Anda di halaman 1dari 25

Makalah geografi

Judul :
upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan di desa dan
kota yang terdapat dalam provinsi Maluku
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H

Nama : Tika .m. marten


Kelas : xii-ips 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberi saya taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas Makalah ini dapat
terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
Doa serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beserta keluarga dan para sahabat saya yang telah membantu dan mendukung
saya dalam menyusun Makalah ini.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan
makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh.
Saya menyadari walaupun saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun Makalah sederhana ini, tetapi masih banyak kekurangan yang ada
didalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat saya harapkan demi
perbaikan tugas ini. Saya berharap akan ada guna dan manfaatnya Karya Tulis
ini bagi semua pembaca. Amin.
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………...…………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
A.    LATAR BELAKANG……………………………………………………..
B.     RUMUSAN MASALAH……………………………………………….….
C.     TUJUAN DAN KEGUNAAN……………………………………….........
BAB II STUDI LITERATUR................................................................................  
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………….………….…          
A.    PENGERTIAN UMUM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN............           
B.     HAKIKAT DAN CIRI-CIRI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN....          
C.     PEMBANGUNAN YANG DILAKUKAN DI INDONESIA.................. 
D.    MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN...........................   
1.      MASALAH KEMISKINAN............................................................           
2.      MASALAH KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP.............................      
3.      MASALAH KEAMANAN DAN KETERTIBAN.................................      
BAB III PENUTUP…………………………………………………………......    
A.    KESIMPULAN…………………………………………………………… 
B.     SARAN………………………………………………………………….... 
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..… 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan
pembangunan di segala bidang. Pembangunan merupakan proses pengolahan
sumber daya alam dan pendayagunaan sumber daya manusia dengan
memanfaatkan tekhnologi. Dalam pola pembangunan tersebut, perlu
memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya manusia, agar dapat
terus-menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang
berkelanjutan.
Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan
proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada
dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya,
dan kegiatan dunia usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan
meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara spiritual maupun material.
Definisi ini menunjukan bahwa adanya suatu pembangunan karena suatu
kebutuhan, dan masalah. Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut adalah suatu harapan. Sedangkan jika harapan tersebut tidak tercapai
berarti, hal itu adalah masalah.
Dengan demikian pembangunan mempunyai hubungan yang erat dengan
masalah. Karena tit ik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi
masalah tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk
mencapai suatu tingkatan yang layak. Pembangunan yang tidak bertitik tolak
dari masalah berarti ada indikasi kesalahan konsep dan model pembangunan
tersebut berorientasi pada penyelesaian masalah sebagai penyebab akar masalah
bukan akar masalahnya.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu
hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan hidup.
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat
fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas
mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan
mengakibatkan dampak, baik yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh
karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain
berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.

B.     Rumusan Masalah


Dari pembahasan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
ini adalah :
1.      Apa itu pemerataan pembangunan ?
2.      Apa masalah yang menjadi kendala dalam pemerataan pembangunan?
3.      Apa saja kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
setempat?

C.    Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan penulisan ini adalah :
1.      Untuk mengidentifikasi pemerataan pembangunan
2.      Untuk mengidentifikasi kualitas pembangunan
3.      Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pemerataan
pembangunan

BAB II
STUDI LITERATUR
Konsep pemerataan pembangunan adalah pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan generasi saat ini dengan tanpa mengorbankan
kepentingan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemerataan pembangunan mencakup upaya memaksimumkan net benefit dari
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan pemeliharaan jasa dan
kualitas sumberdaya alam setiap waktu. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi
tidak hanya mencakup peningkatan pendapatan per kapita riil, tetapi juga
mencakup elemen-elemen lain dalam kesejahteraan sosial (Pearce dan Turner,
1990). Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang
dikemukakan oleh Serageldin (1994) yakni pembangunan yang memungkinkan
generasi sekarang dapat meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi
kesempatan generasi yang akan datang untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Oleh karena itu maka konsep pembangunan adalah mengintegrasikan tiga aspek
kehidupan (ekonomi, sosial dan ekologi) dalam satu hubungan yang sinergis,
sehingga makna keberlanjutan dalam konsep tersebut juga didefinisikan sebagai
keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan.
Pada beberapa dekade terakhir, konsep pembangunan keberlanjutan (sustainable
development) semakin sering digunakan oleh banyak negara di dunia untuk
mengimplementasikan kebijakan pembangunan baik pada level nasional
maupun internasional. Keberlanjutan (sustainability) saat ini telah menjadi
elemen inti (core element) bagi banyak kebijakan pemerintah negara-negara di
dunia dan lembagalembaga strategis lainnya. Menurut Khanna et al. (1999)
pembangunan keberlanjutan berimplikasi pada keseimbangan dinamik antara
fungsi maintenance (sustainability) dan transformasi (development) dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
Menurut Cornelissen et al. (2001) sustainability memiliki implikasi pada
dinamika pembangunan yang sedang berlangsung dan dikendalikan oleh
ekspektasi tentang berbagai kemungkinan di masa yang akan datang. Untuk
memulai dan memantau pelaksanaan pembangunan berkelanjutan diperlukan
kerangka kerja terstandardisasi (standardized framework) yang terbagi dalam
empat tahap, yaitu: 1. Mendeskripsikan permasalahan sesuai dengan
konteksnya; 2. Mendeterminasi permasalahan dengan context-dependent pada
dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial; 3. Menterjemahkan permasalahan ke
dalam indikator keberlanjutan yang terukur; 4. Menilai kontribusi indikator-
indikator tersebut pada pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.

BAB III
PEMBAHASAN
Pemerataan pembangunan telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar 1945
alinea keempat, yang menyatakan bahwa fungsi sekaligus tujuan Negara
Indonesia yakni memajukan kesejahteraan umum. Salah satu proses pencapaian
tersebut adalah melalui pembangunan. Menurut Tjokroamidjojo (1988)dalam
Husna dkk (2011), pembangunan adalah “upaya suatu masyarakat bangsa yang
merupakan suatu perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang kehidupan
ke arah masyarakat yang lebih maju dan baik, sesuai dengan pandangan
masyarakat itu”.Jadi, pembangunan dimaksudkan agar ada perubahan positif
yang terjadi dalam semua bidang, baikdari segi ekonomi, sosial, budaya,
infrastruktur, dan bidang lainnya. Tujuan akhir dari pembangunan itu sendiri
yakni tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat.Keberhasilan pembangunan
ekonomi dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonominya, Pertumbuhan
ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, yang
diukur antara lain melalui Produk Domestik Bruto ( PDB ) pada tingkat
nasional dan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) pada tingkat daerah
baik Propinsi, Kabupaten maupun Kota. Pandangan demikian merupakan
bagian yang tidak terlepaskan dari proses pelaksanaan pembangunan di
Indonesia.Perjalanan pembangunan di Indonesia sejak jaman kepemimpinan
Presiden Sukarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudoyono saat ini, telah
banyak menghasilkan perkembangan dan kemajuan bagi keberlanjutan
pembangunan di Indonesia. Walaupun demikian permasalahan pembangunan di
Indonesia masih cukup banyak, angka kemiskinan masih tinggi, kesenjangan
sosial, hutang negara, distribusi pendapatan serta disparitas antar daerah akibat
ketidakmerataan pembangunan masih menjadi tugas rumah yang harus
diselesaikan oleh pemerintah. Berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan
pembangunan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh pemerintah.
Lahirkannya UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah yang
kemudian diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 menajdi era baru bagi sistem
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Reformasi dalam tata hubungan
antara pemerintah pusat dan daerah sebagai bentuk otonomi daerah dimana
pemerintah pusat melimpakan sebagian wewenang kepada daerah untuk
mengurusi, mengatur dan menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri
dalam rangka pembangunan nasional mampu mendorong kegairahan daerah
untuk mengembangkan perokonomiannya di masing-masing daerah.Sistem
desentralisasi fiskal ini mampu memberikan ruang gerak yang lebih bagi
pemerintah daerah untuk mengoptimalkan berbagai potensi daerahnya. Didalam
UU No. 32 Tahun 2004 menyebutkan “bawha efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih
memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan pusat dan
antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan
tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-
luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban
menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara”. Dengan kata lain kesempatan yang diberikan kepada
setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota dalam
mengembangkan potensi daerah sendiri harus memperhatikan potensi dan
keanekaragaman daerah, karena setiap daerah memiliki karakter baik itusosial,
budaya, bahkan geografis yang berbeda sehingga perlu kebijakan yang berbeda
pula. Era otonomi daerah saat ini, keberhasilan pembangunan nasional sangat
bergantung pada keberhasilahan pembangunan daerah. Oleh karena itu setiap
daerah dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan
potensi daerahnya. John Glasson (1990) dalam Nudiatulhuda (2007)
mengatakan bahwa kemakmuran suatu wilayah berbeda dengan wilayah
lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan pada struktur
ekonominya dan faktor ini merupakan faktor utama. Perubahan wilayah kepada
kondisi yang lebih makmur tergantung pada usaha-usaha di daerah tersebut
dalam menghasilkan barang dan jasa, serta usaha-usaha pembangunan yang
diperlukan. Oleh sebab itu maka kegiatan basis mempunyai peranan penggerak
utama (prime mover role) dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dimana
setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap perekonomian regional.
Berdasarkan teori basis ekonomi, faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan
jasa dari luar daerah (Arsyad,1999).
Kota Masohi sebagai salah satu kota yang berada di Provinsi Maluku
merupakan daerah otonom yang memiliki andil dalam mewujudkan
pembangunan nasional melalui pencapaian pembangunan daerah.
Keberhasilahan akan pembangunan nasional yang juga didukung dari
keberhasilan pembangunan daerah menjadi sangat penting bagi setiap
pemerintah daerah termasuk Kota Masohi untuk selalu mendorong laju
pembanguanan baik pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik seperti
pembangunan ekonomi dengan meningkatkatkan pertumbuhan ekonomi yang
kemudian akan menjadikan masyarakat semakin sejahtera.

KOTA MASOHI

I. Gamabaran Umum
1. Keadaan Daerah
Kota Masohi adalah ibukota kabupaten Maluku tengah yang berada di
bagian tengah pulau seram.  Masohi yang artinya gotong royong ini telah
mengalami aktifitas pembangunan dan penataan kota yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun.  Sebagai pusat ibukota kabupaten pastinya
pemerintah Daerah setempat ingin memberikan pelayanan terbaik kepada
warganya. Selain itu Kegiatan aktifitas perekonomian pun berkembang
pesat, berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang aktifitas
masyarakat disiapkan menuju tatanan kota yang madani

Peta Kota Maoshi

2. Masalah – masalah
Pembangunan yang telah dilaksanakan selama Repelita IV telah menghasilkan
perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun masih ada masalah-masalah
yang masih memerlukan perhatian.
Persebaran penduduk yang belum seimbang, yaitu kira-kira 75,0% berada di
pulau-pulau kecil
Pada tahun 1985 sebesar 14,0% angkatan kerja berada di daerah perkotaan dan
86,0% berada di daerah pedesaan. Persebaran ini telah menimbulkan
permasalahan, antara lain berupa
jumlah pengangguran terbuka adalah sebanyak 9.806 orang atau 1,8%
penduduk yang jarang dan sulit dijangkau perlu dikembangkan. Perhubungan laut
dan udara ke daerah ini sangat dipengaruhi oleh musim sehingga memerlukan
perhatian khusus dalam pengem-bangannya.
Prasarana dan sarana perhubungan yang sudah banyak mengalami kemajuan masih
perlu ditingkatkan untuk mengatasi ham-batan alamiah yang cukup berat di daerah
Masohi, untuk memenuhi kebutuhan pengembangan daerah yang berpotensi dan
untuk mengimbangi meningkatnya arus barang dan orang sebagai akibat
meningkatnya kegiatan perdagangan di dalam daerah, perdagangan antar daerah,
kegiatan ekspor dan kegiatan kepariwisataan.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan di daerah Maluku juga masih memerlukan
dorongan sarana dan prasarana pendukung, seperti sarana dan prasarana
perhubungan, akomodasi, telekomunikasi dan tenaga terampil berpengetahuan. Di
bidang pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana
pendidikan, seperti guru, buku, ruang kelas, ruang praktek dan perpustakaan, baik di
tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi, masih perlu
ditingkatkan untuk menghadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan
kebutuhan untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai. Untuk
menunjang pengembangan daerah dengan tenaga kerja yang terampil dan siap
pakai, dibutuhkan kehadiran sekolah-sekolah kejuruan dan keahlian, misalnya
sekolah kejuruan yang berorientasi kelautan, pertanian dan lain-lain. Dalam pada
itu, peran serta lembaga sosial masyarakat dan lembaga sosial lainnya dalam
pelaksanaan pembangunan di daerah, masih terbatas. Demikian pula usaha
perkoperasian masih perlu didorong agar dapat lebih mandiri dan dapat berperan
dalam pembangunan perekonomian di daerah terutama di pedesaan.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya
dalam pengadaan vaksinasi dan pemberan-tasan penyakit menular, antara lain
melalui penambahan pus kesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis
dan paramedis.
II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di daerah Maluku merupakan bagian integral dari pembangunan


nasional dan bertumpu pada Trilogi Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya
akan makin nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan
pemantapan perwujudan Wawasan Nusantara.
Sesuai dengan prioritas pembangunan, pembangunan daerah Masohi diarahkan
pada peningkatan perkembangan sektor pertanian dan sektor industri disertai pening-
katan penguasaan dan kualitas teknologi, sehingga dapat memberikan sumbangan
yang optimal kepada pertumbuhan produksi daerah, peningkatan mutu produksi,
ekspor dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah tersebut. Di samping itu
pembangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi lainnya yang secara
keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam rangka pembangunan wilayah, juga
diarahkan kepada peningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal,
perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan peningkatan pendapatan nyata,
kesejahteraan dan taraf hidup seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah Masohi diharapkan dapat dicapai terutama
melalui peningkatan produksi dan perubahan teknologi di sektor pertanian dan
industri serta peningkatan penyediaan jasa yang secara keseluruhan berorientasi pada
peningkatan kesempatan kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan
pembangunan yang telah ditempuh akan dilanjutkan dan ditingkatkan agar perbaikan
taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah Masohi dengan daerah
lainnya
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan memperhatikan masalah-masalah
yang dihadapi serta potensi dan prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan
pembangunan daerah Maluku yang akan dikembangkan untuk daerah Masohi pada
pokoknya sebagai berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas akan dilanjutkan
dengan tujuan meningkatkan produksi dan memantapkan swasembada pangan,
meningkatkan pendapatan para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi
kebutuhan industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan ekspor.
Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara industri dan pertanian
dalam struktur ekonomi nasional, usaha pembangunan dan pengembangan sektor
industri, terutama agroindustri, juga terus didorong. Iklim berusaha yang lebih
mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan diusahakan
melalui berbagai usaha pemberian informasi dan kemudahan. Di samping itu akan
dilakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia
melakukan investasi di daerah Maluku.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bidang pertanian dan
industri, upaya peningkatan prasarana dan sarana perhubungan, komunikasi,
peningkatan efisiensi dalam bidang perdagangan melalui bimbingan dan
penyuluhan, penyempurnaan sistem informasi pasar dan sistem angkutan akan di-
tingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikutsertakan dan mendorong prakarsa
pengusaha-pengusaha swasta.
Dalam rangka memperluas lapangan kerja juga akan diusahakan agar dalam
pelaksanaan pembangunan di daerah diterapkan. Pola investasi yang menyerap
banyak tenaga kerja. Di samping itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan
sumber daya alam agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan dan pem-
bangunan yang berkelanjutan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri dan dapat lebih
berperanan dalam pembangunan di daerah. Sejalan dengan itu akan terus
dikembangkan iklim yang dapat mendorong lembaga swadaya masyarakat untuk
lebih banyak berpartisipasi.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
rakyat Maluku akan pangan, meningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu
pemantapan swasembada
pangan, menghasilkan bahan mentah untuk industri dan mendorong ekspor produksi
pertanian. Hal tersebut akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi,
diversifikasi, rehabilitasi dan extensifikasi. Peningkatan produksi tanaman pangan
akan dilaksanakan melalui intensifikasi tanaman padi, palawija dan sayuran. Untuk
menunjang usaha peningkatan produksi tanaman pangan akan ditingkatkan
pengadaan benih padi, palawija dan hortikultura melalui balai-balai benih dan
panangkar benih yang diusahakan oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu untuk
memperoleh benih yang baik dan tahan lama akan dilaksanakan pengawasan mutu
benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya hama pengganggu akan
ditingkatkan kegiatan untuk mengatasinya melalui pengembangan sistem
pengendalian hama terpadu.
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan petani palawija akan
dilakukan melalui pengembangan Unit-unit Pelayanan Pengembangan (UPP) dan
pengembangan paket teknologi tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk
kandang, kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak yang akan dikembangkan
adalah unggas, sapi, kerbau, ternak perah, babi, kambing dan domba. Di samping itu
pembinaan balai-balai penelitian ternak akan terus dikembangkan melalui investasi
swasta dan swadaya masyarakat yang khusus diarahkan untuk menghasilkan induk-
induk dan pejantan unggul. Untuk itu inseminasi buatan akan dilanjutkan.
Peningkatan produksi ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan pengamanan
ternak, pembibitan ternak dan hijau makanan ternak. Dalam hubungan ini
penyuluhan akan makin ditingkatkan baik kualitas maupun frekuensinya yang akan
dilakukan melalui pemberian latihan-latihan kepada para kontak tani
Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah pantai, laut lepas, dan
perairan air tawar. Untuk membantu perkembangan usaha penangkapan di laut akan
dibangun pangkalan pendaratan ikan. Di samping itu akan ditingkatkan pelaksanaan
operasional pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan, balai benih udang
dan balai benih ikan.
Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui usaha in-tensifikasi dan
ekstensifikasi. Komoditi yang akan ditingkatkan produksinya antara lain adalah
kelapa, kakao, kopi, cengkeh, dan jambu mete yang diusahakan di kabupaten
Maluku Tengah, Halmahera Tengah, Maluku Utara, dan Maluku Tenggara.

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan pengukuhan kawasan


hutan tetap dan pemetaan kawasan hutan. Di samping itu akan dilaksanakan
penatagunaan hutan, dan inventarisasi potensi hutan produksi dan hutan konversi.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemampuan jaringan
pengairan akan ditingkatkan. Bersamaan dengan itu akan dilaksanakan Operasi dan
Pemeliharaan (0$P) seluruh jaringan irigasi yang ada.
Kegiatan pembangunan jalan akan meliputi rehabilitasi dan pemeliharaan jalan
dan jembatan, peningkatan jalan dan jembatan serta pembangunan jalan dan
jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau.
DESA LARIKE
i. Gambaran Umum
Negeri Larike adalah salah satu negeri adat yang terletak di bagian barat Jazirah
Leihitu Pulau Ambon. Secara administratif, Negeri Larike berada di bawah
Pemerintah Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan
pemekaran dari Kecamatan Leihitu. Negeri Larike berbatasan dengan Negeri
Asilulu di bagian utara dan Negeri Wakasihu di bagian selatan. Sebagaimana
negeri-negeri lain di Maluku, Larike merupakan perkampungan yang berada di
daerah pesisir dengan topografi yang bergelombang.
Pemerataan pembangunan yang telah di lakukan pemerintah dan masyarakat
setempat salah satunya yaitu daerah pariwisata di Larike yang kian terus di
tingkatkan di kembangkan agar dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah.
Ada pun beberapa tempat yang menjadi bukti nyata peran pemerintah dan
masyarakat setempat hingga terciptalah suatu tempat pariwisata di daerah Larike
Contohnya Pancoran Kuning di Larike ini menjadi salah satu tempat pariwisata
yang sangat ramai di kunjungi para wisatawan.
Bukan hanya untuk berfoto-foto saja melainkan dapat duduk santai di tempat
yang telah di sediakan oleh pemerintah agar para wisatawan dapat menikmati
angina dan deburan ombak yang terdengan dan merasakan ketenangan. Sambal di
nikmati dengan gorengan-gorengan dan sambal khas Maluku.
ii. Masalah-Masalah yang Terjadi
1) Ambruknya jembatan gurita
Jembatan gurita merupakan jembatan penghubung antara kecamatan
Leihitu dan Leihitu Barat
Ambruknya jembatan itu diduga diakibatkan curah hujan tinggi
pada beberapa hari sebelumnya. Warga yang hendak menuju
Leihitu atau sebaliknya pergi ke Leihitu Barat, harus melewati
Kota Ambon dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam.
Belum ada sikap ataupun tanggapan dari pemerintah untuk
memecahkan masalah tersebut
Karna faktanya sampai saat ini jembatan tersebut tidak dapat di
gunakan atau dengan kata lain masih lumpuh total.

iii. Peran Pembangunan Pemerintah

Suksesnya pengurus BPSPAMS dan warga masyarakat, mengelola


dan memelihara sarana air minum dan sanitasi, mereka
mengembangkan usaha ekonomi produktif yaitu dengan membangun
kelompok usaha nelayan.
Dari pengalaman di BPSPAMS itu, pengurus BPSPAMS
memberanikan diri meminjam uang dari bank sebagai modal usaha.
Modal yang didapat itu dikembangkan untuk usaha bubu atau alat
penangkap ikan yang terbuat dari bambu. Dari 1 buah bubu tersebut,
dapat menghasilkan tangkapan ikan rata-rata 2-5 kg per dua hari.
Hasil tangkapan ikan dengan bubu tersebut sudah cukup tersebar di
beberapa desa sekitar. Bahkan beberapa warga Kota Ambon sudah
mengenal Desa Larike sebagai penghasil ikan.
Salim Sia selaku Bendahara BPSPAMS mengatakan, dari hasil usaha
tersebut, sebagian hasilnya dimasukkan ke kas BPSPAMS untuk
pengembangan dan pengelolaan sarana air minum yang telah
dibangun. Saking terkenalnya usaha bubu Desa Larike ini, masyarakat
menyebutnya bubu PAMSIMAS.
 
Sementara sarana yang dibangun PAMSIMAS Desa Larike adalah 1
unit broncaptering, 1 unit reservoir, dan 6 KU sesuai RKM. Kondisi
sekarang sudah membangun dengan swadaya untuk 1 KU dan siap
bangun 1 KU lagi.
 
Untuk SR (sambungan rumah) sebanyak 59 KK dari 130 KK yang
diintervensi PAMSIMAS. Masuknya program PAMSIMAS di desa
ini, membawa pencerahan pada mata pencaharian warga sebagai
nelayan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Apa itu pemerataan pembangunan ?
Jawab : yang dimaksud dengan pemerataan pembangunan ialah
membuat pembangunan secara merata antara daerah satu dengan
daerah lainnya.
2. Apa masalah yang menjadi kendala dalam pemerataan
pembangunan?
Jawab : infrastruktur yang kurang memadai, persebaran
penduduk yang belum seimbang, dan jymlah pengangguran
yang masih cukup banyak
3.      Apa saja kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah setempat?
Jawab : usaha pembangunan di sector pertanian dengan tujuan
meningkatkan produksi dan memantapkan swasembada
pangan,memperluas kesempatan kerja, membantu peningkatan
ekspor, melakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk merangsang
pihak swasta agar bersedia melakukan investasi di daerah
Maluku,upaya meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan, serta
usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri dan dapat
lebih berperan dalam pembangunan di daerah.

Dari data dan fakta yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pemerintah harus terus memerhatikan
pemertaan pembangunaan baik di provinsi,kota,maupun kabupaten-
kabupaten terkhususnya di desa-desa yang belum maksimal
merasakan adanya pemertaan pembangunan yang di lakukan.
Masyarakat setempat pun harus memperhatikan betul tentang alur
perencaanaan dana Desa yang di gunakan agar tidak terjadinya
tindakan-tindakan korupsi oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai
bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

– Mahendra, Rendra. 2010. Politik dan Ekonomi. Jakarta: Pustaka Barat.

– Maharani, Intan. 2000. Panduan Penulisan Geografi. Jakarta: Intermedia.

– Syafani, Riska. 2001. Pembangunan Berkelanjutan Maluku: Media Baru.

– Arsyad, Alwi. 2010. Penggunaan dan Penerapan Teknologi di Dalam Industri Pertanian dan
Perkebunan. Jakarta: Warna Media.

– Putra, Reza. 2005. Pengaruh Teknologi Pada Bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya. Maluku :
Media Lama

– Ningsih, Ayudiah (Penterjemah). 2010. Dasar-dasar Pembangunan Menegah Edisi 2. Surabaya: Balai
Pustaka.

– Saputra, Robi (Penterjemah). 2011. Analisis Manajemen Produksi dan Manajemen Pemasaran.
Bandung: Intermedia

– Zakira, Alda (Penterjemah). 2010. Metode-metode Perencanaan Pemabngunan Sarana dan Prasarana .
Bandung: Intermedia.

Anda mungkin juga menyukai