Anda di halaman 1dari 7

KONSEP WILAYAH ( REGION ) DAN KONSEP PENGEMBANGAN

( DEVELOPMENT )
A. KONSEP WILAYAH ( REGION )
Menurut Rustiadi, et al (2006 ) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit
geografis dengan batas batas spesifik tertentu dimana komponen komponen
wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional, sehingga
batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti seringkali bersifat dinamis.
Perkembangan konsep wilayah mempunyai sejarah yang panjang.
Meskipun demikian penyajiannya secara sistematik baru dimulai sejak abad ke-19
yaitu tatkala ahli-ahli geografi berpendapat bahwa unit politik merupakan dasar
yang belum cukup untuk menggambarkan suatu wilayah oleh ahli-ahli geografi
pada saat itu lebih mengutamakan kepada unit alamiah. Penggolongan wilayah
seperti tersebut terakhir ini disebut wilayah alamiah (natural region). Disamping
penggolongan ini terdapat penggolongan wilayah yang didasarkan kepada
kenampakan tunggal (single feature) seperti kenampakan iklim, vegetasi, atau
hewan. Kppen

misalnya membuat wilayah iklim yang meliputi seluruh

permukaan bumi.
Natural region dan single feature region, seperti disebutkan di atas adalah konsep
wilayah sebelum perang dunia I. Perang dunia I dan II kedua konsep tersebut terus
berkembang.
Berikut ini adalah konsep wilayah (region) menurut beberapa ahli :
Menurut R. E. Dickinson A region is an art whose physycal conditions are
homogeneous (Wilayah adalah sesuatu yang kondisisi fisiknya homogen).
Menurut A. J. Hertson A region is a complex of land, water, air, plant,
animal and man regarded in their special relations as together continuing
a definite characteristic portion of the earth surface (Wilayah adalah
komplek tanah, air, udara, tumbuhan, hewan dan manusia dengan
hubungan khusus sebagai kebersamaan yang kelangsungannya mempunyai
karakter khusus dari permukaan bumi).

Menurut Fannemar A region is an area characterististized thouroughout


by similiar surface features and which is contrasted with neighbouring
areas (Wilayah adalah area yang digolongkan melalui kenampakan
permukaan yang sama dan dikontraskan dengan area sekitarnya).
Menurut Taylor A region may be defined as a unit are of the earth's
surface distinguishable from amor area by the exhibition of some unifying
characteristic of property (Wilayah dapat didefinisikan sebagai bagian dari
permukaan bumi yang berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang
berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dari lainnya).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional Wilayah adalah ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan
sistemnya

ditentukan

berdasarkan

aspek

administratif

dan/aspek

fungsional.
Menurut

Isard (1975) wilayah adalah suatu area yang memiliki arti

(meaningful) karena adanya masalah-masalah yang ada di dalamnya


sedemikian rupa, sehingga ahli regional memiliki interest di dalam
menangani permasalahan tersebut, khususnya karena menyangkut
permasalahan sosial-ekonomi.
Johnson (1976) memandang wilayah sebagai bentuk istilah teknis
klasifikasi spasial dan merekomendasikan dua tipe wilayah : (1) Wilayah
formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki kesamaan-kesamaan
karakteristik. (2) Wilayah fungsional atau nodal, merupakan konsep
wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antara komponen atau
lokasi/tempat
Murty (2000) mendefinisikan wilayah sebagai suatu area geografis,
teritorial atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara, negara
bagian, provinsi, kabupaten, distrik dan perdesaan. Tapi suatu wilayah

pada umumnya tidak sekedar merujuk suatu tempat atau area, melainkan
merupakan suatu kesatuan ekonomi, politik, sosial, administrasi, iklim
atau geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian.

Wilayah geografi atau region dapat membedakan berdasarkan unsur fisik,


misalnya, wilayah geologi (geological region), wilayah jenis tanah (soil region),
wilayah iklim (climatic region), dan wilayah vegetasi (vegetation region). Kita
pun dapat membedakan wilayah berdasarkan unsur sosial budaya manusia seperti
wilayah bahasa (linguistic region), wilayah ekonomi (economic region), wilayah
sejarah (historical region), dan wilayah politik (political region) seperti halnya
batas negara-negara di dunia. Berdasarkan wilayah geologi (unsur fisik), di atas
permukaan bumi akan ditemukan daerah patahan, lipatan, atau daerah yang
terbentuk dari proses tektonisme sehingga mempunyai bentuk dan fenomena yang
khas. Misalnya, fenomena pertambangan minyak bumi di Jambi. Fenomena ini
menjadikan Jambi sebagai wilayah geologi yang berbeda dengan wilayah lainnya.
Berdasarkan jenis tanahnya (unsur fisik), kita akan menemukan kawasan
tanah gambut yang selalu terbakar pada musim kemarau seperti yang terjadi di
Kalimantan. Wilayah kawasan tanah gambut jelas berbeda dengan kawasan tanah
kapur yang terdapat di Gunung Kidul, Yogyakarta, berbeda pula dengan lereng
Merapi yang cenderung vulkanis. Berdasarkan bahasa (unsur sosial), kita pun
akan menemukan berbagai wilayah yang berbeda. Daerah yang menggunakan
bahasa Jawa akan membentuk wilayah berbeda dengan daerah yang berbahasa
Sunda. Setiap tempat mempunyai kekhasan masing-masing baik yang dapat
diamati secara langsung maupun dari aspek-aspek administrasi sosial. Wilayah
kota berbeda dengan desa disamping karena secara fisik berbeda juga karena
secara administrasi berbeda. Bahkan secara fisik sama-sama padat, tetapi kondisi
sosialnya berbeda, sehingga antara Jakarta dengan Surabaya nampak sebagai
wilayah yang sama-sama padat tetapi masyarakatnya punya kebiasaan dan
kehidupan sosial yang berbeda.
Keragaman dalam mendefinisikan konsep wilayah terjadi karena

perbedaan dalam permasalahan ataupun tujuan pengembangan wilayah yang


dihadapi. Kenyataannya, tidak ada konsep wilayah yang benar-benar diterima
secara luas. Para ahli cenderung melepaskan perbedaan-perbedaan konsep wilayah
terjadi sesuai dengan fokus masalah dan tujuan-tujuan pengembangan wilayah.
Konsep wilayah yang paling klasik (Richardson, 1969; Hagget, Cliff dan Frey,
1977) mengenai tipologi wilayah, membagi wilayah ke dalam tiga kategori: (1)
wilayah homogen (uniform atau homogeneous region), (2) wilayah nodal, dan (3)
wilayah perencanaan (planning region atau programming region).
Selain itu Blair (1991) mengemukakan kerangka klasifikasi konsep
wilayah yang lebih mampu menjelaskan berbagai konsep wilayah yang dikenal
selama ini adalah : (1) wilayah homogen (uniform), (2) wilayah sistem/fungsional,
(3) wilayah perencanaan/pengelolaan (planning region atau programming region).
Dalam pendekatan klasifikasi konsep wilayah ini, wilayah nodal dipandang
sebagai salah satu bentuk dari konsep wilayah sistem. Sedangkan dalam
kelompok konsep wilayah perencanaan, terdapat konsep wilayah administratifpolitis dan wilayah perencanaan fungsional.

B. KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH


( DEVELOPMENT REGION)
Wilayah pengembangan adalah pewilayahan untuk tujuan pengembangan /
pembangunan / development.
Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu:

Pertumbuhan
Penguatan Keterkaitan
Keberimbangan
Kemandirian
Keberlanjutan

Sedangkan konsep wilayah perencanaan adalah wilayah yang dibatasi


berdasarkan kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat
alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu direncanakan
dalam kesatuan wilayah perencanaan.
Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan berkesinambungan
untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah
bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik. Sedangkan
menurut Anwar (2005), pembangunan wilayah dilakukan untuk mencapai tujuan
pembangunan wilayah yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan
keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek
sosial ekonomi wilayah. Pengertian pembangunan dalam sejarah dan strateginya
telah mengalami evolusi perubahan, mulai dari strategi pembangunan yang
menekankan kepada pertumbuhan ekonomi, kemudian pertumbuhan dan
kesempatan kerja, pertumbuhan dan pemerataan, penekanan kepada kebutuhan
dasar (basic need approach), pertumbuhan dan lingkungan hidup, dan
pembangunan yang berkelanjutan (suistainable development).
Perangkat analisis untuk perencanaan pembangunan wilayah sangatlah
banyak. Perangkat analisis yang digunakan disebut sebagai indikator

pembangunan. Misalnya, LQ (Location Quotiens) dalam analisis ini disebut


sebagai perangkat analisis, namun secara umum biasa dijadikan indikator
pembangunan ekonomi.
Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan
Ruang, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002), Prinsip-prinsip
dasar dalam pengembangan wilayah adalah :
1. Sebagai growth center dimana pengembangan wilayah tidak hanya bersifat
internal wilayah, namun harus diperhatikan sebaran atau pengaruh (spred
effect) pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah sekitarnya,
bahkan secara nasional
2. Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerjasama pengembangan
antar daerah dan menjadi persyaratan utama bagi keberhasilan
pengembangan wilayah
3. Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan integrasi
dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan
kesetaraan
Dalam pengembangan wilayah, mekanisme pasar harus juga menjadi
prasyarat bagi perencanaan pengembangan kawasan.
Dalam pemetaan pengembangan wilayah, satu wilayah pengembangan
diharapkan mempunyai unsur-unsur strategis antara lain berupa sumberdaya alam,
sumberdaya manusia dan infrastruktur yang saling berkaitan dan melengkapi
sehingga dapat dikembangkan secara optimal dengan memperhatikan sifat
sinergisme di antaranya (Direktorat Pengembangan Wilayah dan Transmigrasi,
2003).

C. KESIMPULAN
Dari beberapa konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah adalah
bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu
yang bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut dari wilayah lainnya.
Misalnya, wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda
dengan wilayah perdesaan. Ketika kita menelaah suatu daerah atas dasar
persyaratan atau kriteria tertentu maka pada daerah tersebut akan muncul
kesamaan tertentu pula. Kesamaan tersebut, dapat terbentuk dari unsur alam atau
fisik, unsur manusia, maupun hasil interaksi keduanya, dan membentuk suatu
wilayah yang dapat dibedakan dengan wilayah-wilayah lainnya yang memiliki ciri
berbeda. Wilayah yang memiliki ciri khas tersebut dalam geografi disebut region.

Anda mungkin juga menyukai