Anda di halaman 1dari 18

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2019/2020

Nama : Dirga wahyuzar


No Mahasiswa : 111.180.012
Kelas : B Geoinderaja
Dosen : Bambang Kuncoro, Dr.Ir.MT.
Tanggal ujian : 20 Maret 2020

1. Di dalam unsur dasar pengenalan dikenal adanya rona. Jelaskan mengapa rona
lemah untuk interpretasi litologi? Jelaskan pula pada kondisi bagaimana rona baik
untuk interpretasi geologi?
(bobot nilai 10)

Jawaban :
Rona adalah tingkat kehitaman atau tingkat kegelapan obyek pada citra. Jadi, rona
merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Menurut Ray (1965), rona
adalah ukuran relatif banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh obyek dan terekam
pada citra hitam putih. Pada foto udara berwarna, rona dapat diartikan sebagai
warna benda. Warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Warna menunjukan tingkat
kegelapan di dalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga dan warna lainnya.

Rona tidak tepat dan sangat lemah untuk menafsirkan jenis batuan. Batuan yang
sama bisa mempunyai rona yang berlainan, sebaliknya batuan yang komposisinya
berbeda, dapat menghasilkan rona yg sama. Selain itu rona juga hanya berupa
warna terang dan gelap sehingga kita sulit membedakan jenis litologi (Misal
:batupasir, batulempung, dll). Hanya saja melalui rona kita dapat menentukan tingkat
ukuran butir dari batuan tersebut misalnya warna terang cenderung berbutir halus
dan warna gelap cenderung berbutir kasar.

Selain itu, jenis film yang digunakan juga mempengaruhi rona pada citra, hal ini
dikarenakan setiap film juga mempunyai kepekaan kualitas tersendiri sehingga kita
sulit membedakan litologi karena kesalahan film atau memang litologi yang
sebenarnya. Rona akibat kepekaan filter film dan proses pengerjaannya: unsur ini
banyak sekali me-nentukan rona dari foto udara. Rona yang disebabkan karena
kesalahan oleh hal ini, tidak ada hubungannya sama sekali dengan geologi.

Selain itu, kondisi udara di atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki rona
yang terang/gelap. Jika kondisi udara di atmosfer sangat lembab dan berkabut akan
menyebabkan rona pada citra cenderung gelap. Hal ini tidak dapat dijadikan acuan
jika sebenarnya batuan yang ada justru memiliki rona terang (berbutir halus)
sedangkan karena gangguan cuaca terlihat seolah-olah batuannya gelap.
Hal lain yang juga membuat rona lemah untuk interpretasi litologi adalah letak obyek
berkaitan dengan lintang dan bujur. Letak lintang menentukan besarnya sudut datang
sinar matahari. Waktu pemotretan juga mempengaruhi sudut datang sinar matahari.
Waktu pemotretan pada siang hari cenderung akan menghasilkan rona yang lebih
terang dibandingkan dengan pemotretan pada sore/pagi hari. Misal pada siang hari
sinar matahari yang terang cenderung membuat batuan seolah-olah berwarna terang.
Batuan yang memiliki rona terang dinyatakan sebagai batuan berbutir halus. Padahal
sebenarnya batuan tersebut memiliki butiran yang kasar, namun karena sinar
matahari yang berlebih membuat batuan tersebut sulit diinterpretasi.

Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah hitam, putih atau kelabu .
Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah
datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan
sebagainya.
Pada foto udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang
elektromagnetik yang digunakan, misalnya menggunakan spektrum ultra violet,
spektrum tampak, spektrum infra merah dan sebagainya. Perbedaan penggunaan
spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu
karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga
mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna

Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna


menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam
warna biru, hijau, merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Meskipun tidak
menunjukkan cara pengukurannya, Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata
manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini
mengisyaratkan bahwa pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila
dibanding dengan pembedaan obyek pada foto hitam putih. Pernyataan yang senada
dapat diutarakan pula, yaitu pembedaan obyek pada citra yang menggunakan
spektrum sempit lebih mudah daripada pembedaan obyek pada citra yang dibuat
dengan spektrum lebar, meskipun citranya sama-sama tidak berwarna. Asas inilah
yang mendorong orang untuk menciptakan citra multispektral.

Meskipun demikian, rona dapat menjadi kriteria yang baik untuk penafsran geologi,
yaitu:
1. Pada daerah yang terbuka dan batuannya tersingkap baik.
2. Untuk mengenal adanya sesar, pada garis/zona sesar kelembaban tanahnya
dapat berbeda dari tanah sekitarnya, sehingga tampak sangat jelas adanya
rona gelap sempit yang memanjang.
3. Untuk mengenal adanya struktur kubah. Pada puncak kubah yang biasanya
relatip lebih kering dari bagian bawahnya, tampak adanya rona yang terang
yang dikelilingi oleh rona gelap di sekitarnya.
2. Jelaskan mengapa hubungan sekitar penting di dalam interpretasi geologi?
Jawaban disertai contoh-contoh. (bobot nilai 15)

Jawaban :
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek
lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering
merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain. Menafsirkan geologi dari foto udara
pada daerah yang sempit dan tidak diketahui hubungannya dengan daerah
sekitarnya adalah sangat sukar. Cara mengatasinya adalah apabila hubungannya
dengan daerah sekitarnya dapat terlihat.
Hubungan sekitar penting diketahui dalam interpretasi geologi agar kita mengetahui
keadaan di sekeliling daerah yang kita interpretasikan. Selain itu, dengan mengetahui
hubungan sekitar kita juga dapat menemukan objek-objek lain yang tersingkap di
daerah tersebut dengan adanya relasi-relasi atau hubungan dalam hal interpretasi
sebagai kunci mengetahui keadaan yang lainnya. Dengan adanya hubungan sekitar,
kita juga dapat memperluas cakupan dari daerah penelitian kita. Misalnya kita
melakukan pemetaan 3 x 3 Km, dengan mengetahui objek yang akan diteliti dalam
kavling 3 x 3 Km tersebut lalu kita mencari hubungan sekitar nya baik di dalam
maupun di luar cakupan kavling tersebut. Secara tidak langsung kita sudah
memperluas cakupan daerah penelitian.
Keterkaitan suatu obyek dengan obyek lain dapat dimaksudkan sebagai berikut :
 Sebuah obyek A dapat dikenali karena adanya obyek B yang mempunyai
kaitan/hubungan dengan obyek A.
 Dengan kata lain obyek B merupakan petunjuk bagi obyek A.
 Obyek B dapat merupakan bagian dari obyek A, atau merupakan ciri-ciri
khusus obyek A.
 Obyek B belum tentu ciri-ciri khusus obyek A, tetapi sangat berhubungan
dengan obyek A.
Peran komponen asosiasi dalam unsur interpretasi citra adalah untuk memperjelas
obyek berdasarkan keterkaitannya dengan obyek lain di sekitarnya. Dengan adanya
keterkaitan tersebut, maka dapat menjadi suatu petunjuk bagi obyek tersebut.
Contohnya interpretasi hubungan sekitar antara lain:
1. Lava mungkin berdekatan dengan lahar atau breksi volkanik.
2. Perbukitan homoklin mungkin merupakan sayap antiklin atau sinklin.
3. Hasil letusan gunung berapi, lahar dan lava biasanya tersebar memancar dari
suatu titik yaitu lubang kepundan. Apabila lubang kepundannya tidak kelihatan pada
foto, mungkin kita tidak akan langsung mengenalnya. Tetapi apabila hubungannya
dengan kapudan tampak, maka penafsirannya akan jauh lebih mudah
4. Pada endapan pasir pematang pantai, penafsirannya akan lebih mudah apabila
hubungan antara daerah tersebut dan laut masih tampak pada foto udara. Apabila
hubungan tersebut tidak tampak, maka tidak mudah ditafsirkan
5. Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya
lebih dari satu dan terminal bus berasosiasi dengan beberapa jalan.
Hubungan sekitar menunjukkan komposisi sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada
kondisi habita yang sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek dengan
obyek lainnya. Contoh permukiman kita identik dengan adanya jaringan tarnsportasi
jalan yang lebih kompleks dibanding permukiman pedesaan. Konvergensi bukti
Dalam proses penafsiran citra penginderaan jauh sebaiknya digunakan unsure
diagnostic citra sebanyak mungkin. Hal ini perlu dilakukan karena semakin banyak
unsure diagnostic citra yang digunakan semakin menciut lingkupnya untuk sampai
pada suatu kesimpulan suatu obyek tertentu. Konsep ini yang sering disebut
konvergensi bukti.
Di dalam mengenali objek yang terdapat dalam citra udara, sangat dianjurkan tidak
hanya menggunakan satu unsur interpretasi. Akan tetapi, sebaiknya digunakan unsur
interpretasi sebanyak mungkin. Semakin banyak unsur interpretasi yang
dipertimbangkan, hasil yang didapatkan akan semakin akurat. Konsep inilah yang
dimaksud dengan konvergensi bukti (convergence of evidence).
Untuk geomorfologi ada dua keadaan yang sangat penting:
- Keadaan regional terutama didasarkan pada iklim dan struktur geologi yang luas.
- Keadaan likal, adanya gunung api atau pantai yang sempit atau sungai dapat
mengakibatkan perbedaan reaksi geomorfologis dibawah pengaruh iklim yang sama.
Peristiwa geologiselalu berhubungan erat satu sama lain sebgai contoh, adanya
aliran lava mungkin berdekatan dengan breksi volkanik atau lahar. Karena tu dengan
mengetahui adanya lahar perlu diperhatikan akan memungkinkan adanya aliran lava,
sehingga walaupun tidak begitu jelas atau tanda tandanya sedikit orang masih bisa
menafsirkan adanya aliran lava didaerah yang mempunyai aliran lahar.

3. Jelaskan unsur-unsur dasar penafsiran seperti relief, vegetasi, bentang budaya, dan
pola (termasuk pola pengaliran) penting di dalam interpretasi geologi. (bobot nilai 15)

Jawaban :
 Relief
Relief penting dalam interpretasi geologi karena dapat menggambarkan
ketinggian suatu daerah dibandingkan daerah lain yang ada di permukaan
bumi. Melalu relief kita juga dapat mengetahui posisi daerah/objek tersebut di
permukaan bumi sehingga kita dapat menafsirkan dan menginterpretasi
apakah daerah tersebut termasuk tinggi, rendahan, atau sebagainya. Relief
yaitu beda tinggi antara puncak timbulan dan dasar, lekukan, juga curam
landainya lereng lereng yang ada di daerah tsb. Relief ini pada dasarnya
memberikan gambaran ketahanan batuan terhadap tenaga asal luar, terutama
tenaga air. Melalui citra sangat membantu di dalam interpretasi bentuk lahan
dataran.
Relief adalah beda tinggi antara puncak tim¬bulan dan dasar lekukan
(lembah) serta curam lan¬dainya lereng-lereng yang ada di daerah tersebut.
Relief mencerminkan daya tahan batuan terhadap tenaga eksogenik. Batuan
yang mempunyai ketahanan tinggi seperti batuan beku intrusif, breksi
volkanik, aglomerat, konglomerat, breksi, batupasir, batugamping dan batuan
metamorfik akan memiliki relief tinggi, sedangkan batuan yang mempunyai
ketahanan rendah seperti batulempung, serpih, napal, batulanau, tuf halus,
koluvium dan aluvium mempunyai relief rendah.
Relief dipengaruhi oleh iklim. Batugamping di daerah tropik basah memiliki
relief topografi Karst, sedangkan di daerah subtropik, batugamping akan
mempunyai bentuk lahan negatif seperti sinkhole dan doline
RELIEF NAMA BATUAN
Sangat Rendah atau
Endapan Aluvial
Datar
Batuan beku vulkanik
Batulepung/ serpih
Rendah – Sedang Batulanau
Napal
Tuf
Breksi Vulkanik
Agglomerat
Breksi Epiklastik
Konglomerat
Tinggi
Batupasir
Batuan beku intrusive
Metamorf
Batugamping karst

 Vegetasi
Vegetasi penting dalam interpretasi geologi karena melalui vegetasi kita
dapat mengetahui kondisi lahan dari suatu objek. Daerah yang memiliki
vegetasi banyak apabila dilihat dari citra cenderung menggambarkan bahwa
batuan disana dapat digunakan sebagai media untuk vegetasi. Selain itu
vegetasi juga dapat menggambarkan keadaan suatu daerah apakah dia
berada di kawasan kering atau lembab, bila dilihat dari jenis dan karakteristik
vegetasi yang ada. Ada hubungan antara tumbuhan penutup dan batuan di
bawahnya. Hubungan ini sangat membantu ahli geologi untuk memetakan
jenis batuan atas indikasi tumbuhan yang hidup di atasnya. Di daerah
bercurah hujan tinggi, banyak terjadi perpindahan unsur kimia dari satu
tempat ke tempat lain oleh air tanah dan air permukaan. Akibatnya unsur
kimia tanah dapat menjadi seragam, walaupun batuan induknya berbeda. Di
daerah kering hubungan antara tumbuhan dan batuan di bawahnya mungkin
bisa lebih jelas.
Tumbuh tumbuhan penutup dapat memberikan keterangan mengenai kondisi
geologi suatu daerah, misalnya pohon jati tumbuh subur di bebatuan karbonat
, tumbuhan karet tumbuh subur di batuan vulkanik. Alang alang tumbuh di
bebatuan napal dan batupasir. Hutan lebat berbatang rendah bias tumbuh di
tanah hasil pelapukan batupasir, sedangkan yang berbatang tinggi dapat
tumbuh ditanah hasil pelapukan granit (contohnya pada pegunungan
schwaner di Kalimantan).
Tumbuh tumbuhan berpola sistematis membentuk garis garis lurus dan saling
berpotongan , biasa di jumpai di jalur kekar, sedangkan di jalur sesar polanya
tidak harus sistematis. Tumbuh tumbuhan berpola sejajar dan melengkung
biasa terdapat pada antiklin , sinklin dan kubah. Tumbuh tumbuhan dapat pula
tumbuh subur di zona kontak antara batuan yabg permeable dan
impermeable.
 Bentang budaya
Bentang budaya penting untuk interpretasi geologi karena melalui penglihatan
citra terhadap bentang budaya kita dapat mengetahui apakah daerah tersebut
memiliki karakteristik tertentu. Dari bentang budaya juga kita tahu bahwa
daerah tersebut cocok dalam segi geologi bagi suatu bentang budaya
berkembang sehingga aman dan kondusif untuk dipelihara dan dilestarikan.
Juga sebagai penciri dari suatu daerah. Kebudayaan adalah bentuk-bentuk di
alam yang terjadi akibat kerja manusia. Kebudayaan dapat di pakai untuk
interpretasi geologi.
Selain itu, Obyek budaya manusia dapat digunakan untuk interpretasi
geologi, sebagai contoh yaitu¬ :
a. sawah biasa diolah di dataran aluvial, dataran kaki gunungapi dan
residual-soil,
b. waduk biasa dibangun di batuan kedap air (imper¬meable) dan di daerah
yang mempunyai bentuk lahan yang memungkinkan untuk lokasi waduk,
misalnya di daerah perbukitan berbentuk tapal kuda.
c. pemukiman biasa berkembang di daerah yang mengandung air cukup,
misalnya di tepi-tepi sungai, di daerah yang banyak terdapat mataair dan di
daerah berairtanah dangkal,
d. hutan buatan manusia biasanya dijumpai di daerah yang memiliki tanah
tebal dengan lereng terjal, karena hutan tersebut dimaksudkan untuk
mencegah atau mengurangi proses erosi dan gerakan massa.
Bentanglahan budaya dapat dipakai untuk interpretasi geologi misalnya areal
persawahan biasanya terdapat dataran alluvial, dataran kakai gunung api atau
fuvial vulkanik , dan tanah residu di daerah perbukitan, waduk biasanya dibuat
pada batuan yang kedap air,pemukiman berkembang didaerah yang memiliki
air cukup.
 Pola
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek , misal pola aliarn sungai,
jaringan jalan dan pemukiman penduduk. Pola atau susunan keruangan
merupakan ciri yang menandai banyak obyek alamiah maupun bentukan
manusia. Pola merupakan tingkat kecenderungan bentuk suatu objek dan
bisa menjadi pertanda akan adanya objek lain baik itu hasil dari bentukan
manusia (buatan) ataupun alami. Contoh, kita kenal dengan beberapa pola
aliran sungai, salah satunya adalah pola aliran sungai trellis, ini bisa
menunjukkan bahwa di lokasi tersebut terdapat lipatan.
Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis
menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola
yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu
menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah
dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu
dari pola serta jarak tanamnya
Pola penting di dalam interpretasi misal pada kasus geologi Pola garis lurus
atau melengkung biasanya berhubungan erat dng struktur geologi, mungkin
dapat berupa sesar, retas, rekahan atau pelapisan batuan karena ada- nya
perbedaan daya tahan batuan yang berlapis terhadap erosi. Hal tersebut
dapat menjadi parameter dan kunci dalam menentukan gejala – gejala geologi
yang terjadi.
Pola pengaliran dapat ditinjau dari 6 aspek di bawah ini:
1) Pola pengaliran dasar (merupakan hasil kegiatan erosi dan tektonik,
shg berhubung-an dengan lereng, bentuk lahan, proses erosi, jenis
batuan, dan struktur geologi).
2) Pola pengaliran ubahan.
3) Penyimpangan aliran (pola pengaliran dapat dapat digunakan untuk
mengenali bentuk lahan, batuan, dan struktur geologi).
4) Tekstur pengaliran (membantu di dalam menentukan ukuran butir).
5) Tempat mengalirnya aliran sungai (alluvial dan bed rock stream).
6) Bentuk lembah dan bentuk lereng dipengaruhi material penyusun dan
proses yang berlangsung. Batulempung biasanya lunak, membentuk
morfologi datar, sehingga erosi lateral lebih aktif daripada erosi
vertikal. Akibatnya bentuk lembah lebar dan dangkal. Breksi
gunungapi umumnya batuan resisten, membentuk morfologi tinggi,
sehingga erosi vertikal lebih aktif. Akibatnya bentuk lembah sempit dan
dalam.
Pola pengaliran atau penyaluran kerap kali memberikan gambaran
mengenai macam tanah, bat uan induk, dan struktur geologi. Pola pengaliran
dapat diklasifikasikan menjadi pola pengaliran dasar dan pola pengaliran
ubahan dengan batasan batasan sebagai berikut menurut Van Zuidam, 1983,
dan Howard 1967
a. Pola pengaliran adlaah kumpulan jalan pengaliran pada suatu daerah,
dan tidak mempertimbangkan apakah jalan pengaliran itu bersifat permanen
atau tidak
b. Pola dasar adalah pola pengaliran yang memiliki ciri ciri yang dapat
dibedakan antara pola dasar yang satu dengan pola dasar yang lainnya
c. Pola ubahan adalah pola pengaliran yang berbeda dengan tipe pola
dasar pada beberapa aspek regional, tapi masih memiliki ciri ciri pola dasar
tersebut.
4 Jelaskan hubungan stratigrafi pada lapisan batuan selaras dan tidak selaras
melalui interpretasi citra. Ingat unsur-unsur dasar pengenalan dan penafsiran serta
pendekatan melalui pola pengaliran dan bentuklahan, Jawaban ada dua, yaitu
pertama dijawab secara teoritis dan kedua dijawab sesuai fakta lapangan pada citra
foto di daerah ekskursi, sebaiknya disertai skesa/gambar. (bobot nilai 20)

Jawaban :
a. Secara praktek

Kontak satuan batuan yg tidak beraturan, perbedaaan morfologi yang


mencolok atau “ketidakselarasan morfologi”, kedudukan lapisan batuan
yang berbeda
1. Rona, dari gambar tersebut terlihat bahwa bagian yang ditunjuk oleh anak
panah memilki rona yang sama yaitu hitam dan putih sehinnga dapat
diketahui bahwa litologi yang ada di daerah tersebut berbeda
2. Bentuk, dari gambar tersebut terlihat bahwa bentuknya berupa kawah dengan
bagian atas berwarna hitam menggambrakan litologi kasar kemudian
semakin ke bawah berubah menjadi putih menggambarkan litologi yang
halus. Terlihat dari gambar itu daerah tersebut telah mengalami deformasi
sehingga membentuk tinggian dari pada daerah sekitarnya maka terjadi
ketidakselarsan. Karena mengalami deformasi tadi terbentuk kedudukan
yang mana tidak sama
3. Tekstur, pada gambar tersebut terlihat bahwa bagian tersebut terkena erosi
yang kuat sehingga dapat diinterpretasikan bahwa teksturnya halus sebab
karena tererosi kuat tadi maka litologinya berukuran halus dan lerengnya
terjal dan juga ada bagian yang litologinya berukuran kasar pada bagian atas
yang berwarna gelap
4. Pola pengalirannya, dari gambar tersebut terlihat pada bagian lerengnya
mengalami erosi yang cukup kuat sehingga membentuk pola pengaliran
dapat diinterpretasikan pola pengalirannya centripetal. Dengam melihat pola
pengalirannya yang seperti itu dapat diketahui biasanya terjadi di daerah
kawah
5. Hubunngan sekitar, dapat dilihat bagian yang ditunjuk oleh anak panah
hubungan dengan sekitarnya terdapat pada suatu perbukitan yang
mengalami erosi sehingga membentuk kawah dengan kedudukan tertentu
yang berbeda- beda

b. Secara Teoritis

Ketidakselarasan adalah proses


pengendapan yang tidak menerus
akibat adanya gangguan (deformasi
tektonik), yaitu proses pengangkatan,
perlipatan, pensesaran, dan kadang
disertai intrusi.

Ditandai oleh adanya lapisan batuan


berinteraksi dengan atmosfir dan proses
erosi yang bekerja pada lapisan batuan
tersebut.

Salah satu ketidakselurusan yang mudah dikenali citra adalah ketidakselarasan bersudut
(angular unconformity), yaitu :
1. Adanya garis kontak satuan batuan yang tidak beraturan.
2. Adanya perbedaaan morfologi yang mencolok atau ketidakselarasan morfologi.
3. Adanya kedudukan lapisan batuan.
4. Atau adanya lapisan batuan yang tidak terlipat (relatif horizontal) menutupi
sebaran lapisan batuan yang terlipat (pada bagian tengah maupun tepi antiklin
atau sinklin).
Ketidakselarasan dapat dikenali dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Rona merupakan tingkat kehitaman atau tingkat kegelapan suatu objek pada citra
sedangkan menurut Ray (1965), rona yaitu ukuran relative banyaknya cahaya
yang dipantulkan oleh objek dan terekam pada citra hitam putih. Dari rona ini
dalam menginterpretasikan suatu stratigrafi dapat diketahui bahwa jika suatu
stratigrafi memiliki rona yang berbeda maka hubunganya tidak selaras
2. Bentuk merupakan variable kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka
objek. Bentuk merupakan hal yang jelas sehingga banyak objek yang dapat
dikenali. Dengan melihat bentuk saja dapat digunakan untuk mengenai keadaan

5. Jelaskan interpretasi struktur lipatan dan sesar melalui citra. Ingat unsur-unsur
dasar pengenalan dan penafsiran serta melalui pendekatan pola pengaliran dan
bentuklahan, Jawaban disertai skesa/gambar. (bobot nilai 10)

Jawaban :
1. Interpretasi struktur lipatan
Pada daerah lipatan terdapat hubungan yang erat antara bentuk-bentuk
topografi dan struktur geologi. Degradasi selektif dari batuan yang resisten dan
lemah pada daerah lipatan akan menggambarkan punggungan batuan resisten.
Pola garis lurus atau melengkung biasanya berhubungan erat dengan struktur
geologi, mungkin dapat berupa lipatan atau pelapisan batuan karena adanya
perbedaan daya tahan batuan yang berlapis terhadap erosi. Pada struktur lipatan sangat
jelas terlihat adanya perulangan litologi, pola perlapisan litologi terlihat jelas dalam citra,
seperti gambar citra disamping, daerah yang terdapat struktur lipatan menunjam
menunjukan rona litologi yang berbeda. Lapisan no 2 menunjukan adanya banded.
Lapisan no 1 terlihat tidak menerus menandakan adanya lipatan menunjam.

Dari segi pola pengaliran, stuktur lipatan dapat diketahui dengan berkembangnya pola aliran
seperti contorted, recurved trellis, parallel, directional trellis

Pola pengaliran ubahan Trellis: Recurved Trellis dan Directional trellis.


Directional trellis: anak sungai yang menuju sungai utama lebih panjang di satu sisi,
umumnya di daerah homoklin atau lereng pada beting pantai yang paralel.
Recurved trellis: lengkung diujung lipatan menunjam
Pada pola parallel ditandai dengan penjajaran sungai-sungai utama, sedangkan anak-
anak sungainya seperti pola dendritik. Pola ini dikendalikan faktor lereng dan umum
pada sayap-sayap lipatan. Pola aliran parallel juga berkembang karena lereng yang
cukup curam dibagian sayap lipatan, litologi yang cukup resisten.

Pola aliran trellis yang berkembang pada lipatan dibentuk sungai-sungai paralel-
subparalel dengan cabang-cabang pendek, mengalir ke sungai utama bersudut tegak
lurus. Umum diken-dalikan oleh lipatan & intrusi terkekarkan.
Dari segi bentuk lahan, struktur lipatan akan membentuk beberapa bentuk lahan
seperti:
1. Pegunungan/perbukitan antiklinal adalah pegunungan yang tersusun dari batuan
plastis, terdiri atas unit-unit punggung lipatan. Lembah yang terdapat di puncak
antiklin setelah tererosi disebut combe.
2. Pegunungan/perbukitan sinklinal, tersusun dari batuan plastis, terdiri atas lembah¬
lembah lipatan.
3. Pegunungan/perbukitan monoklinal adalah pegunungan lipatan yang terjadi karena
adanya tekanan pada satu titik saja yang tingginya > 500 m disebut pegunungan
monoklinal, < 500 m disebut perbukitan monoklinal. Monoklinal (homoklinal yang
lerengnya  11o disebut cuesta.
4. Pegunungan/perbukitan kuba (Dome) adalah pegunungan/perbukitan tunggal yang
lerengnya landai, terjadi karena proses updoming. Kubah yang berstadia dewasa di
puncaknya terdapat sistem lembah berbentuk segitiga (triangle facet) yang disebut
flat Iron.

2. Interpretasi Sesar Di Citra


Sesar di lapangan dapat diinterpretasi dari foto citra dengan adanya pola-pola
kelurusan, seperti kelurusan bukit, adanya pembelokan sungai, ketidak menerusan
lapisan, dan perbedaan ketinggian yang mencolok.

Gambar diatas menunjukan adanya sesar di lapangan, hal tersebut ditunjukan oleh
ketidak menenrusan lapisan batuan, lapisan tersebut dipotong oleh adanya sesar.
Sesar sangat mudah diinterpretasi karena hadir sebagai pengubah bentuk dari bentuk
lahan disuatu wilayah. Sesar juga dapat diketahui melalui kelurusan kelurusan
perbukitan karst.
Gambar kelurusan pada perbukitan karst

Sesar juga dapat diketahui dengan adanya bentuk lahan berupa gawir sesar.

gawir sesar sebagai akibat adanya sesar


yang berkembang
Fault trellis adalah pola
aliran sungai yang
menunjukan adanya sesar
hal ini ditunjukkan oleh
daerah yang dikendalikan
oleh struktur graben dan
horst secara bergantian.

6. Di dalam pemetaan geologi dengan menggunakan citra akan diperoleh hasil interpretasi
mengenai pola pengaliran, bentuklahan, litologi, stratigrafi secara terbatas, struktur geologi
serta peta-peta pola pengaliran, geomorfologi, dan peta geologi tentatif. Sehingga pada
saat ke lapangan atau masuk lokasi, maka kegiatan pemetaan geologi akan lebih
terencana dan terarah (field check bukan field work). Jelaskan bahwa pemetaan geologi
dengan menggunakan citra akan menjadi lebih cepat, lebih tepat, lebih akurat, lebih
mudah, dan lebih murah.(bobot nilai 20)
Jawaban :
Bisa dikatakan lebih mudah dikarenakan kita tidak langsung turun ke lapangan, apabila
medannya sulit dan terjal kita bisa meyebut bahwa pemetaan secara citra lebih mudah
dilakukan. Dan selanjutnya dikatakan bahwa citra lebih tepat dan lebih akurat dalam
interpretasi data geologi karena di dalam foto citra kita bisa menginterpretasikan
berbagai macam bentuklahan, pola pengaliran, strukur dan juga stratigrafi, namun
alangkah baiknya jika kita membutuhkan data struktur, dan juga stratigrafi kita harus
field work langsung ke lapangan agar kita bisa lebih jelas interpretasinya. Lalu dikatakan
bahwa foto udara bisa lebih cepat dikarenakan kita jika mengambil foto udara hanya satu
kali saja menaiki helicopter ataupun balon udara, ataupun pesawat ulang alik pada saat
cuacanya mendukung. Jika kita pemetaan manual kita harus beberapa kali datang ke
lapangan langsung itupun jika cuacanya pada saat itu mendukung. bisa dikatakan lebih
murah dikarenakan untuk pemetaan citra radar hanya beberapa kali saja untuk
pemotretan foro udara, ataupun kita bisa mengambil data dari Google Earth. Biaya yang
dikeluarkan pun tidak terlalu banyak seperti halnya kita ke lapangan langsung. Pada citra
radar kita tidak memerlukan biaya akomodasi, biaya transportasi dan biaya konsumsi.
Hanya saja pada pemotretan foto udara kita mengeluarkan biaya untuk sewa helicopter
atau balon udaranya saja.
 Cakupannya yang sangat luas.
1. Landsat 180x180 km2, SPOT 60x60 km2, dan foto udara 11x11 km2.
2. Luasnya cakupan memungkinkan para ahli geologi mendapatkan gambaran
mengenai sebaran gejala-gejala geologi (pola pengaliran, bentuklahan, satuan
batuan, struktur sesar, lipatan, intrusi, deliniasi sebaran mandala geologi, dan pola
struktur).
3. Interrelasi dari tiap-tiap satuan geologi dapat pula ditafsirkan.
4. Pengenalan keadaan geologi dalam skala regional dari analisis citra sepert ini
diperoleh secara cepat, yang tidak akan diperoleh dengan metode apapun yang
lazim digunakan. Hasil analisis dapat memberikan alternatif atau kemungkinan2
proses geologi dari suatu daerah. Sebagai contoh sejarah erupsi dari kompleks
gunung berapi.
 Memungkinkan mendapatkan gambaran sebaran struktur sesar dan interpretasi dari
tiap-tiap satuan geologi.
Resolusi spesial dari citra memegang peranan penting dalam menampilkan detail dari
gejala geologi. Pada citra MSS landsat (resolusi 80x80 m). Berbagai gejala geologi
yang berdimensi kecil seperti bidang perlapisan, tubuh intrusi batuan beku sering
tidak dapat diidentifikasikan dengan jelas, sedangkan pada SPOT, khususnya citra
pankromatik, gejala geologi nampak jelas .
 Pengenalan keadaan geologi dalam skala regional dapat diperoleh secara cepat,
yang tidak akan diperoleh dengan metode apapun.
 Hasil analisisnya dapat memberikan alternatif atau kemungkinan-kemungkinan dari
proses geologi suatu daerah.
 Baik untuk monitoring dan kebencanaan.

7. Jelaskan mengapa citra radar baik untuk interpretasi geologi? (bobot nilai 10)

Jawaban :
Radar merupakan sensor gelombang mikro aktif. Sesuai dengan namanya, radar
dikembangkan sebagai suatu cara yang menggunakan gelombang radio untuk
mendeteksi adanya suatu objek dan menentukan jarak (posisinya). Prosesnya meliputi
transmisi ledakan pendek atau pulsa tenaga gelombang mikro ke arah sasaran dan
merekam kekuatannya, serta asal pantulan yang diterima dari objek dalam sistem
medan pandang. Awalnya radar penginderaan jauh berwahana udara dilakukan dengan
sistem yang menggunakan antena yang dipasang pada bagian bawah pesawat dan
diarahkan ke samping. Sistem ini dinamakan SLR (Side Looking Radar) atau SLAR
(Side Looking Airborne Radar).
Karena resolusi citra radar lebih kasar daripada foto udara dengan ketinggian terbang
rendah dan sedang, maka interpretasi citra radar jarang dilaksanakan dengan skala 1 :
125.000 atau lebih kecil dari itu. Jadi radar harus dipandang sebagai alat untuk
pemetaan tinjau daripada untuk pemetaan rinci. Karena corak pandang sampingnya
maka citra radar agak mirip foto udara yang diambil dalam kondisi sudut matahari
rendah. Meskipun demikian dalam interpretasi citra radar perlu diingat tentang efek
panjang gelombang lawan “kekerasan” obyek, efek kandungan air dan kandungan
logam, dan efek “pemantulan sudut”.
Selain itu juga karena salah satu keunggulan citra radar adalah adanya relief permukaan
bumi yang diperjelas, artinya relief tergambar lebih jelas dari relief sebenarnya maupun
dari gambaran pada jenis citra lainnya. Beberapa bentuk struktural misalnya adanya
kelurusan dan patahan dapat dengan mudah dikenali, demikian pula untuk pola
pengaliran (drainage pattern). Berdasarkan beberapa pola yang dapat dikenali tersebut,
citra radar dapat digunakan untuk interpretasi bentuklahan
 Salah satu keunggulan citra radar adalah adanya relief permukaan bumi yang
diperjelas, artinya relief tergambar lebih jelas dari relief sebenarnya maupun
dari gambaran pada jenis citra lainnya.
 Beberapa bentuk struktural misalnya adanya kelurusan dan patahan dapat
dengan mudah dikenali, demikian pula untuk pola pengaliran (drainage pattern).
Berdasarkan beberapa pola yang dapat dikenali tersebut, citra radar dapat digunakan
untuk interpretasi bentuklahan. Interpretasi bentuklahan dari citra didasarkan atas
keseragaman (homogenitas) tiga kriteria, yaitu :
 Bentuk atau relief yang terlihat berdasarkan kekerasan permukaan atau
bayangan.
 Density atau rona obyek, yaitu tingkat kegelapan obyek yang tampak pada
citra.
 Lokasi, terutama letak bentuklahan yang bersangkutan dalam hubungannya
dengan bentuklahan secara keseluruhan.
 Resolusi citra radar lebih kasar daripada foto udara
 Energi microwave tidak dipengaruhi oleh awan, maka radar pencitra sanggup
memperoleh citra kualitas tinggi pada daerah-daerah yang ditutupi awan seperti
kutub dan tropis.
 Pada daerah dengan vegetasi yang lebat radar pencitra dapat menembus tajuk
(canopy) dan citra yang dihasilkan dapat menunjukkan dengan jelas permukaan
yang mendasarinya

Anda mungkin juga menyukai