Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN PENUGASAN MATA KULIAH METODE GEOLOGI LAPANGAN


PETA SATUAN BATUAN TENTATIF KAVLING 62

DISUSUN OLEH:
DAGMA NAYOTAMA
(22/493559/TK/54077)
KELAS A
KELOMPOK 5

ASISTEN KELOMPOK :
HIKMATUL NUR AFIFAH

DOSEN PENGAMPU:
Ir. NUGROHO IMAM SETIAWAN, S.T., M.T.,D.Sc., IPM.
Ir. SALAHUDDIN, S.T., M.Sc.,Ph.,D., IPM.
Ir. MOCH. INDRA NOVIAN, S.T., M.Eng.

YOGYAKARTA
APRIL
2024
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar belakang diadakannya pembuatan peta satuan batuan ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang materi-materi mata kuliah metode geologi lapangan (secara teori)
terutama tentang pembagian satuan batuan yang telah diberikan dalam perkuliahan. Sehingga,
diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bagaimana membagi satuan batuan dari peta geologi regional,
peta geomorfologi, dan citra dem yang diolah kemudian dilihat dari tekstur, relief, ketinggian dem,
formasi, struktur, dan pola penyaluran tersebut, serta bagaimana proses terbentuknya itu sendiri di
alam. Teori dasar yang diberikan di dalam perkuliahan pada umumnya bersifat ideal sehingga lebih
mudah dimengerti dan dibayangkan. Namun pada kenyataannya, apa yang diamati tidaklah semudah
yang di bayangkan. Sehingga, diperlukan adanya suatu tugas pembelajaran lebih lanjut dan secara
langsung mengenai kenampakan satuan batuan melalui citra DEM agar didapatkan suatu pemahaman
yang diharapkan.
B. Geologi Regional
Secara geologi reginoal kavling 62 mencakup 3 formasi yaitu formasi kerek, kalibeng, dan notopuro.
Formasi kerek memiliki ciri khas berupa antara lempung, napal , napal, batupasir tufaan dan batupasir
tufaan. Perulangan ini menunjukkan struktur sedimen yang khas yaitu perlapisan bersusun (graded
bedding) yang gejala flysch. fosil planktonik dan , formasi ini terbentuk pada Miosen Awal - Miosen
Akhir (N10- N18) pada lingkungan shelf. Ketebalan formasi ini bervariasi antara meter 1000 – 3000
meter. Kemudian formasi kalibeng terletak selaras di atas Formasi Kerek. Formasi ini terbagi menjadi
dua anggota yaitu Formasi Kalibeng Bawah dan Formasi Kalibeng Atas. Bagian bawah dari Formasi
Kalibeng tersusun oleh napal tak berlapis setebal 600 meter berwarna putih sampai abu-abu kebiruan,
kaya akan . Asosiasi fauna yang ada bahwa Formasi Kalibeng bagian bawah ini terbentuk pada N17 –
N21 (Miosen Akhir - Pliosen). Sedangkan bagian atas Formasi Kalibeng ini disebut sebagai Formasi
Sonde yang tersusun mula – mula oleh Anggota Klitik, yaitu kalkarenit putih , lunak, planktonik
maupun besar, moluska, koral, alga, bersifat napalan atau pasiran dan berlapis baik. Bagian atas
bersifat breksian dengan fragmen gamping berukuran kerikil sampai karbonat, kemudian disusul
endapan bapal pasiran, semakin ke atas napalnya bersifat , bagian teratas ditempati napal lempung
berwarna hijau kebiruan. Sedangkan formasi notopuro terletak tidak selaras di atas Formasi Kabuh.
Litologi terdiri dari breksi lahar berseling dengan batupasir tufaan dan vulkanik. Makin ke atas, sisipan
batupasir tufaan makin banyak. Juga terdapat sisipan atau lensa – lensa breksi vulkanik dengan
fragmen kerakal, terdiri dari andesit dan , yuang merupakan ciri khas Formasi Notopuro. Formasi ini
pada umumnya merupakan endapan lahar yang terbentuk pada lingkungan darat, berumur Plistosen
Akhir dengan ketebalan mencapai lebih dari 240 meter.
C. Bahan Peta
Terdapat bahan – bahan untuk penyusunan peta satuan batuan yaitu :
1. Peta geologi regional

2. Peta DEM
3. Weighted sum

4. Peta geomorfologi
ISI
Dalam pembagian satuan batuan, saya membagi satuan batuan pada kavling 62 menjadi 4 satuan
batuan yang diantarannya yaitu batulanau sisipan batupasir (formasi kerek), batupasir (formasi
kalibeng), batupasir gampingan (formasi kerek-kalibeng), perselingan tuf dan batupasir tufan (formasi
notopuro). Hal ini didasarkan pada kenampakan yang terlihat pada weighted sum dan hillshade 0,
dengan mempertimbangkan tekstur, relief, elevasi, strukfur, formasi, dan pola penyaluran.
Berikut peta satuan batuan :

Terdapat beberapa alasan pembagian satuan batuan sebagai berikut :


1. Batulanau sisipan batupasir (formasi kerek)
Berdasarkan kenampakan yang terlihat pada peta weighted sum, satuan batuan tersebut
memiliki relief tinggi dan topografi berbukit-tersayat curam/ berlereng curam. Selain itu, pada
satuan tersebut, terdapat pola penyaluran subdendritik yang terbentuk karena batuan berupa
sedimen berlapis dengan butiran kasar dan resisten yang dominan.Tekstur batuan nampak
kasar, mengindikasikan bahwa batuan penyusun memiliki resistensi yang cenderung seragam.
Hal tersebut didukung pula oleh litologi penyusun formasi pada peta geologi regional.
2. Batupasir (formasi kalibeng)
Berdasarkan kenampakan yang terlihat pada peta weighted sum, satuan batuan tersebut
memiliki relief sedang. Selain itu, pada satuan tersebut, terdapat pola penyaluran subdendritik
yang terbentuk karena batuan berupa sedimen berlapis dengan butiran sedang dan resisten
yang dominan. Tekstur batuan nampak tidak kasar mengindikasikan bahwa batuan penyusun
memiliki resistensi yang cenderung seragam. Hal tersebut didukung pula oleh litologi
penyusun formasi pada peta geologi regional.
3. Batupasir gampingan (formasi kerek-kalibeng)
Berdasarkan kenampakan yang terlihat pada peta weighted sum, satuan batuan tersebut
memiliki relief sedang dan topografi bergelombang kuat-berbukit/ berlereng sedang. Selain itu,
pada satuan tersebut, terdapat pola penyaluran subdendritik yang terbentuk karena batuan
berupa sedimen berlapis dengan butiran sedang dan resisten yang dominan. Tekstur batuan
nampak tidak kasar mengindikasikan bahwa batuan penyusun memiliki resistensi yang
cenderung seragam. Hal tersebut didukung pula oleh litologi penyusun formasi pada peta
geologi regional.
4. Perselingan tuf dan batupasir tufan (formasi notopuro)
Berdasarkan kenampakan yang terlihat pada peta weighted sum, satuan batuan tersebut
memiliki relief cukup rendah dan topografi hampir datar. Selain itu, pada satuan tersebut,
terdapat pola penyaluran dendritik yang mengerosi tubuh batuan sehingga membentuk alur
sungai yang rapat. Hal ini disebabkan oleh resistensi batupasir yang rendah, yang setelah
pembentukannya, terendapkanlah tuf sehingga tekstur batuan nampak dominan halus. Hal ini
didukung pula oleh litologi penyusun formasi pada peta geologi regional

KESIMPULAN
Berdasarkan pembuatan peta satuan batuan diperlukan bahan – bahan atau referensi dalam
pembuatannya seperti peta DEM, weighted sum, peta geologi regional, dan peta geomorfologi
sebagai acuan. Kemudian pembagian satuan batuan yang dilakukan terdapat 4 pembagian
satuan batuan pada kavling 62 yaitu, batulanau sisipan batupasir (formasi kerek), batupasir
(formasi kalibeng), batupasir gampingan (formasi kerek-kalibeng), perselingan tuf dan
batupasir tufan (formasi notopuro). Pembagian tersebut berdasarkan kenampakan yang terlihat
pada weighted sum dan hillshade 0, dengan mempertimbangkan tekstur, relief, elevasi,
strukfur, formasi dan, pola penyaluran.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian ESDM. (2016). Peta Geologi Regional Salatiga. Diakses pada 2 April 2024 dari
https://geologi.esdm.go.id/geomap/pages/preview/peta-geologi-lembar-majenang-jawa

Anda mungkin juga menyukai