Siwi Sanjoto1
1
Jurusan Teknik Geologi, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Masuk: 17 Nopember 2009, revisi masuk : 21 Desember 2009, diterima: 23 Januari 2010
ABSTRACT
Stratigraphic analizes for samples from the Sentolo Formation is marl and carbo-
naceous sandstone on Gunung Gede and Gunung Kinjeng, were examined for foramini-
feral occurence. About fourty eight species of microplanktonic and twenty seven species
of microbenthonic were identified. They have been studied previously in this three family
Globigerinidae, Globorotalidae, Hantkenidae. This family clasificasied from one super fa-
mily Globigerinacea. The analizes species of microplanktonic fosils have been correlated
with N-9 Gunung Gede samples, and Gunung Kinjeng samples N12-N14 (Middle Mio-
sen). The microbenthonic fosils have been identified that which depositional environment
of the Sentolo Formation was Upper Bathyal.
INTISARI
Analisis stratigrafi daerah Gunung Kinjeng terdiri dari Satuan napal dengan
sisipan batupasir gampingan, sedangkan daerah Gunung Gede Satuan batupasir gam-
pingan dengan sisipan napal. Kedua satuan batuan tersebut masuk kedalam satuan res-
mi yakni Formasi Sentolo dengan ketebalan berkisar antara dua ratus lima puluh meter.
Pada Formasi Sentolo banyak dijumpai foraminifera plangtonik yang dapat untuk penen-
tuan umur relative dan foraminifera bentonik yang dapat dipergunakan untuk penentuan
lingkungan pengendapan. Hasil analisis fosil mikroplangton pada daerah Gunung Kinjeng
dan Gunung Gede dijumpai satu super famili Globigerinacea, tiga famili Globigerinidae,
Globorotalidae, Hantkenidae, dari ketiga famili ini dijumpai empat puluh delapan spesies
mikroplangton dan dua puluh tujuh mikrobentos. Berdasarkan fosil mikroplangton umur
batuan Gunung Gede N-9, sedangkan umur batuan Gunung Kinjeng N12 - N14 (Miosen
Tengah). Berdasarkan fosil mikrobentos dapat di ketahui lingkungan pengendapannya
pada bathyal atas.
PENDAHULUAN
Fosil foramininifera plangtonik dapat dipakai sebagai acuan dalam pe-
dan bentonik dapat digunakan untuk nentuan umur relatif batuan..
sebagai penentuan umur relatif dan ling- Biozonasi foraminifera plangto-
kungan pengendapan. Penentuan umur nik mempergunakan datum pemunculan
batuan dengan menggunakan foraminife- awal dan akhir fosil indek (species mar-
ra plangtonik telah banyak dilakukan. di ker) tertentu untuk membatasi masing
karenakan mudah, murah dan cepat, a- masing zonanya. Satuan zonasi dapat
nalisis foraminifera ditunjang pula oleh dibedakan menjadi zona kumpulan, zona
kemajuan bidang ilmu paleontologi yang kisaran, zona puncak maupun zona se-
sangat pesat, sehingga salah satu taha- lang (Martodjojo dan Djuhaeni,1996).
pan dalam eksplorasi yang melakukan Banyak spesies foraminifera da-
penelitian terhadap foraminifera plangto- lam skala biostratigrafi mempunyai kisa-
nik menghasilkan banyak zonasi yang ran hidup yang pendek. Banyak pula
239
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
240
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
formasi Sentolo terletak tidak selaras di warna lapuk coklat kehitaman, ukuran
atas Formasi Andesit Tua. butir pasir, bentuk butir menyudut, sortasi
Batuan yang menyusun Formasi Sentolo baik, struktur masif, terdiri dari matriks
dari bagian bawah ke atas terdiri dari ag- lempung, semen karbonat, arah perlapi-
lomerat dan napal, semakin ke atas akan san N196°E/24°.percontoh ini merupakan
dijumpai lapisan batugamping yang disi- bagian atas dari penampang stratigrafi.
sipi oleh lapisan tipis napal. Ketebalan Batupasir napalan (percontoh RZ 2) de-
dari Formasi Sentolo berkisar 500 meter ngan ketbalan 97 cm, warna segar cok-
dan terbentuk pada lingkungan pengen- lat, warna lapuk coklat kehitaman, ukuran
dapan laut neritik, berumur Miosen. butir pasir, bentuk butir membundar tang-
Penyusunan stratigrafi daerah gung, sortasi baik, struktur masif, matriks
penelitian secara sistematis ditentukan pasir, semen arbonat arah perlapisan
berdasar pengelompokan satuan litostra- N188°E /22°.
tigrafi, sesuai penamaan yang tidak res- Batupasir gampingan (percon toh
mi mengacu Sandi Stratigrafi Indonesia RZ 3) dengan ketebalan 36 cm, warna
(1996). Penamaan satuan batuan dida- segar coklat kekuningan, warna lapuk
sarkan pengelompokan lapisan batuan coklat kehitaman, ukuran pasir kasar,
secara sistematis berdasarkan pada ciri- bentuk butir menyudut tanggung, sortasi
ciri litologi yang diamati di lapangan dan baik, struktur perlapisan sejajar, terdiri
ditunjang data laboratorium. dari pasir, dan semen karbonat, arah per-
Metode pengukuran stratigrafi di- lapisan N178°E /19°. Batupasir napalan
lakukan dengan membuat penampang (percontoh RZ 4) dengan ketebalan 2,1
stratigrafi yang dilakukan secara vertikal meter, warna segar coklat kekuningan,
dengan mengukur ketebalan batuan dan warna lapuk coklat kehitaman, ukuran
dilengkapi arah kemiringan dan perlapi- butir pasir, bentuk membundar, sortasi
san batuan. Pada daerah penelitian pe- baik, struktur masif, matrik pasir, semen
nampang stratigrafi dibagi menjadi dua karbonat, arah perlapisan N199°E/31°.
yaitu: Penampang stratigrafi daerah G. Napal pasiran (percontoh RZ 5)
Kinjeng, masuk dalam Satuan napal dan dengan ketebalan 70 cm, warna segar
penampang stratigrafi daerah G. Gede, coklat keputihan, warna lapuk coklat
masuk dalam Satuan batupasir. kehitaman, ukuran butir lempung, bentuk
butir membundar, sortasi baik, struktur
masif, terdiri dari matrik lempung, semen
karbonat, arah perlapisan N200°E /40°.
Napal pasiran (percontoh RZ 6) keteba-
lan 1 meter, warna segar coklat kehijau-
an, warna lapuk coklat kehitaman, uku-
ran butir lempung, bentuk butir membun-
dar, sortasi baik struktur laminasi, matriks
lempung, semen karbonat, arah perlapi-
san N192°E /29°.
Batupasir napalan (percontoh RZ
7) dengan ketebalan 88 cm, warna segar
Gambar 1. Kenampakan batupasir gam- coklat kehijauan, warna lapuk hitam, uku-
pingan yang berselingan dengan napal ran butir pasir, bentuk butir membundar
pada salah satu perconto pada daerah tanggung, sortasi baik, struktur masif, ter-
G. Kindjeng. diri dari matriks pasir, semen karbonat,
arah perlapisan N200°E /30°. Napal pa-
Satuan ini dinamakan napal ka- siran (Percontoh RZ 8) dengan keteba-
rena sebagian besar penyusunnya dido- lan 2 meter, warna segar putih kekuning-
minasi oleh napal dilihatkan Gambar 1. an, warna lapuk coklat kehitaman, uku-
Urutan penampang stratigrafi Gunung ran butir, lempung sampai pasir halus,
Kinjeng dimulai dari batupasir gampingan bentuk butir membundar, sortasi baik,
(percontoh RZ 1) dengan ketebalan 69 struktur masif, terdiri dari matriks lem-
cm, berwarna segar coklat kekuningan, pung, semen karbonat, arah perlapisan
241
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
242
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
lempung, semen karbonat arah perlapi- bundar, sortasi baik, strukur masif, matrik
san batuan N200°E/15°. terdiri dari berupa pasir, semen karbonat,
Batupasir gampingan (percon- dengan arah perlapisan pelapisan batu-
toh RZ 23), dengan ketebalan 2 meter, an N185°E/11°. Batu pasir gampingan
warna segar coklat kekuningan, warna (percontoh FZ 2) dengan ketebalan 81
lapuk cokat kehitaman, ukuran pasir se- cm, warna segar putih kecoklatan, warna
Batupasir gampingan (percontoh FZ 6) lapuk coklat, ukuran butir pasir kasar
dengan ketebalan 50 cm, sedang sampai sampai halus, bentuk butir membundar,
halus, bentuk butir menyudut tanggung, sortasi baik, struktur perlapisan sejajar,
sortasi baik, struktur masif, matrik pasir matrik terdiri dari pasir, semen kar-
semen karbonat mempunyai arah bonat, arah perlapisan N167°E/19°.
perlapisan batuan N202°E/ 7°
Pada Penampang Stratigrafi G.
Gede satuan ini dinamakan batupasir
karena sebagian besar penyusunnya di-
dominasi oleh butiran yang berukuran
pasir, sehingga dijadikan dasar penama-
an satuan batuan.secara umum. Satuan
ini tersusun oleh litologi berupa batupasir
napalan, batupasir gampingan dan napal
Urutan penampang stratigrafi. Batupasir
gampingan (contoh FZ 3) dengan kete-
balan 32 cm, warna segar putih kehijau-
an, warna lapuk coklat, ukuran butir pasir
kasar sampai halus, dan bentuk butir me-
nyudut tanggung, sortasi baik, struktur Gambar 2. Kenampakan batupasir gam-
perlapisan sejajar, matrik terdiri dari pa- pingan yang bersisipan dengan napal
sir, dan semen karbonat, arah perlapisan pada salah satu percontoh pada daerah
batuan N160°E/29°. G. Gede (Faizal, 2006)
Batupasir gampingan (percon-
toh FZ 5) dengan ketebalan 1,9 meter, Batupasir gampingan (percon-
warna segar putih kecoklatan, warna la- toh FZ 7) dengan ketebalan 35 cm, war-
puk coklat kehitaman, ukuran butir pasir na segar putih kecoklatan, warna lapuk
kasar sampai halus, dan berbentuk butir hitam, ukuran butir pasir kasar sampai
menyudut tanggung, sortasi baik, struktur halus, bentuk butir menyudut, sortasi ba-
perlapisan sejajar, matrik terdiri daripasir, ik, struktur perlapisan sejajar, matrik pa-
semen karbonat, arah perlapisan N169° sir dan semen karbonat, arah perlapisan
E/15°. Warna segar putih kehijauan, war- N169°E/21°.
na lapuk hitam, ukuran butir pasir kasar, Batupasir gampingan (percon-
berbentuk butir menyudut, sortasi baik, toh FZ 8) dengan ketebalan 28 cm, war-
struktur perlapisan sejajar, matrik pasir na segar putih kehijauan, warna lapuk
dan semen karbonat, arah perlapisan ba- coklat kehitaman, ukuran butir pasir ha-
tuan N166°E/15°. lus, bentuk butir menyudut, sortasi baik,
Napal (percontoh FZ 4) dengan struktur perlapisan sejajar, matriks terdiri
ketebalan 80 cm, warna segar putih, war- pasir, semen karbonat, arah perlapisan
na lapuk putih kehijauan, ukuran butir N175°E/10°.
lempung, bentuk butir membundar, sor- Batupasir gampingan (percontoh
tasi baik, struktur perlapisan sejajar, FZ 9) dengan ketebalan 1,3 meter, warna
matrik terdiri dari lempung, semen karbo- segar putih kecoklatan, warna lapuk hi-
nat, arah perlapisan N171°E/19°. tam, ukuran butir pasir kasar sampai ha-
Dimulai dari: Batu pasir napalan lus, bentuk butir menyudut tanggung,
(percontoh FZ 1) dengan ketebalan seki- sortasi baik, struktur perlapisan sejajar,
tar 81 cm, warna segar kuning kecoklat- matrik terdiri pasir dan semen karbonat,
an, warna lapuk coklat kehitaman, ukur- arah perlapisan N174°E/11°.
an butir pasir halus, bentuk butir mem-
243
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
244
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
245
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
PERCONTO
Fosil Indek Fosil Indek
BATUAN
BATUAN
foraminifera foraminifera
Gunung Kinjeng Gunung Gede
RZ 1 FZ 1
RZ 2 Globorotalia siakensis FZ 2
RZ 3 Globorotalia mayeri FZ 3 Praeorbulina glomerosa
RZ 4 N 14 FZ 4
RZ 5 FZ 5 Globigerinoides
RZ 6 FZ 6 bisphericus
RZ 7 FZ 7
RZ 8 Globigerinoides subquadratus FZ 8
RZ 9 FZ 9 N9
RZ10 N 13 FZ10
RZ 11 FZ 11
RZ 12 FZ 12
RZ 13 FZ 13 Orbulina universa
RZ 14 FZ 14 Orbulina suturalis
RZ 15 FZ 15
RZ 16 Globorotalia peripheroacuta
RZ 17
N 12
RZ 18
RZ 19
RZ 20
Globorotalia fohsi-fohsi
RZ 21
RZ 22
RZ 23
246
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 2 Februari 2010
Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Kadar, D., 1986. Neogene Planktonic Fo-
Yogyakarta, dapat ditarik kesimpulan se- raminiferal Biostratigraphy of the
bagai berikut: South Central Java Area Indone-
: 1. Inventarisasi dan klasifikasi sia. Journal of Foraminifera Re-
foraminifera plangtonik pada Formasi search. Vol 5. p 49-77
Sentolo, di G. Kinjeng dan G. Gede, Ku- Kapid. R dan Pringgoprawiro. H., 2000.
lonprogo, Yogyakarta dapat ditemukan Foraminifera: Pengenalan Mikro-
27 (dua puluh tujuh) spesies foraminifera fosil dan Aplikasi Biostratigrafi.
yang termasuk dalam enam genus, tiga ITB Press. Bandung.
famili dan satu super family yaitu: Super- Kholiq, A., 2005. Sekilas Foraminifera;
famili Globigerinacea yang terdiri dari Mikrofosil yang sangat Berharga.
famili Globorotalidae dan terdiri dari satu Pusat Penelitian dan Pengem-
genus yaitu Globorotalia, famili Globi- bangan Teknologi Minyak dan
gerinidae meliputi genus Globigerina, Gas Bumi, Lemigas, Jakarta.
Globigerinoides, Globoquadrina, Orbulina Lemigas., 1974. Range Chart of Late
sedangkan famili Hantkenidae meliputi Middle Eocene to Recent Plank-
satu genus yaitu Hastigerina. Pada fora- tonik Foraminifera, Jakarta.
minifera bentonik didapatkan 48 spesies Martodjojo, S.dan Djuhaeni.1978. Sandi
yang beberapa diantaranya merupakan Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli
ciri fosil indek lingkungan pengendapan Geologi Indonesia Bandung.
bathyal atas. Pannekoek, Aj., 1949. Out line of The
2.Berdasarkan zonasi modifikasi Geomorfology of Java. Reprint
Lemigas (1974) spesies indeks forami- From Tidjdshrift Van Het. Vol LX
nifera plangtonik yang ditemukan pada VI. P. 270 – 332. EJ.Brill. Leiden.
Formasi Sentolo di G. Kinjeng berkisar N Purnamaningsih dan H. Pringgoprawiro.,
12-14 dan G. Gede berkisar N 9.atau 1981. Stratigraphy and Plankto-
Miosen Tengah. Selanjutnya dapat disu- nic Foraminifera of the Eocene-
sun lima zona foraminfera plangtonik, ya- Oligocene Nanggulan Formation,
itu: * Zona Orbulina suturalis (Zona N9), Central Java. Publication of the
Interval FZ 15-FZ 1 *Zona Globorotalia Geological Research and Deve-
fohsi-fohsi (Zona N12 atau lebih ?), lopment Centre Directorate Ge-
Interval RZ 23-RZ 22 *Zona Globorotalia neral of Mines Republic of Indo-
peripheroacuta(Zona N12), Interval RZ nesia
22-RZ 18 *Zona Globigerinoides subqua- Pringgoprawiro, H and Purnamaningsih.,
dratus (Zona N13), Interval RZ 18-RZ 5 1973, Data Baru Yang diperoleh
*Zona Globorotalia siakensis (Zona N14), Mengenai Formasi Nanggulan,
Interval RZ 5-RZ 1. Progo Barat, Jawa Tengah, Pada
Pertemuan kedua IAGI Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen., R.W van. 1949, The Geolo-
gy of Indonesia. The hague. Mar-
tinus Nijhof Vol IA. Natherlands
247