Received xxxxxx
Accepted for publication xxxxxx
Published xxxxxx
Abstrak
Kecamatan Lembah Seulawah merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi
Aceh. Dalam Peta Geologi Regional Lembar Banda Aceh oleh Bennet tahun 1981 daerah Lembah Seulawah memiliki
tiga formasi yaitu Formasi Seulimeum, Formasi Padangtiji, dan Formasi Aluvium. Ketiga formasi ini masing-masing
memiliki satuan batupasir maupun pasir. Karakteristik batupasir pada beberapa daerah akan berbeda karena proses
pembentukannya dipengaruhi perbedaan komposisi mineralogi, tekstur serta struktur dalam batuan. Oleh karena
itu, untuk mengetahui kondisi geologi serta karakteristik batupasir pada daerah penelitian perlu dilakukan studi
lebih lanjut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data sekunder dan data
primer. Data sekunder meliputi peta geologi lembar Banda Aceh dan peta topografi. Data primer diperoleh dengan
melakukan pengamatan geomorfologi dan pengamatan singkapan batuan mulai dari tekstur hingga struktur. Pada
metode analisis petrografi dilakukan dengan cara pembuatan sayatan tipis batuan ( thin section) pada sampel
batuan yang telah dipilih berdasarkan kekompakannya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah di dapatkan
informasi geologi berupa geomorfologi pada daerah penelitian yang terdiri dari 3 satuan geomorfologi yaitu: satuan
dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, dan dataran aluvial, serta litologi daerah penelitian yang terdiri dari
5 jenis litologi yaitu: batupasir, batupasir gampingan, batulanau, batupasir tufaan dan endapan aluvium. Hasil dari
analisis sayatan tipis batuan diperoleh informasi mengenai karakteristik batupasir berdasarkan klasifikasi Gilbert
1982 yaitu terdiri dari 5 sampel batupasir dengan jenis Lithic Wacke dan 2 sampel batupasir dengan jenis
Feldspathic Wacke. Tahap kematangan batupasir pada daerah penelitian dikategorikan sebagai batupasir dengan
tahap kematangan submature-mature sediment
terbedakan) tersusun atas kerikil, pasir dan lumpur utama untuk belajar menentukan komposisi batupasir
(Bennett dkk, 1981) (Bogss 2009). Kematangan tekstur batupasir dilihat dari
Keberadaan batupasir di alam memiliki nilai penyortiran, konten matriks, dan kebundaran butiran
ekonomis bagi umat manusia Batupasir berperan dalam batuan sedimen. Sedimen yang belum matang
penting sebagai lapisan reservoir untuk mengetahui ditandai dengan penyortiran yang buruk-sangat buruk,
keberadaan fluida. Selain itu, didalam bidang konstruksi sebagian besar penyusun batuannya terdiri dari matriks.
batupasir merupakan bahan baku yang digunakan Sedangkan batuan sedimen yang telah mengalami
sebagai bahan bangunan. Menurut Kumar, dkk (2017) kematangan tekstur ditandai dengan penyontiran yang
untuk mengkarakterisasi dan memprediksi sifat material baik-sangat baik dan sedikit atau tidak adanya matriks
batupasir perlu dilakukannya analisis petrografi (Allaby, 2003). Folk (1951) juga memvisualisasikan
batupasir. Namun sampai saat ini belum didapatkannya empat tahap kematangan tekstur yaitu immature,
informasi mengenai karakteristik batupasir yang ada submature, mature, dan supermature, dapat dilihat
pada daerah penelitian. Sehingga perlu dilakukannya pada Gambar 1.2 Folk (1951) juga membagi daerah
penelitian ini. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah kematangan batupasir menjadi beberapa daerah yaitu
mengetahui kondisi geologi daerah penelitian kemudian dapat dilihat pada Gambar 1.3
didapatkan informasi karakteristik dan kematangan
batupasir yang terdapat didaerah Kecamatan Lembah
Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Menurut Sundawa (2012) analisis sayatan tipis
dilakukan untuk mengetahui komposisi batuan termasuk
di dalamnya mineral penyusun batuan tersebut atau
jenis butiran penyusun batuan yang terdapat pada
sayatan tipis (thin section) dan tekstur dari batuan
sedimen seperti ukuran butir, derajat pembundaran,
derajat pemilahan dan kemas. Pada analisis sayatan tipis
batuan sedimen silisiklastik, penamaan batuan
menggunakan klasifikasi Gilbert (1982). Klasifikasi Gambar 1.2 Diagram Kematangan Batupasir (Folk,
batupasir berdasarkan Gilbert (1982) dapat dilihat pada 1951)
Gambar 1.1.
2
Acta Geoscience XX (XX) XXX of XXX Setiawan et al
3
Acta Geoscience XX (XX) XXX of XXX Setiawan et al
porositas fracture dan dissolution, kekompakan batuan sejajar dan memberikan warna putih keabu-abuan pada
ini yaitu medium hard, texturally immature-sub mature nikol silang, bentuk granular, belahan satu arah (5.G)
sediment dapat dilihat pada Gambar 3.3 persentase sebanyak 10%, litik 20% dan matriks
dengan persentase 55% (1.D-E). Komposisi mineral
yang mendominasi pada sayatan tipis ini adalah mineral
lempung yang berperan sebagai matriks sediment dapat
dilihat pada Gambar 3.4
4
Acta Geoscience XX (XX) XXX of XXX Setiawan et al
pada nikol silang, bentuk prismatik, belahan satu arah penyusun batuan yakni (pasir 1/4- 1/2 mm), tingkat
(5-6,F-G) persentase sebanyak 14%, mineral litik hadir keseragaman ukuran butir (sortasi) terpilah baik-sedang
berupa piroksen persentase sebanyak 17% dan matriks (well sorted- moderatately sorted) ketajaman sudut
dengan persentase 42% (5-7.A- C). Komposisi mineral butir menyudut-menyudut tanggung (Angular- Sub
yang mendominasi pada sayatan tipis ini adalah mineral angular), kemas terbuka dengan tipe cancavo-convex
lempung yang berperan sebagai matriks. contacts. Memiliki porositas terbuka yaitu dengan jenis
porositas berupa fracture, kekompakan batuan ini yaitu
3.5 Kenampakan Mikroskopis Batupasir LS11 friable, texturally immature-sub mature sediment dapat
Berdasarkan analisa petrografi sampel batupasir dilihat pada Gambar 3.7.
gampingan LS11, batupasir ini diklasifikasikan sebagai
Lithic Wacke (Gilbert, 1982). Batupasir gampingan
bertekstur pasir sedang dengan ukuran butir material
penyusun batuan yakni (pasir 1/4-1/2 mm), tingkat
keseragaman ukuran butir (sortasi) terpilah baik-sedang
(well sorted- moderatately sorted) ketajaman sudut
butir menyudut-menyudut tanggung (Angular- Sub
angular), kemas terbuka dengan tipe preferred
orientation of grains. Memiliki porositas terbuka yaitu Gambar 3.7 Kenampakan mikroskopis batupasir LS4
dengan jenis porositas microporosity dan fracture, dengan perbesaran 40x a). Sebelah kiri // - Nikol b).
kekompakan batuan ini yaitu friable, texturally Sebelah kanan X – Nikol
immature-sub mature sediment dapat dilihat pada
Komposisi batupasir gampingan ini terdiri dari
Gambar 3.6.
mineral opak dengan warna hitam, bentuk granular,
tidak tembus cahaya (4.G) persentase sebanyak 2%,
kuarsa dengan ciri berwarna putih-kuning, belahan satu
arah, bentuk prismatik (2.C) persentase sebanyak 15%,
Plagioklas dengan ciri mempunyai warna colourless pada
nikol sejajar, bentuk prismatik, belahan satu arah (3-
7.A-E) persentase sebanyak 54%, litik dengan
persentase 19% (3.F) dan matriks dengan persentase
10% (5.F). Komposisi mineral yang mendominasi pada
Gambar 3.6 Kenampakan mikroskopis batupasir LS11
sayatan tipis ini adalah mineral feldspar.
dengan perbesaran 40x a). Sebelah kiri // - Nikol b).
Sebelah kanan X - Nikol 3.7 Kenampakan Mikroskopis Batupasir L27
Komposisi batupasir gampingan ini terdiri dari Berdasarkan analisa petrografi sampel batupasir
mineral opak dengan warna hitam, bentuk granular, gampingan LS27, batupasir ini diklasifikasikan sebagai
tidak tembus cahaya (1.E) persentase sebanyak 4%, Lithic Wacke (Gilbert, 1982). Batupasir gampingan
kuarsa dengan ciri berwarna putih-kuning, belahan satu bertekstur pasir halus dengan ukuran butir material
arah, bentuk prismatik (2.C) persentase sebanyak 19%, penyusun batuan yakni (1/8-1/4 mm), tingkat
Plagioklas dengan ciri mempunyai warna colourless pada keseragaman ukuran butir (sortasi) terpilah baik-sedang
nikol sejajar, bentuk prismatik, belahan satu arah (4-5.F- (well sorted- moderatately sorted) ketajaman sudut
G), persentase sebanyak 34%, litik 29% dan matriks butir menyudut-menyudut tanggung (Angular- Sub
dengan persentase 14% (7.C). Komposisi mineral yang angular), kemas terbuka dengan tipe grain-supported
mendominasi pada sayatan tipis ini adalah mineral fabric. Memiliki porositas terbuka yaitu dengan jenis
feldspar. porositas berupa fracture dan dissolution, kekompakan
batuan ini yaitu friable, texturally immature-sub mature
3.6 Kenampakan Mikroskopis Batupasir LS4
sediment. Komposisi batupasir gampingan ini terdiri dari
Berdasarkan analisa petrografi sampel batupasir mineral opak dengan warna hitam, bentuk granular,
gampingan LS4, batupasir ini diklasifikasikan sebagai tidak tembus cahaya (5.C) persentase sebanyak 14%,
Feldspathic Wacke (Gilbert, 1982). Batupasir gampingan kuarsa dengan ciri berwarna putih-kuning, belahan satu
bertekstur pasir sedang dengan ukuran butir material arah, bentuk prismatik (6.A) persentase sebanyak 36%,
5
Acta Geoscience XX (XX) XXX of XXX Setiawan et al
Plagioklas dengan ciri mempunyai warna colourless pada Ucapan Terima Kasih
nikol sejajar, bentuk prismatik, belahan satu arah (4.F)
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
persentase sebanyak 13%, litik 12% dan matriks
laboraturium Batu dan Sayatan Tipis Program Studi
dengan persentase 25% (1-2.D-E). Komposisi mineral
Teknik Geologi Universitas Syiah Kuala yang telah
yang mendominasi pada sayatan tipis ini adalah mineral
menyediakan peralatan potong batu, mikroskop dan staf
lempung hadir berupa matriks dapat dilihat pada
teknis. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima
Gambar 3.8.
kasih kepada Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
atas dukungannya.
Referensi
[1] Allaby, M., 2003. Oxford Dictionary of the
Earth Sciences. Third Edition. Oxford University
Press: New York
[2] Anonim, 2018. Badan Penyuluhan
Pertanian.Pemerintah Kabupaten Aceh Besar .
Gambar 3.8 Kenampakan mikroskopis batupasir LS27 [3] Bennet, J.D., Bridge, D.McC., Cameron,
dengan perbesaran 40x a). Sebelah kiri // - Nikol b). N.R., Djunuddin, A., Ghazali, S.A., Jeffery, D.H.,
Sebelah kanan X – Nikol. Kartawa, W., Keats, W., Rock, N.M.S., Thomson,
S.J., Whandoyo, R. 1981. Peta Geologi Lembar
4. Kesimpulan Banda Aceh, Sumatra skala 1 : 250.000. Bandung:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. DOI:
Satuan batuan di daerah penelitian terdiri dari 5 10.1016/j.enggeo.2014.05.010.
satuan batuan, yaitu satuan Endapan Aluvium yang [4] Boggs, S. Jr. 2009. Petrology of Sedimentary
termasuk ke dalam Formasi Aluvium (Qh) dengan umur Rocks, 2nd Edition. United States of America:
Holosen, satuan Batupasir Tufaan yang termasuk ke Cambridge University Press, New York
dalam Anggota Formasi Seulimum (Qtps), satuan [5] Folk, R. L., 1951. Stages of Textural
Batulanau dan satuan Batupasir Gampingan termasuk ke Maturity in Sedimentary Rocks: J. Sediment. Petrol.,
dalam Formasi Padangtiji (Tuktp) dengan umur Miosen 21, 127–130.
[6] Gilbert A. Churchill, J. a. (1982). An
Tengah-Pliosen Akhir dan terakhir satuan Batupasir.
Investigation into the Determinants of Customer
Berdasarkan klasifikasi batupasir menurut (Gilbert,
Satisfaction.
1982) batupasir yang terdapat pada daerah penelitian [7] Kumar, S., 2017. Sandstone wastes as
diklasifikasikan menjadi dua macam jenis batupasir yaitu aggregate and its usefulness in cement concrete - A
Lithic Wacke dan Feldspathic Wacke, yang terdiri dari 5 comprehensive review. India: Malaviya National
jenis batupasir Lithic Wacke dan 2 jenis batupasir Institute of Technology.
Feldspathic Wacke. Batupasir yang berada pada daerah [8] Sundawa, A., 2012. Geologi Dan Studi
penelitian dikategorikan sebagai batupasir yang belum Penyebaran Litofasies Batugamping Formasi
matang secara fisika maupun kimia, yaitu dengan tahap Punung Daerah Girikikis Dan Sekitarnya, Kecamatan
Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa
kematangan “immature-sub mature sediment”
Tengah. Yogyakarta: Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran.
Kontribusi Penulis
Penulis dari makalah ini adalah sebagai berikut: Intan
Mutia (I.M.), Ibnu Rusydy (I.R.), Fahri Adrian (F.A.).
Kontribusi penulis dideskripsikan sebagai berikut:
Konseptual, I.M., I.R. dan F.A.; metodologi, I.M., I.R.
dan F.A.; software, I.M.; validasi, I.R. dan F.A.; analisis
formal, I.M., I.R dan F.A.; investigasi, I.M.; sumber
daya, I.M., I.R. dan F.A.; kurasi data, I.M., I.R. dan F.A.;
menulis – persiapan draf asli, I.M.; menulis — meninjau
dan mengedit, I.M.; visualisasi, I.M.; pengawasan, I.R.
dan F.A.; administrasi kegiatan, I.R. dan F.A.; akuisisi
pendanaan, I.M.