STRATIGRAFI
batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar
lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi
antara satuan yang satu dengan yang lain, penyebab secara vertical dan latereal,
penelitian.
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh (Thaden, dkk, 1996)
dalam peta geologi lembar Magelang dan Semarang yang diterbitkan oleh
secara berturut-turut dari yang tua ke muda adalah sebagai berikut (Gambar 3.1)
39
40
Formasi ini terletak secara tidak selaras di atas Formasi Kerek dangan
litologi terdiri dari batupasir, breksi, tuf, batulempung, dan aliran-aliran lava.
Batupasir tufan dan breksi vulkanik (aliran dan lahar) Nampak dominan, ditemukan
Formasi ini terdiri dari batuan vulkanik seperti breksi dan lahar dengan
sisipan lava dan tuf halus sampai kasar, setempat di bagian bawahnya ditemukan
porositas sedang hingga tinggi, breksi bersifat keras dan kompak, sedangkan lahar
agak rapuh. Lava berwarna hitam kelabu, keras dan kompak. Tufa berwarna
hijau, porositas rendah, agak keras dalam keadaan kering dan mudah hancur dalam
Formasi ini terdiri atas Breksi hipersten augit sebagai lahar dan aliran lava
yang ditemukan di Gunung Tlerep dan Gunung Butak. Formasi ini berumur
Plistosen.
41
litologi, meliputi kombinasi jenis batuan, sifat fisik batuan, kandungan fosil (jika
ada), keseragaman gejala atau genesa, dan kenampakkan lain pada tubuh batuan
Selain dari melihat ciri litologi di lapangan, dilakukan juga studi pustaka
menentukan nama batuan, serta dilakukan juga penentuan umur dan lingkungan
berdasarkan data di lapangan dan analisis dalam peta geologi, meliputi jenis
metode kesebandingan yaitu dengan membandingkan sifat atau ciri fisik batuan
dengan stratigrafi regional daerah penelitian. Hal tersebut dilakukan karena daerah
penelitian hanya tersusun atas batuan breksi dan lava sehingga tidak ditemukan
sayatan penampang pada peta geologi. Hubungan stratigrafi antar satuan batuan
penelitian, kenampakan yang terlihat pada peta geologi serta mengacu pada
batuan pada daerah penelitian dapat dilihat dari komposisi batuan serta struktur
litostratigrafi tidak resmi dan satu endapan campuran. Satuan batuan daerah
penelitian berurutan dari satuan yang paling tua hingga paling muda, yaitu:
43
satuan dilihat dari litologi yang paling dominan adalah lava basalt dan secara
Satuan ini tersusun oleh lava basalt, secara megaskopis memiliki warna
(Gambar 3.3).
Satuan lava basalt Penyatan ini memiliki luas ± 4,5% dari keseluruhan luas
daerah penelitian. Penyebaran satuan batuan ini dapat ditemukan di timur dan
tenggara daerah penelitian, yang tersebar pada Kecamatan Candiroto dan Tretep.
Ketebalan dari satuan batuan ini tidak dapat diketahui secara pasti, akan tetapi
45
berdasarkan ketebalan yang diukur pada penampang geologi A-B satuan lava
Dkk, 1996). Mengacu pada kesamaan ciri fisik dan keterdapan dari
yang terdapat pada Formasi Penyatan, yaitu berumur Zaman Tersier, Kala Miosen
hingga Zaman Kuarter, Kala Plistosen, dan terbentuk pada lingkungan darat akibat
3.2.1.5.Hubungan stratigrafi
Satuan lava basalt Penyatan 1 merupakan batuan yang paling tua yang
tersingkap pada daerah penelitian. Jika dilihat pada peta geologi regional daerah
penelitian, satuan batuan ini terbentuk di atas Formasi Kerek yang terendapkan
lebih dulu di bawahnya. Hubungan satuan lava basalt Penyatan 1 dengan satuan
Tabel 3.1 Kolom litologi satuan lava basalt Penyatan 1 (tanpa skala)
Dasar penamaan satuan batuan ini mengacu pada Sandi Stratigrafi Indonesia
satuan dilihat dari litologi yang paling dominan yang memiliki kesamaan ciri fisik
diikuti dengan nama formasi regional daerah penelitian. Pada satuan ini litologi
yang dominan adalah lava basalt dan secara regional daerah penelitian masuk
dalam Formasi Penyatan, sehingga nama satuannya menjadi satuan lava basalt
Penyatan 2.
Satuan ini tersusun oleh lava basalt, secara megaskopis memiliki warna
(Gambar 3.4).
47
Satuan lava basalt Penyatan ini memiliki luas penyebaran ± 2,5% dari
daerah penelitian yang tersebar pada Kecamatan Candiroto. Ketebalan dari satuan
batuan ini tidak dapat diketahui secara pasti, akan tetapi berdasarkan ketebalan
yang diukur pada penampang A-B satuan lava basalt Penyatan ini memiliki
ketebalan ± 625 m, sedangkan pada penampang geologi C-D, satuan lava basalt
antara daerah penelitian dengan peta geologi regional. Daerah penelitian masuk
Mengacu pada kesamaan ciri fisik dan keterdapatan dari penyebarannya, secara
regional satuan ini sebanding dengan litologi penyusun yang terdapat pada
48
Formasi Penyatan, yaitu berumur Tersier, Kala Miosen hingga Zaman Kuarter,
Kala Plistosen, dan terbentuk pada lingkungan darat akibat adanya aktivitas
Satuan lava basalt Penyatan merupakan batuan yang paling tua yang
tersingkap pada daerah penelitian. Jika dilihat pada peta geologi regional daerah
penelitian, satuan batuan ini terbentuk di atas Formasi Kerek yang terendapkan
lebih dulu di bawahnya. Hubungan satuan lava basalt Penyatan dengan satuan
Tabel 3.2 Kolom litologi satuan lava basalt Penyatan 2 (tanpa skala)
Penarikan nama satuan dilihat dari litologi yang paling dominan yang
memiliki kesamaan ciri fisik diikuti dengan nama formasi regional daerah
penelitian. Pada satuan ini litologi yang dominan adalah breksi basalt dan secara
Satuan ini tersusun atas breksi basalt yang secara megaskopis memiliki warna abu-
Satuan breksi basalt Penyatan ini memiliki luas penyebaran ± 5,5 % dari
keseluruhan luas daerah penelitian. Penyebaran satuan batuan ini dapat ditemukan
Ketebalan dari satuan batuan ini tidak dapat diketahui secara pasti, akan tetapi
berdasarkan ketebalan yang diukur pada penampang geologi A-B, satuan breksi
(Thaden Dkk., 1996). Mengacu pada kesamaan ciri fisik dan keterdapatan dari
yang terdapat pada Formasi Penyatan, yaitu berumur Zaman Tersier, Kala Miosen
hingga Zaman Kuarter, Kala Plistosen, dan terbentuk pada lingkungan darat akibat
Tabel 3.3 Kolom litologi satuan breksi basalt Penyatan (tanpa skala)
Dasar penamaan satuan batuan ini mengacu pada Sandi Stratigrafi Indonesia
satuan dilihat dari litologi yang paling dominan yang memiliki kesamaan fisik
diikuti dengan nama formasi regional daerah penelitian. Pada satuan ini litologi
yang dominan adalah lava basalt dan secara regional daerah penelitian masuk
Satuan ini tersusun oleh lava basalt, secara megaskopis memiliki warna segar abu-
3.6).
52
keseluruhan luas daerah penelitian. Penyebaran satuan batuan ini dapat ditemukan
di Barat laut dan Utara daerah penelitian, yang tersebut sebagian besar pada
Kecamatan Tretep dan sebagian kecil pada Kecamatan Candiroto. Ketebalan dari
stuan batuan ini tidak dapat diketahui secara pasti, akan tetapi berdasarkan
ketebelan yang diukur pada penampang geologi A-B, satuan breksi basalt
(Thaden Dkk, 1996). Mengacu pada kesamaan ciri fisik dan keterdapatan dari
yang terdapat pada Formasi Kaligetas, yaitu berumur Zaman Kuarter, Kala
53
Plistosen, dan terbentuk pada lingkungan darat akibat adanya aktivitas vulkanisme
Penyatan dan breksi basalt Penyatan yang saling selaras menjari di bawahnya
yaitu selaras, sedangkan hubungan satuan lava basakt Kaligetas dengan satuan di
atasnya yaitu breksi basalt Kaligetas dan breksi andesit Jembangan yang saling
Tabel 3.4 Kolom litologi satuan lava basalt Kaligetas (tanpa skala)
Dasar penamaan satuan batuan ini mengacu pada Sandi stratigrafi Indonesia
satuan dilihat dari litologi yang paling dominan yang memiliki kesamaan ciri fisik
54
diikuti dengan nama formasi regional daerah penelitian masuk dalam Formasi
breksi basalt Kaligetas, sehingga nama satuannya menjadi satuan breksi basalt
Kaligetas.
Satuan breksi basalt Kaligetas, terdiri dari batuan breksi dengan warna
Satuan breksi basalt ini memiliki luas penyebaran 59,5 % dari keseluruhan
luas daerah penelitian. Penyebaran satuan batuan ini dapat ditemukan di barat
hingga utara daerah penelitian, yang tersebar pada Kecamatan Patean hingga
Candiroto. Ketebalan dari satuan batuan ini tidak dapat diketahui secara pasti,
55
akan tetapi berdasarkan ketebalan yang diukur pada penampang geologi A-B,
Magelang-Semarang (Thaden Dkk, 1996). Mengacu pada kesamaan ciri fisik dan
litologi penyusun yang terdapat pada Formasi Kaligetas, yaitu berumur Zaman
Kuarter, Kala Plistosen, dan terbentuk pada lingkungan pada lingkungan darat
Kaligetas dengan satuan breksi basalt Penyatan dan lava basalt Penyatan yang
breksi basalt Kaligetas dengan satuan di atasnya yaitu breksi andesit Jembangan
(Tabel 3.5).
56
Tabel 3.5 Kolom litologi satuan breksi basalt Kaligetas (tanpa skala)
satuan dilihat dari litologi yang paling dominan yang memiliki kesamaan ciri fisik
diikuti dengan nama formasi regional daerah penelitian. Pada satuan ini litologi
yang dominan adalah breksi andesit dan secara regional daerah penelitian masuk
andesit Jembangan.
Satuan breksi andesit Jembangan, terdiri dari batuan breksi andesit dengan
kemas terbuka, fragmen andesit (warna segar: abu-abu terang, warna lapuk:
57
Satuan breksi andesit Jembangan ini memiliki luas penyebaran 18% dari
keseluruhan luas daerah penelitian. Penyebaran satuan batuan ini dapat ditemukan
di utara dan bagian tengah daerah penelitian, yang sebagian besar tersebar pada
Kecamatan Candiroto dan Tretep serta sebagian kecil tersebar pada Kecamatan
Jumo. Ketebalan dari satuan batuan ini tidak dapat diketahui secara pasti, akan
tetapi berdasarkan ketebalan yang diukur pada penampang geologi C-D, satuan
(Thaden Dkk, 1996). Mengacu pada kesamaan ciri fisik dan keterdapatan dari
yang terdapat pada Formasi Jembangan, yaitu berumur Zaman Kuarter, Kala
Tabel 3.6 Kolom litologi satuan breksi andesit Jembangan (tanpa skala)
59
satuan dilihat dari litologi yang paling dominan yang memiliki kesamaan ciri fisik
diikuti dengan nama formasi regional daerah penelitian. Pada satuan ini litologi
yang dominan adalah endapan campuran dan secara regional daerah penelitian
material lepas. Endapan ini berukuran lempung sampai bongkah yang merupakan
hasil rombakan atau pelapukan batuan yang sudah ada sebelumnya yaitu lava
basalt, breksi basalt, lava andesit, dan breksi andesit yang berada pada daerah
Satuan ini hanya sedikit dijumpai pada daerah penelitian, yaitu hanya
terdapat di satu titik lokasi pengamatan pada bagian tubuh sungai, sehingga pada
(resen). Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya proses eksogen (pelapukan, erosi,
dibawahnya yaitu satuan breksi andesit Jembangan adalah tidak selaras (Tabel
3.7).
61
Tabel 3.7 Kolom litologi endapan campuran tidak terpetakan (tanpa skala)
penelitian yang menjelaskan hubungan antar satuan batuan dan anggotanya dari
Regional
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan data yang diperoleh dari
(Tabel 3.9).