Judul :
upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan di desa dan
kota yang terdapat dalam provinsi Maluku
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberi saya taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas Makalah ini dapat
terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
Doa serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beserta keluarga dan para sahabat saya yang telah membantu dan mendukung
saya dalam menyusun Makalah ini.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan
makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh.
Saya menyadari walaupun saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun Makalah sederhana ini, tetapi masih banyak kekurangan yang ada
didalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat saya harapkan demi
perbaikan tugas ini. Saya berharap akan ada guna dan manfaatnya Karya Tulis
ini bagi semua pembaca. Amin.
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………...…………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………….….
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN……………………………………….........
BAB II STUDI LITERATUR................................................................................
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………….………….…
A. PENGERTIAN UMUM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN............
B. HAKIKAT DAN CIRI-CIRI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN....
C. PEMBANGUNAN YANG DILAKUKAN DI INDONESIA..................
D. MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN...........................
1. MASALAH KEMISKINAN............................................................
2. MASALAH KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP.............................
3. MASALAH KEAMANAN DAN KETERTIBAN.................................
BAB III PENUTUP…………………………………………………………......
A. KESIMPULAN……………………………………………………………
B. SARAN…………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan penulisan ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi pemerataan pembangunan
2. Untuk mengidentifikasi kualitas pembangunan
3. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pemerataan
pembangunan
BAB II
STUDI LITERATUR
Konsep pemerataan pembangunan adalah pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan generasi saat ini dengan tanpa mengorbankan
kepentingan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemerataan pembangunan mencakup upaya memaksimumkan net benefit dari
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan pemeliharaan jasa dan
kualitas sumberdaya alam setiap waktu. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi
tidak hanya mencakup peningkatan pendapatan per kapita riil, tetapi juga
mencakup elemen-elemen lain dalam kesejahteraan sosial (Pearce dan Turner,
1990). Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang
dikemukakan oleh Serageldin (1994) yakni pembangunan yang memungkinkan
generasi sekarang dapat meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi
kesempatan generasi yang akan datang untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Oleh karena itu maka konsep pembangunan adalah mengintegrasikan tiga aspek
kehidupan (ekonomi, sosial dan ekologi) dalam satu hubungan yang sinergis,
sehingga makna keberlanjutan dalam konsep tersebut juga didefinisikan sebagai
keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan.
Pada beberapa dekade terakhir, konsep pembangunan keberlanjutan (sustainable
development) semakin sering digunakan oleh banyak negara di dunia untuk
mengimplementasikan kebijakan pembangunan baik pada level nasional
maupun internasional. Keberlanjutan (sustainability) saat ini telah menjadi
elemen inti (core element) bagi banyak kebijakan pemerintah negara-negara di
dunia dan lembagalembaga strategis lainnya. Menurut Khanna et al. (1999)
pembangunan keberlanjutan berimplikasi pada keseimbangan dinamik antara
fungsi maintenance (sustainability) dan transformasi (development) dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
Menurut Cornelissen et al. (2001) sustainability memiliki implikasi pada
dinamika pembangunan yang sedang berlangsung dan dikendalikan oleh
ekspektasi tentang berbagai kemungkinan di masa yang akan datang. Untuk
memulai dan memantau pelaksanaan pembangunan berkelanjutan diperlukan
kerangka kerja terstandardisasi (standardized framework) yang terbagi dalam
empat tahap, yaitu: 1. Mendeskripsikan permasalahan sesuai dengan
konteksnya; 2. Mendeterminasi permasalahan dengan context-dependent pada
dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial; 3. Menterjemahkan permasalahan ke
dalam indikator keberlanjutan yang terukur; 4. Menilai kontribusi indikator-
indikator tersebut pada pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.
BAB III
PEMBAHASAN
Pemerataan pembangunan telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar 1945
alinea keempat, yang menyatakan bahwa fungsi sekaligus tujuan Negara
Indonesia yakni memajukan kesejahteraan umum. Salah satu proses pencapaian
tersebut adalah melalui pembangunan. Menurut Tjokroamidjojo (1988)dalam
Husna dkk (2011), pembangunan adalah “upaya suatu masyarakat bangsa yang
merupakan suatu perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang kehidupan
ke arah masyarakat yang lebih maju dan baik, sesuai dengan pandangan
masyarakat itu”.Jadi, pembangunan dimaksudkan agar ada perubahan positif
yang terjadi dalam semua bidang, baikdari segi ekonomi, sosial, budaya,
infrastruktur, dan bidang lainnya. Tujuan akhir dari pembangunan itu sendiri
yakni tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat.Keberhasilan pembangunan
ekonomi dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonominya, Pertumbuhan
ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, yang
diukur antara lain melalui Produk Domestik Bruto ( PDB ) pada tingkat
nasional dan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) pada tingkat daerah
baik Propinsi, Kabupaten maupun Kota. Pandangan demikian merupakan
bagian yang tidak terlepaskan dari proses pelaksanaan pembangunan di
Indonesia.Perjalanan pembangunan di Indonesia sejak jaman kepemimpinan
Presiden Sukarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudoyono saat ini, telah
banyak menghasilkan perkembangan dan kemajuan bagi keberlanjutan
pembangunan di Indonesia. Walaupun demikian permasalahan pembangunan di
Indonesia masih cukup banyak, angka kemiskinan masih tinggi, kesenjangan
sosial, hutang negara, distribusi pendapatan serta disparitas antar daerah akibat
ketidakmerataan pembangunan masih menjadi tugas rumah yang harus
diselesaikan oleh pemerintah. Berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan
pembangunan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh pemerintah.
Lahirkannya UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah yang
kemudian diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 menajdi era baru bagi sistem
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Reformasi dalam tata hubungan
antara pemerintah pusat dan daerah sebagai bentuk otonomi daerah dimana
pemerintah pusat melimpakan sebagian wewenang kepada daerah untuk
mengurusi, mengatur dan menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri
dalam rangka pembangunan nasional mampu mendorong kegairahan daerah
untuk mengembangkan perokonomiannya di masing-masing daerah.Sistem
desentralisasi fiskal ini mampu memberikan ruang gerak yang lebih bagi
pemerintah daerah untuk mengoptimalkan berbagai potensi daerahnya. Didalam
UU No. 32 Tahun 2004 menyebutkan “bawha efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih
memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan pusat dan
antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan
tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-
luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban
menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara”. Dengan kata lain kesempatan yang diberikan kepada
setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota dalam
mengembangkan potensi daerah sendiri harus memperhatikan potensi dan
keanekaragaman daerah, karena setiap daerah memiliki karakter baik itusosial,
budaya, bahkan geografis yang berbeda sehingga perlu kebijakan yang berbeda
pula. Era otonomi daerah saat ini, keberhasilan pembangunan nasional sangat
bergantung pada keberhasilahan pembangunan daerah. Oleh karena itu setiap
daerah dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan
potensi daerahnya. John Glasson (1990) dalam Nudiatulhuda (2007)
mengatakan bahwa kemakmuran suatu wilayah berbeda dengan wilayah
lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan pada struktur
ekonominya dan faktor ini merupakan faktor utama. Perubahan wilayah kepada
kondisi yang lebih makmur tergantung pada usaha-usaha di daerah tersebut
dalam menghasilkan barang dan jasa, serta usaha-usaha pembangunan yang
diperlukan. Oleh sebab itu maka kegiatan basis mempunyai peranan penggerak
utama (prime mover role) dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dimana
setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap perekonomian regional.
Berdasarkan teori basis ekonomi, faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan
jasa dari luar daerah (Arsyad,1999).
Kota Masohi sebagai salah satu kota yang berada di Provinsi Maluku
merupakan daerah otonom yang memiliki andil dalam mewujudkan
pembangunan nasional melalui pencapaian pembangunan daerah.
Keberhasilahan akan pembangunan nasional yang juga didukung dari
keberhasilan pembangunan daerah menjadi sangat penting bagi setiap
pemerintah daerah termasuk Kota Masohi untuk selalu mendorong laju
pembanguanan baik pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik seperti
pembangunan ekonomi dengan meningkatkatkan pertumbuhan ekonomi yang
kemudian akan menjadikan masyarakat semakin sejahtera.
KOTA MASOHI
I. Gamabaran Umum
1. Keadaan Daerah
Kota Masohi adalah ibukota kabupaten Maluku tengah yang berada di
bagian tengah pulau seram. Masohi yang artinya gotong royong ini telah
mengalami aktifitas pembangunan dan penataan kota yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai pusat ibukota kabupaten pastinya
pemerintah Daerah setempat ingin memberikan pelayanan terbaik kepada
warganya. Selain itu Kegiatan aktifitas perekonomian pun berkembang
pesat, berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang aktifitas
masyarakat disiapkan menuju tatanan kota yang madani
2. Masalah – masalah
Pembangunan yang telah dilaksanakan selama Repelita IV telah menghasilkan
perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun masih ada masalah-masalah
yang masih memerlukan perhatian.
Persebaran penduduk yang belum seimbang, yaitu kira-kira 75,0% berada di
pulau-pulau kecil
Pada tahun 1985 sebesar 14,0% angkatan kerja berada di daerah perkotaan dan
86,0% berada di daerah pedesaan. Persebaran ini telah menimbulkan
permasalahan, antara lain berupa
jumlah pengangguran terbuka adalah sebanyak 9.806 orang atau 1,8%
penduduk yang jarang dan sulit dijangkau perlu dikembangkan. Perhubungan laut
dan udara ke daerah ini sangat dipengaruhi oleh musim sehingga memerlukan
perhatian khusus dalam pengem-bangannya.
Prasarana dan sarana perhubungan yang sudah banyak mengalami kemajuan masih
perlu ditingkatkan untuk mengatasi ham-batan alamiah yang cukup berat di daerah
Masohi, untuk memenuhi kebutuhan pengembangan daerah yang berpotensi dan
untuk mengimbangi meningkatnya arus barang dan orang sebagai akibat
meningkatnya kegiatan perdagangan di dalam daerah, perdagangan antar daerah,
kegiatan ekspor dan kegiatan kepariwisataan.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan di daerah Maluku juga masih memerlukan
dorongan sarana dan prasarana pendukung, seperti sarana dan prasarana
perhubungan, akomodasi, telekomunikasi dan tenaga terampil berpengetahuan. Di
bidang pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana
pendidikan, seperti guru, buku, ruang kelas, ruang praktek dan perpustakaan, baik di
tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi, masih perlu
ditingkatkan untuk menghadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan
kebutuhan untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai. Untuk
menunjang pengembangan daerah dengan tenaga kerja yang terampil dan siap
pakai, dibutuhkan kehadiran sekolah-sekolah kejuruan dan keahlian, misalnya
sekolah kejuruan yang berorientasi kelautan, pertanian dan lain-lain. Dalam pada
itu, peran serta lembaga sosial masyarakat dan lembaga sosial lainnya dalam
pelaksanaan pembangunan di daerah, masih terbatas. Demikian pula usaha
perkoperasian masih perlu didorong agar dapat lebih mandiri dan dapat berperan
dalam pembangunan perekonomian di daerah terutama di pedesaan.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya
dalam pengadaan vaksinasi dan pemberan-tasan penyakit menular, antara lain
melalui penambahan pus kesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis
dan paramedis.
II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
A. Kesimpulan
1. Apa itu pemerataan pembangunan ?
Jawab : yang dimaksud dengan pemerataan pembangunan ialah
membuat pembangunan secara merata antara daerah satu dengan
daerah lainnya.
2. Apa masalah yang menjadi kendala dalam pemerataan
pembangunan?
Jawab : infrastruktur yang kurang memadai, persebaran
penduduk yang belum seimbang, dan jymlah pengangguran
yang masih cukup banyak
3. Apa saja kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah setempat?
Jawab : usaha pembangunan di sector pertanian dengan tujuan
meningkatkan produksi dan memantapkan swasembada
pangan,memperluas kesempatan kerja, membantu peningkatan
ekspor, melakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk merangsang
pihak swasta agar bersedia melakukan investasi di daerah
Maluku,upaya meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan, serta
usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri dan dapat
lebih berperan dalam pembangunan di daerah.
Dari data dan fakta yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pemerintah harus terus memerhatikan
pemertaan pembangunaan baik di provinsi,kota,maupun kabupaten-
kabupaten terkhususnya di desa-desa yang belum maksimal
merasakan adanya pemertaan pembangunan yang di lakukan.
Masyarakat setempat pun harus memperhatikan betul tentang alur
perencaanaan dana Desa yang di gunakan agar tidak terjadinya
tindakan-tindakan korupsi oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai
bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
– Arsyad, Alwi. 2010. Penggunaan dan Penerapan Teknologi di Dalam Industri Pertanian dan
Perkebunan. Jakarta: Warna Media.
– Putra, Reza. 2005. Pengaruh Teknologi Pada Bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya. Maluku :
Media Lama
– Ningsih, Ayudiah (Penterjemah). 2010. Dasar-dasar Pembangunan Menegah Edisi 2. Surabaya: Balai
Pustaka.
– Saputra, Robi (Penterjemah). 2011. Analisis Manajemen Produksi dan Manajemen Pemasaran.
Bandung: Intermedia
– Zakira, Alda (Penterjemah). 2010. Metode-metode Perencanaan Pemabngunan Sarana dan Prasarana .
Bandung: Intermedia.