Anda di halaman 1dari 21

BAB III

STRATIGRAFI

III.1 Stratigrafi Regional

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Salatiga (Sukardi & Budhitrisna, 1992),

diketahui susunan stratigrafi regional dari yang tertua hingga yang termuda adalah

sebagai berikut:

III.1.1 Formasi Pelang (Tomp)

Formasi ini tersusun atas napal bersisipan batugamping. Formasi ini

tersebar di selatan Juwangi. Tebalnya tidak kurang dari 150 m. Formasi ini

berumur Oligosen Akhir-Miosen Tengah.

III.1.2 Formasi Kerek (Tmk)

Formasi Kerek tersusun oleh litologi yang pada bagian bawahnya terdapat

batuan sedimen tipe flysch, berlapis sangat baik, terdiri dari perselingan batulanau,

batulempung, batupasir gampingan dan batugamping pasiran; mengandung bahan

gunung api; bagian atas napal bersisipan batupasir tufan-gampingan, batulanau

tufan dan batupasir kerikilan; mengandung bahan gunungapi sangat baik. Formasi

ini berumur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut terbuka sekitar

Sublitoral bagian luar sampai Batial, setempat berupa cekungan berlereng terjal

dan selama pengendapan terjadi kegiatan gunungapi.

III.1.3 Formasi Kalibeng (Tmpk)

Formasi Kalibeng tersusun atas napal pejal dibagian atas. Napal tersebut

bersisipan batupasir tufan dan batugamping yang berada dibagian bawah. Dalam

formasi ini terdapat empat anggota, yaitu dari tua ke muda: Anggota Banyak

(Tmkb), Anggota Damar (Tmkd), Anggota Kapung (Tmkk), dan Anggota Klitik

22
23

(Tpkk). Keempatnya berhubungan menjari dengan Formasi Kalibeng. Formasi ini

berumur Miosen Akhir-Pliosen dengan lingkungan pengendapan laut dalam.

III.1.4 Formasi Pucangan (Qpp)

Formasi Pucangan terdiri dari litologi dengan bagian atasnya adalah

batulempung bersisipan batupasir tufan dan tanah diatomea sedangkan bagian

bawahnya terdapat breksi. Formasi ini berumur Pleistosen Awal dengan

lingkungan pengendapan laut tertutup dalam keadaan reduksi, mungkin danau

dekat pantai.

III.1.5 Formasi Kabuh (Qpk)

Formasi Kabuh terdiri dari bagian atas perselingan antara konglomerat,

batupasir tufan dan tuf, kemudian pada bagian bawah terdapat lapisan kalsirudit.

Formasi ini berumur Pleistosen Tengah, dengan lingkungan pengendapan darat

atau sungai.

III.1.6 Formasi Notopuro (Qpu)

Litologi penyusunnya terdiri dari breksi lahar berselingan dengan

batupasir tufan. Makin ke atas, sisipan batupasir tufan makin banyak. Elain itu,

terdapat sisipan atau lensalensa breksi vulkanik dengan fragmen kerakal, terdiri

dari andesit dan batuapung yang merupakan ciri khas Formasi Notopuro. Dalam

formasi ini tidak dijumpai fosil. Formasi ini berumur Pleistosen, dengan

lingkungan pengendapan darat (Marks, 1957 dalam Sukardi & Budhitrisna, 1992).

III.1.7 Breksi Gunungapi (Qvb)

Terdiri dari breksi gunungapi, konglomerat, dan batupasir tufan. Satuan

batuan ini tersingkap di baratlaut lembar, tebalnya lebih kurang 25 m. Satuan


24

batuan ini oleh Bemmelen (1949 dalam Sukardi & Budhitrisna, 1992) disebut

sebagai Breksi Notopuro yang berumur Pleistosen Akhir.

III.1.8 Satuan Gunungapi tak terpisahkan (Qv(u,m,l))

Terdiri dari breksi gunungapi, lava, tuf, dan breksi lahar yang merupakan

produk dari Gunung Merbabu, Gunung Lawu, dan Gunung Ungaran. Satuan

batuan ini membentuk lereng gunungapi yang agak curam.

III.1.9 Endapan Undak (Qt)

Terdiri dari konglomerat, batupasir bersisipan lempung. Satuan batuan ini

tidak berfosil, diduga berumur Kuarter dan menindih tak selaras batuan

gunungapi. Satuan batuan ini tersingkap baik di tenggara Masaran dan sepanjang

Sungai Bengawan Solo berupa endapan undak sungai.

III.1.10 Aluvium (Qa)

Aluvium (Qa) merupakan endapan pantai, sungai dan danau. Endapan

pantai litologinya terdiri dari lempung, lanau dan pasir dan campuran diantaranya

mencapai ketebalan 50 m atau lebih. Endapan sungai dan danau terdiri dari

kerikil, kerakal, pasir dan lanau dengan tebal 1-3 m. Bongkah tersusun andesit,

batulempung dan sedikit batupasir.


25

Gambar 3.1. Kolom stratigrafi Peta Geologi Regional Daerah Salatiga


(Sukardi & Budhitrisna, 1992).

Tabel 3.1. Kolom stratigrafi Zona Kendeng (Pringgoprawiro, 1983)


26

III.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

Pada daerah penelitian penamaan dan pengelompokan satuan batuan

mengikuti kaidah penamaan satuan litostratigrafi tidak resmi. Satuan litostratigrafi

daerah penelitian didasarkan pada pengamatan fisik litologi di lapangan, analisis

petrografi untuk penentuan nama batuan, analisis mikropaleontologi untuk

menentukan umur dan lingkungan pengendapannya, serta studi pustaka regional

daerah penelitian. Urutan stratigrafi daerah penelitian disusun secara sistematis

berdasarkan data pengukuran di lapangan dan analisis dalam peta geologi,

meliputi jenis dan urutan perlapisan, penyebaran, ketebalan, umur, dan lingkungan

pengendapan, serta hubungan stratigrafi.

Berdasarkan uraian di atas, maka daerah penelitian terbagi menjadi 4

satuan litostratigrafi tidak resmi. Berurutan dari satuan paling tua sampai yang

paling muda, yaitu satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek, satuan

batupasir tufan Kerek, satuan breksi basalt, dan endapan campuran.

III.2.1 Satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek

a. Ciri litologi
Satuan ini secara keseluruhan merupakan napal dengan sisipan batupasir

karbonatan yang berulang secara ritmis. Setempat ditemukan disisipi batulempung

karbonatan. Napal berwarna kelabu, tanahnya juga berwarna kelabu cerah sampai

coklat cerah, strukutur masif, umumnya memiliki pecahan konkoidal pada

permukaannya, ukuran butir lanau-lempung, rounded, sortasi baik, kemas

tertutup, komposisi semen karbonatan, mengandung fosil Foraminifera.


Berdasarkan pengamatan petrografis, napal yang diambil pada LP 62

memiliki struktur masif, dengan tekstur klastik, memiliki ukuran butir lanau-
27

lempung (0,002mm-0,0025mm), bentuk butir subrounded-subangular, dengan

komposisi, yaitu: lumpur karbonat (10%), semen karbonat (34%), mineral

lempung (30%), fosil (15%), kuarsa (5%), rock fragments (3%), dan mineral opak

(3%).
Batupasir karbonatan berwarna coklat cerah-keabuan, memiliki struktur

yang beragam, antara lain laminasi, laminasi bergelombang, silang siur, ukuran

butir pasir halus-sangat kasar, rounded-subangular, sortasi baik, kemas tertutup,

komposisi mengandung bahan vulkanik dan semen karbonatan.


Batulempung karbonatan memiliki warna kelabu kehijauan dengan struktur

masif, ukuran butir lempung sampai lanau, sortasi baik, pecahan konkoidal, semen

karbonatan.

Gambar 3.2 Napal dan batupasir karbonatan Kerek dengan struktur wavy laminae pada LP 99.
Lensa kamera menghadap ke arah timur (Penulis, 2017).

b. Penyebaran dan ketebalan


Satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek ini menempati 5,9 % dari

lokasi penelitian, yang tersebar di bagian timur - timur laut di lokasi penelitian,

meliputi Daerah Gentan, Karangjati, Banaran, Jatisari dan Dukuh. Berdasarkan

hasil pengukuran dari penampang geologi A-A didapatkan ketebalan satuan napal

sisipan batupasir karbonatan Kerek ini adalah 750 m.


c. Umur dan lingkungan pengendapan
28

Untuk penentuan umur satuan dilakukan analisis mikropaleontologi

terhadap fosil Foraminifera planktonik yang terdapat pada satuan napal sisipan

batupasir karbonatan Kerek ini. Lokasi pengambilan sampel fosil Foraminifera

planktonik dibagi menjadi 3, yang dianggap representatif sebagai bagian bawah,

tengah, dan atas dari satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek di lokasi

penelitian. Fosil-fosil yang terdapat pada satuan ini adalah Orbulina universa,

Orbulina suturalis, Globigerinoides immaturus, Globigerinoides trilobus,

Globoquadrina dehiscens, Globorotalia fohsi, Globorotalia obesa, Globorotalia

lobata, Globigerinoides obliquus, Globigerinoides altiaperturus.

Gambar 3.3. Beberapa fosil Foraminifera planktonik yang ditemukan pada satuan napal sisipan
batupasir karbonatan Kerek (Penulis, 2017)

Berdasarkan spesies fosil Foraminifera planktonik yang didapatkan tersebut,

dilakukan penarikan umur sesuai Zonasi Blow (1969), maka didapatkan umur

relatif dari satuan ini adalah N9-N14 (Miosen Tengah).


Tabel 3.2. Penentuan umur relatif berdasarkan fosil Foraminifera planktonik pada LP 114
sebagai bagian bottom dari satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek (Penulis, 2017).
29

Tabel 3.3. Penentuan umur relatif berdasarkan fosil Foraminifera planktonik pada LP 109 sebagai
bagian middle dari satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek (Penulis, 2017).

Tabel 3.4. Penentuan umur relatif berdasarkan fosil Foraminifera planktonik pada LP 220 sebagai
bagian top dari satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek (Penulis, 2017).

Untuk penentuan lingkungan pengendapan dilakukan analisis

mikropaleontologi fosil Foraminifera benthonik pada satuan napal sisipan

batupasir karbonatan Kerek. Adapun fosil Foraminifera benthonik yang

ditemukan pada satuan ini, yaitu Nodosaria albatrossi, Dentalina subsoluta, dan

Nodosaria simplex.
30

Gambar 3.4. Beberapa fosil Foraminifera benthonik yang ditemukan pada satuan napal sisipan
batupasir karbonatan Kerek (Penulis, 2017)

Berdasarkan fosil Foraminifera benthonik tersebut, dilakukan penarikan

lingkungan pengendapan. Maka, didapatkan lingkungan pengendapan, yaitu

Batial Atas dengan kedalaman 200 m 1000 m (Tabel 3.5).


Tabel 3.5. Penentuan lingkungan pengendapan berdasarkan fosil Foraminifera benthonik pada
satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek (Penulis, 2017).
Lingkungan NERITIK BATIAL ABISA
Bathymetri Atas Bawah Atas Bawah L
Foraminifera Kedalaman (meter)
Bentos 0 70 200 1000 3000

1. Nodosaria albatrossi x
2. Dentalina subsoluta x
3. Nodosaria simplex x

Barker (1960)

d. Hubungan stratigrafi
Satuan ini merupakan satuan batuan tertua di daerah penilitian. Oleh karena

itu, tidak diketahui hubungan stratigrafi dengan batuan yang ada di bawahnya.

Tabel 3.6 .Kolom litologi satuan napal sisipan batupasir karbonatan kerek (tanpa skala)
(Penulis, 2017).
Struktur Lingkungan
Umur Tebal Litologi Pemerian
sedimen Bathimetri
31

LP 220
Atas Tengah -
Miosen Miosen Batulempung karbonatan memiliki
warna kelabu kehijauan dengan
struktur masif, ukuran butir
lempung sampai lanau, sortasi baik,
LP 109 pecahan konkoidal, semen
Batial

III.2.2 Satuan batupasir tufan Kerek

a. Ciri litologi
Satuan batupasir tufan Kerek terdiri dari dominasi batupasir tufan yang
LP 114
berselingan dengan tuf dan batulempung, setempat ditemukan batupasir

karbonatan. Secara megaskopis batupasir tufan berwarna coklat cerah-keabuan,

tanahnya coklat cerah sampai kekuningan, struktur masif, perlapisan, laminasi,

laminasi bergelombang, silang siur, ukuran butir pasir halus-sangat kasar,

rounded-subangular, sortasi baik, kemas tertutup, komposisi mengandung banyak

bahan vulkanik dan semen silika setempat karbonatan.


Berdasarkan pengamatan petrografis pada LP 170, batupasir tufan memiliki

struktur masif, dengan tektur klastik, ukuran butir 0,01 mm 0,5 mm, bentuk

menyudut tanggung-menyudut dengan komposisi, yaitu: feldspar (10 %), rock

fragments (40 %), piroksen (4 %), gelas (30 %), hornblende (1 %), mineral

lempung (10 %), dan mineral opak (5 %).


Tuf berwarna putih kecoklatan, struktur masif, ukuran butir tuf halus tuf

kasar, sortasi baik, semen silika setempat ditemukan karbonatan. Umumnya hadir

hanya sebagai sisipan pada batupasir tufan.


Batulempung memiliki warna kelabu kehijauan dengan struktur masif,

ukuran butir lempung sampai lanau, sortasi baik, pecahan konkoidal, semen

karbonatan.
Batupasir karbonatan berwarna coklat cerah-keabuan, memiliki struktur

yang beragam, diantaranya masif, perlapisan, laminasi, laminasi bergelombang,

silang siur, ukuran butir pasir halus-sangat kasar, rounded-subangular, sortasi


32

baik, kemas tertutup, komposisi mengandung banyak bahan vulkanik dan semen

karbonatan.

Gambar 3.5. Singkapan batupasir tufan yang ditemukan pada LP 43 (Penulis, 2017).

b. Penyebaran dan ketebalan


Satuan ini menempati 14,8 % dari lokasi penelitian, yang banyak tersebar

di bagian tengah utara daerah penelitian, meliputi Daerah Bendungan,

Nongkosawo, Krendo, Gunung Cengis, Giling, Wonokerto, dan Karanganyar.

Berdasarkan hasil pengukuran dari penampang geologi A-A didapatkan ketebalan

satuan batupasir tufan Kerek ini adalah 925 m.


c. Umur dan lingkungan pengendapan
Untuk penentuan umur satuan, sama seperti halnya satuan napal sisipan

batupasir karbonatan Kerek dilakukan analisis mikropaleontologi terhadap fosil

Foraminifera planktonik yang terdapat pada satuan batupasir tufan Kerek ini.

Lokasi pengambilan sampel fosil Foraminifera planktonik dibagi menjadi 3, yang

dianggap representatif sebagai bagian bawah, tengah, dan atas dari satuan

batupasir tufan Kerek di lokasi penelitian. Fosil-fosil yang terdapat pada satuan

batupasir tufan Kerek ini adalah Orbulina universa, Orbulina bilobata,

Globigerinoides immaturus, Globigerina praebulloides, Hastigerina


33

acquilateralis, Globorotalia siakensis, Globorotalia obesa, Globorotalia

menardii, dan Globigerina seminulina.

Gambar 3.6. Beberapa fosil Foraminifera planktonik yang ditemukan pada satuan batupasir tufan
Kerek (Penulis, 2017).

Berdasarkan spesies fosil Foraminifera planktonik yang didapatkan tersebut,

dilakukan penarikan umur sesuai Zonasi Blow (1969), maka didapatkan umur

relatif dari satuan batupasir tufan Kerek adalah N9-N17 (Miosen Tengah - Miosen

Atas).
Tabel 3.7. Penentuan umur relatif berdasarkan fosil Foraminifera planktonik pada LP 88 sebagai
bagian bottom dari satuan batupasir tufan Kerek (Penulis, 2017).

Tabel 3.8. Penentuan umur relatif berdasarkan fosil Foraminifera planktonik pada LP 86 sebagai
bagian middle dari satuan batupasir tufan Kerek (Penulis, 2017).
34

Tabel 3.9. Penentuan umur relatif berdasarkan fosil Foraminifera planktonik pada LP 90 sebagai
bagian top satuan batupasir tufan Kerek (Penulis, 2017).

Untuk penentuan lingkungan pengendapan dilakukan analisis

mikropaleontologi fosil Foraminifera benthonik pada satuan batupasir tufan

Kerek. Adapun fosil Foraminifera benthonik yang ditemukan pada satuan ini,

yaitu Jacuella obtuse, Uvigerina bifurcata, Bolivina subspinescens, Dentalina

subsoluta, dan Euvigerina peregrina. Berdasarkan fosil Foraminifera benthonik

tersebut, dilakukan penarikan lingkungan pengendapan. Maka, didapatkan

lingkungan pengendapan, yaitu Batial Atas dengan kedalaman 200 m - 1000 m

(Tabel 3.10).
35

Gambar 3.7. Beberapa fosil Foraminifera benthonik yang ditemukan pada satuan batupasir tufan
Kerek (Penulis, 2017)

Tabel 3.10. Penentuan lingkungan pengendapan berdasarkan fosil Foraminifera benthonik


pada satuan batupasir tufan Kerek (Penulis, 2017).
Lingkungan NERITIK BATIAL ABISA
Bathymetri Atas Bawah Atas Bawah L
Foraminifera Kedalaman (meter)
Bentos 1 70 200 1000 3000

1. Euvigerina peregrina x
2. Jacuella obtuse
3. Dentalina subsoluta x
4. Uvigerina bifurcata x
5. Bolivina x x
subspinescens
Barker (1960)

d. Hubungan stratigrafi

Satuan batupasir tufan Kerek mempunyai hubungan yang selaras menjari

dengan satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek yang ada dibawahnya.

Hubungan tersebut diketahui dengan adanya umur antara 2 satuan tersebut yang

sama, yaitu antara N9-N14. Selain itu, ditemukannya satuan napal sisipan

batupasir karbonatan Kerek dengan satuan batupasir Kerek pada kelurusan bidang
36

perlapisan yang sama dengan ketinggian yang sama memperkuat bahwa kedua

satuan ini memiliki hubungan selaras menjari.

Tabel 3.11. Kolom litologi satuan batupasir tufan Kerek (tanpa skala) (Penulis, 2017).
Struktur Lingkungan
Umur Tebal Litologi Pemerian
sedimen Bathimetri
Atas Tengah -

Batupasir karbonatan berwarna


Miosen Miosen

coklat cerah-keabuan, memiliki


struktur yang beragam, diantaranya
LP 90 masif, perlapisan, laminasi,
laminasi bergelombang, silang siur,

III.2.3 Satuan breksi basalt


LP 88
a. Ciri litologi
Satuan breksi basalt ini terdiri dari dominasi breksi basalt, setempat

ditemukanLPtuf.
86 Breksi basalt secara megaskopis berwarna abu-abu kecoklatan

sampai abu-abu kehitaman sedangkan tanahnya berwarna merah kecoklatan,

struktur masif, ukuran butir kerakal-bongkah, subrounded-angular, sortasi buruk,

kemas terbuka. Fragmen berupa basalt dengan struktur masif, setempat ditemukan

berstruktur skoria. (Basalt: abu-abu kehitaman, masif, holokristalin,

porfiroafanitik, inequigranular, berkomposisi plagioklas, piroksen dan gelas).

Sedangkan matriks berupa pasir tufan berwarna abu-abu sampai abu-abu

kecoklatan.
Berdasarkan pengamatan petrografis pada fragmen breksi basalt pada LP

197 diketahui fragmen tersebut berupa batuan beku vulkanik dengan struktur

skoria, hipokristalin, bentuk kristal subhedral (dominan) - anhedral,

inequigranular, dengan komposisi, yaitu: plagioklas (50 %), piroksen (15 %),

olivin (7 %), mineral opak (8 %), hornblende (3 %), dan gelas (17 %).
Tuf pada satuan ini ditemukan belum mengalami kompaksi, berwarna putih

kekuningan, struktur masif, ukuran butir tuf halus - tuf kasar, sortasi baik

kesarangan tinggi, semen silika.


37

Gambar 3.8. Breksi basalt pada LP 3 dengan lensa kamera menghadap ke arah utara
(Penulis, 2017).

Gambar 3.9. Tuf pada satuan breksi basalt yang ditemukan pada LP 155 dengan lensa kamera
menghadap ke arah barat (Penulis, 2017).

b. Penyebaran dan ketebalan


Satuan ini merupakan satuan yang paling banyak terdapat pada lokasi

penelitian, yaitu menempati 79,3 % dari lokasi penelitian. Satuan ini banyak

tersebar di bagian selatan dan timur sampai pada bagian tengah dari lokasi

penelitian, meliputi Daerah Tingkir, Sidorejo, Semowo, Karang Tengah, Truko,

dan Beringin. Ketebalan satuan batuan ini belum diketahui secara pasti karena

hubungan stratigrafinya yang tidak selaras dan hanya menumpang pada satuan
38

napal sisipan batupasir karbonatan Kerek dan satuan batupasir tufan Kerek. Pada

LP 176 ketebalan breksi basalt ditemukan mencapai 35 m, namun dibeberapa

tempat lain seperti pada LP 169 ditemukan kurang dari 5m.


c. Umur satuan
Penentuan umur satuan breksi basalt ini dilakukan dengan metode

kesebandingan dengan formasi pada Peta Geologi Lembar Salatiga (Sukardi &

Budhitrisna, 1992). Berdasarkan kesamaan sifat fisik dan komposisinya, satuan

breksi basalt ini termasuk ke dalam satuan batuan gunungapi tak terpisahkan (Qv

(u,m)) yang berumur Holosen.


d. Hubungan stratigrafi
Satuan breksi basalt ini terendapkan secara tidak selaras diatas satuan napal

sisipan batupasir karbonatan Kerek dan satuan batupasir tufan Kerek.


Tabel 3.12. Kolom litologi satuan breksi basalt (tanpa skala) (Penulis, 2017).
Struktur Lingkungan
Umur Tebal Litologi Pemerian
sedimen Pengendapan
Holosen

Breksi basalt secara megaskopis


50 berwarna abu-abu kecoklatan
sampai abu-abu kehitaman
m sedangkan tanahnya berwarna
merah kecoklatan, struktur masif,
Darat
III.2.4 Endapan campuran

a. Ciri litologi
Satuan ini terdiri dari endapan dari pecahan batuan-batuan yang terbentuk

lebih dulu yang ada di lokasi penelitian, umumnya berupa material lepas yang

berukuran dari bongkah-lempung. Material yang umum ditemukan berupa basalt

dengan ukuran kerakal-bongkah yang biasanya terdapat pada tubuh sungai.


39

Gambar 3.10. Endapan campuran di tubuh Kali Senjoyo pada LP 212 dengan lensa kamera
menghadap ke arah timurlaut (Penulis, 2017).

b. Penyebaran dan ketebalan


Satuan ini hanya ditemukan pada beberapa tempat pada lokasi penelitian

dengan penyebaran yang sangat sempit, umumnya hanya terdapat pada bagian

tubuh sungai. Sehingga pada peta geologi satuan ini tidak terpetakan. Berdasarkan

pengamatan di lapangan pada LP 212, satuan ini diperkirakan memiliki ketebalan

tidak lebih dari 2 meter.


c. Umur batuan
Satuan ini diperkirakan mulai terbentuk Holosen dan pembentukannya

masih berlangsung hingga sekarang. Hal tersebut akan terus terjadi karena proses

eksogen yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi, dan sedimentasi masih

berlangsung hingga sekarang.

d. Hubungan stratigrafi
Satuan ini terendapkan secara tidak selaras di atas satuan batuan yang lebih

tua, yaitu satuan napal sisipan batupasir karbonatan Kerek, satuan batupasir tufan

Kerek, dan satuan breksi basalt.


Tabel 3.13. Kolom litologi endapan campuran (tanpa skala) (Penulis, 2017).
Struktur Lingkungan
Umur Tebal Litologi Pemerian
sedimen Pengendapan
40

Endapan dari pecahan batuan-


Resen 2 batuan yang terbentuk lebih dulu
yang ada di lokasi penelitian,
m umumnya berupa material lepas Darat
yang berukuran dari bongkah-

Berdasarkan uraian diatas pada subbab ini, maka diketahui hubungan antar

satuan batuan yang terdapat di daerah penelitian, yaitu satuan napal sisipan

batupasir karbonatan Kerek yang merupakan satuan batuan tertua di daerah

penelitian, kemudian terdapat satuan batupasir tufan Kerek yang memiliki

hubungan selaras menjari dengan satuan napal sisipan batupasir tufan Kerek, di

atasnya diendapkan secara tidak selaras satuan breksi basalt, dan terakhir

diendapkan secara tidak selaras endapan campuran (Tabel 3.14).


41

Tabel 3.14. Kolom stratigrafi daerah penelitian (Penulis, 2017)


42

III.3 Korelasi dan Kesebandingan Stratigrafi Daerah Penelitian dan

Stratigrafi Regional

Berdasarkan kesamaan sifat-sifat fisik dari masing-masing satuan batuan

dan umur relatifnya, dilakukan korelasi dan kesebandingan stratigrafi regional

daerah penelitian yang termasuk Zona Kendeng (Pringgoprawiro, 1983),

stratigrafi Geologi Regional Salatiga (Sukardi & Budhitrisna, 1992), dan

stratigrafi daerah penelitian (Penulis, 2017). Maka, diketahui satuan napal sisipan

batupasir karbonatan Kerek dan satuan batupasir tufan Kerek yang terdapat pada

daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Kerek yang berumur Miosen

Tengah-Miosen Akhir (N9-N-17). Sedangkan satuan breksi basalt apabila

disebandingkan dengan kolom stratigrafi Geologi Regional Salatiga (Sukardi &

Budhitrisna, 1992) termasuk ke dalam satuan batuan gunungapi yang tak

terpisahkan (Qv (u,m)) yang diperkirakan merupakan produk dari Gunungapi

Merbabu dan Gunungapi Ungaran. Satuan ini diketahui berumur Holosen.

Anda mungkin juga menyukai