STRATIGRAFI
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan
absolutnya (kronostratigrafi).
hubungan mula jadi dan sejarah pembentukannya dalam ruang dan waktu geologi.
yang satu dengan batuan yang lain, penyebarannya secara vertikal maupun lateral,
batuan atau endapan dan urutan kejadian. Tata nama satuan ini digunakan 3
karakter secara berurutan yang merupakan gabungan huruf dan angka. Huruf
terbentuk, baik secara regional maupun satuan batuan detail pada daerah
43
44
regional termasuk dalam jalur vulkanik tengah yang memanjang dari arah barat-
timur sepanjang Pulau Jawa. Uraian tentang stratigrafi regional yang berhubungan
dengan daerah penelitian penyusun mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh (Thanden,dkk., 1996) dalam Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang
daerah penelitian berturut-turut dari yang tua ke muda adalah sebagai berikut:
Magelang dan Semarang menurut Thanden, dkk., 1996. Formasi ini tersusun oleh
batuan terobosan bersifat basalt augit, ditemukan di Gunung Klesem dan Gunung
Beji sebagai retas. Di daerah Gunung Sitapel ditemukan porfiri plagioklas, selain
itu juga ditemukan basalt andesitan olivine-augit di Gunung Mergi. Umur formasi
perselingan batupasir karbonat dan batu lempung, napal, batu pasir tufaan,
konglomerat, breksi vulkanik dan batu gamping. Batu lempung kelabu muda-tua,
gampingan, sebagian bersisipan dengan batu lanau atau batu pasir, mengandung
fosil foram, moluska dan koral-koral koloni. Lapisan tipis konglomerat terdapat
dalam batu lempung di Kali Kripik dan di dalam batupasir. Batu gamping
45
umumnya berlapis, kristallin dan pasiran, mempunyai ketebalan total lebih dari
Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan tuf halus
mengandung moluska dan batu pasir tufaan. Breksi dan lahar berwarna coklat
hingga tinggi, breksi bersifat keras dan kompak, sedangkan lahar agak rapuh.
Lava berwarna hitam kelabu, keras dan kompak. Tufa berwarna kuning keputihan,
rendah, agak keras dalam keadaan kering dan mudah hancur dalam keadaan
basah. Batu pasir tufaan, coklat kekuningan, halus - sedang, porositas sedang,
kehitaman, halus, komposisi mineral terdiri dari felspar, olivine dan augit, sangat
halus, holokristalin, komposisi terdiri dari felspar, hornblende dan augit, bersifat
III.1.6.
6. Lava Gunung Sumbing (Qls)
Formasi batuan ini terdiri dari aliran lava dan kubah, terdiri hornblende
dikuasai oleh andesit yang mengandung augit, hiperstein, dan vitroviran. Aliran
lereng di Gunung Ungaran dikuasai oleh lahar andesit dan aliran gunungapi
gunu muda.
3.1 berikut.
Stratigrafi regional di atas menjadi salah satu panduan atau pedoman yang
digunakan untuk mengetahui persebaran satuan batuan secara detail pada daerah
penelitian. Data stratigrafi regional dilengkapi dengan data lapangan dan hasil
data yang diperoleh di lapangan, yakni berupa ciri-ciri fisik batuan, variasi
susunan batuan yang dominan, kedudukan stratigrafi, dan ciri khas yang terdapat
satuan litostratigrafi tidak resmi yang bersendikan pada ciri litologi, meliputi
kombinasi jenis batuan, sifat fisik batuan, kandungan fosil, keseragaman gejala
atau genesa, dan kenampakan khas pada tubuh batuan di lapangan yang dipetakan
pengukuran di lapangan dan analisis dalam peta geologi, meliputi jenis dan urutan
pengendapannya.
pada batuan vulkanik dan pada batuan sedimen berdasarkan kandungan fosil
lapangan serta pekerjaan studio, maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi 8
satuan litostratigrafi tidak resmi. Berurutan dari satuan paling tua sampai paling
muda adalah: (1) Satuan intrusi basalt Gunung Beji, (2) Satuan batupasir
karbonatan Kerek, (3) Satuan napal Kerek, (4) Satuan lava basalt Kaligetas, (5)
Satuan breksi basalt Kaligetas, (6) Satuan lava basalt Kaligesik, (7) Satuan breksi
Pembagian satuan batuan pada daerah penelitian dapat dilihat pada peta
Gambar 3.2. Pembagian satuan batuan pada daerah penelitian (Penyusun, 2016)
sebagai berikut:
Dasar penamaan satuan ini berdasarkan atas penamaan tidak resmi dengan litologi
Satuan intrusi basalt Gunung Beji ini memiliki penyebaran pada bagian
tengah peta yang membujur dari timur hingga barat dari daerah penelitian. Luas
penyebaran satuan intrusi basalt Gunung Beji ini menempati sekitar ± 5 % dari
keseluruhan luas daerah penelitian. Satuan ini tersingkap baik di sekitar Gunung
Beji, tepatnya di Desa Beji serta dilakukan penambangan dan yang tersingkap
lapuk kuat hingga lanjut di daerah Karangjati. Daerah-daerah yang disusun oleh
satuan intrusi basalt Gunung Beji adalah Desa Beji, Desa Leyangan, dan Desa
rekonstruksi dari penampang geologi, maka ketebalan dari satuan intrusi basalt
Litologi penyusun satuan batuan ini adalah berupa basalt, basalt andesit,
dan andesit yang tersingkap dalam bentuk tubuh intrusi yang besar atau retas-
retas.
Intrusi basalt Gunung Beji dicirikan oleh warna abu-abu cerah dan
setempat terlihat gradual menjadi lebih gelap kecoklatan, dengan struktur masif,
petrografis, sayatan basalt Gunung Beji, warna abu-abu gelap, tekstur afanitik,
(5%), piroksen (20%), massa dasar (35%) dan mineral opak (10%). Nama batuan
Basalt (Williams, 1982) dapat dilihat pada lampiran analisis petrografi (analisis
51
terlampir). Pada gambar 3.3 di bawah ini terdapat singkapan intrusi basalt yang
Gambar 3.3. Kenampakan singkapan intrusi basalt yang tersingkap di Gunung Beji, Desa Beji.
Lensa kamera menghadap ke arah baratlaut (Penyusun, 2016)
terhadap satuan batuan secara regional, mengacu pada geologi regional lembar
Magelang-Semarang (Thanden, 1996), maka satuan intrusi basalt Gunung Beji ini
vulkanik.
Satuan intrusi basalt Gunung Beji merupakan satuan batuan tertua yang
batuan di bawahnya tidak dapat ditentukan. Satuan intrusi basalt Gunung Beji ini
basalt Gunung Beji tidak selaras dengan satuan batupasir karbonatan, serta dari
intrusi basalt Gunung Beji dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Kolom litologi pada satuan intrusi basalt Gunung Beji (tanpa skala)
(Penyusun, 2016)
53
sebagai berikut:
Satuan ini merupakan satuan yang berada di atas satuan intrusi basalt
Gunung Beji secara stratigrafi pada daerah penelitian, yang tersusun oleh
penamaan satuan ini berdasarkan atas penamaan tidak resmi dengan litologi
peta pada daerah penelitian. Luas penyebaran satuan batupasir karbonatan ini
tersingkap baik di Desa Kalongan, dan agak sedikit lapuk di bagian barat
penyebarannya. Daerah yang disusun oleh satuan batupasir karbonatan ini adalah
Desa Kalongan. Satuan ini berada pada morfologi perbukitan homoklin, yakni
Gambar 3.4. Singkapan perselingan batupasir karbonatan dan batulempung karbonatan (LP 133)
Terdapat struktur sedimen wavy lamination dan laminasi, kamera menghadap ke barat
(Penyusun, 2016)
butiran berupa feldspar, fosil, glaukonit dan mineral opak, dengan ukuran butir
mengambang dalam matrik lempung dan lumpur karbonat serta gelas vulkanik.
55
Komposisi karbonat, terdiri dari fosil (15%), kwarsa (2%), feldspar (5%),
glaukonit (1%), mineral opak (2%), mineral lempung (45%), lumpur karbonat
(20%), ash (10%), dengan nama Calcareous Sandy mudstone (Klasifikasi Dott
vide Gilbert, 1982) dapat dilihat pada lampiran analisis petrografi (analisis
petrografi terlampir).
Gambar 3.5. Beberapa struktur sedimen yang ditemukan pada satuan batupasir karbonatan
(A) laminasi, (B) wavy laminasi, (C) perlapisan (Penyusun, 2016)
bentuk butir membundar, sortasi terpilah baik, kemas tertutup, matriks lempung,
dengan butiran berupa feldspar, fosil, kuarsa dan mineral opak, dengan ukuran
mengambang dalam matrik lempung dan lumpur karbonat serta gelas vulkanik.
Dengan komposisi mineral terdiri dari fosil (15%), feldspar (5%), mineral opak
56
mengambang pada masa dasar lempung dan lumpur karbonat. Komposisi terdiri
Zonasi Blow tahun 1969. Seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2.. Tabel penentuan umur relatif batupasir karbonatan, bagian bottom (Penyusun, 2016)
57
Tabel 3.3.. Tabel penentuan umur relatif batupasir karbonatan, bagian middle (Penyusun, 2016)
Tabel 3.4.. Tabel penentuan umur relatif batupasir karbonatan, bagian top (Penyusun, 2016)
2016
parameter struktur sedimen yang berkembang pada batuan tersebut. Hal ini
yang disebabkan oleh arus turbit tersebut, dengan kata lain fosil
fosil-fosil benthonik
Bouma (1962) telah membuat bentuk hipotetik kerucut tunggal dan ganda.
ganda
Pada dasarnya endapan oleh arus turbid yang besar mempunyai rangkaian yang
lengkap dan setelah pengendapan material yang kasar kecepatan berkurang dan
pada saat tertentu dimana kecepatan sangat rendah mulai terbentuk laminasi
interval (Tb-ee = T2). Proses berkurangnya kecepatan dan ukuran butir sedimen
Gambar 3.6.. Sekuen bouma yang merupakan penciri utama arus turbidit
yang ditemukan pada lokasi penelitian
p (Bouma, 1962)
dibagi menjadi 3 fasies, yaitu : fasies proximal, intermediate dan distal. Distal
adanya perselingan yang teratur antara batupasir dan serpih, lapisan batupasirnya
tipis-tipis
tipis dan lapisan serpihnya lebih tebal. Pengendapan yang relatif lebih dekat
thin
hin deposition friger menurut (Bouma, 1962).
Gambar 3.7.. Model kipas bawah laut menurut Walker, 1978. Lingkungan
an penge
pengendapan batupasir
karbonatan yaitu pada lingkungan lower fan (Modifikasi dari Walker, 1978
1978)
60
dengan satuan intrusi basalt Gunung Beji yang terbentuk di bawahnya, dan
mempunyai hubungan selaras menjari pada bagian atasnya dengan satuan napal
analisis kandungan fosil, serta dari hasil pengamatan lapangan yang menunjukkan
adanya kesamaan arah penyebaran, ciri litologi, dan kesamaan anggota litologi.
Hubungan stratigrafi pada satuan batupasir karbonatan dapat dilihat pada Tabel
3.5 berikut.
Tabel 3.5. Kolom litologi pada satuan batupasir karbonatan (tanpa skala), (Penyusun, 2016)
62
penamaan satuan ini berdasarkan atas penamaan tidak resmi dengan litologi
penelitian. Satuan ini tersingkap baik di Desa Pringapus, dan agak sedikit lapuk di
bagian barat penyebarannya. Daerah yang disusun oleh satuan napal ini adalah
Desa Kalongan, penyebarannya cukup sedikit. Satuan ini berada pada morfologi
geologi, maka ketebalan dari satuan napal ini adalah sekitar ± 500 meter.
karbonatan.
63
Gambar 3.9. Singkapan napal pada satuan napal di lokasi pengamatan 130,
Lensa kamera menghadap ke timur (Penyusun, 2016)
bereaksi dengan asam klorida (HCl). Kaya akan fosil foraminifera plankton.
Berdasarkan hasil analisis secara petrografi didapatkan ukuran butir 0,05-0,1 mm,
mengambang pada masa dasar lempung dan lumpur karbonat. Komposisi terdiri
dari; fosil (15%), feldspar (3%), mineral opak (2%), kwarsa (1%), mineral
nama mikroskopis Marl (Gilbert, 1954), dapat dilihat pada lampiran analisis
butiran berupa feldspar, fosil, glaukonit dan mineral opak, dengan ukuran butir
mengambang dalam matrik lempung dan lumpur karbonat serta gelas vulkanik.
Komposisi karbonat, terdiri dari fosil (15%), kwarsa (2%), feldspar (5%),
glaukonit (1%), mineral opak (2%), mineral lempung (45%), lumpur karbonat
(20%), ash (10%), dengan nama Calcareous Sandy Mudstone (Klasifikasi Dott
vide Gilbert, 1982) dapat dilihat pada lampiran analisis petrografi (hasil analisis
terlampir).
bentuk butir membundar, sortasi terpilah baik, kemas tertutup, matriks lempung,
dengan butiran berupa feldspar, fosil, kuarsa dan mineral opak, dengan ukuran
mengambang dalam matrik lempung dan lumpur karbonat serta gelas vulkanik.
Dengan komposisi mineral terdiri dari fosil (15%), feldspar (5%), mineral opak
65
Calcareous Claystone
laystone (klasifikasi Gilbert, 1954), dapat dilihat pada lampiran
batupasir
tupasir karbonatan, diketahui bahwa
bahwa satuan batuan ini berumur N14
N14-N17, yaitu
pada kala Miosen Atas, dengan penarikan umur berdasarkan Zonasi Blow tahun
Tabel 3.6.. Tabel penentuan umur relatif satuan napal (Penyusun, 2016
2016)
Gambar 3.10.. Model kipas bawah laut menurut Walker, 1978.. Lingkungan pengendapan satuan
napal pada lokasi penelitian yaitu pada lingkungan lower fan (Modifikasi dari Walker, 1978
1978)
batupasir karbonatan bagian atas, dikarenakan umur antara satuan batupasir pada
bagian atas sama dengan umur satuan napal. Sedangkan di atas satuan napal,
analisis kandungan fosil, serta dari hasil pengamatan lapangan yang menunjukkan
adanya kesamaan arah penyebaran, ciri litologi, dan kesamaan anggota litologi.
Hubungan stratigrafi pada satuan napal dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
68
Tabel 3.7. Kolom litologi pada satuan napal (tanpa skala), (Penyusun, 2016)
69
berikut:
Satuan ini merupakan satuan yang terendapkan di atas satuan napal pada
daerah penelitian, yang tersusun oleh lava basalt, breksi basalt, dan sisipan tuf.
Dasar penamaan satuan ini berdasarkan atas penamaan tidak resmi dengan litologi
Satuan lava basalt Kaligetas ini memiliki penyebaran pada bagian timur
hingga utara peta dari daerah penelitian. Luas penyebaran satuan lava basalt
Satuan ini tersingkap baik di Desa Wringin Putih, dan yang tersingkap lapuk kuat
disusun oleh satuan lava basalt Kaligetas adalah Desa Wringin Putih, Kelurahan
Susukan, Desa Kalongan, dan Desa Karangjati. Satuan ini memiliki morfologi
maka ketebalan dari satuan lava basalt Kaligetas ini adalah sekitar ± 450 meter.
Litologi penyusun satuan batuan ini adalah berupa lava basalt, breksi
setempat terlihat gradual menjadi lebih gelap kecoklatan sampai hitam, dengan
70
plagioklas (30%), olivin (5%), piroksen (20%), massa dasar (35%) dan mineral
opak (10%). Nama batuan Basalt (Williams, 1982), dapat dilihat pada lampiran
analisis petrografi (analisis terlampir). Pada gambar 3.12 di bawah ini terdapat
singkapan lava basalt yang ada di daerah penelitian tepatnya berada di Desa
Wringin Putih.
Gambar 3.12. Singkapan lava basalt Kaligetas yang ada di Desa Wringin Putih,
Lensa kamera menghadap ke arah timur (Penyusun, 2016)
terhadap satuan batuan secara regional, mengacu pada geologi regional lembar
71
penelitian.
atas satuan napal. Satuan lava basalt Kaligetas ini mempunyai hubungan yang
menyatakan bahwa satuan lava basalt Kaligetas tidak selaras dengan satuan napal,
dikarenakan umur kedua satuan ini sama dan terbentuk pada satu fase. Hubungan
stratigrafi pada satuan lava basalt Kaligetas dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.
72
Tabel 3.8. Kolom litologi pada satuan lava basalt Kaligetas (tanpa skala), (Penyusun, 2016)
sebagai berikut:
basalt Kaligetas pada daerah penelitian, yang tersusun oleh breksi basalt dan
sisipan lava basalt. Dasar penamaan satuan ini berdasarkan atas penamaan tidak
Satuan breksi basalt Kaligetas ini memiliki penyebaran pada bagian timur
hingga tenggara peta dari daerah penelitian. Luas penyebaran satuan breksi basalt
Satuan ini tersingkap baik di Desa Wringin Putih dan Desa Pringapus, dan yang
tersingkap lapuk kuat hingga lanjut di daerah Dusun Jatijajar dan Dusun Derekan
Timur. Daerah-daerah yang disusun oleh satuan breksi basalt Kaligetas adalah
Desa Wringin Putih, Desa Pringapus, Desa Derekan, dan Desa Leyangan. Satuan
rekonstruksi dari penampang geologi, maka ketebalan dari satuan breksi basalt
Litologi penyusun satuan batuan ini adalah berupa breksi basalt, dan
Breksi basalt dengan warna segar abu-abu kehitaman sampai hitam gelap,
warna lapukabu-abu kecoklatan sampai coklat tua kehitaman, massif, ukuran butir
pengamatan petrografis fragmen breksi basalt sayatan batuan beku warna cokelat
kehitaman, terdiri dari mineral plagioklas 50%, piroksen 10%, olivin 15%, massa
dasar 20% dan mineral opak 5%, dapat dilihat pada lampiran sayatan petrografis
(hasil analisis terlampir). Singkapan breksi basalt Kaligetas dapat dilihat pada
Gambar 3.13. Singkapan breksi basalt Kaligetas yang ada di Dusun Klepu, Desa Wringin Putih
Lensa kamera menghadap ke arah timur (Penyusun, 2016)
75
terhadap satuan batuan secara regional, mengacu pada geologi regional Lembar
Hubungan antara satuan batuan breksi basalt Kaligetas dengan satuan lava
basalt Kaligetas adalah menjari, dikarenakan terbentuk pada satu fase yang sama,
serta memiliki umur yang sama dan hubungan breksi basalt Kaligetas dengan lava
basalt Kaligesik yang berada di atasnya adalah tidak selaras. Hubungan tersebut
satuan ini berasal dari sumber yang berbeda dan fasies yang berbeda (Tabel 3.9).
76
Tabel 3.9. Kolom litologi pada satuan breksi basalt Kaligetas (tanpa skala), (Penulis, 2016)
berikut:
Satuan ini merupakan satuan yang terendapkan di atas satuan lava basalt
dan breksi basalt Kaligetas pada daerah penelitian, yang tersusun oleh lava basalt,
77
breksi basalt, dan sisipan tuf. Dasar penamaan satuan ini berdasarkan atas
penamaan tidak resmi dengan litologi penyusunnya yang dominan yaitu lava
basalt.
Satuan lava basalt Kaligesik ini memiliki penyebaran pada bagian barat
hingga barat laut peta dari daerah penelitian. Luas penyebaran satuan lava basalt
Satuan ini tersingkap baik di Desa Nyatnyono, dan yang tersingkap lapuk kuat
hingga lanjut di Desa Keji. Daerah-daerah yang disusun oleh satuan lava basalt
Kaligesik adalah Desa Keji, Desa Nyatnyono, Desa Gogik, dan Desa Gebugan.
Satuan ini memiliki morfologi berupa lereng gunung api tengah. Berdasarkan
rekonstruksi dari penampang geologi, maka ketebalan dari satuan lava basalt
Litologi penyusun satuan batuan ini adalah berupa lava basalt, breksi
setempat terlihat gradual menjadi lebih gelap kecoklatan sampai hitam, dengan
plagioklas (30%), olivin (5%), piroksen (20%), massa dasar (35%) dan mineral
78
opak (10%). Nama batuan Basalt (Williams, 1982), dapat dilihat pada lampiran
analisis petrografi (analisis terlampir). Pada gambar 3.14 di bawah ini dapat
dilihat singkapan lava basalt yang ada di daerah penelitian tepatnya berada di
Desa Gogik.
Gambar 3.14. Singkapan lava basalt Kaligesik yang ada di Desa Gogik,
Lensa kamera menghadap ke arah barat (Penyusun, 2016)
terhadap satuan batuan secara regional, mengacu pada geologi regional lembar
atas satuan lava basalt dan breksi basalt Kaligetas. Satuan lava basalt Kaligesik
ini mempunyai hubungan yang tidak selaras dengan satuan lava basalt dan breksi
satuan lava basalt Kaligesik tidak selaras dengan satuan lava basalt dan breksi
basalt Kaligetas. Lava basalt Kaligesik ini mempunyai hubungan selaras menjari
pada bagian atasnya terhadap satuan breksi basalt Gajah Mungkur, dikarenakan
umur kedua satuan ini sama dan terbentuk pada satu fase. Hubungan stratigrafi
pada satuan lava basalt Kaligesik dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.
80
Tabel 3.10. Kolom litologi pada satuan lava basalt Kaligesik (tanpa skala), (Penyusun, 2016)
sebagai berikut:
Kaligesik pada daerah penelitian, yang tersusun oleh breksi basalt dan sisipan lava
basalt. Dasar penamaan satuan ini berdasarkan atas penamaan tidak resmi dengan
Satuan breksi basalt Gajah Mungkur ini memiliki penyebaran pada bagian
utara, tengah hingga selatan peta dari daerah penelitian. Luas penyebaran satuan
breksi basalt Gajah Mungkur ini menempati sekitar ± 45 % dari keseluruhan luas
daerah penelitian. Satuan ini tersingkap baik di Desa Pagersari, Desa Munding,
dan Desa Pakopen, dan yang tersingkap lapuk kuat hingga lanjut di daerah Desa
Bergas Lor dan Desa Bergas Kidul. Daerah-daerah yang disusun oleh satuan
breksi basalt Gajah Mungkur adalah Desa Pagersari, Desa Munding, Desa
Pakopen, Desa Bergas Lor, dan Desa Bergas Kidul. Satuan ini memiliki morfologi
geologi, maka ketebalan dari satuan breksi basalt Gajah Mungkur ini adalah
Litologi penyusun satuan batuan ini adalah berupa breksi basalt, dan
Breksi basalt dengan warna segar abu-abu kehitaman sampai hitam gelap,
warna lapukabu-abu kecoklatan sampai coklat tua kehitaman, massif, ukuran butir
pengamatan petrografis fragmen breksi basalt sayatan batuan beku warna cokelat
kehitaman, terdiri dari mineral plagioklas 50%, piroksen 10%, olivin 15%, massa
82
dasar 20% dan mineral opak 5%, dapat dilihat pada lampiran sayatan petrografis
(hasil analisis terlampir). Singkapan breksi basalt Gajah Mungkur dapat dilihat
Gambar 3.15. Singkapan breksi basalt Gajah Mungkur yang ada di Desa Munding
Lensa kamera menghadap ke arah timur (Penyusun, 2016)
83
terhadap satuan batuan secara regional, mengacu pada geologi regional Lembar
ini diperkirakan berumur Holosen dan lingkungan pengendapan darat karena pada
satuan lava basalt Kaligesik bagian atas adalah menjari, dikarenakan terbentuk
pada satu fase yang sama, serta memiliki umur yang sama dan hubungan breksi
basalt Gajah Mungkur dengan intrusi andesit Ungaran yang berada di atasnya
kesebandingan stratigrafi regional bahwa kedua satuan ini berasal dari sumber
Tabel 3.11. Kolom litologi pada satuan breksi basalt Gajah Mungkur (tanpa skala), (Penulis, 2016)
sebagai berikut:
penelitian, yang tersusun oleh batuan intrusi atau batuan terobosan bersifat
85
andesitik. Dasar penamaan satuan ini berdasarkan atas penamaan tidak resmi
baratdaya peta dari daerah penelitian. Luas penyebaran satuan intrusi andesit
Ungaran ini menempati sekitar ± 2,4 % dari keseluruhan luas daerah penelitian.
Satuan ini tersingkap baik di sekitar Desa Munding, dan yang tersingkap lapuk
kuat hingga lanjut di Dusun Pakopen. Daerah-daerah yang disusun oleh satuan
intrusi andesit Ungaran adalah Desa Pagersari, Desa Munding, dan Desa Pakopen.
Satuan ini memiliki morfologi berupa bukit intrusi. Berdasarkan rekonstruksi dari
penampang geologi, maka ketebalan dari satuan intrusi andesit Ungaran ini adalah
Litologi penyusun satuan batuan ini adalah berupa andesit, dan andesit
basalt yang tersingkap dalam bentuk tubuh intrusi yang besar atau retas-retas.
dari plagioklas (30%), kuarsa (5%), piroksen (20%), massa dasar (35%) dan
mineral opak (10%). Nama batuan Andesite (Williams, 1982) dapat dilihat pada
lampiran analisis petrografi (analisis terlampir). Pada gambar 3.16 di bawah ini
86
terdapat singkapan intrusi andesit Ungaran yang ada di daerah penelitian tepat nya
Gambar 3.16. Kenampakan singkapan intrusi andesit yang tersingkap di Desa Munding.
(A) Morfologi bukit intrusi andesit, (B) foto singkapan andesit, (C) inset singkapann andesit
Lensa kamera menghadap ke arah barat (Penyusun, 2016)
terhadap satuan batuan secara regional, mengacu pada geologi regional Lembar
87
vulkanik.
batuan di bawahnya tidak dapat ditentukan. Satuan intrusi andesit Ungaran ini
mempunyai hubungan yang tidak selaras dengan semua satuan batuan yang
andesit Uungaran tidak selaras dengan semua satuan batuan yang ada di daerah
penelitian dan menerobos semua satuan batuan yang ada di daerah penelitian,
satuan intrusi andesit Ungaran dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
88
Tabel 3.12. Kolom litologi pada satuan intrusi andesit Ungaran (tanpa skala)
(Penyusun, 2016)
maka diperoleh urut-urutan satuan batuan dari yang tertua hingga yang termuda.
Melalui kolom stratigrafi yang dibuat dapat diketahui hubungan antar setiap
satuan batuan yang ada di daerah penelitian. Kolom stratigrafi pada daerah
Tabel 3.13. Kolom stratigrafi pada daerah penelitian (tanpa skala) (peny
(p yusun, 2016)
90