana, fenomena yang terjadi pada kota dan wilayah di
negara-negara berkembang menunjukkan pola ketidakteraturan dan kesemrawutan sehingga
terkesan kumuh (slum area), dan tidak sedap dipandang. Pengembangan wilayah negara
berkembang dipengaruhi oleh tuntutan kemajuan masyarakat dan tingkat perekonomiannya.
Khususnya pengembangan di wilayah perkotaan yang akhirnya justru menimbulkan masalah
yang kadang menjadi relatif sulit penanggulangannya. Masalah tersebut awalnya berupa fisik,
namun selanjutnya akan berdampak pada aspek-aspek lainnya.

Pola Pengembangan Wilayah di Negara Berkembang. Pengembangan wilayah perkotaan di


negara berkembang cenderung diarahkan kepada upaya penanggulangan kemiskinan
penduduk dan memajukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas kota. Oleh sebab itu, sebaiknya
pengelolaan kota, pemeliharaan sarana pekerjaan umum, jasa, dan perencanaan pelaksanaan
sebagai proyek pembangunan dilakukan secara rutin.
11

Berikut merupakan pengembangan wilayah yang lazim terjadi dikota kota besar dinegara
berkemabng:

a. Munculnya pemukiman-pemukiman kumuh atau slum yang dihuni masyarakat


dengan tingkat pendapatan rendah. Munculnya pemukiman kumuh ini, karena
masyarakat tidak mampu membeli rumah yang harganya sangat mahal, sehingga
menyebabkan keindahan kota tak terlihat.
b. Munculnya pusat-pusat kejahatan di daerah yang padat dan tidak tertata dengan baik.
c. Munculnya paradoks, di mana ada bangunan mentereng dengan gedung-gedung
megah, namun di sisi lain menghasilkan pemukiman yang padat dan kumuh.
Kesenjangan ini berupa munculnya wilayah dengan kemajuan tinggi, namun sisi lain
ada wilayah yang mengalami stagnasi atau kemacetan. Kesenjangan tersebut muncul
karena persebaran penduduk yang tidak merata sehingga menyebabkan proses
pembangunan tidak merata antar wilayah.
d. Munculnya wilayah-wilayah yang menampakkan sebagai kawasan yang seolah-olah
tidak tersentuh proses pembangunan. Wilayah ini dikenal sebagai daerah terisolir atau
terpencil
e. Masalah yang Muncul dalam Pengembangan Wilayah Negara Berkembang

Pembangunan wilayah perkotaan di negara-negara berkembang cenderung diarahkan pada


upaya penanggulangan kemiskinan penduduk dan memajukan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas kota. Karena itu, sebaiknya pengelolaan kota dilakukan dengan cara penyediaan
secara rutin dan pemeliharaan sarana pekerjaan umum dan jasa dan perencanaan pelaksanaan
berbagai proyek pembangunan.

Berikut masalah penting dalam pengelolaan kota di negara berkembang:

1.Pembiayaan kota

2.Perumahan kota

3.Jasa dan prasarana infrastruktur

4.Sistem informasi perkotaan

5.Sektor informal

6.Kapasitas kelembagaan kota

Permasalahan pokok dalam pengembangan wilayah di negara berkembang umumnya ialah


penyediaan perumahan, prasarana, dan jasa. Ketika pembangunan harus dilaksanakan maka
terdapat kendala yang dijumpai, di antaranya:

1.Mahalnya tanah, sehingga akan berdampak terhadap mahalnya harga rumah.

2.Sulitnya menjangkau lembaga-lembaga keuangan.


12

3.Kurangnya partisipasi dari penduduk miskin perkotaan dalam berbagai proyek perencanaan
dan pelaksanaan perumahan.

4.Minimnya dana pemerintah untuk program menanamkan modal (investasi).

5.Standar dan kode pembangunan yang kurang lentur.

6.Harga bahan bangunan yang relatif mahal.

Karena itu, sebaiknya pengelolaan kota dilakukan dengan cara penyediaan secara rutin dan
pemeliharaan sarana pekerjaan umum dan jasa dan perencanaan pelaksanaan berbagai proyek
pembangunan.

Berikut masalah penting dalam pengelolaan kota di negara berkembang:

1.Pembiayaan kota

2.Perumahan kota

3.Jasa dan prasarana infrastruktur

4.Sistem informasi perkotaan

5.Sektor informal

6.Kapasitas kelembagaan kota

Permasalahan pokok dalam pengembangan wilayah di negara berkembang umumnya ialah


penyediaan perumahan, prasarana, dan jasa. Ketika pembangunan harus dilaksanakan maka
terdapat kendala yang dijumpai, di antaranya:

1.Mahalnya tanah, sehingga akan berdampak terhadap mahalnya harga rumah.

2.Sulitnya menjangkau lembaga-lembaga keuangan.

3.Kurangnya partisipasi dari penduduk miskin perkotaan dalam berbagai proyek perencanaan
dan pelaksanaan perumahan.

4.Minimnya dana pemerintah untuk program menanamkan modal (investasi).

5.Standar dan kode pembangunan yang kurang lentur.

6.Harga bahan bangunan yang relatif mahal.


13

D. CONTOH PERKEMBANGAN WILAYAH DINEGARA MAJU DAN


BERKEMBANG

1. SINGAPURA (NEGARA MAJU)

SINGAPURA merupakan negara maju di kawasan Asia Tenggara bahkan dunia.


Pendapatan per kapitanya tertinggi di ASEAN. Padahal, dulu Singapura tergolong miskin,
tapi mereka mampu berjuang menjadi sebuah negara maju dan kaya. Singapura negara kecil
yang berada di antara Indonesia dan Malaysia. Saking dekatnya dengan Indonesia, pada
malam hari gemerlap lampu dan gedung-gedung di Singapura terlihat jelas dari Pulau Batam,
Kepulauan Riau. Singapura sempat terpuruk karena penjajahan. Mereka baru merdeka dari
Inggris pada 1963, tapi ketika itu masih tergabung dalam Malaysia. Kemudian pada 1965,
Singapura memutuskan berpisah dari Malaysia dan menjadi negara berdaulat. Saat itu kondisi
Singapura masih miskin dan memprihatinkan. Singapura lalu putar otak untuk keluar dari
belenggu kemiskinan. Lee Kuan Yew sebagai Perdana Menteri Singapura saat itu membuat
berbagai terobosan yang mendorong negaranya berkembang hingga akhirnya jadi salah satu
negara paling maju di dunia.

Berikut beberapa alasan mengapa Singapura bisa menjadi negara maju,yaitu:

Mengoptimalkan bidang industri dan jasa Salah satu komoditi paling besar dari
sebuah negara adalah hasil tambangnya. Meski Singapura tidak memiliki lahan tambang dan
sumber daya alamnya sangat terbatas, namun negara ini mampu memutar otak agar
perekonomian negaranya melejit. Singapura mengandalkan sektor ekonomi pada bidang
industri dan jasa untuk meningkatkan penghasilan. Sektor industri negara ini behasil
mendatangkan banyak investor serta tenaga ahli yang bisa meningkatkan PDB hingga 5,3 %.
Tak hanya itu saja, negara ini juga melakukan terobosan berupa menasionalkan perusahaan-
perusahaan swasta yang dianggap strategis, serta menstimulasi pihak investor asing . Sektor
jasa di Singapura juga berkembang pesat, seperti pariwisata dan perbankan. Berdasarkan
sebuah survey, sekitar 17 persen warga Singapura bekerja di bidang industri dan 12,4 persen
bekerja di bidang jasa. Sumber daya manusia di Singapura juga tergolong unggul dan
terampil, sehingga mereka mampu mengelola dan mengembangkan perekonomian negara.
Memiliki jalur perdagangan dunia.

Faktor lain yang menyebabkan negara Singapura bisa maju adalah karena negara ini
memiliki faktor alam yang strategis sebagai jalur lintasan pelayaran dunia. Karena inilah
Singapura ramai disinggahi kapal dagang dari berbagai penjuru dunia. Tak hanya itu saja,
jalur udaranya pun demikian. Singapura menajdi salah satu pusat lalu lintas udara dunia.
Dengan demikian, akan sangat mudah bagi Singapura untuk melakukan ekspor maupun
impor. Pembangunan ekonominya bersaing, Pembangunan perekonomian Singapura mampu
bersaing dengan negara lain. Hal ini karena Singapura menjadi target ekspor terbesar bisnis
internasional.Tak heran jika sejak tahun 2000, Singapura menjadi rumah bagi banyak
perusahaan multinasional. Dari sini, pembangunan ekonomi Singapura telah tumbuh dari
25,1 M menjadi 194,4 M.
14

Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar di
sekitar perdagangan entrepôt. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura
adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan
pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB
Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia,
teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura memproduksi sekitar 10%
keluaran wafer dunia. Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan
merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New
York dan Tokyo. Bank Dunia menempatkan Singapura pada peringkat hub logistik teratas
dunia. Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka,kompetitif dan
inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia, Ratusan ribu
ekspatriat asing bekerja di Singapura di berbagai perusahaan multinasional. Terdapat juga
ratusan ribu pekerja manual asing.

Sebagai akibat dari resesi global dan kemerosotan pada sektor teknologi, PDB negara
ini berkurang hingga 2.2% pada 2001. Economic Review Committee (ERC) didirikan bulan
Desember 2001 dan menyarankan beberapa perubahan kebijakan dengan tujuan
merevitalisasi perusahaan. Sejak itu, Singapura pulih dari resesi, terutama karena banyaknya
perbaikan dalam ekonomi dunia; ekonomi negara ini tumbuh 8,3% pada 2004 dan 6,4% pada
2005 and 7.9% in 2006. Singapura memperkenalkan Pajak Barang dan Jasa (GST) dengan
nilai awal 3% pada 1 April 1994 yang menambah pendapatan pemerintah hingga S$1,6 miliar
(US$1 miliar, €800 juta) dan menyeimbangkan keuangan pemerintah. Nilai GST ditingkatkan
menjadi 4% pada 2003, 5% pada 2004, dan 7% pada 1 Juli 2007. Banyak perusahaan di
Singapura terdaftar sebagai perusahaan berkewajiban terbatas swasta (umumnya disebut
perseroan terbatas swasta). Sebuah perseroan terbatas swasta di Singapura adalah entitas
hukum terpisah dan pemegang saham tidak berkewajiban atas utan perusahaan yang melebihi
jumlah modal saham yang ditanamkan.

Pariwisata

Singapura adalah kota tujuan perjalanan yang terkenal, mendorong kepentingannya


dalam industri pariwisata negara itu. Jumlah kedatangan total mencapai 10,2 juta orang tahun
2007. Untuk menarik lebih banyak wisatawan, pemerintah memutuskan untuk mengizinkan
perjudian dan dua resor kasino (disebut Integrated Resorts) dibangun di Marina South dan
Pulau Sentosa tahun 2005. Untuk bersaing dengan kota-kota regional seperti Bangkok, Hong
Kong, Tokyo dan Shanghai, pemerintah mengumumkan bahwa wilayah kota akan diubah
menjadi kawasan yang lebih menarik dengan menerangkan bangunan-bangunan sipil dan
komersial. Makanan juga dimanfaatkan sebagai atraksi pengunjung pada Singapore Food
Festival yang diadakan setiap Juli untuk merayakan masakan Singapura. Acara tahunan
lainnya di Singapura meliputi Singapore Sun Festival, Christmas Light Up, dan Singapore
Jewel Festival.
15

Singapura mempromosikan dirinya sebagai hub pariwisata kesehatan: sekitar 200.000


warga asing mencari perawatan kesehatan di negara ini setiap tahun, dan layanan kesehatan
Singapura menargetkan satu juta pasien asing setiap tahun mulai 2012 dan memperoleh
pendapatan sebesar USD 3 miliar.[83] Pemerintah menyatakan bahwa program ini dapat
menciptakan sekitar 13.000 lowongan pekerjaan baru dalam industri kesehatan.

2. INDONESIA (NEGARA BERKEMBANG)

kurang lebih 255,5 juta jiwa. Jumlah penduduk ini akan terus naik dari tahun ke tahun
karena tingginya laju pertumbuhan di Indonesia. Indonesia adalah negara yang mempunyai
sumber daya alam melimpah, suku yang beragam dan kebudayaan yang tidak ada habisnya.
Namun, kekayaan yang dimiliki Indonesia ternyata belum menjadikan Indonesia menjadi
negara maju. Hingga saat ini Indonesia masih tercatat sebagai negara berkembang. Berikut ini
merupakan beberapa alasan Indonesia termasuk negara berkembang di Asia Tenggara:

1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia setelah
Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai Laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia sendiri tergolong tinggi yaitu mencapai 1,49 persen.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi memunculkan berbagai masalah dan dampak negatif bagi
rakyat dan negara bila tidak segera ditindak lanjuti. Peningkatan populasi di Indonesia
menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap sandang, pangan dan papan, sayangnya
penawaran terhadap barang-barang ini tidak dapat disuplai dalam jangka waktu pendek
karena kurangnya faktor pendukung, seperti modal, bahan baku, tenaga kerja terlatih, dan
sebagainya. Hal ini menyebabkan harga barang naik, sehingga biaya hidup rakyat menjadi
lebih mahal dan memunculkan kemiskinan.

2. Tingginya Angka Pengangguran

Tingginya angka pengangguran di Indonesia tidak lepas dari faktor pertumbuhan


penduduk di Indonesia. Tingginya jumlah pencari kerja tidak berbanding lurus dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Februari 2017 mencapai 5,33 persen yang artinya
jumlah pengangguran di Indonesia tercatat sebanyak 7,01 juta orang. Tingginya angka
pengangguran tersebut dapat menjadi masalah bagi perekonomian Indonesia, karena akan
berimbas pada produktivitas dan pendapatan masyarakat, sehingga menjadi penyebab utama
timbulnya kemiskinan dan problematika sosial lainnya.

3. Pembangunan Infrastruktur yang Belum Merata

Kemajuan sebuah negara dapat dinilai dari pembangunan infrastruktur yang merata di
setiap daerah. Pemerataan pembangunan berperan penting dalam keberhasilan perekonomian
sebuah negara. Selain itu, pemerataan pembangunan juga berimbas pada kesejahteraan
masyarakat.
16

Hingga tahun 2017 pembangunan infrastruktur di Indonesia secara umum belum bisa
dikatakan merata, karena selama ini pembangunan infrastruktur hanya terpusat di Jawa,
sangat minim pembangunan infrastruktur yang dilakukan di daerah luar Jawa yang terpencil
dan daerah perbatasan. Kendati sudah ada peningkatan pembangunan infrastruktur berbagai
sektor di daerah terpencil, seperti di Papua, Kalimantan, dan Sumatera, hal itu belum
sepenuhnya bisa mendukung perekonomian nasional. Sebab, pembangunan infrastruktur yang
dilakukan pemerintah belum bisa dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

4. Tingginya Angka Kemiskinan

Angka kemiskinan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 27,77
juta jiwa atau 10,6 persen dari total penduduk Indonesia. Tingginya angka kemiskinan di
Indonesia menjadi pekerjaan rumah utama bagi pemerintah. Karena angka kemiskinan
menjadi indikator perekonomian sebuah negara. Angka kemiskinan di Indonesia didasarkan
pada tingkat ketidakmampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan pokok. Masalah
kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya pendidikan
yang rendah, kemampuan (skill) yang rendah, tingkat pertumbuhan yang tinggi, dan tidak
meratanya pembangunan infrastruktur.

5. Pendidikan Berkualitas yang Belum Merata

Alasan Indonesia termasuk negara berkembang selanjutnya adalah dari segi


pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan
penggerak perekonomian suatu negara. Sayangnya, di Indonesia pendidikan yang berkualitas
belum seluruhnya bisa diakses oleh masyarakat di Indonesia, terlebih masyarakat golongan
tidak mampu dan masyarakat yang berada di daerah terpencil. Masalah ekonomi nampaknya
menjadi permasalahan utama dalam akses untuk memperoleh pendidikan yang baik dan
hambatan menjadi Indonesia sebagai negara dengan pendidikan terbaik. Kendati sudah ada
program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), akses pendidikan yang berkualitas belum
sepenuhnya bisa dinikmati oleh seluruh siswa di Indonesia karena orang tua siswa masih
harus membayar biaya-biaya lain setiap tahunnya.

Sejumlah sekolah unggulan yang berada di daerah perkotaan menampilkan kualitas


pendidikan bertaraf nasional bahkan internasional dengan fasilitas yang lengkap. Hal itu
berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah pinggiran yang serba kekurangan, baik dari
tenaga pengajar yang kurang hingga sarana dan prasarana yang belum memadai.

6. Maraknya Budaya KKN

Korupsi, Kolusi dan Neoptisme (KKN) merupakan faktor penting yang menjadikan
Indonesia belum bisa menjadi negara maju. Budaya KKN di Indonesia agaknya menjadi hal
yang sangat masif dan tidak kunjung hilang. Hal ini dibuktikan dengan data indeks persepsi
korupsi dari Transparency International yang menempatkan Indonesia di posisi ke-90.
17
Budaya KKN secara langsung dapat mempengaruhi faktor perekonomian sehingga
meningkatkan angka kemiskinan. Kendati sudah dilakukan upaya untuk memberantas budaya
KKN melalui Instruksi Presiden (inpres) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi, hal tersebut belum cukup untuk mengatasi permasalahan ini
karena budaya KKN sudah mendarah daging di masyarakat, seperti pungutan liar (pungli)
dan ‘uang pelicin’ atau sogokan.

7. Kualitas Hidup yang Rendah

Rendahnya tingkat penghasilan di Indonesia, menyebabkan masyarakat mengalami


kendala dalam pemenuhan kebutuhan pokok, pendidikan berkualitas, kesehatan, dan
sebagainya. Kurangnya pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut menyebabkan
kualitas hidup masyarakat menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan masyarakat semakin
terbelakang karena tidak bisa baca tulis, semakin tingginya angka kekurangan gizi, dan rentan
terkena penyakit. Hal semacam ini dapat menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian
dan menyebabkan Indonesia belum bisa dikatakan sebagai negara maju.

8. Lambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia dinilai masih


lambat. Hal itu disebabkan oleh dominasi penggunaan teknologi yang diimport dari luar
negeri, sedangkan karya IPTEK ilmuwan lokal masih dipandang sebelah mata. Lambatnya
perkembangan IPTEK di Indonesia juga disebabkan oleh minimnya dukungan riset teknologi,
khususnya dari segi pendanaan. Selain itu, lambatnya perkembangan IPTEK di Indonesia
disebabkan oleh terbatasnya fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM).

9. Kurangnya Sikap Disiplin

Kedisiplinan menjadi modal awal bagi suatu negara agar menjadi negara maju. Sikap
disiplin dapat menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar jika sikap disiplin
dijadikan sebagai budaya. Sebaliknya jika sikap disiplin kurang dapat menjadi penghambat
majunya bangsa Indonesia. Sebagai contoh dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
masih banyak masyarakat yang tidak disiplin dalam ketepatan waktu, tidak disiplin ketika
bekerja, tidak disiplin ketika berkendara dan tidak disiplin ketika mengantri.

10. Sikap toleransi yang masih rendah

Selain permasalahan ekonomi, penyebab Indonesia masih menjadi negara


berkembang adalah masih rendahnya sikap toleransi di masyarakat. Keragaman merupakan
realitas yang dimiliki oleh Indonesia dan diperlukan toleransi yang tinggi untuk
menyikapinya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan toleransi di Indonesia
merupakan isu yang menjadi perhatian khusus. Rendahnya toleransi di Indonesia jika tidak
segera ditindak lanjuti semakin lama akan menghancurkan bangsa Indonesia sendiri. Sebagai
contoh coba kita tengok konflik-konflik yang terjadi di Indonesia, seperti konflik di Poso,
Tolikara Papua, dan Aceh. Konflik-konflik tersebut terjadi karena rendahnya sikap toleransi
sehingga sentimen SARA menjadi tidak terkendali.
18

Nah itulah beberapa alasan yang menyebabkan Indonesia masih jauh dari karakteristik negara
maju. Faktor penyebab tersebut berasal dari faktor ekonomi, teknologi dan sosial.

Langkah Indonesia Menjadi Negara Maju

Hingga tahun 2017 pemerintah gencar melakukan berbagai upaya untuk menjadikan
Indonesia sebagai negara maju. Berikut ini merupakan langkah agar Indonesia menjadi
negara maju:

1.Peningkatan Sektor Pendidikan dan Kesehatan

Pendidikan dan kesehatan merupakan kunci keberhasilan dalam pembangunan


perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia tengah menjalankan
berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. Pemerintah
memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan berbagai jenis beasiswa bagi
siswa yang kurang mampu. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan berupa Kartu
Indonesia Pintar (KIP) yang diberikan kepada seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) yang
berasal dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KIP digunakan untuk
menjamin anak usia sekolah agar mendapatkan peningkatan kualitas pendidikan, seperti
bantuan pendidikan berjenjang hingga tingkat SMA/SMK/MA dan juga mendorong anak usia
sekolah yang putus sekolah untuk kembali bersekolah.

Sementara dari segi kesehatan, pemerintah memberikan bantuan berupa Kartu


Indonesia Sehat (KIP) bagi masyarakat kurang mampu agar memperolah hak dalam
pelayanan kesehatan. Adanya KIP memberi jaminan kepada masyarakat kurang mampu
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan tidak membedakan masyarakat berdasarkan
status sosial. Program peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan yang dilakukan
pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sehingga
kualitas bangsa Indonesia akan terus meningkat pula.

2. Peningkatan Lapangan Pekerjaan

Tingginya angka pertumbuhan penduduk tentunya harus dibarengi dengan


peningkatan lapangan pekerjaan. Pemerintah diharapkan bisa mencari solusi atas
permasalahan yang berkaitan dengan pengangguran dan kemiskinan, misalnya dengan
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat menciptakan kesempatan kerja baik dari
pemerintah maupun swasta.

Selain itu, pemerintah diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif


yang ada di masyarakat melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan skill kepada masyarakat
untuk memasuki dunia kerja, dan meningkatkan jumlah wirausaha di masyarakat melalui
akses memperoleh pinjaman modal berupa kredit perbankan.
Peningkatan sektor lapangan pekerjaan diharapkan bisa membuat masyarakat semakin
sejahtera dan terbebas dari pengangguran dan kemiskinan, sehingga ekonomi indonesia akan
tumbuh dan Indonesia bisa bersanding dengan negara dengan ekonomi terbaik di dunia.
19

3. Pembenahan Moral dan Etika

Moral dan etika merupakan hal yang perlu diperhatikan agar Indonesia bisa menjadi
negara maju. Pendidikan moral dan etika harus dimulai dari generasi muda, karena generasi
muda merupakan aset penting yang akan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia.
Pendidikan moral dan etika bagi generasi muda harus digalakkan agar generasi muda
Indonesia nantinya senantiasa menjaga nilai-nilai luhur bangsa, sehingga Indonesia bisa
menjadi negara maju dengan bangsa yang berwibawa dan dihargai oleh bangsa lain.

Itulah beberapa hal yang dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Selain
langkah yang disebutkan diatas, masih banyak langkah lagi yang bisa dilakukan agar
Indonesia menjadi negara maju, seperti peningkatan pendapatan per kapita, peningkatan
IPTEK, pemberantasan korupsi, meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah
tertinggal, menstabilkan keadaan politik, dan masih banyak lagi. Semoga artikel ini
bermanfaat

Pariwisata
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun
2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah
komoditas minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2016,
jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 11.525.963 juta lebih atau
tumbuh sebesar 10,79% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di
Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di
antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni
Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di
dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan
berbagai taman nasional di Sumatra merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia.
Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan
sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang
dituturkan di seluruh kepulauan tersebut.
Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali
merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di
Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan
Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif
Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering
dikunjungi oleh para turis adalah Bali sekitar lebih dari 3,7 juta disusul, DKI Jakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi
Selatan, Sumatra Selatan, Banten dan Sumatra Barat.
Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan
bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan
terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN.  Sementara dari
kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Tiongkok berada di urutan pertama
disusul Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan India.
20
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah kami ini, antara lain:
1. Negara maju merupakan Negara yang dimana SDM nya memiliki penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
2. Negara berkembang yang hanya mengandalkan sumberdaya alamnya terhadap
pendapatan negaranya.
3. Pengembangan Negara maju berfokus tehadap pemberdayaan sumberdaya manusia
dan industry nya. sehingga, Negara- Negara maju mampu mengatasi masalah-
masalah social yang lebih kompleks, seperti timbulnya daerah kumuh, kuranya
lapangan pekerjaan, produktivitas tenaga kerja yang rendah dan tingkat pendapatan
yang rendah. Pembangunan fisik disegala bidang dapat berlangsung secara teratur dan
terencana.
4. Pengembangan wilayah berkembang lebih di titik beratkan pada sector agraris, yaitu
sector – sector yang berhubungan dengan upaya upaya pengolahan sumberdaya alam
secara langsung, seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan
perikanan.
5. Intinya pengembangan wilayah baik dinegara maju maupun dinegara berkembang
sama-sama menitik beratkan pada sector ekonomi sehingga Negara tersebutkan bisa
lebih maju baik pendapatan negaranya maupun kemakmuran suatu masyarakat
dinegaranya.

B. SARAN
Demi perbaikan dari makalah kami ini, kami kelompok 10, selaku
penulis dari makalah ini berharap dapat menerima saran dari pembaca agar kami tidak
mengulangi kesalahan yang sama dalam penulisan makalah selanjutnya agar pembaca
makalah kami mendapatkan kenyamanan saat membaca makalah kami, SEKIAN
KAMI UCAPKAN TERIMAKASIH.
21
C. DOKUMENTASI
22
DAFTAR PUSTAKA

https://travel.okezone.com/amp/2022/09/13/406/2666643/3-alasan-singapura-
bisa-jadi-negara-maju-padahal-dulunya-miskin

https://amp.tirto.id/model-pengembangan-wilayah-di-negara-maju-gnkj

https://amp.tirto.id/model-pengembangan-wilayah-di-negara-berkembang-
dalam-geografi-gnsh

https://www.gurugeografi.id/2017/06/pola-pengembangan-wilayah-negara-
maju.html?m=1

https://travel.okezone.com/amp/2022/09/13/406/2666643/3-alasan-singapura-
bisa-jadi-negara-maju-padahal-dulunya-miskin

23

Anda mungkin juga menyukai