Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 2 No. 2 Februari 2010

ZONASI FORAMINIFERA PLANKTONIK DAERAH GUNUNG KINJENG DAN


GUNUNG GEDE KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Siwi Sanjoto1
1
Jurusan Teknik Geologi, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Masuk: 17 Nopember 2009, revisi masuk : 21 Desember 2009, diterima: 23 Januari 2010

ABSTRACT
Stratigraphic analizes for samples from the Sentolo Formation is marl and carbo-
naceous sandstone on Gunung Gede and Gunung Kinjeng, were examined for foramini-
feral occurence. About fourty eight species of microplanktonic and twenty seven species
of microbenthonic were identified. They have been studied previously in this three family
Globigerinidae, Globorotalidae, Hantkenidae. This family clasificasied from one super fa-
mily Globigerinacea. The analizes species of microplanktonic fosils have been correlated
with N-9 Gunung Gede samples, and Gunung Kinjeng samples N12-N14 (Middle Mio-
sen). The microbenthonic fosils have been identified that which depositional environment
of the Sentolo Formation was Upper Bathyal.

Keywords: Zonasi foraminiferal planktonic and benthonic

INTISARI
Analisis stratigrafi daerah Gunung Kinjeng terdiri dari Satuan napal dengan
sisipan batupasir gampingan, sedangkan daerah Gunung Gede Satuan batupasir gam-
pingan dengan sisipan napal. Kedua satuan batuan tersebut masuk kedalam satuan res-
mi yakni Formasi Sentolo dengan ketebalan berkisar antara dua ratus lima puluh meter.
Pada Formasi Sentolo banyak dijumpai foraminifera plangtonik yang dapat untuk penen-
tuan umur relative dan foraminifera bentonik yang dapat dipergunakan untuk penentuan
lingkungan pengendapan. Hasil analisis fosil mikroplangton pada daerah Gunung Kinjeng
dan Gunung Gede dijumpai satu super famili Globigerinacea, tiga famili Globigerinidae,
Globorotalidae, Hantkenidae, dari ketiga famili ini dijumpai empat puluh delapan spesies
mikroplangton dan dua puluh tujuh mikrobentos. Berdasarkan fosil mikroplangton umur
batuan Gunung Gede N-9, sedangkan umur batuan Gunung Kinjeng N12 - N14 (Miosen
Tengah). Berdasarkan fosil mikrobentos dapat di ketahui lingkungan pengendapannya
pada bathyal atas.

Kata Kunci: Zonasi foraminifera plangtonik dan bentonik .

PENDAHULUAN
Fosil foramininifera plangtonik dapat dipakai sebagai acuan dalam pe-
dan bentonik dapat digunakan untuk nentuan umur relatif batuan..
sebagai penentuan umur relatif dan ling- Biozonasi foraminifera plangto-
kungan pengendapan. Penentuan umur nik mempergunakan datum pemunculan
batuan dengan menggunakan foraminife- awal dan akhir fosil indek (species mar-
ra plangtonik telah banyak dilakukan. di ker) tertentu untuk membatasi masing
karenakan mudah, murah dan cepat, a- masing zonanya. Satuan zonasi dapat
nalisis foraminifera ditunjang pula oleh dibedakan menjadi zona kumpulan, zona
kemajuan bidang ilmu paleontologi yang kisaran, zona puncak maupun zona se-
sangat pesat, sehingga salah satu taha- lang (Martodjojo dan Djuhaeni,1996).
pan dalam eksplorasi yang melakukan Banyak spesies foraminifera da-
penelitian terhadap foraminifera plangto- lam skala biostratigrafi mempunyai kisa-
nik menghasilkan banyak zonasi yang ran hidup yang pendek. Banyak pula

239
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

spesies foraminifera yang diketemukan hanya pada lingkungan yang spesifik


atau tertentu. Oleh karena itu seorang lapangan dengan membuat kolom stra-
ahli paleontologi dapat meneliti sekeping tigrafi terukur, sehingga posisi pengam-
kecil pada contoh batuan yang diperoleh bilan sampel batuan benar tepat pada
selama pengeboran sumur minyak dan bagian bawah, tengah dan bagian atas
selanjutnya menentukan umur geologi pada Satuan Napal Formasi Sentolo. Pe-
dan lingkungan saat batuan tersebut di- ngambilan sampel batuan dengan me-
endapkan. Sejak 1920 an industri permi- tode ini dimaksudkan agar tepat mewakili
nyakan memanfaatkan dari jasa peneliti- pengambilan sampel pada bagian Satu-
an mikropaleontologi dari seorang ahli an Napal Formasi Sentolo. Analisis labo-
mikrofosil. Kontrol stratigrafi ini dengan ratorium dengan metode pencucian, pe-
menggunakan fosil foraminifera membe- milahan mikro fosil, diterminasi fosil dan
rikan sumbangan yang berharga dalam analisis mikro fosil planktonik menggu-
mengarahkan suatu penyebaran kearah nakan zonasi Blow (1969) yang dimodifi-
lateral pada horison yang mengandung kasi oleh Lemigas Cepu (1974).
minyak bumi guna meningkatkan pro-
duktivitas minyak bumi (Kholiq, 2005). PEMBAHASAN
Fosil yang terdapat di alam ini Dalam pembahasan, diutamakan
mempunyai ukuran bermacam-macam, uraian tentang tinjauan pustaka peneliti
sehingga dalam melakukan penelitian terdahulu, stratigrafi daerah penelitian
ada yang dapat dilakukan secara lang- dan analisis fosil mikro antara la:. Kadar
sung dengan mata telanjang atau meng- (1986), menerangkan hasil penelitiannya
gunakan mikroskop.Ilmu geologi mempe- tentang penentuan umur batuan berda-
lajari fosil pada paleontologi, dimana da- sarkan fosil foraminifera plangtonik pada
lam penerapan ilmu tersebut fosil sangat Formasi Sentolo terdapat 46 macam. Da-
berguna dalam menentukan umur relatif ri hasil penelitiannya menyimpulkan bah-
lapisan batuan dan menentukan lingku- wa kisaran umur Formasi Sentolo adalah
ngan pengendapan.(Kapid dan Pringgo- Miosenn bawah.
prawiro 2000). Pringgoprawiro dan Purnama-
Adapaun penelitian ini bertujuan ningsih (1973), melakukan penelitian ten-
membuat zonasi foraminifera plangtonik, tang stratigrafi dari Formasi Sentolo yang
sekaligus berdasarkan foraminifera ben- terdiri dari napal dan batugamping, me-
tonik dapat diketahui lingkungan peng- nunjukan bahwa daerah terbentuk pada
endapannya.pada Formasi Sentolo dae- lingkungan pengendapan laut neritik.
rah G. Kinjeng dan G.Gede Kabupaten Ketebalan Formasi Sentolo berkisar 250
Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakar- meter. Berdasarkan kandungan fosil fo-
ta. Berdasarkan spesies indeks forami- raminifera plangtonik yang terdapat pada
nifera yang ditemukan pada hasil analisis Formasi Sentolo, maka umur batuan pa-
biostratigrafi, diharapkan dapat diguna- da formasi tersebut adalah Miosen. Ba-
kan untuk menambah dan melengkapi wah hingga Pliosen.
data penunjang dalam penyusunan zona- Purnamaningsih dan Pringgopra-
si dan korelasi darai Biostratigrafi di Jawa wiro (1981) membagi Formasi Nanggu-
Tengah dan Yogyakarta pada khususnya lan di daerah Kalisonggo menjadi tujuh
dan Indonesia pada umumnya. zonasi Foraminifera plangtonik. Berda-
Maksud diketahuinya urut-urutan sarkan identifikasi Foram plangton yang
umur relatif lapisan batuan dan pengga- dijumpai dapat diketahui umur batuan
bungan dengan data geologi lainnya, Formasi Nanggulan di Daerah Kalisong-
diharapkan dapat mendukung kegiatan go berumur Eocene akhir hingga Oligo-
eksplorasi minyak bumi dalam membuat cen.
korelasi biostratigrafi berda-sarkan per- Pannekoek (1949), menunjukkan
samaan umur pada setiap formasi ba- tentang hasil penelitian geomorfologi Zo-
tuan yang ada, terutama pada stratigrafi na Selatan yang daerahnya banyak terto-
regional Daerah Jawa Tengah dan Yog- reh dan telah mengalami peremajaan.
yakarta. Metode penelitian ini dilakukan Bemmelen (1949) menyebutkan bahwa
dengan pengambilan sampel batuan di-

240
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

formasi Sentolo terletak tidak selaras di warna lapuk coklat kehitaman, ukuran
atas Formasi Andesit Tua. butir pasir, bentuk butir menyudut, sortasi
Batuan yang menyusun Formasi Sentolo baik, struktur masif, terdiri dari matriks
dari bagian bawah ke atas terdiri dari ag- lempung, semen karbonat, arah perlapi-
lomerat dan napal, semakin ke atas akan san N196°E/24°.percontoh ini merupakan
dijumpai lapisan batugamping yang disi- bagian atas dari penampang stratigrafi.
sipi oleh lapisan tipis napal. Ketebalan Batupasir napalan (percontoh RZ 2) de-
dari Formasi Sentolo berkisar 500 meter ngan ketbalan 97 cm, warna segar cok-
dan terbentuk pada lingkungan pengen- lat, warna lapuk coklat kehitaman, ukuran
dapan laut neritik, berumur Miosen. butir pasir, bentuk butir membundar tang-
Penyusunan stratigrafi daerah gung, sortasi baik, struktur masif, matriks
penelitian secara sistematis ditentukan pasir, semen arbonat arah perlapisan
berdasar pengelompokan satuan litostra- N188°E /22°.
tigrafi, sesuai penamaan yang tidak res- Batupasir gampingan (percon toh
mi mengacu Sandi Stratigrafi Indonesia RZ 3) dengan ketebalan 36 cm, warna
(1996). Penamaan satuan batuan dida- segar coklat kekuningan, warna lapuk
sarkan pengelompokan lapisan batuan coklat kehitaman, ukuran pasir kasar,
secara sistematis berdasarkan pada ciri- bentuk butir menyudut tanggung, sortasi
ciri litologi yang diamati di lapangan dan baik, struktur perlapisan sejajar, terdiri
ditunjang data laboratorium. dari pasir, dan semen karbonat, arah per-
Metode pengukuran stratigrafi di- lapisan N178°E /19°. Batupasir napalan
lakukan dengan membuat penampang (percontoh RZ 4) dengan ketebalan 2,1
stratigrafi yang dilakukan secara vertikal meter, warna segar coklat kekuningan,
dengan mengukur ketebalan batuan dan warna lapuk coklat kehitaman, ukuran
dilengkapi arah kemiringan dan perlapi- butir pasir, bentuk membundar, sortasi
san batuan. Pada daerah penelitian pe- baik, struktur masif, matrik pasir, semen
nampang stratigrafi dibagi menjadi dua karbonat, arah perlapisan N199°E/31°.
yaitu: Penampang stratigrafi daerah G. Napal pasiran (percontoh RZ 5)
Kinjeng, masuk dalam Satuan napal dan dengan ketebalan 70 cm, warna segar
penampang stratigrafi daerah G. Gede, coklat keputihan, warna lapuk coklat
masuk dalam Satuan batupasir. kehitaman, ukuran butir lempung, bentuk
butir membundar, sortasi baik, struktur
masif, terdiri dari matrik lempung, semen
karbonat, arah perlapisan N200°E /40°.
Napal pasiran (percontoh RZ 6) keteba-
lan 1 meter, warna segar coklat kehijau-
an, warna lapuk coklat kehitaman, uku-
ran butir lempung, bentuk butir membun-
dar, sortasi baik struktur laminasi, matriks
lempung, semen karbonat, arah perlapi-
san N192°E /29°.
Batupasir napalan (percontoh RZ
7) dengan ketebalan 88 cm, warna segar
Gambar 1. Kenampakan batupasir gam- coklat kehijauan, warna lapuk hitam, uku-
pingan yang berselingan dengan napal ran butir pasir, bentuk butir membundar
pada salah satu perconto pada daerah tanggung, sortasi baik, struktur masif, ter-
G. Kindjeng. diri dari matriks pasir, semen karbonat,
arah perlapisan N200°E /30°. Napal pa-
Satuan ini dinamakan napal ka- siran (Percontoh RZ 8) dengan keteba-
rena sebagian besar penyusunnya dido- lan 2 meter, warna segar putih kekuning-
minasi oleh napal dilihatkan Gambar 1. an, warna lapuk coklat kehitaman, uku-
Urutan penampang stratigrafi Gunung ran butir, lempung sampai pasir halus,
Kinjeng dimulai dari batupasir gampingan bentuk butir membundar, sortasi baik,
(percontoh RZ 1) dengan ketebalan 69 struktur masif, terdiri dari matriks lem-
cm, berwarna segar coklat kekuningan, pung, semen karbonat, arah perlapisan

241
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

N189°E /34°. Batupasir (percontoh RZ 9) berbentuk butir membundar, sortasi baik,


dengan ketebalan 30 cm, warna segar struktur masif, matrik lempung, semen
coklat kekuningan, warna lapuk coklat karbonat, arah kemiringan perlapisan ba-
kehitaman, ukuran butir pasir kasar, ben- tuan N181°E/22°.
tuk butir menyudut, sortasi baik, struktur Batupasir napalan (percontoh RZ
masif, terdiri dari matriks pasir, semen 16) dengan ketebalan 1,2 meter, warna
karbonat, arah perlapisan N189°E/17°. segar coklat, warna lapuk hitam kecokla-
Napal pasiran (percontoh RZ 10a) de- tan, dan ukuran butir pasir halus, bentuk
ngan ketebalan 1,5 meter, warna segar butir membundar, sortasi baik, struktur
putih kecoklatan, dan warna lapuk coklat perlapisan sejajar, matrik pasir, semen
kehitaman, ukuran butir lempung sampai karbonat, arah perlapisan N197°E/17°.
pasir halus, berbentuk butir membundar, Napal (percontoh RZ 17) kete- balan 50
sortasi baik, struktur masif, terdiri dari cm, warna segar coklat keputih-putihan,
matriks lempung, semen karbonat, arah warna lapuk hitam kehijauan, ukuran bu-
perlapisan N187°E/22°. tir lempung, bentuk butir membundar,
Batupasir gampingan (percontoh sortasi baik, struktur perlapisan sejajar,
RZ 10b) dengan ketebalan 10 cm yang terdiri dari matrik lempung, semen karbo-
merupakan sisipan dari napal pasiran, nat, arah perlapisan batuan N199°E/15°.
warna segar kuning keputihan, warna la- Napal pasiran (percontoh RZ 18)
puk coklat kehitaman, ukuran butir pasir dengan ketebalan 30 cm, warna segar
kasar sampai halus, bentuk butir menyu- putih kekuningan, warna lapuk coklat ke-
dut tanggung, sortasi baik, strukur masif, hitaman, ukuran butir lempung, bentuk
terdiri dari matriks pasir semen karbonat, butir membundar tanggung, sortasi baik,
arah perlapisan N180°E/22°. Napal pasi- struktur laminasi, terdiri dari matriks lem-
ran (percontoh RZ 10c) dengan keteba- pung dan semen karbonat kemiringan N
lan 2,6 meter, warna segar putih kecokla- I97° E/20°.
tan, warna lapuk coklat kehitaman, uku- Napal (percontoh RZ 19) dengan
ran butir lempung, bentuk butir membun- ketebalan 40 cm, warna segar putih, war-
dar, sortasi baik, struktur masif, terdiri na lapuk putih kehijauan, ukuran butir
matriks lempung semen karbonat, arah lempung, bentuk butir membundar, sorta-
perlapisan N189°E /25°. si baik, struktur perlapisan sejajar, matrik
Napal pada (percontoh RZ 12) yang berupa kalsit dan sedikit kuarsa dan
dengan ketebalan 23 cm, warna segar semen karbonat arah perlapisan batuan
coklat keputih-putihan, warna lapuk cok- N191°E/24°.
lat muda, ukuran butir lempung, bentuk Napal pasiran (percontoh RZ 20)
butir membundar, sortasi baik, struktur dengan ketebalan 1 meter, warna segar
masif, matrik lempung, semen karbonat, putih kecoklatan, warna lapuk hitam ke-
arah per lapisan N201°E/30°. Napal coklatan, ukuran butir lempung, bentuk
(percontoh RZ 13) dengan ketebalan 2,7 butir membundar tanggung, sortasi baik,
struktur perlapisan sejajar, matrik lem-
meter, warna segar coklat keputih-putih-
pung, semen karbonat, arah perlapisan
an, warna lapuk coklat, ukuran butir lem- batuan N187°E/15°.
pung, bentuk butir mem- bundar, struktur Batupasir napalan (contohRZ 21)
masif, matrik lempung, semen karbonat, dengan ketebalan 1,68 meter, warna se-
arah kemiringan perlapisan N184°E/17°. gar coklat kekuningan, Warna lapuk cok-
Batupasir napalan (percontoh RZ 14) de- lat kehitaman, ukuran butir pasir sedang
ngan ketebalan 40 cm, warna segar cok- sampai pasir halus, bentuk butir menyu-
lat kekuningan, warna lapuk coklat kehi- dut tanggung, sortasi baik, struktur ma-
taman, ukuran butir pasir sedang sampai sif, matrik berupa pasir, semen karbonat
halus, struktur masif, matrik terdiri dari arah perlapisan N202°E/31°.
pasir, semen karbonat, arah kemiringan Napal (percontoh RZ 22) dengan
perlapisan N179°E/37°. ketebalan 75 cm, warna segar coklat ke-
Napal (percontoh RZ 15) me- putihan, warna lapuk coklat, ukuran butir
rupakan sisipan dengan ketebalan 10 lempung, bentuk butir membundar, sor-
cm, warna segar coklat keputihan, warna tasi baik, struktur masif, matrik terdiri dari
lapuk coklat muda, ukuran butir lempung,

242
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

lempung, semen karbonat arah perlapi- bundar, sortasi baik, strukur masif, matrik
san batuan N200°E/15°. terdiri dari berupa pasir, semen karbonat,
Batupasir gampingan (percon- dengan arah perlapisan pelapisan batu-
toh RZ 23), dengan ketebalan 2 meter, an N185°E/11°. Batu pasir gampingan
warna segar coklat kekuningan, warna (percontoh FZ 2) dengan ketebalan 81
lapuk cokat kehitaman, ukuran pasir se- cm, warna segar putih kecoklatan, warna
Batupasir gampingan (percontoh FZ 6) lapuk coklat, ukuran butir pasir kasar
dengan ketebalan 50 cm, sedang sampai sampai halus, bentuk butir membundar,
halus, bentuk butir menyudut tanggung, sortasi baik, struktur perlapisan sejajar,
sortasi baik, struktur masif, matrik pasir matrik terdiri dari pasir, semen kar-
semen karbonat mempunyai arah bonat, arah perlapisan N167°E/19°.
perlapisan batuan N202°E/ 7°
Pada Penampang Stratigrafi G.
Gede satuan ini dinamakan batupasir
karena sebagian besar penyusunnya di-
dominasi oleh butiran yang berukuran
pasir, sehingga dijadikan dasar penama-
an satuan batuan.secara umum. Satuan
ini tersusun oleh litologi berupa batupasir
napalan, batupasir gampingan dan napal
Urutan penampang stratigrafi. Batupasir
gampingan (contoh FZ 3) dengan kete-
balan 32 cm, warna segar putih kehijau-
an, warna lapuk coklat, ukuran butir pasir
kasar sampai halus, dan bentuk butir me-
nyudut tanggung, sortasi baik, struktur Gambar 2. Kenampakan batupasir gam-
perlapisan sejajar, matrik terdiri dari pa- pingan yang bersisipan dengan napal
sir, dan semen karbonat, arah perlapisan pada salah satu percontoh pada daerah
batuan N160°E/29°. G. Gede (Faizal, 2006)
Batupasir gampingan (percon-
toh FZ 5) dengan ketebalan 1,9 meter, Batupasir gampingan (percon-
warna segar putih kecoklatan, warna la- toh FZ 7) dengan ketebalan 35 cm, war-
puk coklat kehitaman, ukuran butir pasir na segar putih kecoklatan, warna lapuk
kasar sampai halus, dan berbentuk butir hitam, ukuran butir pasir kasar sampai
menyudut tanggung, sortasi baik, struktur halus, bentuk butir menyudut, sortasi ba-
perlapisan sejajar, matrik terdiri daripasir, ik, struktur perlapisan sejajar, matrik pa-
semen karbonat, arah perlapisan N169° sir dan semen karbonat, arah perlapisan
E/15°. Warna segar putih kehijauan, war- N169°E/21°.
na lapuk hitam, ukuran butir pasir kasar, Batupasir gampingan (percon-
berbentuk butir menyudut, sortasi baik, toh FZ 8) dengan ketebalan 28 cm, war-
struktur perlapisan sejajar, matrik pasir na segar putih kehijauan, warna lapuk
dan semen karbonat, arah perlapisan ba- coklat kehitaman, ukuran butir pasir ha-
tuan N166°E/15°. lus, bentuk butir menyudut, sortasi baik,
Napal (percontoh FZ 4) dengan struktur perlapisan sejajar, matriks terdiri
ketebalan 80 cm, warna segar putih, war- pasir, semen karbonat, arah perlapisan
na lapuk putih kehijauan, ukuran butir N175°E/10°.
lempung, bentuk butir membundar, sor- Batupasir gampingan (percontoh
tasi baik, struktur perlapisan sejajar, FZ 9) dengan ketebalan 1,3 meter, warna
matrik terdiri dari lempung, semen karbo- segar putih kecoklatan, warna lapuk hi-
nat, arah perlapisan N171°E/19°. tam, ukuran butir pasir kasar sampai ha-
Dimulai dari: Batu pasir napalan lus, bentuk butir menyudut tanggung,
(percontoh FZ 1) dengan ketebalan seki- sortasi baik, struktur perlapisan sejajar,
tar 81 cm, warna segar kuning kecoklat- matrik terdiri pasir dan semen karbonat,
an, warna lapuk coklat kehitaman, ukur- arah perlapisan N174°E/11°.
an butir pasir halus, bentuk butir mem-

243
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

Batupasir gampingan (percon- yang telah dianalisis, didapatkan 48 (em-


toh FZ 10) dengan ketebalan 1,4 meter, pat puluh delapan) spesies foraminifera
warna segar putih kecoklatan, warna la- plangtonik yang termasuk kedalam enam
puk coklat kemerahan, ukuran butir pasir genus, tiga famili dan satu superfamili
halus, bentuk butir membundar, sortasi sedangkan foraminifera bentonik didapat-
baik, struktur perlapisan sejajar, matriks kan 27 (dua puluh tujuh) spesies.
pasir, semen karbonat, arah perlapisan Berdasarkan zonasi modifikasi
N172°E/11°. Lemigas (1974) dan spesies indeks yang
Batupasir gampingan (percon- ditemukan pada daerah penelitian dapat
toh FZ 11) dengan ketebalan 60 cm, war- dibagi menjadi beberapa zona yang dipi-
na segar putih kecoklatan, warna lapuk sahkan oleh spesies indeks yang berbe-
coklat kehitaman, ukuran butir pasir ha- da. Pada penampang stratigrafi daerah
lus sampai kasar, bentuk butir membun- G. Kinjeng didapatkan beberapa spesies
dar tanggung, sortasinya baik, struktur indeks antara lain: Globorotalia fohsi-
perlapisan sejajar, matrik terdiri pasir, se- fohsi (zona N12 atau lebih tua), Globoro-
men karbonat, arah pelapis N174°E/19°. talia peripheroacuta (zona N10 sampai
Batupasir gampingan (percon- zona N13), Globigerinoides subquadra-
toh FZ 12) dengan ketebalan 1,3 meter, tus (zona N5 sampai zona N13), Globo-
warna segar kuning keputih-putihan, rotalia siakensis (zona N3 sampai zona
warna lapuk coklat kemerahan, ukuran N14). Sedang penampang stratigrafi ter-
butir pasir halus, bentuk butir membun- ukur pada G. Gede didapatkan bebera-
dar, sortasi baik, struktur perlapisan se- pa spesies indeks, zonasinya lebih tua
jajar, matrik terdiri dari pasir, semen kar- dari sebelumnya diantaranya Orbulina
bonat, arah batuan N164°E/15°. suturalis (zona N9 sampai resen). Ber-
Batupasir gampingan (percontoh dasarkan spesies indeks dan spesies lain
FZ 13) dengan ketebalan 1,44 meter, dengan memperhatikan kemunculan a-
warna segar putih kehijauan, warna la- wal, serta kemunculan akhirnya, maka
puk coklat, ukuran butir pasir halus, ben- dapat disusun zonasi foraminifera plang-
tuk butir membundar, sortasi baik, struk- tonik dari tua ke muda.pada:
tur perlapisan sejajar, matrik terdiri pasir, Penampang Stratigrafi didaerah
semen karbonat, arah perlapisan batuan Gunung Gede pada Zona Orbulinasutu-
N167°E/20°. ralis (N9), Interval FZ 15-FZ 1, Pada pe-
Napal (percontoh FZ 14) dengan nampang stratigrafi terukur G. Gede di-
ketebalan 1,6 meter, warna segar putih cirikan oleh kehadiran Orbulina suturalis
kekuningan, warna lapuk coklat kemera- dari stasiun terbawah FZ 15 sampai sta-
han, ukuran butir lempung, bentuk butir siun teratas FZ 1. Data tersebut menun-
membundar, sortasi baik, struktur masif, jukan bawah sedimen Formasi Sentolo
matriks lempung, semen karbonat, arah pada G. Gede yang diteliti berumur zona
perlapisan batuan N163°E/15°. N9 awal Miosen Tengah. Spesies yang
Napal (percontoh FZ 15) deng- mengiringi zona N9 tersebut adalah:
an ketebalan 2,5 meter, warna segar pu- Globigerina praebulloides, Globorotalia
tih kecoklatan, warna lapuk coklat, uku- mayeri, Globigerinoides trilobus, Hasti-
ran butir lempung, bentuk butir membun- gerina praesiphonifera, Globoquadrina
dar, sortasi baik, struktur sejajar, matrik atispira, Globigerinoides altiaperturus, lo-
terdiri dari lempung, semen karbonat, a- borotalia obesa,Globigerinoides saculi-
rah perlapisan batuan N166°E/14°. ferus, Globorotalia peripheroronda, Glo-
Analisis Fosil Mikro berdasarkan borotalia siakensis , Globoquadrina dehi-
hasil pengamatan yang telah dilakukan scens, Globigerinoides immaturus Glo-
terhadap contoh batuan, hasil pengam- bigerina venezuelana Globorotalia prae-
bilan percontoh pada batuan Formasi menardii Globorotalia scitula, Globigeri-
Sentolo daerah G.Kinjeng, Desa Ploso noides subquadratus,Globoborotalia con-
dan G. Gede, Desa Nglengkong diketa- tinuosa.
hui bahwa batuan sedimen pada daerah Penampang Stratigrafi Daerah
ini cukup kaya dengan fosil foraminifera Gunung Kinjeng,Sedimen pada penam-
plangtonik. Hal ini terlihat dari batuan pang stratigrafi terukur daerah G. Kin-

244
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

jeng, berdasarkan analisis foraminifera fohsi,Orbulina suturalis, Globorotalia con-


plangtonik dapat dibagi menjadi 4 (em- tinuosa.
pat) interval, yaitu tiga interval yang da- Untuk c). Zona Globigerinoides
pat ditentukan zonasinya dan satu inter- subquadratus (N13),Interval RZ 18-RZ 5.
val yang tidak dapat ditentukan zonasi- Batas interval ini ditentukan berdasarkan
nya adalah: Untuk: a). Zona Globorotalia kemunculan akhir dari Globigerinoides
fohsi-fohsi (N12 lebih tua) RZ 23-RZ 22. subquadratus pada RZ 5 menunjukkan
Batas atas pada interval ini ditentukan bahwa sedimen Formasi Sentolo pada
berdasarkan keberadaanya, sedangkan interval RZ 18-RZ 5 berumur zona N13
pada batas bawah interval tidak ditemu- atau Miosen Tengah. Spesies yang me-
kan spesies indeks. Dengan demikian u- ngiringi zona Globigerinoides subqua-
mur batuan sedimen Formasi Sentolo dratus atau zona N13 adalah: Orbulina
pada interval RZ 22 ini tidak dapat diten- universa, Globigerina praebulloides, Glo-
tukan dengan pasti, apakah berumur borotalia mayeri, Globigerinoides trilobus,
zona N12 atau lebih tua atau kemung- Globoquadriana altispira, Globigerinoides
kinan besar zona N12. Spesies mengiri- altiaperturus, Globigerinoides obliquus,
ngi zona Globorotalia fohsi-fohsi adalah: Globorotalia obesa, Globigerinoides sac-
Orbulina universa, Globigerina praebul- culiferus, Globorotalia peripheroronda,
loides, Globorotalia mayeri, Globigerinoi- Globorotalia siakensis, Hastigerina pra-
des trilobus, Globoquadrina altispira, Glo- esiphonifera, Globoquadrina dehiscens,
bigerinoides altiaperturus, Globigerinoi- Globigerinoides immaturus, Globigerina
des obliqus, Globorotalia obesa, Globige- venezuelana, Globorotalia praemenardii,
rinoides saculiferus, Globorotalia peripe- Orbulina bilobata, Globorotalia scitula,
roronda, Globoquadrina dehiscens, Glo- Globorotalia fohsi-fohsi, Orbulina sutura-
bigerinoides immaturus, Globigerina ve- lis, Globorotalia continuosa.
nezuelana, Globorotalia praemenardii, Untuk d). Zona Globorotalia ma-
Orbulina bilobata, Globorotalia scitula, yeri (N14) Interval RZ 5-RZ 1. Kebera-
Globigerinoides subquadratus, Orbulina daan Globorotalia siakensis pada sta-
suturalis, Globorotalia countinousa, Prae- siun RZ1 belum tentu merupakan akhir
orbulina glomerosa circularis, Globorota- kemunculan pada N14. Batas bawah in-
lia periphroacuta. terval ini ditentukan berdasarkan kemun-
Untuk b). Zona Globorotalia pe- culan akhir dari Globigerinoides subqua-
ripheroacuta (N12), Interval RZ 22-RZ18. dratus yaitu pada N13. Spesies yang
Sedimen Formasi Sentolo pada interval mengiringi zona Globorotalia siakensis
percontoh RZ 22-RZ 18 ini berumur zona atau zona N14 adalah:Orbulina universa,
N12 (Miosen Tengah) berdasarkan ke- Globigerina praebulloides, Globorotalia
munculan akhir Globorotalia periphero- mayeri, Globigerinoides trilobus, Hasti-
acuta pada stasiun RZ 18 dan keberada- gerina praesiphonifera, Gloquadrina alti-
an Globorotalia fohsi-fohsi pada stasiun spira, Globigerinoides altiaperturus, Glo-
RZ 22. Spesies yang mengiringi zona bigerinoides obliqus, Globorotalia obesa,
Globigerinoides subquadratus atau zona Globigerinoides saculiferus, Globorotalia
N12 adalah: Orbulina universa, Globige- peripheroronda, Globorotalia siakensis,
rina praebulloides, Globorotalia mayeri, Hastigerina siphonifera, Globoquadrina
Globigerinoides trilobus, Globoquadriana dehiscens, Globigerinoides immaturus,
altispira, Globigerinoides altiaperturus, Globigerina venezuelana, Globorotalia
Globigerinoides obliquus, Globorotalia o- praemenardii, Biorbulina bilobata.
besa,Globigerinoides sacculiferus, Glo- Berdasarkan kisaran hidup dari
borotalia peripheroronda, Globorotalia si- fosil foraminifera plangtonik dapat diten-
akensis, Hastigerina praesiphonifera, tukan percontoh yang dianalisis pada
Globoquadrina dehiscens, Globigerinoi- daerah G. Kinjeng dan G. Gede, Kabu-
des immaturus, Globigerina venezuela- paten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yog-
na, Globorotalia praemenardii, Orbulina yakarta, berkisar antara Zo-na N9 sam-
bilobata,Globorotalia citula, Globigerinoi- pai zona N14.(lihat Tabel 1, pada penye-
des subquadratrus, Globorotalia fohsi baran stratigrafi foraminifera plangtonik
sepesies indek.

245
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

Tabel 1. Penyebaran Stratigrafi Foraminifera Plangtonik Species Indek


PEROCNTO Daerah Penelitian.

PERCONTO
Fosil Indek Fosil Indek
BATUAN

BATUAN
foraminifera foraminifera
Gunung Kinjeng Gunung Gede

RZ 1 FZ 1
RZ 2 Globorotalia siakensis FZ 2
RZ 3 Globorotalia mayeri FZ 3 Praeorbulina glomerosa
RZ 4 N 14 FZ 4
RZ 5 FZ 5 Globigerinoides
RZ 6 FZ 6 bisphericus
RZ 7 FZ 7
RZ 8 Globigerinoides subquadratus FZ 8
RZ 9 FZ 9 N9
RZ10 N 13 FZ10
RZ 11 FZ 11
RZ 12 FZ 12
RZ 13 FZ 13 Orbulina universa
RZ 14 FZ 14 Orbulina suturalis
RZ 15 FZ 15
RZ 16 Globorotalia peripheroacuta
RZ 17
N 12
RZ 18
RZ 19
RZ 20
Globorotalia fohsi-fohsi
RZ 21
RZ 22
RZ 23

Lingkungan pengendapan pada ngan bathyal atas yang membentuk For-


For-masi Sentolo pada daerah penelitian masi Sentolo bila dibandingkan dengan
adalah bathyal atas. Lingkungan ini tingkat kelim-pahan fosil plangtonik yang
diketahui dari kumpulan fosil bentonik mencapai 90% dari total kelimpahan fosil
kecil gampingan yang terdapat di daerah plang-tonik dan bentonjk
penelitian dan mencirikan ling-kungan Kelimpahan fosil tersebut dapat
bathyal atas (Tipsword, 1966 dalam Kho- juga dicari dari perhitungan P/B ratio
liq, 2005). Fosil indeks yang merupakan yang disusun oleh Grimsdale dan Van
penciri lingkungan bathyal atas antara Markhoven (1955 dalam Kholiq, 2005),
lain: Cibicides pseudoungerianus, Cassi- tetapi perhitungan ini sangat umum dan
dulina subglobosa, Pullenia bulloides, cukup kasar sehingga penulis tidak men-
Gyroidina orbicularis, Melonis pompilioi- jadikan data tersebut sebagai data primer
des, Eponidesumbonatus, Bolivina spha- tetapi hanya menjadikan perhitungan pe-
tulata Gyroidina acuta. lagik ratio menjadi data pendukung dan
Ditemukannya spesies bentonik cukup mencari fosil indeks bentonik yang
porselinan pada Formasi Sentolo diang- mencirikan masing-masing lingkungan
gap sebagai fosil rombakan atau rewor- pengendapan.
ked fosil karena komposisi porselinan
merupakan ciri khas dari fosil bentonik KESIMPULAN
yang hidup pada daerah pesisir atau Berdasarkan hasil analisis bio-
litoral sampai neritik atas. Kelimpahan stratigrafi foraminifera plangtonik dan
fosil foraminifera bentonik, yang sangat bentonik, batuan sedimen pada Formasi
sedikit, merupakan cerminan dari lingku- Sentolo, G. Kinjeng dan G. Gede, pada

246
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010

Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Kadar, D., 1986. Neogene Planktonic Fo-
Yogyakarta, dapat ditarik kesimpulan se- raminiferal Biostratigraphy of the
bagai berikut: South Central Java Area Indone-
: 1. Inventarisasi dan klasifikasi sia. Journal of Foraminifera Re-
foraminifera plangtonik pada Formasi search. Vol 5. p 49-77
Sentolo, di G. Kinjeng dan G. Gede, Ku- Kapid. R dan Pringgoprawiro. H., 2000.
lonprogo, Yogyakarta dapat ditemukan Foraminifera: Pengenalan Mikro-
27 (dua puluh tujuh) spesies foraminifera fosil dan Aplikasi Biostratigrafi.
yang termasuk dalam enam genus, tiga ITB Press. Bandung.
famili dan satu super family yaitu: Super- Kholiq, A., 2005. Sekilas Foraminifera;
famili Globigerinacea yang terdiri dari Mikrofosil yang sangat Berharga.
famili Globorotalidae dan terdiri dari satu Pusat Penelitian dan Pengem-
genus yaitu Globorotalia, famili Globi- bangan Teknologi Minyak dan
gerinidae meliputi genus Globigerina, Gas Bumi, Lemigas, Jakarta.
Globigerinoides, Globoquadrina, Orbulina Lemigas., 1974. Range Chart of Late
sedangkan famili Hantkenidae meliputi Middle Eocene to Recent Plank-
satu genus yaitu Hastigerina. Pada fora- tonik Foraminifera, Jakarta.
minifera bentonik didapatkan 48 spesies Martodjojo, S.dan Djuhaeni.1978. Sandi
yang beberapa diantaranya merupakan Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli
ciri fosil indek lingkungan pengendapan Geologi Indonesia Bandung.
bathyal atas. Pannekoek, Aj., 1949. Out line of The
2.Berdasarkan zonasi modifikasi Geomorfology of Java. Reprint
Lemigas (1974) spesies indeks forami- From Tidjdshrift Van Het. Vol LX
nifera plangtonik yang ditemukan pada VI. P. 270 – 332. EJ.Brill. Leiden.
Formasi Sentolo di G. Kinjeng berkisar N Purnamaningsih dan H. Pringgoprawiro.,
12-14 dan G. Gede berkisar N 9.atau 1981. Stratigraphy and Plankto-
Miosen Tengah. Selanjutnya dapat disu- nic Foraminifera of the Eocene-
sun lima zona foraminfera plangtonik, ya- Oligocene Nanggulan Formation,
itu: * Zona Orbulina suturalis (Zona N9), Central Java. Publication of the
Interval FZ 15-FZ 1 *Zona Globorotalia Geological Research and Deve-
fohsi-fohsi (Zona N12 atau lebih ?), lopment Centre Directorate Ge-
Interval RZ 23-RZ 22 *Zona Globorotalia neral of Mines Republic of Indo-
peripheroacuta(Zona N12), Interval RZ nesia
22-RZ 18 *Zona Globigerinoides subqua- Pringgoprawiro, H and Purnamaningsih.,
dratus (Zona N13), Interval RZ 18-RZ 5 1973, Data Baru Yang diperoleh
*Zona Globorotalia siakensis (Zona N14), Mengenai Formasi Nanggulan,
Interval RZ 5-RZ 1. Progo Barat, Jawa Tengah, Pada
Pertemuan kedua IAGI Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen., R.W van. 1949, The Geolo-
gy of Indonesia. The hague. Mar-
tinus Nijhof Vol IA. Natherlands

247

Anda mungkin juga menyukai