KESIMPULAN
geologi lingkungannya.
Pada akhir dari penulisan tugas akhir tipe I ini penulis membuat suatu
SSI, 1996), Satuan batuan daerah penelitian terdiri dari 3 (tiga) satuan, dari yang
paling tua hingga paling muda yaitu satuan batupasir karbonatan Kerek, satuan
penelitian berupa beberapa struktur lipatan (antiklin Sikut, antiklin Ngablak, dan
sinklin Dukuh); sesar berupa sesar naik (sesar Komplang dan sesar Ngablak),
sesar mendatar (sesar Banyuurip dan sesar Gebang); dan kekar-kekar (kekar tarik
semua struktur lipatan mempunyai sumbu relatif berarah barat timur, struktur
sesar naik mempunyai arah penyebaran barat timur, sedangkan untuk sesar
mendatar relatif berarah timur laut barat daya yaitu Sesar Gebang dan berarah
Ada tiga hal mengenai geologi lingkungan pada daerah penelitian yaitu
sumber daya alam, bencana alam dan potensi pengembangan wilayah. Sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan berupa batugamping sebagai bahan bangunan
ataupun pengeras jalan, hutan jati dan hasil pertanian. Sedangkan untuk sumber
daya airnya pada daerah tinggian bersifat tidak permanen, dalam hal ini sungai-
sungai itu tergantung akan curah hujan setempat untuk memenuhinya. Pada
umumya penduduk lebih memilih berkebun berupa singkong ataupun jagung yang
tidak membutuhkan banyak air daripada bersawah karena kondisi daerah yang
untuk bersawah. Bencana alam yang mungkin berkembang adalah gerakan tanah
tipe slide yang dipicu oleh pengaruh topografi (kemiringan lereng), kondisi
litologi dan kontrol kejenuhan air, serta kondisi litologi berfraksi halus yang
persawahan pada dataran dan hutan produksi pada topografi tinggi serta
peternakan.
(1962), ditarik kesimpulan bahwa pada satuan batupasir karbonatan Kerek dibagi
napal dan batupasir karbonatan, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam
(1962) didapat Td Te. Berdasarkan model pengendapan kipas bawah laut Walker
dari batupasir karbonatan dengan sisipan napal dan pada bagian atas terdapat
batupasir karbonatan masif, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam Classical
pengendapan kipas bawah laut Walker (1976) terbentuk pada lingkungan Smooth
batupasir karbonatan dan napal, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam
(1962) didapat Td Te. Berdasarkan model pengendapan kipas bawah laut Walker
karbonatan masif, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam Massive Sandstone
(M.S.) (Walker, 1984), sedangkan dalam sikuen Bouma (1962) didapat Ta dan Tb.
lingkungan Channeled.
karbonatan makin menebal, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam Classical
berlapis, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam Peebly Sandstone (P.S.) dan
Massive Sandstone (M.S.) (Walker, 1984), sedangkan dalam sikuen Bouma (1962)
didapat Ta dan Tb. Berdasarkan model pengendapan kipas bawah laut Walker
batupasir karbonatan halus dan sedang dengan sisipan napal dan batugamping,
fasies unit pengendapan ini termasuk dalam Classical Turbidite 3 (C.T. 3) dan
Massive Sandstone (M.S.) (Walker, 1984), sedangkan dalam sikuen Bouma (1962)
didapat Td Te, Ta dan Tb. Berdasarkan model pengendapan kipas bawah laut
perlapisan dengan sisipan napal, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam
sedangkan dalam sikuen Bouma (1962) didapat Ta Tb, Td Te, Tb dan Te.
Berdasarkan model pengendapan kipas bawah laut Walker (1976) terbentuk pada
batupasir karbonatan halus dan sedang dengan sisipan napal dan batugamping,
Berdasarkan model pengendapan kipas bawah laut Walker (1976) terbentuk pada
batupasir karbonatan dengan napal, fasies unit pengendapan ini termasuk dalam
(1962) didapat Td Te. Berdasarkan model pengendapan kipas bawah laut Walker