Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. DR. Junjunan No. 236, Bandung-40174
E-mail : catur@mgi.esdm.go.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian seismik saluran banyak di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur adalah untuk mengetahui kondisi
geologi bawah permukaan dasar laut. Daerah penelitian merupakan daerah yang aktif secara tektonik dan diekspresikan
dalam bentuk prisma akresi, vulkanik tidak aktif dan sesar-sesar aktif yang membentuk morfologi dasar laut.
Berdasarkan penafsiran stratigrafi seismik lapisan bawah permukaan dasar laut terdiri dari empat satuan batuan: Batuan
Dasar, Prisma Akresi, Gunungapi Bawah Laut, dan Sedimen Klastika. Sedimen Klastika ini dibagi menjadi lima unit.
Kata kunci : seismik, morfologi dasar laut, sesar aktif, Laut Flores
ABSTRACT
The purpose of the study of seismic multi channel in Flores Sea, East Nusa Tenggara is to recognize subsurface
geology condition. The study area is an active tectonic that expressed by accretion prisms, inactive vulcanic and active
faults form seabed morphology. Based on seismic stratigraphy interpretation, the study area is composed of four rocks
units: Basement rocks, Accretionary Wedge, Seamount, and Clastic Sediments. This clactic sediment is divided into five
units
Keywords : seismic, seabed morphology, active fault, Flores Sea
P. Flores
P. Timor
selama Tersier Atas dimana subduksi ini Alor dan Wetar, setelah semua kerak
membentuk busur vulkanik dalam. samudera masuk ke zona subduksi.
Batuan vulkanik pada Busur-Dalam Banda Ukuran pulau-pulau dari jajaran
dari Kepulauan Nusa Tenggara terdapat batuan gunungapi ini secara bertahap semakin kecil
tertua berumur Miosen Awal yang ditemukan ke arah timur dari Jawa terus ke Bali, Lombok,
150 km di atas zona miring gempa. Zona Sumbawa, Flores, Wetar ke Banda. Penurunan
Benioff yang sangat aktif dibuat oleh Hatherton ini terlihat di sebelah timur Pulau Wetar yang
dan Dickinson (1969) dan diperbarui oleh kemungkinan mencerminkan jumlah kerak
Hamilton (1978). Kegempaan di bagian Jawa samudera masuk ke dalam zona subduksi.
meluas hingga kedalaman maksimum 600 km. Hal ini menyiratkan gerakan dip-slip ke arah
Hal ini menunjukkan subduksi kerak sub-ocean barat Pulau Wetar dan strike-slip ke arah
milik Lempeng Australia atau Papua Nugini di timur. Kemungkinan lain bahwa busur
bawah Busur Banda dan penghentian vulkanik sebelah timur Pulau Wetar berumur
vulkanisme pada Pliosen Awal. Tektonik ini lebih muda dan busur vulkanik awal
berlawanan dengan Timor yang menunjukkan bertumbukan dengan tepi benua Australia.
tabrakan Timor dengan
Gambar 5. Satuan Tektono-Struktural Kepulauan Sunda Kecil (Rangin and Silver, 1990)
5 Gelinciran
0
0
0 km8
60
00
9
70
00
80
00
Batas Sekuen
Sesar
170
1000
Baratlaut
Tenggara
2000
3000
4000
5000
TW T (milidetik)
6000
7000
8000
63 km
Sesar
Batas Sekuen
171
TWT (milid etik)
0
0
0
4
0
0
0
3
5000
2000
Selatan
B
Sesar
ata
s
Se
ku
en
SeismikInterpretasi.8Gamb FLRSLintasan 1
km67
ar
Gelinci
ran
-
Utara
WTT (milideitk )
178 km
Sesar
Batas Sekuen
173
kompleks batuan telah terdeformasi ditandai mencapai >400 ms. Hal ini menunjukkan
oleh adanya sesar normal dan disejumlah bahwa endapan turbidit tersebut
tempat ditutupi oleh endapan hemapelagik dan seumur/menjemari dengan endapan hasil
turbidit serta endapan slump di tepian tubuh erupsi gunungapi.
gunungapi tersebut. Diperkirakan gugusan Unit 4 merupakan unit batuan sedimen
gunungapi bawah laut di bagian selatan daerah terendapkan pada umur Plistosen Atas-
penelitian terbentuk Kala Plio-Pleistosen Resen bersamaan atau setelah aktifitas
(Gambar 10 dan 11). vulkanisme ke dua di utara Flores yang
tersusun atas batuan sedimen turbidit.
4. Endapan Batuan Sedimen Klastika Endapan ini dicirikan oleh pola umum
(Clastic Sedimentary Rock perulangan dari perselingan reflektor
Deposites) beramplitudo rendah hingga sedang dan
Kompleks sedimen berumur Neogen- menerus, serta memperlihatkan bentuk
Resen di daerah penelitian pada umumnya luar berlapis. Bentuk ini membaji ditepi
berkembang dalam Cekungan Bone Selatan cekungan atau gunungapi yang mencirikan
di bagian baratlaut dan bagian timur dominasi endapan turbidit. Unit ini terlihat
Cekungan Banda Selatan dan cekungan- menebal hingga mencapai >520 ms di
cekungan kecil akibat berkembangnya bagian tengah cekungan karena adanya
struktur geologi dan dalam prisma akresi. daerah depresi yang berasosiasi dengan
Kompleks batuan ini dapat dibagi lagi sesar normal.
menjadi lima unit (Gambar 10 dan 11) yaitu : Unit 5 sebagai unit batuan sedimen
Unit 1 merupakan batuan pelagik dan termuda berumur Resen, dicirikan oleh pola
diperkirakan berumur Pliosen Tengah, dengan reflektor beramplitudo rendah hingga sedang,
ketebalan maksimum mencapai >700 milidetik menerus, dan memperlihatkan bentuk luar
(milisecond/ms) di bagian tengah Cekungan berlapis dengan bentuk luar membaji. Endapan
Bone Selatan. Endapan ini dicirikan oleh ini berupa sedimen pengisi palung yang terdiri
konfigurasi pola sub-paralel hingga hummocky, atas endapan turbidit bercampur dengan
menerus terputus-putus dan transparan di endapan slump di bagian atasnya, dengan
bagian bawahnya. Kontak dengan Batuan Dasar ketebalan mencapai < 500 ms.
di bagian bawahnya adalah bidang Komplek Batuan Sedimen Klastika
ketidakselarasan yang ditandai oleh adanya memiliki ketebalan < 2500 ms di bagian
bentuk membaji dari Unit 1 di tepian batuan Cekungan Bone Selatan dan menipis di
dasar dengan bidang batas onlap. bagian barat Cekungan Banda Selatan hingga
Unit 2 merupakan batuan klastika mencapai >1200 ms. Dalam rekaman seismik
pelagik/ hemipelagik berumur Plio-Plistosen, terlihat bahwa komplek batuan ini dibatasi
dengan ketebalan maksimum mencapai >500 oleh sesar normal sebagai bagian dari blok
ms di bagian tengah Cekungan Buton Selatan sesar. sesar normal dan rekahan ini
dan Cekungan Banda Selatan. Endapan ini membentuk daerah rendahan sebagai tempat
dicirikan oleh konfigurasi pola sub-paralel terakumulasinya sedimen.
hingga hummocky, menerus terputus-putus
Struktur Geologi
dan transparan di bagian bawahnya. Kontak Daerah penelitian merupakan daerah yang
dengan Batuan Dasar dan Batuan Gunungapi aktif secara tektonik dan diekspresikan dalam
di bagian bawahnya adalah bidang bentuk prisma akresi, vulkanisme tidak aktif
ketidakselarasan yang ditandai oleh adanya dan sesar-sesar aktif. Sesar naik sebagai bagian
bentuk membaji di tepian gunungapi dengan dari Zona Anjakan Busur Belakang Flores
bidang batas onlap. dijumpai di bagian selatan Pulau Kalaotoa
Unit 3 berumur Plistosen setelah atau
terbentuk Pliosen Bawah dan aktivitas
bersamaan dengan aktifitas pertama
pembentukkan gunungapi sebagai busur
vulkanisme di utara Wetar dan tersusun atas
magma tunggal di utara Pulau Flores terjadi
perselingan sedimen hemipelagik-turbidit.
mulai Plistosen Bawah. Anjakan Busur Belakang
Endapan ini dicirikan oleh pola umum
Flores telah membentuk daerah prisma akresi
perselingan reflektor beramplitudo rendah-
dengan lebar di bagian barat mencapai >37,5
sedang, menerus, dan memperlihatkan bentuk
km dan menipis hingga <5 km sekitar Teluk
luar berlapis. Pada bagian bawahnya
Pemana. Hal ini menunjukkan bahwa
beramplitudo rendah, menerus hingga
pembentukkan canggaan busur belakang
transparan yang mencirikan dominasi endapan
sebagai hasil pembalikan busur dimulai dari
hemipelagik, sedangkan bagian atasnya
bagian barat dan semakin muda (Plistosen-
menunjukkan dominasi endapan turbidit. Pada
Resen) di bagian timur. Ke arah timur sendiri
tepi cekungan/tepian gunung api bawah laut
terlihat bahwa Anjakan Busur Belakang Flores
terlihat adanya endapan turbidit cukup tebal
semakin
hingga
174 JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 12, No. 3, Desember 2014
Selatan
220 km
Utara
2000
3000
4000
5000
6000
TWT (milidetik)
5000
6000
7000
176
mendekati daratan (menghilang) akibat berasosiasi dengan sesar normal yang berarah
adanya Komplek Batuan Gunungapi di bagian relatif timurlaut-baratdaya. Struktur geologi lain
utara Pulau Kalaotoa dengan arah yang sangat berpengaruh terhadap
memanjang relatif baratlaut-tenggara. Hal ini perkembangan geologi daerah penelitian adalah
mengakibatkan penyempitan jalur Prisma sesar geser mengiri berarah baratlaut (Sesar
Akresi. Geser Bone) yang terbentuk Kala Plistosen
Gunungapi bawah laut yang berada di hingga saat ini. Hal ini sebagai akibat adanya
bagian utara Pulau Flores diperkirakan adalah akomodasi tekanan dari Sesar Geser Palu-Koro
gunung api bawah laut yang diperlihatkan oleh bagian utara yang semakin meningkat akibat
adanya sesar normal yang membundar tumbukan mikro-kontinen Banggai-Sula ke arah
mengelilingi gunungapi bawah laut dan barat. sesar lain adalah sesar
membentuk daerah rendahan yang