Anda di halaman 1dari 10

RESUME

ANALISIS PETROFISIKA DAN EVALUASI FORMASI


PADA FORMASI BATURAJA SUMUR MDS-18 LAPANGAN PENDOPO
DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD
KECAMATAN TALANG UBI KABUPATEN PALI
PROVINSI SUMATERA SELATAN

SKRIPSI TIPE II-B

Oleh

Mitra Aldino
NIM. 121.10.1144

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2017
ANALISIS PETROFISIKA DAN EVALUASI FORMASI
PADA FORMASI BATURAJA SUMUR MDS-18 LAPANGAN PENDOPO
DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD
KECAMATAN TALANG UBI KABUPATEN PALI
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Mitra Aldino (121.10.1144)


Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, IST AKPRIND Yogyakarta
Email : Mitraaldino94@gmail.com

ABSTRAK
Maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk untuk mengetahui zona
prospek hidrokarbon dari analisis petrofisika meliputi Vsh, porositas, Saturasi air, dan
permeabilitas pada sumur MDS-18 lapangan X di PT. Pertamina EP Region Sumatera.
Evaluasi formasi yang dilakukan yaitu tahap analisis kualitatif meliputi penentuan jenis
litologi dan penentuan jenis fluida serta analisis kuantitatif meliputi perhitungan nilai
Vshale/Vclay, Porsitas, Saturasi Air dan Permeabilitas menggunakan analisis petrofisika.
Metode yang digunakan dalam pengolahan data ini yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data well loging sumur
MDS-18 lapangan X yang berada di PT.Pertamina EP Region Sumatera.
Sumur MDS-18 memiliki kandungan fluida berupa minyak dengan produksi
terakhir kali 28 BOPD, dari hasil analisis diketahui terdapat tiga
zona prospek yang terdapat pada kedalaman 2246-2252 m, 2260-2265m, 2273-2279 m.
hasil analisis kualitatif didapatkan nilai rata-rata dari parameter petrofisika sebagai
berikut, zona prospek 1 Vsh 0.295978082, e 0.15717954 (baik), Sw 0.10737652, K
6937,963738 mD. zona prospek 2 Vsh 0.395871148, e 0.117066667 (cukup), Sw
0.084335019, K 2770.054147 mD, zona prospek 3 Vsh 0.372068887, e 0.088986957
(baik), Sw 0.220398009, K 655.435156mD. Hasil hasil evaluasi formasi disimpulkan
pada sumur MDS-18 memiliki potensial keterdapatan hidrokarbon berupa minyak bumi
dikarenakan memiliki nilai porositas dan nilai permeabilitas yang baik serta didukung
oleh data produksi.

Kata kunci : petrofisika, hidrokarbon, porositas, saturasi air,

Pendahuluan
Minyak dan Gas Bumi merupakan bahan bakar yang sangat banyak digunakan,
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi pun merupakan bagian penting dalam
mencukupi kebutuhan minyak didunia dalam hal ini dibutuhkan banyak tahapan untuk
mengetahui serta proses produksi minyak dan gas. Ada pun cara untuk mengetahui ada
atau tidaknya sebuah Hydrocarbon pada suatu sumur diformasi tertentu yaitu dengan cara
analisis petrofisik dan evaluasi formasi. Untuk memprediksi cadangan fluida migas dan
jumlah fluida yang diproduksi perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi suatu reservoir.
Di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi Sumatra
Selatan termasuk kedalam Cekungan Sumatra Selatan (Koesoemadinata, 1980). Daerah
tersebut pertama kali mulai dieksplorasi oleh Standrad Oil Of New Jersey melalui
American Petroleum Company di negeri Belanda membentuk Nederlandche Kolonie

1
2

Petroleum Maatchapij (NKPM) pada tahun 1912 yang sekarang diambil alih oleh PT.
PERTAMINA EP Asset 2 Pendopo Field. Menurut Koesoemadinata (1980) di
Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi Sumatra
Selatan termasuk kedalam Cekungan Sumatra Selatan terdiri dari beberapa formasi
diantaranya formasi Baturaja, formasi ini terdiri dari batugamping, batugamping pasiran,
serpih gampingan dan napal (Pulunggono, A., Haryo, A., Kosuma, C.G., 1992). Oleh
karena itu penyusun tertarik untuk melakukan penelitian analisis petrofisik dan evaluasi
formasi pada pada formasi Baturaja PT, PERTAMINA EP Asset 2 Pendopo Field di
Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi Sumatera
Selatan.
Dalam melakukan penelitian tersebut dibutuhkan data well logging digunakan
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif, analisis kualitatif yaitu untuk mentukan zona
prospek (reservoir), untuk membedakan antara minyak, gas, dan air di reservoir.
Sedangkan analisis kualitatif meliputi analisis volume shale, porositas, saturasi, dan
permeabilitas. Oleh karena itu dalam tahap eksplorasi maupun pengembangan sumur
hidrokarbon diperlukan analisis petrophysics dari data well logging untuk penentuan
zona hidrokarbonya serta data produksi untuk mengetahui membandingkan hasil analisis
tersebut

Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan software Interactive Petrophysic dengan
mengikuti diagram alir proses pada (Gambar 2.) di bawah ini. Hal yang pertama kali
dilakukan yaitu dengan melakukan input pada data yang merupakan data sekunder
dari perusahaan berupa data well log yang terdiri dari data resistivity log, Sp log dan
porosity log yang terbagi atas neutron log porosity dan densitas porosity. Kemudian
melakukan zonasi yang bertujuan untuk menentukan lapisan-lapisan yang terdapat pada
bawah permukaan. Setelah dilakukan zonasi dilakukan perhitungan pada kandungan
lempung, saturasi air dengan menggunakan persamaan Archie, perhitungan porositas dan
permeabilitas bertujuan untuk mengetahui lapisan-lapisan yang prospek.
1. Tahap Pendahuluan
Tahap ini dilakukan persiapan berupa kelengkapan administrasi, pemilihan tema Skripsi
serta melakukan diskusi dengan pembimbing baik di kampus maupun dengan
pembimbing dari perusahaan di PT.PERTAMINA EP Asset 2 Pendopo Field Kecamatan
Talang Ubi Kabupaten PALI Provinsi Sumatera Selatan.
2. Tahap Studi Pustaka
Dalam tahapan ini penyusun mengumpulkan data dari beberapa sumber yang diambil dari
jurnal, prosiding, buku, majalah maupun internet yang dikumpulkan untuk mendukung
penyusunan ini.
3. Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahapan ini data didapatkan dari perusahaan PT.PERTAMINA EP Asset 2
Pendopo Field Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Provinsi Sumatera Selatan. Data
tersebut meliputi, data well log, data produksi dan data pendukung lainnya
3

4. Tahap Analisis
Tahapan analisis ini menggunakan software IP (Interactive Petrophysics) 3.6 dan dengan
perhitungan manual menggunakan microsoft excel 2010. Analisis meliputi analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif seperti yang dijelaskan pada (gambar 2.)
A. Analisa Kualitatif
Pada analisa kualitatif dilakukan untuk interpretasi lithologi untuk penentuan lithologi,
setiap litologi memiliki sifat-sifat berbeda yang tampak pada kurva log. Data log yang
dipakai dalam interpretasi litologi umumnya dipakai dan dikombinasikan antara kolom
log lithologi, log resistivitas dan log porositas. Selain menganalis interpretasi untuk
litologi batuan dilakukan juga analisa karakteristik batuan dan kandungan jenis fluida
pada setiap masing-masing sumur yang dianalisa agar mengetahui kondisi dari setiap
masing-masing sumur tersebut.
B. Kuantitatif
Dalam analisis ini penyusun menganalisis Vshale/Vclay, Porositas (Porosity), SW
(Saturasi Air), dan Permeabilitas (Permeability).
C. Tahap Kesimpulan
Pada tahap akhir dalam pengamatan yang dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan dari setiap bagian-bagian yang terpenting dalam menarik sebuah kesimpulan.
Pada kesimpulan ini merupakan jawaban atas tujuan yang telah dilakukan dalam
penelitian ini sehingga dapat diketahui lebih terperinci.

Petroleum System
Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang produktif sebagai penghasil
minyak dan gas. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya rembesan minyak dan gas yang
dihubungkan oleh adanya antiklin. Letak rembesan ini berada di kaki bukit Gumai dan
pegunungan Barisan. Sehingga dengan adanya peristiwa rembesan tersebut, dapat
digunakan sebagai indikasi awal untuk eksplorasi adanya hidrokarbon yang berada di
bawah permukaan berdasarkan petroleum system.

1. Source Rock
Batuan Induk (Source Rock) hidrokarbon pada cekungan sumatera Selatan diperoleh
dari batuan induk lacustrine formasi Lahat dan batuan induk terrestrial coal dan coaly
shale pada formasi Talang Akar. Batuan induk lacustrine diendapkan pada kompleks
half-graben, sedangkan terrestrial coal dan coaly shale secara luas pada batas half-graben.
Selain itu pada batu gamping formasi Batu Raja dan shale dari formasi Gumai
memungkinkan juga untuk dapat menghasilkan hirdrokarbon pada area lokalnya (Bishop,
2001). Gradien temperatur di cekungan Sumatera Selatan berkisar 49 C/Km. Gradien ini
lebih kecil jika dibandingkan dengan cekungan Sumatera Tengah, sehingga minyak akan
cenderung berada pada tempat yang dalam. Formasi Batu Raja dan formasi Gumai berada
dalam keadaan matang hingga awal matang pada generasi gas termal di beberapa bagian
yang dalam dari cekungan, oleh karena itu dimungkinkan untuk menghasilkan gas pada
petroleum system (Bishop, 2001).
4

2. Resevoir Rock
Dalam cekungan Sumatera Selatan, beberapa formasi dapat menjadi reservoir
yang efektif untuk menyimpan hidrokarbon, antara lain adalah pada basement, formasi
Lahat, formasi Talang Akar, formasi Batu Raja, dan formasi Gumai. Formasi lahat
anggota pasir benakat membuktikan reservoir yang komersial di lap Benakat. Sedimen
lahat juga dikabarkan sebagai reservoir di lapangan Puyuh dan Ibul. Porositas bps dan
konglomerat dengan keberagaman yang tinngi meskipun porositasnya dan
permeabilitasnya bagus. Reservoir Talang Akar bawah berisi terutama batupasir sungai
channel-fill, crevasse splay, dan point bar yang berasal dari fluvio-deltaic di Utara, dan
lingkungan delta-plain channel, delta front, river mouth bar, dan marine barrier bar di
Selatan. bagaimanapun keberagaman wilayah berhubungan dengan dekatnya laut terbuka
yang dimodifikasi oleh effect local yang berhubungan dengan nilai penurunan dan
dekatnya sumber sedimen Rangkaian non marine (alluvial fan, braid-plain, dan system
meander) menunjukkan progressi vertical proximal ke distal dengan waktu yang
bersamaan dengan transgresi laut yang terlihat di selatan Raja (Hutapea, 81 dalam David
Ginger dan Kevin Fielding 2005).
Formasi baturaja berisi campuran rangkaian wackesone, packstone, grainstone,
dan batuan karang (Hadi dan Simpolon, 1976 dalam David Ginger dan Kevin Fielding
2005). Data sumur menunjukkan bahwa porositas formasi Baturaja umumnya sekunder
pada asalnya. Bagaimanapun lapisan tinggi porositas dalam baturaja berhubungan dengan
dengan pengendapan proses diagenesa/perubahan bentuk yang baik dan banyaknya
potensi karbonat porous dipengharui oleh fasies penegndapan yang asli. Permeabilitas
reservoir pada lapangan produksi pada kisaran 25 mD sampai 3,8 Darcys, meskipun
aliran yang komersil secara normal hanya terjadi setelah keasaman dan nilai aliran
sampai 4300 bopd dan 33 mmscfd telah dihasilkan (David Ginger dan Kevin Fielding
2005).
3. Seal Rocks
Batuan Tudung (Seal Rocks) pada cekungan ini adalah formasi Gumai yang
diendapkan pada saat maximum highstand transgression, hidrokarbon yang ditemukan
pada formasi ini sudah bermigrasi dikarenakan seal ini rusak akibat fase kompresi.
4. Trap
Trap pada cekungan sumatera selatan yaitu perangkap struktural (antiklin) yang
berarah NW SE akibat gaya kompresi pada awal miosen sekitar 2 3 Ma (Courteney,
dkk., 1990 dalam Bishop, 2001: 7).

Hasil dan pembahasan


Hasil dan pembahasan Analisis Petrofisika dan Evaluasi Formasi Pada Formasi
Baturaja Sumur MDS-18 Lapangan Pendopo DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2
Pendopo Field Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Provinsi Sumatera Selatan
terbagi menjadi 2 analisis yaitu analisis kualitatif yang membahas hasil secara kualitatif
seperti penentuan jenis litologi dan jenis fluida, untunk analisis kuantitatif yaitu hasil
perhitungan meliputi, Vshale, porositas total, porositas efektif, Saturasi air (Sw), dan
permeabilitas (K).
5

1. Analisis Kualitatif
Analisis ini didukung juga oleh data regional dan data sumur, analisis kualitatif
terdiri dari penentuan litologi dan jenis fluida
A. Penentuan Jenis Litologi
Dari hasil analisis ini dan didukung dengan data regional, maka sumur MDS-18
ini terdiri dari 2 Fromasi yaitu Formasi Gumai dan Formasi Baturaja, Formasi Gumai
pada kedalaman 1973.4301 sampai dengan kedalaman 2229.9193 dan Formasi Baturaja
pada kedalaman 2230.0717 sampai dengan kedalaman 2316.330. Dari data cutting,
litologi pada zona ini merupakan 100% batugamping, yang secara umum berwarna
putih-putih pucat. Jenis batugamping pada zona ini bervariasi antara packstone-
wackestone. Reservoir sumur MDS-18 diambil dari data produksi yang menujukan pada
zona-zona tersebut telah dilakukan perforasi atau diproduksi yaitu Zona perforasi 1 pada
kedalaman 2246-2252.5, zona perporasi 2 pada kedalaman 2260-2265 dan zona perforasi
3 pada kedalaman 2273-2279.
B. Penentuan Jenis Fluida
Analisis penentuan jenis fluida ini dilakukan dengan analisis kualitatif dengan
melihat respon dari log resistivitas serta crosover antara log densitas dan log neutron pada
sumur MDS-18. Tujuan dari analisis ini untuk menentukan antara minyak, gas dan air
pada sumur tersebut. Dari hasil analisis pada sumur MDS-18 dapat diidentifikasi bahwa
reservoir Formasi Baturaja mengandung minyak dan air.
2. Analisis Kuantitatif
Properti Petrofisika adalah parameter-parameter penting yang memberikan
informasi tentang batuan reservoar yang dideskripsi secara kuantitatif. Properti pada
sumur ini meliputi, Vshale, porositas total, porositas efektif, Saturasi air (Sw), dan
permeabilitas (K).
A. Volume Shale (Vsh)
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada masing-masing reservoar
dengan menggunakan indikator nilai Ssp yaitu sebesar -162.6786 diperoleh nilai Vshale
zona perforasi 1 berkisar antara 0.175664777 sampai dengan 0.358586809 dengan rata-
rata 0.295978082, nilai Vshale zona perforasi 2 berkisar antara 0.381450295 sampai
dengan 0.404900214 dengan rata-rata 0.395871148, nilai Vshale zona perforasi 3
berkisar antara 0.35601794 sampai dengan 0.394973893 dengan rata-rata 0.372068887.
B. Porositas Total dan Efektif
Porositas total didapatkan dengan parameter menggunakan parameter DN.
Sehingga dari parameter yang digunakan itu akan didapatkan hasilnya porositas total
(PHIT). Diperoleh nilai PhiT pada zona perforasi 1 berkisar antara 0.0842 sampai
dengan 0.2813 dengan rata-rata 0.223043182, nilai PhiT pada zona perforasi 2 berkisar
antara 0.037 sampai 0.2358 dengan rata rata 0.126687179 dan nilai PhiT zona perforasi
3 berkisar antara 0.0273 sampai dengan 0.1415 dengan rata-rata 0.104856522
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada masing-masing reservoar
dengan menggunakan persamaan pertamina UTC, diperoleh nilai porositas efektif (PHIE)
pada zona perforasi 1 nilai Phie berkisar antara 0.0001 sampai dengan 0.2267 dengan
rata-rata 0.1571795, zone perforasi 2 berkisar 0.0271 sampai dengan 0.2212 dengan rata-
rata 0.117066667 dan zona perfosari 3 berkisar 0.0005 sampai dengan 0.1285 dengan
rata-rata 0.088986957.
6

C. Rw (Resistivitas Air)
Dalam penentuan Rw ini metode yang digunakan adalah picket plot
menggunakan crossplot nilai porositas dan nilai resistivity dalam (ILD atau LLD) seperti
pada gambar 5.3. Sehingga didapatkan hasil a (eksponen tortuosity) = 1 , m (eksponen
sementasi) = 1.97, n (eksponen saturasi) = 2 dan Rw = 0.0166.

Gambar 1. Crossplot LLD dengan PHIE menggunakan Interactive Petrophysics 3.6 (Penyusun,
2017)
D. Saturasi Air
Berdasarkan hasil perhitungan saturasi air menggunakan persamaan Archie,
diperoleh nilai saturasi air (Sw) pada zona perforasi 1 yaitu berkisar antara 0.031805041
sampai dengan 1 dengan rata-rata 0.10737652, zona perforasi 2 berkisar antara
0.040045116 sampai dengan 0.546956258 dengan rata-rata 0.10257584 dan zona
perforasi 3 berkisar antara 0.084335019 sampai dengan 1 dengan rata-rata 0.220398009.
E. Permeabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan permeabilitas menggunakan persamaan Morris
Biggs Oil diperoleh nilai permeabilitas pada zona perforasi 1 yaitu berkisar antara
2.795672003 sampai dengan 26590.681 dengan rata-rata 6937.963738, zona perforasi 2
berkisar antara 0.299191883 sampai dengan 235412.6837 dengan rata-rata 2770.054147
dan zona perforasi 3 berkisar antara 9.63689 sampai dengan 1932.803869 dengan rata-
rata 655.435156
F. Lapisan Perforasi
Lapisan yang diproduksi pada sumur MDS-18 ini adalah lapisan BRF pada
interval kedalaman (2246-2252.5)m, kedalaman (2260-2265)m, dan kedalaman (2273-
2279)m seperti yang terlihat pada gambar 10. Dari data produksi sumur ini terakhir
menghasilkan hidrolarbon sebesar 28 BOPD (Barell Oil Per Day).

Kesimpulan
Dari analisa perhitungan penelitian ini yang telah dijelaskan pada bab pembahasan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari analisis secara kualitatif ditarik kesimpulan bahwa lapisan prospek ini
mempunyai jenis litologi karbonat yaitu batugamping. Jenis fluida pada reservoir
sumur ini adalah minyak hal ini didukung juga dari data produksi yang menunjukan
7

bahwa produksi dari sumur ini berupa minyak dengan produkisi per April 2016 yaitu
10 BOPD. Pada sumur MDS-18 terdapat 3 zona prospek hidrokarbon yaitu, zona
prospek 1 pada kedalaman 2246 m - 2252.5 m, zona prospek 2 pada kedalaman 2260
m - 2265 m dan zona prospek 3 pada kedalaman 2273 m 2279 m.
2. Dari hasil analisis secara kuantitatif terdapat bermacam-macam nilai properti
petrofisika dalam setiap formasi di sumur MDS-18. Hasil perhitungan Vshale
menggunakan metode larionov didapatkan nilai volume serpih pada zona prospek 1
rata-rata 0.295978082, zona prospek 2 rata-rata 0.395871148, zona prospek 3 rata-
rata 0.372068887. Porositas efektif (PHIE) pada zona prospek 1 dengan rata-rata
0.15717954 (baik), zona prospek 2 dengan rata-rata 0.117066667 (baik), zona
prospek 3 dengan rata-rata 0.088986957 (baik). Saturasi air menggunakan persamaan
Archie diperoleh nilai pada zona prospek 1 dengan rata-rata 0.10737652, zona
prospek 2 dengan rata-rata 0.10257584, zona prospek 3 dengan rata-rata
0.220398009. Berdasarkan hasil perhitungan permeabilitas menggunakan persamaan
Morris Biggs Oil, diperoleh nilai permeabilitas pada zona prospek 1 dengan rata-rata
6937.963738 mD, zona prospek 2 dengan rata-rata 2770.054147 mD, zona prospek 3
dengan rata-rata 655.435156mD.
3. Nilai porositas dan permeabilitas yang tinggi tersebut dikarenakan lapisan tersebut
terdapat pada formasi Baturaja yang terdiri dari batugamping nonklastik dimana
porositas sekunder pada batugamping klastik terbentuk karena adanya pelarutan pada
rekahan batugamping tersebutsehingga memungkinan terbentuknya rongga-rongga
untuk menyimpan dan melewatkan fluida dalam jumlah besar.

Daftar Pustaka
Asquith, G dan Gibson,C., 1983. Basic Well Log Analysis for Geologists. Tulsa,
Oklahoma: American Association of Petroleum Geologists. 232p
Bishop, Michele.G., 2001. South Sumatra Basin Province, Indonesia: The Lahat
Talang Akar - Cenozoic Total Petroleum System. USGS: Wyoming, Colorado. 99-
50-S
David Ginger, Kevin Fielding. (2005). The Petroleum System and Future Potential of
The South Sumatra Basin. Proceedings IPA of Thirtieth Convention , 67-89.
Harsono, Adi, 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta: Schlumberger Oil
field Service
Haryoko, Riwayat. 1983. Dasar Interpretasi Log. Production Geologist Pertamina:
Yogyakarta
Koesoemadinata, R.P, 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung: ITB Jilid I
Pertamina EP Region Sumatera. 2004. Plan of Further Development
(POFD):Geologi dan Geofisika. Publikasi Internal
Pertamina. 2003. Buku Pedoman Teknik Penilaian Formasi. Jakarta: Publikasi
Internal Revisi 2 Juli 2003Pertamina UTC, TT. Analisa Petrofisika. Pertamina UTC
Pulunggono, A., 1976., Recent knowledge of hydrocarbon potensials in sedimentary
basins of Indonesia, AAPG Memoir 25, hal. 239 249
Pulunggono, A., Haryo, A., Kosuma, C.G., 1992, Pre-Tertiary and Tertiary Fault
Systems as A Framework Of The South Sumatra Basin; A Study of SAR- Maps,
8

Proceeding Indonesia Petroleum 21st Annual Convention, p. 341360


Rider, Malcolm. 2002. The Geological Interpretation of Well Logs, 2nd Edition, revised
2002. Scotland: Whittles Publishing.
Sari, M., Nugroho, H., Hidajat, W.K., Satriawan, O. 2014. Undergraduate thesis:
Analisis Petrofisika Dengan Metode Deterministik dan Probabilistik Serta
Perhitungan Volume Hidrokarbon Dengan Metode Well Basis Pada Sumur MG-04
Di Struktur Musi, Cekungan Sumatera Selatan PT. Pertamina EP Region Sumatera.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Schlumberger. 2007. Interactive Petrophysics, User Manual (IP version
3.4).Scotland: PGL-Senergy
Lampiran Lepas 1

Anda mungkin juga menyukai