km
Based on unofficial litostratigrafi (Sandi Startigrafi Indonesia 1973) the area was divided into four rock units,
with the sequence from old to young: Medium Quartz Sandstone Unit, Limestone Calcarenite Unit, Fine Karbonatan
Sandstone Unit, Rough Quartz Sandstone Unit.
The area geological history was begin in Middle Miocene epoch, medium quarts sandstone unit was deposited at
beach depositional environment. In the same epoch precisely N9-N10, Limestone Calcarenite unit was deposited by forereef
depositional environment. In N11-N12, Fine Karbonatan Sandstone unit was deposited by outer neritic depositional
environment. Then in N13-N17 epoch occurs regression and erosion. Rough Quartz Sandstone was deposited with litoral
depositional environment at the epoch N17.
Key words: lithostratigraphic units, geological history
1
1 Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN
Pemetaan Geologi di daerah Todanan
dan sekitarnya, Kabupaten Grobogan, Propinsi
Jawa Tengah dilakukan karena daerah tersebut
memiliki kondisi geologi yang menarik untuk
dipelajari, hal ini terbukti dengan banyaknya
calon geologist muda dari wilayah pulau jawa
yang rutin mendatangi daerah ini untuk
mendalami ilmu geologi yang mereka
dapatkan saat kuliah. Secara regional, terdapat
patahan-patahan
yang
berpotensi
menyebabkan
dan/atau
menyalurkan
gelombang gempa bumi di daerah penelitian,
juga beberapa bentukan morfologi perbukitan
curam dekat pemukiman warga di daerah
penelitian
mungkin
akan
berpotensi
mengakibatkan bencana geologi, oleh karena
itu untuk mengetahui aspek-aspek geologi
berupa sebaran litologi dan struktur geologi
dan kaitannya dengan sebaran bahan galian
maupun mineral berharga atau potensi
terjadinya bencana geologi di daerah penelitian
dibutuhkan pemetaan geologi yang lebih detil.
TUJUAN PENELITIAN
Adapaun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Menentukan keadaan geomorfologi daerah
penelitian beserta aspek-aspek yang terdapat
didalamnya dan faktor-faktor geologi yang
mempengaruhinya.
2. Memnentukan
jenis
litologi,
umur,
lingkungan
pengendapan,
dan
penyebarannya dan bagaimana hubungan
stratigrafinya.
3. Menentukan struktur geologi apa yang
berkembang di daerah penelitian
4. Menentukan
sejarah geologi daerah
penelitian.
5. Menentukan potensi sumber daya geologi
atau kebencanaan daerah penelitian.
METODE PENELITIAN
1.
2.
3.
4.
Analisis laboratorium
paleontologi.
5.
petrologi
dan
TINJAUAN PUSTAKA
GEOLOGI REGIONAL
Situmorang (1992) dalam Peta Geologi
Regional Lembar Jatirogo, menyebutkan bahwa
secara stratigrafi daerah penelitian tersusun atas :
1. Formasi Tawun
2. Formasi Ngrayong
3. Formasi Bulu
4. Formasi Wonocolo
5. Formasi Ledok
6. Formasi Mundu
7. Formasi Paciran
1. Formasi Tawun (Darwin dan Sudijono 1993)
Formasi ini terdiri dari: Napal pasiran
berselingan dengan batugamping bioklastika.
Napal pasiran, coklat kekuningan; berbutir
halus sedang, berlapis antara 5 dan 10 cm.
Batugamping bioklastika, coklat, kelabu;
berlapis antara 20 dan 40 cm, mengandung banyak
foraminifera besar.
Foraminifera besar yang dapat dikenali di
antaranya Lepidocyclina sp, Cycloclypeus sp, dan
Miogypsina cushmani VAUGHAN, menunjukkan
umur Miosen Awal dan terendapkan dalam
lingkungan laut agak dangkal.
2. Formasi Ngrayong (Darwin dan Sudijono
1993)
Formasi ini tediri dari: batupasir kuarsa
berselingan batugamping dan batulempung.
Batupasir kuarsa, putih hingga kuning
kecoklatan; berbutir halus hingga sedang,ukuran
butiran semakin kasar kea rah atas, menyudut
tanggung, kurang kompak hingga lepas; dibentuk
oleh kuarsa, feldspar, mika dan mineral hitam.
Perlapisan yang kurang baik, berstruktur perairan
bersilang. Setempat dijumpai lapisan batubara
setebal 20 50 cm.
Batugamping, coklat kekuningan; kompak,
berlapis 10 50 cm, mengandung foraminifera
besar. Di bagian bawah batugamping ini
merupakan lensa dan ke arah atas semakin tebal
dan semakin rapat.
Batulempung, kelabu, coklat hingga ungu;
merupak selingan di bagian tengah dan bagian atas,
kurang kompak hingga kompak, setempat
menyerpih, mengandung mika dan foraminifera
kecil. Setempat dijumpai kepingan gypsum dan sisa
tumbuhan.
terdapat
Secara
megaskopis
batugamping
kalkarenit pada Satuan Batugamping Kalkarenit ini
memiliki karakteristik berwarna segar kuning
kecoklatan, coklat muda, putih, putih kecokltan,
dan coklat kekuningan. Warna lapuk abu abu
kehitaman, coklat kekuningan, coklat, abu-abu,
abu-abu kekuningan, dan hitam keabuan. Terpilah
baik sedang. Permeabilitas baik sedang, kemas
terbuka. Kekerasan keras agak keras. Memiliki
kontak tajam dengan batugamping kalsirudit,
batugamping terumbu dan massif di beberapa
tempat.
Memiliki kandungan skeletal berupa
butiran cangkang, dan kandungan butiran non
skeletal berupa mineral kalsit.
Secara mikroskopis dilakukan dua
pengamatan yaitunya pada stasuin ST 1, ST 32, ST,
dan ST 63. Hasil analisis menunjukan bahwa
batugamping pada stasiun ST 1 komposisi fragmen
skeletal 10%, dengan foram beasr (6%) dan alga
(4%). komposisi matriks ( 76%) dengan matriks
mineral lempung ( 10% ) dan matriks mineral
karbonat (66%). Komposisi mineral lainnya (9%)
dan mineral opak (5%). Dari komposisi diatas
batugamping ini termasuk pada klasifikasi
Mudstone (Dunham, 1982).
Untuk analisis mikroskopis pada stasiun
ST 32, komposisi fragmen skeletal 20%, dengan
foram beasr (13%) dan alga (7%). komposisi
matriks ( 72%) dengan matriks mineral lempung
(10% ) dan matriks mineral karbonat (62%).
Komposisi mineral kuarsa (5%), dan mineral opak
(3%). Dari komposisi diatas batugamping ini
termasuk pada klasifikasi Wackstone ( Dunham,
1982).
Untuk analisis mikroskopis pada stasiun
ST 63, komposisi fragmen skeletal 11%, dengan
foram besar (6%) dan alga (5%). komposisi
matriks ( 85%) dengan matriks mineral lempung
(10% ) dan matriks mineral karbonat (75%).
Komposisi mineral opak (4%). Dari komposisi
diatas batugamping ini termasuk pada klasifikasi
mudstone (Dunham, 1982).
B. Umur dan Lingkungan Pengendapan
Untuk penentuan umur sebelunmya telah
dilakukan analisis paleontologi pada stasiun ST 1
dan ST 58. Dari hasil analisis stasiun ST 1
didapatkan fosil foraminifera planktonik dan
foraminifera bentonik. Untuk penentuan umur
relatif ditentukan dari kumpulan forminifera
palnktonik dan untuk penentuan lingkungan
pengendapan
ditentukan
dari
kumpulan
foraminifera bentonik. Untuk analisis forminifera
planktonik didapatkan sebagai berikut:
1. Globorotalia archaoimendi Bolli
2. Globorotalia scitula giganteca Cushman
dan Jarvis
3. Globorotalia obesa Bolli
3.
4.
5.
Globigerinoides
Leroy
trilobus
immaturus
4.
5.
6.
4.
5.
and
10