Anda di halaman 1dari 20

f.

Ketidaksesuaian

Ketidaksesuaian mewakili periode non-pengendapan sedimen atau erosi aktif strata. Mereka
membantu kami menghargai bahwa catatan geologis di satu lokasi TIDAK lengkap tetapi
mengandung celah. Ketidaksesuaian dapat mewakili periode aktivitas penting dalam sejarah
Bumi seperti peristiwa pembangunan gunung di mana strata sedang diangkat dan dikikis secara
aktif.

Gambar 1.22 Skema jenis ketidaksesuaian yang dipilih.

Beberapa jenis ketidaksesuaian dikenali (lihat gambar di atas):

 Disconformity: ada di mana lapisan di atas dan di bawah batas erosi memiliki orientasi
yang sama
 Ketidaksesuaian: terbentuk di mana sedimen diendapkan di atas permukaan batuan beku
atau metamorf yang terkikis
 Paraconformity: strata di kedua sisi ketidaksesuaian adalah paralel, ada sedikit erosi yang
tampak
 Ketidaksesuaian sudut: strata diendapkan pada lapisan miring dan terkikis (seperti di
Siccar Point)

Keenam foto ini adalah contoh dari berbagai jenis ketidaksesuaian dari seluruh dunia. Gunakan
kotak dropdown untuk memberi label dengan benar dan klik tombol "Periksa" untuk melihat
apakah Anda benar. Ingat papan diskusi untuk bertukar pertanyaan, ide dan jawaban dengan
sesama siswa atau TA. Untuk melihat gambar ukuran penuh klik kanan (alt-klik) dan pilih "lihat
gambar".

Gambar 1.26 Sekelompok


batuan beku di dalam batuan Gambar 1.27 dari Guatemala,
Anda melihat pandangan titik sedimen di dasar Grand foto di Pusat Ilmu Geologi dan
Siccar ini sebelumnya. Canyon, Arizona. Pita diagonal Geofisika, Survei Geologi AS.
kira-kira setebal 1-2 meter.

Dari <a href =


Antarmuka Precambrian - "http://www.pbase.com/dougsher
Cambrian ini menunjukkan Antarmuka ini berada di man/image/93936419". Semak-
celah 1 Ga dalam catatan antara Jurassic Tengah yang semak hijau kecil tingginya sekitar
geologis. Gambar dari dilipat dan lapisan Late 20-30 cm.
Wikipedia, anotasi oleh S. Jurassic yang ada di Utah.
Sutherland. Pohon yang lebih besar
mungkin tingginya sekitar 2m.
Hak cipta gambar © oleh
Thomas McGuire, tersedia
melalui Earth Science World
Image Bank.

4. Ketidaksesuaian
Ketidakcocokan sudut

Empat langkah dasar membuat ketidaksesuaian sudut. Pada langkah pertama, endapan lapuk dari
daratan dan terbawa ke laut terakumulasi di dasar laut dan lebih dari jutaan tahun berubah
menjadi lapisan batuan. Kemudian tumbukan lempengan, bagian raksasa kerak bumi yang terus-
menerus menggeser, mengangkat dan memiringkan lapisan-lapisan itu sampai lapisan-lapisan itu
naik di atas permukaan laut dan kemudian cuaca dan terkikis. Mereka terkikis selama jutaan
tahun sampai ujung-ujung lapisan yang miring menjadi bidang datar ("peneplain" adalah
permukaan tanah luas yang diratakan oleh erosi). Akhirnya, pada langkah empat, permukaan laut
naik atau tenggelam. Sedimen mengendap, membentuk lapisan horizontal baru yang menutupi
lapisan yang terendam dan miring. Keempat langkah ini bisa memakan waktu ratusan juta tahun
untuk diselesaikan.

Sungai Colorado di Grand Canyon memperlihatkan salah satu ketidakselarasan sudut terbaik di
dunia. Dari jarak bermil-mil jauhnya di tepi ngarai, pengamat dapat melihat lapisan-lapisan
batuan miring sekitar 550 juta tahun yang lalu oleh lapisan sedimen horizontal yang disebut Batu
Pasir Tapeats. Ngarai bagian dalam Grand Canyon memberikan contoh yang bagus tentang
pembentukan unconformity sudut. Kecuali, alih-alih empat langkah, bebatuan menceritakan
tujuh: (1) Lebih dari dua miliar tahun yang lalu, lapisan sedimen menumpuk dan berubah
menjadi batuan. (2) Sekitar dua miliar tahun yang lalu, tumbukan lempeng mengangkat gunung
dan mengubah batuan sedimen menjadi Wisnu Wisman, batuan metamorf . (3) Setengah miliar
tahun kemudian, gunung-gunung mengikis menjadi peneplain. (4) Tanah mereda atau permukaan
laut naik untuk menyimpan lapisan baru (dikenal sebagai Grand Canyon Series) pada Vishnu
Schist lama. (5) Tabrakan pelat baru memiringkan dan mengangkat Seri Grand Canyon. (6) Erosi
memotong Seri miring dan membuat peneplain lain. Episode erosi berlangsung hampir satu
miliar tahun. (7) Tanah itu akhirnya surut dan Batu Pasir Tapeats terakumulasi pada Seri Grand
Canyon yang miring. Di beberapa tempat di ngarai, Tapeats tidak terletak pada Seri bersudut
tetapi langsung pada Vishnu Schist yang metamorf — menjadikan ini ketidaksesuaian.

Ketidaksesuaian sudut terkenal lainnya adalah Siccar Point Skotlandia, sebuah situs yang
berperan dalam pengembangan geologi modern. Pada abad kedelapan belas, kebanyakan orang
percaya bahwa bumi hanya berumur 6.000 tahun, seorang tokoh datang pada awalnya oleh
Uskup Ussher, seorang teolog terkemuka yang menambahkan usia karakter Alkitab dan dengan
demikian menyimpulkan bahwa dunia diciptakan pada tahun 4004 B. C. Ilmuwan Skotlandia
James Hutton, bagaimanapun, menyadari bahwa reruntuhan Romawi yang berusia ribuan tahun
di Inggris hampir tidak tersentuh oleh cuaca dan erosi. Karena itu ia bertanya-tanya berapa lama
untuk seluruh gunung, seperti yang ada di Skotlandia, untuk rusak.
Ketidaksesuaian sudut yang ia temukan di Siccar Point di Skotlandia memberikan bukti dramatis
untuk "ekspansi" waktunya. Dia melihat batu pasir yang hampir horisontal bersandar pada
graywacke yang hampir vertikal (batu sedimen yang mirip dengan batu pasir) dan kagum pada
berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyimpan graywacke, memiringkannya,
mengikisnya, dan kemudian meletakkan batu pasir di atasnya. Sebagai temannya, John Playfair,
menulis, "Pikiran tampak tumbuh pusing dengan melihat begitu jauh ke jurang waktu."

5. Hukum dasar ilmu bumi (geologi)

1. Hukum uniformitarisma, (James Hutton, 1785)

Hukum ini meyatakan bahwa; keadaan sekarang adalah kunci bagi keadaan masa lalu (the
present is the key to the past), artinya; proses geologi yang terjadi pada saat ini, juga terjadi pada
masa lampau.

Sebagai contoh : 1). “Pada saat ini batu gamping koral sedang tumbuh dilaut, jadi kalau pada
saat ini terdapat dipucak gunung dapat disimpulkan bahwa pada jaman yang lalu daerah
pegunungan tersebut berada di dasar laut, 2). Proses (tektonik lempeng, pembentukan gunung,
erosi, dll) yang sedang terjadi sekarang, diyakini juga bahwa telah terjadi sejak bumi terbentuk
masa lampau”.

2. Hukum Nicolaus Steno, 1669

a). Hukum superposisi,

Dalam suatu urutan perlapisan batuan, maka lapisan batuan yang terletak di
bawah umurnya lebih tua, ketimbang lapisan diatasnya selama lapisan batuan tersebut belum
mengalami deformasi atau masih dalam keadaan normal.

b). Hukum horizontalitas,

Lapisan-lapisan sedimen diendapkan mendekati horisontal dan pada


dasarnya sejajar dengan bidang permukaan dimana lapisan sedimen tersebut diendapkan.
Susunan lapisan yang kedudukannya tidak horisontal berarti telah mengalami proses geologi
perubahan, setelah pengendapannya, misalnya dipengaruhi oleh gaya

tektonik. 

c). Original continuity,

Lapisan sedimen diendapkan secara terus-menerus dan berkesinambungan (continuity), sampai


batas cekungan sedimentasinya. Lapisan sedimen tidak mungkin terpotong secara tiba-tiba, dan
berubah menjadi batuan lain dalam keadaan normal. Pada dasarnya hasil suatu pengendapan
yakni bidang perlapisan, akan menerus walaupun tidak secara kasat mata.

Pemancungan disebabkan oleh : Ketidakselarasan,


Erosi, Morfologi.

Lateral Continuity : Pada awalnya lapisan sedimen mengalami kemenerusan, tetapi lapisan
tersebut dipisahkan oleh lembah atau ada bidang yang tererosi.

3. Cross-Cutting Relationship (A.W.R Potter & H. Robinson),

Apabila terdapat penyebaran lapisan batuan (satuan lapisan batuan), dimana salah satu dari
lapisan tersebut memotong pada lapisan yang lain, maka satuan batuan yang memotong umurnya
relatif lebih muda dari pada satuan batuan yang di potongnya.

4. Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778),

Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang berbeda pula.
Secara sederhana bisa juga dikatakan fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan

fosil di lapisan atasnya.

Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan (terlindih) dengan fosil yang ada
sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan fosil ini bisa
dijadikan sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
dan bisa untuk mengetahui lingkunan sebelum terfossilkan.

5. Strata Identified by Fossils (Smith, 1816),

Pada setiap lapisan dapat dibedakan dari fosil-fosil yang terkandung di dalamnya.

6. Fasies Sedimen (sellay,1978),


Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas merupakan hasil dari suatu lingkungan
pengendapan tertentu, baik aspek fisik, kimia, atau biologi suatu endapan dalam kesatuan waktu.
Dua buah batuan yang diendapkan pada satu waktu dikatakan beda fasies, apabila berbeda fisik,

kimia dan biologi.

7. Ketidakselarasan (Unconformity),

Ketidakselarasan ini dikenal terutama dalam cabang stratigrafi. Idealnya, perlapisan batuan
terbentuk terus menerus. Setelah terbentuk lapisan A, lalu B di atasnya, lalu C di atas lagi begitu.
Dari kacamata waktu geologi bisa dibilang ada lapisan yang “hilang”, itulah disebut
ketidakselarasan. Ada bermacam-macam ketidakselarasan di alam, yaitu :

a). Disconformity,

Terjadi ketika sedimentasi terhenti untuk waktu yang sangat lama, sampai lapisan batuan yang
terakhir terbentuk tergerus oleh erosi. Dengan kata lain, ciri khas ketidakselarasan jenis
disconformity adalah “adanya bidang erosi”.

b). Nonconformity,

Adanya lapisan batuan sedimen yang menumpang “di atas” batuan beku atau metamorf. Proses
terbentuknya sebagai berikut adalah : a). Ada sebuah perlapisan batuan sedimen yang
mengandung batuan metamorf/intrusi batuan beku, b). Pada suatu hari, proses sedimentasi
berhenti untuk waktu yang lama, c). Perlapisan batuan sedimen ini pun tererosi sampai batuan
beku/metamorf muncul ke permukaan, d). Beberapa saat kemudian, proses sedimentasi berjalan
lagi, e). Hasil akhirnya adalah batuan beku/metamorf dengan bagian atas tampak tererosi dan
ditumpangi suatu lapisan batuan sedimen.

c). Paraconformity,

Ketidakselarasan yang paling bikin pusing ahli geologi (yang amatiran kayak saya sih).
Bayangkan saja, kalau disconformity akan gampang ketahuannya, soalnya dia punya bidang
erosi yang mencolok mata. Namun, paraconformity ini terjadi ketika sedimentasi terjadi untuk
waktu yang lama “tetapi” lapisan batuan yang terakhir “tidak” mengalami erosi, sehingga
kelihatannya perlapisan batuan hasil paraconformity itu normal-normal saja, seperti lapisan
batuan yang terbentuk secara selaras.

Paraconformity baru ketahuan kalau ternyata ditemukan “loncat fosil” antara lapisan batuan
sedimen yang saling bersebelahan. Seperti hukum suksesi fauna berkata bahwa ” tiap periode
geologi diwakili oleh fosil yang unik dan khas pada zaman itu “. Jadi, kalau perlapisan batuan
sedimen terbentuknya selaras, seharusnya fosil-fosil yang dikandungnya pun bergantian dengan
mulus dalam sepanjang waktu geologi. Tetapi, kalau ternyata antara dua lapisan batuan sedimen
yang bersebelahan  tentu ada fosil yang dikandungnya loncat zaman, berarti pasti dulu ada terjadi
sedimentasi yang lama, walaupun tanpa bidang erosi.

d). Angular unconformity,

Angular unconformity dicirikan oleh adanya beda dip yang sangat tajam antara perlapisan di atas
dan perlapisan di bawah, Misalnya, dalam suatu tubuh perlapisan batuan sedimen.

6. TUGAS STATIGRAFI

KETIDAKSELARASAN (Unconformity)

DISUSUN OLEH:

HENA SURI INTAN PERTIWI


H22113007

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

PENDAHULUAN
•      Dalam stratigrafi ada suatu fenomena yang disebut dengan ketidakselarasan (unconformity).
Ketidakselarasan berhubungan dengan sedimentasi antara satu lapisan batuan dengan batuan
lain. Dalam proses sedimentasi, jika sedimentasi normal maka alur perlapisan batuan akan
terlihat normal dan tidak ada perbedaan yang mencolok tiap lapisan. Akan tetapi kadangkala
terdapat kasus dimana sedimentasi hilang pada satu waktu sehingga terjadi ketidakselarasan
(unconformity) antara lapisan atas dan bawah.
•      Ketidakselarasan adalah suatu konsep dalam stratigrafi yang membahas tentang hubungan yang
tidak normal antara lapisan batuan satu dengan yang lain. Ketidaknormalan tersebut terjadi
karena adanya selang waktu pengendapan sebagai akibat dari pemberhentian (break) dalam
proses sedimentasi.
•      Selaras dalam stratigrafi artinya teratur, berurutan dan menerus. Lapisan dikatakan selaras jika
lapisan tersebut diendapkan secara teratur, belum mengalami deformasi, mengikuti hukum
superposisi dan umurnya menerus/ tidak terjadi gap umur antar lapisan.
•      Maka, idealnya perlapisan batuan terbentuk terus menerus. Setelah terbentuk lapisan A, lalu B di
atasnya, lalu C diatasnya lagi, terus begitu. Kalaupun ada jeda, jeda itu sebentar saja. Tetapi,
kadang terdapat kasus dimana sedimentasi berhenti sama sekali untuk jeda waktu yang lama,
sehingga dari kacamata waktu geologi bisa dibilang ada lapisan yang "hilang". Itulah yang
disebut dengan ketidakselarasan (unconformity).
MACAM – MACAM KETIDAKSELARASAN
Ketidakselarasan Menyudut (Angular Unconformity)
•      Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang
hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok
batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.
•      Angular Unconformity  dicirikan oleh adanya beda dip yang sangat tajam antara perlapisan di
atas dan perlapisan di bawah. misalnya, dalam suatu tubuh perlapisan batuan sedimen, 3 lapisan
teratas mempunyai dip 0 derajat atau lapisan horizontal. Sedangkan 5 lapisan di bawahnya
mempunyai dip 60 derajat.

Proses Angular Unconformity


Disconformity
•      Disconformity adalah hubungan antara lapisan batuan sedimen yang dipisahkan oleh bidang
erosi. Fenomena ini terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa waktu dan mengakibatkan
lapisan paling atas tererosi sehingga menimbulkan lapisan irreguler (kasar).

Disconformity
Pr
oses Disconformity
Paraconformity (Paralel Unconformity)
•      Paraconformity adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang ketidakselarasannya
sejajar dengan perlapisan sedimen. Pada kasus ini sangat sulit sekali melihat batas
ketidakselarasannya karena tidak ada batas bidang erosi. Cara yang digunakan untuk melihat
keganjilan antara lapisan tersebut adalah dengan melihat fosil di tiap lapisan. Karena setiap
sedimen memiliki umur yang berbeda dan fosil yang terkubur di dalamnya pasti berbeda jenis.
•      Jika disconformity mempunyai bidang erosi yang jelas, maka paraconformity ini terjadi ketika
sedimentasi terjadi untuk waktu yang sangat lama, tetapi lapisan batuan yang terakhir tidak
mengalami erosi. Sehingga, kelihatannya perlapisan batuan hasil paraconformity itu normal-
normal saja seperti lapisan batuan yang terbentuk secara selaras.
•      Paraconformity baru diketahui jika ternyata ditemukan "loncat fosil" antara lapisan batuan
sedimen yang saling bersebelahan. Seperti yang kita ketahui, dalam Hukum Suksesi Fauna
dikatakan bahwa setiap periode geologi diwakili oleh fosil yang unik, khas pada zaman itu.
Namun, jika perlapisan batuan sedimen terbentuknya selaras, seharusnya fosil-fosil yang
dikandungnya pun bergantian dengan mulus dari zaman ke zaman.Tapi jika ternyata antara dua
lapisan batuan sedimen yang bersebelahan namun fosil yang dikandungnya didapati “loncat
zaman”, berarti pasti dulunya ada jeda sedimentasi yang sangat lama walaupun tanpa bidang
erosi.

Paraconformity
Non-conformity
•      Nonconformity adalah hubungan antara 2
satuan stratigrafi, yaitu antara batuan
beku/metamorf  dan batuan sedimen.
Biasanya batuan beku/metamorf berada
dibawah atau sebagai basement dan
batuan sediment berada diatasnya.
•      Proses terbentuknya sebagai berikut: ada
sebuah perlapisan batuan sedimen yang
mengandung batuan metamorf/intrusi
batuan beku. Pada suatu saat, proses sedimentasi berhenti untuk waktu yang lama. Perlapisan
batuan sedimen ini pun tererosi sampai-sampai batuan beku/metamorf muncul ke permukaan.
Beberapa saat kemudian, proses sedimentasi berjalan lagi. hasil akhirnya adalah batuan
beku/metamorf dengan bagian atas tampak tererosi dan ditumpangi suatu lapisan batuan
sedimen.

Non-convormity
Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya
diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang waktu)
pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang
sama atau hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.

Referensi :
http://www.slideshare.net/ipungji/struktur-geology-unconformity
https://medlinkup.wordpress.com/2011/09/25/ketidakselarasan-unconformity/

7. Doktrin Uniformitarianisme: Konsep – Pendapat Ahli – Kesalahan

 Post author

 Scientific Rev: Redaksi Ilmugeografi


Mempelajari tentang ilmu geologi tidak akan lengkap jika tidak mempelajari konsep dan hukum
yang terdapat di dalamnya. Konsep dan hukum tersebut merupakan fondasi atau dasar untuk
mempelajari lebih mendalam ilmu geologi. Konsep dan hukum berisi tentang susunan, aturan
dan keterkaitannya antara batuan dengan ruang dan waktu yang saling berhubungan. Di mana
hubungan tersebut membawa artian tempat berasal batu dan waktu yang merupakan proses
pembentukan dari batuan pada skala waktu geologi.

Sudah menjadi keharusan untuk mempelajari hukum dasar dalam ilmu geologi ini. Hukum –
hukum dasar tersebut dibuat agar memudahkan penentuan umur relatif. Maksudnya
memperkirakan usia atau umur antara batuan satu dengan batuan yang lainnya serta
membedakan lamanya pembentukan batuan. Sejarah ilmu geologi sendiri dimulai sejak abad ke
17 dan abad ke 18 dengan doktrin katastofisme yang waktu itu sangat populer. Orang – orang
yang menganut doktrin ini percaya jika bentuk permukaan bumi dan segala macam kehidupan
yang ada di atasnya terbentuk dan musnah dalam sekejap akibat dari bencana yang sangat besar.
Konsep Dan Sejarah Uniformitarianisme

Konsep Uniformitarianisme ini terdapat pada sebuah textbook yang berjudul “ The Present Is A
Guide To  Interpreting The Past” atau dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti “Sekarang
Adalah Kunci Masa Lalu”. Pada penjelasan ini, tidak terlalu mengacu kepada
uniformitarianisme, sehingga perlu penjelasan lebih mendalam tentang uniformitarianisme yang
berdasarkan pada era Enlightenment yang terjadi pada tahun 1750 – 1850 dan juga pada zaman
tersebut telah mendistorsi arti dari konsep uniformitarianisme.

Geologi sendiri merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang sejarah
terbentuknya alam, seperti fenomena dan juga proses pembentukannya. Seorang geologis
mempelajarinya bukan dari sistem sejarah alam berupa waktu yang berdiri sendiri untuk mereka
atur. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan di Era Enlightenment dan pada masa ini
terdapat Bapak Ilmu Geologi modern yaitu James Hutton (1726 – 1797).

Julukan yang diberikan kepadanya bukanlah suatu alasan. Sebab James Hutton sangat paham
betul tentang fakta – fakta yang sudah ada dengan sangat baik. Di dalam Teori Planet Bumi
tahun 1795, Hutton mengatakan bahwa untuk memeriksa atau meneliti benda – benda yang ada
saat ini, kita harus memiliki data yang berasal pada suatu alasan yang pasti dan juga fakta yang
sudah ada. Data tersebut untuk menyimpulkan anggapan yang ada setelahnya. Di dalam buku
miliknya, Hutton mempopulerkan sebuah gagasan yaitu “meneliti benda – benda saat ini …
dengan menganggap apa yang sudah terjadi,” tetapi konsep yang diberikan ini tidak memiliki
nama yang jelas atau spesifik. Hutton juga tidak menggunakan istilah uniformitarianisme namun
menggunakan istilah “uniformity” atau keseragaman dan itu hanya sesekali.

Pada tahun 1785, Hutton pernah berpendapat mengenai perbedaan yang cukup jelas antara hal
yang alami dengan asal usul batuan beku dan batuan sedimen. Hutton menyusun urutan yang
menjelaskan tentang bagaimana asal usul gunung api. Dia juga memperkenalkan hukum
superposisi yang berisi bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan dasar merupakan lapisan
paling tua. Para ahli paleontologi menghubungkan fosil – fosil khusus pada tingkatan individu
dan menemukan bentuk pasti yang disebut indeks fosil. Indeks fosil digunakan untuk
mengidentifikasikan horison dan menghubungkan antara satu tempat dengan tempat lainnya.

Konsep Uniformitarianisme Dari Beberapa Ahli

 Charles Lyell

Pada Enlightenment Era, muncul seorang geologis lain yang bernama Charles Lyell (1797 –
1875). Lyell menulis tentang sebuah subjek uniformitarianisme (namun subjek ini tidak
digunakan kepada waktu yang spesifik) di dalam bukunya yang berjudul Principles of Geologi
atau Prinsip Geologi pada tahun 1830. Beberapa bagian yang ada di dalam bukunya, menuai
kritikan karena tidak sesuai dengan isi yang ada di buku alkitab terutama di bagian kejadian
bencana supernatural. Tidak hanya itu saja, Lyell juga memiliki pendapat yang bisa dikatakan
cukup radikal dan pandangan yang ekstrim mengenai “Uniformity of Nature” atau keseragaman
alam. Bila diteliti lebih lanjut, konsep yang dia buat tidak berbeda dengan konsep
uniformitarianisme yang telah dikemukakan oleh Hutton. Jika ditarik kesimpulan bahwa
keseragaman merupakan akibat atau proses yang membutuhkan waktu. Dan pendapat Lyell yang
lain yaitu bahwa terdapat keseragaman dengan berbagai macam tingkatan.

 William Whewell

Pada tahun 1837, nama Uniformitarianisme mulai diperkenalkan oleh Wiliam Whewell (1794 –
1866) yang menggabungkan antara pendapat yang pernah dikemukakan oleh Hutton tentang
keteraturan dalam sistem alam, dengan konsep Lyell  yang mengatakan bahwa tingkat
keseragaman merupakan proses geologi yang membutuhkan waktu. Sehingga konsep yang
dimiliki oleh Whewell menjadi konsep yang paling sesuai untuk definisi uniformitarianisme.

Kekeliruan atau Kesalahan Dalam Doktrin Uniformitarianisme

Beberapa ahli di bidang geologi dan peneliti serta ilmuan lain mengungkapkan bahwa terdapat
kekelirual yang berasal dari Uniformitarianisme. Setidaknya terdapat 12 dasar kekeliruan atau
kesalahan sebagai berikut:

1. Uniformitarianisme terlalu unik untuk ilmu geologi


2. Uniformitarianisme dibahas pertama kali oleh James Hutton
3. Nama uniformitarianisme pertama kali diberikan oleh Lyell yang memberikan arti lebih modern.
4. Uniformitarianisme memiliki kesamaan dengan aktualisme dan seharusnya diganti menjadi
aktualisme.
5. Uniformitarianisme hanya berpegangan pada proses yang saat ini terjadi dan dapat juga terjadi
di masa lalu geologi.
6. Uniformitarianisme berpegangan pada tingkatan dan intensitas proses geologi dalam waktu
yang konstan.
7. Uniformitarianisme berpendapat bahwa tidak terdapat bencana atau proses yang bertahap dan
berkerja selama waktu geologi.
8. Uniformitarianisme mengatakan bahwa kondisi bumi sedikit berubah selama waktu geologi.
9. Uniformitarianisme mengatakan bahwa planet bumi sangat tua.
10. Uniformitarianisme sudah terbukti pada hipotesis, terori dan hukum.
11. Uniformitarianisme menunjukan masa lalu yang sama jauhnya dengan kondisi saat ini dan telah
ada selama proses pembentukan bumi.
12. Uniformitarianisme memimpin mengenai hukum alam yang selalu konstan melewati ruang dan
waktu geologi.

Dari sejarah mengenai analisis uniformitarianisme di atas, terdapat 12 konsep yang salah dan
menyesatkan. Sebagian besar ilmuan berpendapat jika uniformitarianisme seharusnya dijaga
dalam bentuk sejarah yang sesuai dengan pandangan di masa depan. Selain itu, terdapat istilah
yang lebih spesifik mengenai apa itu aktualisme dan menggantikan uniformitarianisme di mana
kata ini sesuai dengan konsep modern kesamaan.

Semoga beberapa informasi mengenai doktrin uniformitarianisme di atas bisa menambah


pengetahuan Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn
8. Konsep Teori Keselarasan dan Ketidakselarasan

 Post author

 Scientific Rev: Redaksi Ilmugeografi


Proses memahami Ilmu geologi tidak dapat terlepas dari pemahaman tentang konsep dan hukum
yang terdapat di dalam ilmu geologi. Hal tersebut merupakan dasar dalam mempelajari ilmu
geologi agar lebih mudah memahaminya. Adapun konsep yang perlu diketahui sebelum
mempelajari ilmu geologi lebih mendalam yaitu tentang konsep susunan, aturan dan hubungan
antar batuan dalam ruang dan waktu, di mana ruang yang dicakup merupakan tempat batuan
tersebut terbentuk dan waktu adalah lama tidaknya batuan itu terbentuk berdasarkan skala waktu
geologi yang ada.

Hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep Doktri
Uniformitarianisme digagas oleh James Hutton, Hukum Superposisi oleh Steno, konsep
Keselarasan (Conformity) dan Ketidakselarasan (Unconformity), konsep Transgresi-regresi,
hukum potong memotong (cross cutting relationship), dan lainnya.

Pengertian Stratigrafi

Stratigrafi merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi
perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah planet bumi.
Studi ini merupakan cabang geologi yang sering disebut sebagai quee of geology. Studi ini juga
muncul di Britania Raya pada abad ke 19 yang digagas oleh William Smith. Ilmu tersebut dilatar
belakangi dari pengamatan pada beberapa lapisan tanah yang muncul dengan urutan yang sama
(superposisi). Pada saat itu diambil kesimpulan bahwa lapisan tanah yang terendah merupakan
lapisan tertua dengan beberapa pengecualian.

Stratigrafi merupakan ilmu mengenai strata atau stratum yang di dalamnya terdapat suatu lapisan
batuan, dibedakan dari strata lain yang terletak di atas atau di bawahnya. William Smith
mendapakan julukan sebagai “Bapak Stratigrafi” merupakan orang pertama yang menyadari
adanya fosil yang terkandung di dalam sedimen. Lebih detailnya stratigrafi membahas tentang
penggolongan strata berdasarkan fosil yang terdapat di dalamnya. Jadi pengertian stratigrafi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari lapisan-lapisan batuan serta hubungan lapisan batuan
tersebut dengan lapisan batuan yang lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan
informasi mengenai sejarah bumi.

Di dalam stratigrafi juga terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu prinsip superposisi (Steno, 1669),
hukum dasar asal (original horizontality), Azas Pemotongan (cross cutting), prinsip
kesinambungan lateral (continuity). Selain itu  di dalam stratigrafi terdapat konsep Keselarasan
dan Ketidakselarasan (conformity and unconformity).

1. Keselarasan (conformity)
Keselarasan (conformity) merupakan hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan
lainnya di atas atau di bawahnya yang bersifat kontinyu (terus-menerus), tidak terdapat selang
waktu pengendapan atau sedimentasi. Secara umum jika di lapangan dapat ditunjukkan dengan
kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama.

2. Ketidakselarasan (Unconformity)

Ketidakselarasan adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas
atas atau batas bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus). Hal tersebut disebabkan oleh adanya
rongga atau ruang saat pengendapan. Dalam ilmu geologi dikenal 3 jenis ketidakselarasan:

 Ketidakselarasan bersudut (angular unconformity) merupakan salah satu jenis ketidakselarasan


yang wujudnya menunjukan suatu lapisan yang telah terlipat dan terjadi erosi, kemudian di atas
lapisan tersebut terdapat endapan lapisan lainnya.
 Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang terdapat hubungan antara lapisan
batuan sedimen yang dipisahkan oleh bidang erosi. Fenomena ini terjadi karena sedimentasi
terhenti dalam beberapa waktu dan mengakibatkan lapisan paling atas tererosi sehingga
menimbulkan lapisan kasar.

 Paraconformity disebut juga dengan


keselarasan semu, yaitu hubungan antara dua lapisan sedimen yang terdapat suatu
ketidakselarasan yang sejajar dengan lapisan sedimen lainnya. Pada kasus tersebut, sulit sekali
untuk melihat batas ketidakselarasannya karena tidak ada batas bidang erosi. Cara yang
digunakan untuk melihat keganjilan antara lapisan tersebut adalah dengan melihat fosil di tiap
lapisan yaitu analisis Paleontologi yaitu dengan memakai atau menghitung kisaran umur fosil.
Karena setiap sedimen memiliki umur yang berbeda dan fosil yang terkubur di dalamnya pasti
berbeda jenis pula.
 Non-conformity merupakan ketidakselarasan
yang terjadi di mana terdapat fenomena lapisan batuan beku atau batuan metamorf yang di
bawahnya terdapat lapisan sedimen.

Berikut ini merupakan hal-hal yang menyebabkan ketidakselarasan (unconformity):

1. Perpecahan di dalam struktur berlapis (Discordance in Bedding):

Bedding sendiri adalah struktur berlapis, struktur ini merupakan ciri khas batuan sedimen yang
memperlihatkan susunan berlapis-lapis pada batuan sedimen dengan ketebalan setiap lapisan
kurang dari 1 cm. Gambaran bentuk ketidakselarasan pada lapisan sedimen ditandai dengan
struktur berlapis (beds) pada bagian paling bawah lebih berlipat daripada lipatan di atasnya yang
berbentuk horizontal pula.

2. Permukaan Erosi (erosion surface)

Struktur lapisan batuan pada bagian atas berada di atas permukaan erosi pada bagian lapisan
batuan yang lebih tua.

3. Basal conglomerate

Lapisan batuan bagian bawah yang termasuk pada bagian atas mengandung kerikil dari bagian
lapisan batuan yang lebih tua.

4. Variasi dalam bagian Deformasi (Variation in degree of deformation)

Batuan yang lebih tua menunjukan lipatan dan patahan atau metamorfisme.

5. Veins and intrusions

Vein yaitu suatu lapisan, endapan dari bahan galian atau batuan yang mengandung biji berbentuk
tidak teratur dan berbeda dengan formasi batuan pada sekelilingnya. Gambaran ketidakselarasan
kali ini adalah dike atau dalam istilah geologi adalah lembaran batuan yang terbentuk di rekahan
pada tubuh batuan yang sudah ada terdapat jarak yang tidak terlalu jauh serta terdapat vein yang
muncul di batuan yang tua.
6. Perbedaan pada karakter batu (Difference in rock character)

Batuan beku intrusif atau batuan plutonik yang bersinggungan dengan lapisan batuan sedimen
tidak terlihat adanya dampak pada masing-masing lapisan dan tidak lama setelahnya terjadi erosi
dilapisan batuan bagian atas.

Itulah tadi penjelasan mengenai Konsep Keselarasan dan Ketidakselarasan. Semoga informasi ini
bisa menambah wawasan Anda.

9. Agus A T mengatakan…
Kak Sau, request tentang “ketidakselarasan” dong…

Masih bingung nih bedain disconformity, nonconformity, paraconformity, dan


sebangsanya itu, he2. Thx sbelumnya

Pernah dong kamu menikmati musik orkestra?

Belom ya? makanya jangan dangdutan terus dong.. hahaha

dalam musik orkestra, berbagai macam alat musik –Trumpet, cello, biola, flute– dimainkan
bersama-sama. Di sini, keselarasan sangat penting! Gak cuma asal tiup aja, tapi bunyinya harus
selaras agar menghasilkan melodi yang indah. Jika tidak selaras, pasti bunyinya sumbang.

nah, dalam geologi pun dikenal pula istilah ketidakselarasan (unconformity). Ketidakselarasan
ini dikenal terutama dalam cabang stratigrafi, yaitu cabang geologi yang khusus mempelajari
perlapisan batuan.

Idealnya, perlapisan batuan terbentuk terus menerus. Setelah terbentuk lapisan A, lalu B di
atasnya, lalu C diatasnya lagi. terus begitu. Kalaupun ada jeda, jeda itu sebentar saja. Tetapi,
kadang-kadang terdapat kasus dimana sedimentasi berhenti sama sekali untuk jeda waktu yang
lama, sehingga dari kacamata waktu geologi bisa dibilang ada lapisan yang “hilang”. Itulah
ketidakselarasan.

ada bermacam-macam ketidakselarasan di alam. Let’s see it one by one!

1. disconformity
disconformity terjadi ketika sedimentasi terhenti untuk waktu yang saaangat lama, sampai-
sampai lapisan batuan yang terakhir terbentuk tergerus oleh erosi. Dengan kata lain, ciri khas
ketidakselarasan jenis disconformity adalah ADANYA BIDANG EROSI.

2. nonconformity

nonconformity : adanya lapisan batuan sedimen yang menumpang DI ATAS batuan beku
atau metamorf, Proses terbentuknya sebagai berikut: ada sebuah perlapisan batuan sedimen
yang mengandung batuan metamorf/intrusi batuan beku. Pada suatu hari, proses sedimentasi
berhenti untuk waktu yang lama. Perlapisan batuan sedimen ini pun tererosi sampai-sampai
batuan beku/metamorf muncul ke permukaan. Beberapa saat kemudian, proses sedimentasi
berjalan lagi. hasil akhirnya adalah batuan beku/metamorf dengan bagian atas tampak tererosi
dan ditumpangi suatu lapisan batuan sedimen
3. paraconformity

paraconformity ini ketidakselarasan yang paling bikin pusing ahli geologi (yang amatiran kayak
saya sih). Bayangin aja, kalau disconformity kan gampang ketahuannya, soalnya dia punya
bidang erosi yang mencolok mata. Nah si paraconformity ini terjadi ketika sedimentasi terjadi
untuk waktu yang luuuama TETAPI lapisan batuan yang terakhir TIDAK mengalami erosi!
makanya, kelihatannya perlapisan batuan hasil paraconformity itu normal-normal saja seperti
lapisan batuan yang terbentuk secara selaras. Paraconformity baru ketahuan kalau ternyata
ditemukan “loncat fosil” antara lapisan batuan sedimen yang saling bersebelahan. Seperti yang
sudah kamu baca, Hukum Suksesi Fauna berkata bahwa tiap periode geologi diwakili oleh fosil
yang unik, khas pada zaman itu. Nah, kalau perlapisan batuan sedimen terbentuknya selaras,
seharusnya fosil-fosil yang dikandungnya pun bergantian dengan mulus dari zaman ke
zaman.Tapi kalau ternyata antara dua lapisan batuan sedimen yang bersebelahan eh kok fosil
yang dikandungnya loncat zaman, berarti pasti dulu ada jeda sedimentasi yang lama… walaupun
tanpa bidang erosi. Yap, paraconformity.

4. angular unconformity

angular unconformity  dicirikan oleh adanya beda dip yang sangat tajam antara perlapisan di
atas dan perlapisan di bawah. misalnya, dalam suatu tubuh perlapisan batuan sedimen, 3
lapisan terbawah punya dip 0 derajat, alias lapisan itu horizontal. Eh ternyata..4 lapisan di
atasnya punya dip 60 derajat! inilah angular unconformity.

10.

Anda mungkin juga menyukai