Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2018 ISBN: 978-602-5830-02-0

Diagenesis Batugamping Daerah Datar dan


Sekitarnya, Kabupaten Oku Selatan Provinsi
Sumatera Selatan Berdasarkan
Analisa Petrografi
Rosdinarti Apriyana, Endang Wiwik Dyah Hastuti
Teknik Geologi Universitas Sriwijaya
Palembang, Indonesia
rosdinartiapriyana@gmail.com, endanghastuti59@gmail.com

Abstrak—Batu gamping merupakan salah satu jenis kandungan fosil yang ada dalam batugamping dapat
batuan sedimen memiliki tekstur dan ciri khas yang digunakan untuk mempelajari kondisi lingkungan
terbentuk oleh proses geologi, dimana proses ini dapat memberi pengendapan pada masa lalu [1].
informasi yang baik mengenai lingkungan pengendapan dan
umur dari daerah tersebut. Penelitian terletak di daerah Datar,
kabupaten Oku Selatan yang memiliki Potensi Sumber daya batu
gamping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Diagenesis
batu gamping. Metode penelitian yang dilakukan melalui tahap
Studi literatur, observasi singkapan, deskripsi secara megaskopis,
pengambilan sempel batuan dan foto lapangan serta analisa
laboratorium petrografi untuk mengetahui diagenesis batu
gamping dan analisa paleontologi untuk mengetahui kandungan
fosil yang terkandung pada batuan karbonat sehingga dapat
membantu dalam menentukan umur dan lingkungan
pembentukan batu gamping. Hasil analisa petrografi yang telah Gbr. 1. Peta Administrasi Kabupaten Oku Selatan, Kotak merah menunjukkan
dilakukan di ketahui Batu gamping tersebut termasuk jenis daerah penelitian
Mudstone,Packstone dan Grainstone. Dilihat dari hasil analisa
petrografi di dapat beragam proses diagenesis pasca Penelitian tentang diagenesis batu gamping bertujuan
pengendapan batuan yang meliputi: Penyemenan, Neomorfisme, untuk mengetahui mengetahui proses dan perkembangan
Pemikritan, Pemampatan, dan Pelarutan. lingkungan pengendapan dan mengetahui karakter Batu
gamping yang dilihat dari hasil analisa petrografi batu
Keywords—batu gamping; metode; diagenesa; petrografi. gamping. Daerah telitian ini memiliki beberapa formasi yang
memiliki ciri batuan yang berbeda beda dimana dapat di lihat
I. PENDAHULUAN pada Gbr. 2, formasi yang termasuk pada daerah telitian yaitu:
Formasi Tarap (Pct) dengan batuan Metamorf, Anggota
Secara geografis daerah penilitian berada di daerah Cawang Formasi Kikim (Tpokc) dengan batu Pasir kuarsa dan
Datar dan sekitarnya Kabupaten Oku Selatan, Sumatera konglomerat, Formasi Talang Akar dengan batu pasir dan
selatan dengan Koordinat S4 30’ 29” E104 00’ 55” Besaran
daerah pemetaan dan penelitian ini yaitu 7 Km X 5 Km sisipan batubara, Formasi Baturaja (Tmb) dengan
dengan Skala1: 20.000. Batas-batas daerah penelitian yang Batugamping, terakhir yaitu formasi Gumai (Tmg) dengan
termasuk dalam kecamatan Muara Dua adalah sebagai Batu serpih gampingan. Penelitian ini terfokus pada Objek
berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sosoh batugamping Penyusun Formasi Baturaja yang tersingkap
Buay Rayap Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Sebelah dilintasan daerah Datar, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Utara berbatasan dengan Kecamatan Baturaja kabupaten (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.
Ogan Komering Ilir ( Gbr. 1). Batu gamping merupakan salah
satu jenis batuan sedimen yang memiliki tekstur dan ciri yang
khas yang terbentuk oleh proses geologi dimana proses ini II. STRATIGRAFI
dapat memberi informasi yang baik mengenai lingkungan Stratigrafi di daerah Penelitian ini diawali oleh batuan alas
pengendapan dan umur dari daerah tersebut.batugamping pra-Tersier yang terdiri metasedimen, dan batuan
secara dominan tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) malihan. Batuan alas tersebut kemudian tertindih tidak
dalam bentuk mineral kalsit yang terjadi akibat proses kimia selaras oleh batuan sedimen Tersier, dari bawah ke atas
dan proses fisika. Karakteristik tekstur, struktur, serta meliputi Formasi Kikim, anggota cawang formasi kikim,

231
Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2018 ISBN: 978-602-5830-02-0

Formasi Talangakar, Formasi Baturaja mengalami 2. Foraminifera Bentonik: Astrononion fijiense (210 f),
ketidak selaranan dengan Formasi Gumai [2]. Batu Strononion stelligerum (64-75 f), Trelomphalus planus
gamping daerah telitian ini termasuk dalam formasi baturaja cusman (115 f). sehingga zona keberadaan fosil
terdiri dari litologi Batugamping terumbu, Kalkarenit dengan foraminifera Benthonik diatas terdapat pada zona Neritik
sisipan Serpih gampingan dan Napal. Bagian atas runtunan Tengah - Neritik Luar (116m - 209m). (Gbr. 4)
formasi baturaja di cirikan oleh kandungan foramineranya
yang menyebar luas yang menunjukan bahwa terjadinya
pengendapan laut dalam. Pengendapan batugamping formasi
baturaja ini terletak pada lingkungan terumbu belakang
dan kadang-kadang bergeser hingga sayap terumbu,
pergeseran ini bisa di akibatkan oleh faktor-faktor geologi
dengan skala waktu geologi [3].
Gbr. 3. Hasil Analisa Foraminifera Plankton pada Batugamping daerah telitian
(Blow,1969 dan Barker,1960)

Gbr. 4. Hasil Analisa Foraminifera Bentonik pada Batugamping daerah telitian


(Blow,1969 dan Barker,1960)

B. Petrografi
Secara Mikroskopis Batugamping formasi Baturaja pada
daerah telitian dapat dibagi menjadi tiga jenis Batugamping
yaitu: Mudstone, Packstone dan grainstone [4].
Gbr. 2. Peta Geologi daerah Datar, Kabupaten Oku Selatan, Sumatera Selatan
(Gafoer et al., 1993) dan pengambilan contoh analisa petrografi.
a b

III. METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang dilakukan melalui tahap Studi
pustaka terdahulu, Observasi Lapangan, deskripsi secara
megaskopis, pengambilan sempel batuan dan foto lapangan
serta analisa laboratorium petrografi dan paleontologi.
Melalui analisa petrografi yang telah dilakukan pada 5 sayatan X-Nicol XNicol
tipis dengan bantuan mikroskop polarisasi dalam
Penggolongan jenis batu gamping untuk menentukan Gbr. 5. Fotomikrograp Batugamping Mudstone
karakteristik tekstur, struktur, komposisi dan nama batuan
c d
didasarkan kepada klasifikasi batu gamping [4]. Melakukan
analisa paleontologi untuk mengetahui kandungan fosil yang
terkandung pada batuan karbonat sehingga dapat membantu
dalam menentukan umur dan lingkungan pembentukan batu
gamping.
X-nicol X-nicol
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gbr. 6. Fotomikrograp Batugamping Packstone
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dari
hasil analisis mikroskopis Petrografi dan paleotologi yaitu: e f
A. Paleontologi
Hasil analisa mikroskopis dari batu gamping daerah
teletian ini memeiliki beberapa jenis foraminifera plankton
dan foraminifera bentonik yaitu [5]:
1. Foraminifera Plankton: Globigerina praebulloides,
Globigerinoides leroy, Globigerinoides altiapertus,
Globigerinoides diminutus, Globigerinoides trilobu. X-nicol X-nicol
sehingga zona keberadaan fosil foraminifera Plankton
diatas terdapat pada zona Miocene Early – Miocene Gbr. 7. Fotomikrograp Batugamping Grainstone
Middle (N5 – N9) (Gbr. 3).

232
Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2018 ISBN: 978-602-5830-02-0

Beberapa pengaruh pada daerah penelitian yang dapat butiran dan matriks yang menghasilkan sprit semu yang
menghambat proses diagenesis setelah mengalami proses merusak strukturdalam fosil, proses ini yang terjadi pada fase
pengendapan maka akan di ikuti oleh penindihan dari diagenesis penimbunan dangkal shallow burial diagenesis
beberapa satuan batuan sehingga proses ini dapat membuat [8]. Proses penimbunanan ini mengakibatakan proses
terjadinya beberapa pengaruh. Dari hasil analisa petrografi di pemikritan samar-samar pemampatan dan pelarutan.
atas maka batugamping daerah Datar ini memiliki beberapa V. KESIMPULAN
proses tahapan diagenesis yaitu : penyemenan, Neomorfisme,
pemikritan, pemampatan, dan pelarutan. Pada tahap  Batu gamping daerah telitian ini termasuk dalam formasi
penyemenan dapat dilihat dari keseluruhan sayatan petrografi baturaja dimana formasi baturaja terbentuk pada zama
memperlihatkan adanya penyemenan, Penyemanan ini terjadi miosen awal.
pada batugamping yang mengalami peretakan sehingga  Formasi baturaja terdiri oleh batu gamping
material semen karboratan dan semen dari material Lempung bioklastikaberlapis dimana lingkungan pengendapan
mengisi rongga-rongga pori-pori batuan yang mengalami terletak pada lingkungan terumbu belakang dan kadang-
peretakan (kekar-kekar). Pembentukan semen ini terletak di kadang bergeser hingga sayap terumbu menurut [3].
lingkungan meteorik freatik, meteorik vadose. untuk  Hasil analisa peleontologi di dapatkan memiliki
lingkungan meteorik freatik ini memiliki semen dari beberapa jenis foraminifera bentonik dan foraminifera
lingkungan yang berstruktur sangat halus [6]. plankton yaitu: astrononion fijiense (210 f), strononion
Tahap Neomorfisme merupakan proses penggantian stelligerum (64-75 f), trelomphalus planus cusman (115
butiran dan penggantian matriks yang menghasilkan Sparit f). Untuk zona keberadaan fosil foraminifera benthonik
semu yang berukuran halus, pada (Gbr. 7) memperlihatkan diatas terdapat pada zona neritik tengah-neritik luar
Sparit semu telah merusak struktur dalam fosil bersama- (116m- 209m). Pada foraminifera plankton didapatkan
sama dengan proses penggantian matriks batuan. Sehingga globigerina praebulloides, globigerinoides leroy,
hasil pada fosil tersebut bentukan jejak butiran batas pinggiran globigerinoides altiapertus, globigerinoides diminutus,
telah hancur dan rancuh. Tahap pemikritan ini menghasilkan globigerinoides trilobu. zona keberadaan fosil
Lempung karbonat hadir tidak merata dalam sayatan sebagai foraminifera plankton diatas terdapat pada zona miocene
Semen. Proses pemikritan ini tersebar biasanya terjadi pada early – miocene middle (n 5 – n 9).
pinggiran fosil dan proses pemikritan ini memperlihatakan  Hasil analisa petrografi di dapatkan beberapa jenisbatu
bahwa di daerah tersebut terjadi proses diagenesis pada gamping yaitu jenis Mudstone, packstone. dan grainstone
lingkungan air tawar di karenakan hasil dari pemikritan ini  Proses diagenesis yang terjadi pada daerah telitian ini
berupa lumpur karbonatan.(Gbr. 5 dan Gbr. 6). Setelah setelah pasca pengendapan batuan hingga batuan
terjadinya proses neomorfisme maka terjadi proses tersingkap di permukaan saat ini yang meliputi:
pemampatan dimana proses pemampatan ini menjadi ciri penyemenan, neomorfisme, pemikritan, pemampatan dan
bahwa di daerah tersebut terjadi proses diagenesis dari pelarutan.
lingkungan penimbunan. Pemampatan ini terjadi pada REFERENSI
batugamping packstone dan grainstone dan pada sempel (Gbr. [1] Boggs, S., 2009, Principles of Sedimentary and Stratigraphy. Merril
6 dan Gbr. 7) terlihat adanya samar-samar pemampatan yang Publishing Company, a Bdl and Howel Company, Columbus, Ohio.
tidak terlihat jelas. Terakhir yaitu proses pelarutan dimana [2] Gafoer, S., Amin, T.C., dan Pardede, R., 1993. Peta geologi lembar
Batugamping di daerah telitian ini memiliki keporian yang Baturaja, Sumatera, sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
halus dan rongga- rongga keporian yang mengalami pelarutan [3] Maryanto, S., 2008. Hubungan antarkomponen mikrofasies lereng
kemudian terisi kembali oleh ortosparit lingkungan meteorik, terumbu dan cekungan lokal terumbu belakang batugamping bioklastika
yang kadang bercampur dengan oksida besi dan mineral Formasi Baturaja di daerah sekitar Muaradua, Sumatera Selatan. J.S.D
lempung autigenik. Geol. 18: 107-120.
[4] Dunham, R.J., 1962. Classification of carbonate rocks according to
Dari hasil analisa petrografi setiap sayatan memiliki depositional texture. In: W.E. Ham (ed). Classification of carbonate
perbedaan dimana dapat terjadi penyemenan neomorfisme. rocks. Am. Assoc. Petrol. Geol. Mem. 1: 108-121.
pemapatan dan pelarutan contoh pada (Gbr. 7 huruf e) yang [5] Blow, W, H., 1969, Late Middle Eocent to Recent
PlanctonicForaminifera Biostratigraphy, First International. Conf. on
mengalami terjadinya keseluruhan proses dari diagenesis dan
Planktonic Microfossils. Proc.V.1, PP.199-421. J. Clerk Maxwell, A
hasil analisa petrografi yang lain memperlihatakan adanya Treatise on Listrik dan Magnet, 3rd ed., Vol. 2. Oxford: Clarendon,
terjadi sebagian dari proses diagenesis. Hasil proses diageneis 1892, pp.68-73.
menunjukan bahwa daerah telitian ini awal pertama adalah [6] Maryanto, S., 2007. Petrografi dan proses diagenesis batugamping
terjadinya proses pengendapan dan tertindih oleh satuan Formasi Baturaja di lintasan Air Saka, OKU Selatan, Sumatera Selatan.
batuan yang lain pada daerah tersebut dan setelah itu terjadi J.S.D Geol. 17: 13-31.
[7] Maryanto, S., 2014. Mikr ofasies dan Diagenesis Batugamping
proses diagenesis yang berlangsung bersamaan dengan FormasiBaturaja di Lintasan Air Kiti, Oku, Sumatera Selatan. J.G.S.M.
mengikuti proses diagenesis lainnya (Maryanto, 2012). Dalam V ol.15 hal. 89 – 103.
proses diagenesis ini di tandai dengan proses penyemenan. [8] Smith, G.L. and Simo, J.A., 1997. Carbonate diagenesis and
Penyemenan yang terjadi pada rongga-rongga partikel batuan dolomitization of the Lower Ordovician Prairie Du Chien group.
yang mengalami retakan akibat terjadinya pengangkatan Geoscience Wincosin 16: 1-16.
pada lingkungan metorik freatik [7], setelah itu kemudian
adanya proses Neomorfisme yang merupakan penggantian

233
Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2018 ISBN: 978-602-5830-02-0

234

Anda mungkin juga menyukai