Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Identifikasi Hubungan Stratigrafi Old Andesite Formation (Oaf) dengan


Formasi Jonggrangan Pada Lintasan Jatimulyo

Galih Padma Arsyada, Hita Pandita


Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasioal Yogyakarta
galih_arsyada@yahoo.co.id

Abstrak

Geologi Pegunungan Kulon Progo telah banyak diteliti oleh para ahli dengan parameter yang
berbeda-beda, namun hubungan stratigrafi antarformasi masih menjadi perdebatan. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi litologi Old Andesite Formation, dan Formasi
Jonggrangan dengan tujuan untuk menentukan hubungan stratigrafi antara Old Andesite
Formation (Formasi Kaligesing) dengan Formasi Jonggrangan pada lintasan Jatimulyo. Lokasi
penelitian berada di Kembang Soka 7046’5,47’’LS dan 11006’59,7’’BT, dan desa Branti
07046’32.5’’LS dan 110006’46.7’’BT, singkapan menunjukan kontak litologi yang tegas antara
Old Andesite Formation (OAF) dan Formasi Jonggrangan. Dalammenentukan hubungan
stratigrafi digunakan metode, antara lain : analisis petrografi, dan analisis mikroplaeontologi.
Hasil analisis petrografi menunjukan bahwa sayatan memiliki tekstur subofitik dengan mineral
ortopiroksen, amfibol, hematit, dan plagioklas yang telah teralterasi menjadi serisit, yang
mengindikasikan batuan terbentuk sebagai batuan subvulkanik atau intrusi dangkal,
sedangankan hasil analisis mikropaleontologi menunjukan umur relatif batuan pada N4 – N9
(Miosen Awal – Miosen Tengah) yang dicirikan oleh foram bentonik yaituCibicidoides
alazanensis, Cibicidoides barnetti, Cibicidoides matanzasensis, Cibicidoides mundulus. Hasil
analisis menunjukan Formasi Jonggrangan diendapkan diatas intrusi dangkal, sehingga
hubungan startigrafi antara Old Andesite Formation dengan Formasi Jonggrangan adalah
tidakselaras nonconformity.
Kata kunci : nonconformity, subofitik, subvulkanik.

1. Pendahuluan
Pegunungan Kulon Progo terletak disebelah barat
cekungan Yogyakarta berjarak ± 40 km. Kondisi
geologi pada pegunungan Kulon Progo sangat
menarik untuk diteliti, para ahli geologi yang telah
melakukan penelitian antara lain : (van Bemmelen,
1949; Rahardjo, dkk., 1977; Pringgoprawiro dan
Riyanto, 1987; Soeria-Atmadja, 1991; Lelono, 2000;
Budiadi, 2008;). Hasil penelitian menunjukan
perbedaan dalam penyusunan kolom stratigrafi
Kulon Progo, sehinggaperkembangan sejarah
geologinya belum terungkap dengan tuntas,
sehubungan dengan hal itu kajian terhadap hubungan
stratigrafi antara Old Andesite Formation(OAF)atau
Formasi Kaligesing dengan Formasi Jonggrangan
memerlukan banyak data, salah satu yang perlu
dikaji adalah di wilayah Jatimulyo dan sekitarnya
karena di tempat tersebut tersingkap dengan baik Old
Andesite Formation(OAF) dan Formasi
Jonggrangan. Lokasi penelitian berada pada Desa
Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, D.I Yogyakarta Gambar 1 Lokasi Daerah Penelitian.
(Gambar 1.).

192
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi litologi Formasi Kaligesing (Old
Andesite Formation), dan Formasi Jonggrangan di
daerah Jatimulyo, dengan Tujuan untuk menentukan
hubungan stratigrafi antara Old Andesite
Formation(OAF) dengan Formasi Jonggrangan pada
lintasan Jatimulyo, sehingga hasil penelitan yang
Gambar 2. Fisiografis Jawa Tengah(modifikasi van
diperoleh dapat menambah informasi geologi pada
Bemmelen, 1949).
Pegunungan Kulon Progo.
Secara tidakselaras menumpang diatas Formasi
3. Metode Penelitian Nanggulan adalah Old Andesite Formation(Formasi
Metode yang digunakan untuk menentukan Kaligesing), batuan penyusun formasi ini berasaldari
hubungan stratigrafi antara lain : Analisa Data kegiatan vulaknisme dari beberapagunung api tua di
Sekunder bertujuan untuk mempelajari data dari daerahPegununganKulonProgo. Gunungapiyang
peneliti terdahulu sehingga mendapatkan gambaran dimaksud adalah GunungGajah, dibagian tengah
mengenai apa yang telah dilakukan dan disimpulkan pegunungan,GunungIjodibagianselatan,sertaGunung
para ahli mengenai hubungan stratigrafi terkhusus Menorehdibagian utaraPegununganKulonProgo.
pada Old Andesite Formation dan Formasi AktivitasdariGunungGajahdibagiantengah
Jonggrangan. Penelitian Lapangan dan Sampling mengahsilkanaliran-aliranlavadanbreksidari andesit
bertujuan untuk menentukan lokasi penelitian yang piroksenbasaltic.Aktivitas ini kemudian diikuti
menunjukan kontak stratigrafi antara Old Andesite GunungIjo di bagian selatan PegununganKulon
Formation dan Formasi Jonggrangan, selanjutnya Progo,yangmenghasilkan
dilakukan sketsa, dekripsi, sampling, dan andesitpiroksenbasaltic,kemudianandesitaugit
dokumentasi untuk mempermudah analisis dan hornblendedankegiatanpalingakhiradalahintrusidasit.
interpretasi. Analisa Laboratorium dibagi menjadi 2 Setelahdenudasi yang kuat, sedikit anggota dari
analisis sesuai permasalahan : Analisa Petrografi Gunung Gajah telah tersingkap, di bagian utara,
bertujuan unutk menentukan jenis batuan dan genesa Gunung Menoreh ini menghasilkan batuan breksi
serta asosiasi mineral, menggunakan mikroskop andesit augithornblende, yang disusul oleh
polarisasi. Analisa Mikropaleontologi bertujuan intrusidasit dantrakhi-andesit.
untuk mengetahui kandungan fosil pada batuan
karbonat, sehingga dapat digunakan untuk Formasi Dukuh disusun oleh perselingan
menentukan umur relatif batuan, setelah dilakukan batugamping bioklastik, batupasir sedang sampai
analisa maka dapat dilakukan interpretasi untuk kerikilan, batulempung, breksi dan konglomerat,
menentukan hubungan stratigrafi antara Old Andesite mengandung banyak koral, bryozoa,
Formation dengan Formasi Jonggrangan. pelecypoda,gastropoda,
danforaminifera.Formasiiniselarasdi
4. Stratigrafi Regional atasAnggotaSeputihFormasiNanggulan,
bersilangjariataukontaksesardengan Formasi
Secara fisiografis Pegunungan Kulon Progo masuk
Jonggrangan danFormasi Sentolo.
ke dalam Zona Pegunungan Serayu Selatan (van
Bemmelen, 1949) (Gambar 2.). Susunan stratigrafi
Pegunungan Kulon Progo adalah sebagai berikut FormasiJonggranganiniterletaksecaratidakselarasdiat
(Tabel 1.). Formasi tertua pegunungan Kulon Progo asOld Andesite
adalah Formasi Nanggulan yang berunur Eosen, Formation.KetebalandariFormasiJonggranganini
penyusunbatuandariFormasiNanggulanmenurutRaha mencapaisekitar250meter.Lokasitipe formasi berada
rjo dkk(1977)terdiridaribatupasirdengansisipan di desaJonggrangan,dicirikanoleh batugamping
lignit,napalpasiran, Batulempungdengankonkresi terumbu dengan hadirnya koral, moluska,
limonit,sisipannapaldanbatugamping, batupasir dan forambesar, batugamping klastik dansisipan
tuff serta kaya akan fosil foraminifera dan napaltipisyang mengandungforamplankton
Moluska. Diperkirakan ketebalan formasi ini adalah danbentonik,berumurMiosenAwal–MiosenTengah
30 meter. dan diendapkan pada

193
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

lingkunganlitoral.BagianbawahdariFormasiJonggran Lokasi singkapan yang menunjukan kontak litologi


gan initerdiridarikonglomerat berada di daerah Kembang Soka 70 46’ 5,47’’ LS
yangditumpangiolehnapaltufandanbatupasir dan 11006’ 59,7’’ BT, tepatnya pada lokasi wisata
gampingandengansisipan Lignit.Batuanini semakin
Air Terjun Kembang Soka, (Gambar 3.).Singkapan
keatas berubahmenjadi Batugampingkoral
(Rahardjo, dkk,1977). dengan tebal ± 15 m menunjukan adanya perubahan
litologi yang sangat tegas dimana pada bagian bawah
Formasi Sentolomempunyai hubungan tidak selaras batuan berwarna merah kecoklatan menunjukan
dengan Formasi Kaligesing, selaras dengan Formasi pelapukan yang dikontrol oleh oksidasi, dengan
Dukuh, dan bersilang jari dengan Formasi warna segar abu – abu, tekstur batuan fanitik
Jonggrangan.MenurutPringgoprawiro dan Riyanto porfiritik, dengan struktur masif, komposisi mineral
(1987)litologipenyusunFormasiSentoloini antara lain piroksen, plagioklas feldspar, k-feldspar,
dibagianbawah,terdiridari hematit, amfibol, kuarsa, dengan masa dasar batuan
aglomeratdannapal,semakinkeatas berubah mineral alterasi, yang diinterpretasikan sebagai basal
menjadibatugampingberlapis porfiri teralterasi.Di atas lapisan batuan Old Andesite
denganfasiesneritik.Batugampingkoral Formation, terdapat batuan dengan ciri fisik
dijumpaisecaralokal,menunjukkanumuryangsamaden berwarna hitam, dengan pecahan konkoidal yang
gan Formasi diinterpretasikan sebagai lignit dari Formasi
Jonggrangan,tetapidibeberapatempatumurFormasiSe Jonggrangan bagian bawah, diatas secara selaras
ntoloadalahlebih muda. terdapat lapisan dengan warna coklat, bertekstur
klastika, ukuran butir < 2mm, struktur berlapis,
5. Data dan Analisis komposisi kuarsa, feldspar litik, diinterpretasikan
sebagai batupasir Formasi Jonggrangan.

194
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Tabel 1.Kolom Stratigrafi Kulon Progo menurut beberapa peniliti (dalam Hartono, 2017).

Pada lokasi singkapan yang ke 2 berada di daerah bataun beku dari Old Andesite Formation.Pada
Branti, Jatimulyo dengan koordinat 070 46’ 32.5’’ LS lapisan atas dijumpai litologi dengan warna segar
dan 1100 06’ 46.7’’ BT (Gambar 4.). Dijumpai abu-abu cerah, warna lapuk abu-abu kekuningan,
kontak litologi yang hampir sama dengan lokasi ukuran butir 1/16 mm, bentuk rounded, struktur
pertama. Dibagian bawah merupakan lapisan batuan berlapis, tidak bereaksi dengan HCl, terdiri atas
dengan warna merah kecoklatan yang menunjukan kuarsa, feldspar, mineral ubahan, semen silika,
batuan telah lapuk akibat proses oksidasi dengan diinterpretasikan sebagai batupasir. Singkapan di
terkstur fanitik porfiritik, berstruktur masif, dengan lokasi Branti tidak ditemukan lapisan lignit seperti di
komposisi mineral antara lain plagioklas feldspar, k- Kembang Soka, yang kemudian dibagian atas
feldspar, kuarsa, amphibole, dengan massa dasar terdapat soil batugamping dengan ciri warna lapuk
mineral alterasi yang diinterpretasikan sebagai cokelat kehitaman, yang bereaksi dengan HCl.

195
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Gambar 3. Singkapan kontak litologi di Kembang Soka Gambar 4. Singkapan kontak litologi di Branti
(LP KS 01). (LP KS 02).

5.1 Analisa Petrografi

Untuk menentukan jenis, genesa, dan komposisi Hasil analisis sayatan petrografi menunjukan batuan
mineral pada batuan maka diperlukan adanya analisis pada lokasi penelitian telah mengalami ubahan
petrografi sebagai berikut :Sayatan ini dimana terjadi suksesi mineral plagioklas menjadi
memperlihatkan tekstur subofitik, hipokristalin, mineral lempung yaitu serisit. Tekstur subofitik pada
granularitas fanerik halus, bentuk kristal subhedral – batuan menunjukan proses pendinginan yang cepat,
anhedral tersusun atas mineral ortopiroksen 15 %, dengan proses pembentukan kristal yang lambat,
amfibol 10%, plag feldspar 60%, mineral opak 10 %, perubahan tekstur ini banyak dijumpai pada batuan
mineral isometris 5 %. Pengamatan menggunakan subvulkanik / intrusi dangkal berkomposisi basa.
perbesaran lensa okuler 10x, dan lensa objektif 4x Munculnya mineral serisit menunjukan bahwa
(Gambar 5.). batuan pada lokasi penelitian terbentuk sebagai
batuan subvulkanik / intrusi dangkal.

Gambar 5. Sayatan Petrografi LP KS 01.

196
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

5.2 Analisa Mikropaleontologi Jenis foraminifera yang ditemukan antara lain (a)
Analisa mikropaleontologi menggunakan sample Cibicidoides matanzasensis, (b) Cibicidoides
batugamping kalkarenit LP KS 01 yang ditemukan di alazanensis, (c) Cibicidoides barnetti, (d)
Branti, Jatimulyo dengan hasil sebagai berikut Cibicidoides mundulus, (e) Quinqueloculina
:Kelimpahan fosil pada batugamping kalkarenit bicostata(Gambar 6.), dengan hasil penarikan umur
tergolong jarang, fosil yang dijumpai antara lain relatif batuan menurut Morkhoven (Tabel 2.) pada
foraminifera bentonik, ostracoda, dan koral. kisaran N4 – N9 yang menunjukan bahwa
Sehingga untuk penentuan umur relatif batuan batugamping kalkarenit Formasi Jonggrangan
menggunakan zonasi foraminifera bentonik menurut diendapkan pada umur Miosen Awal hingga Miosen
Markhoven (1986). Tengah.

Tabel 2. Penarikan Umur Relatif Batuan LP KS 02.

Gambar 6. Fosil Foraminifera Bentonik LP KS 02.

6. Pembahasan sangat intensif menyebabkan sulitnya menemukan


Penyusunan stratigrafi Pegunungan Kulon Progo singkapan yang menunjukan dengan jelas batas
tergolong cukup rumit dikarenakan Indonesia kontak antar formasi. Berdasarkan hasil analisis
memiliki iklim tropis, sehingga pelapukan terjadi dapat diinterpretasi bahwa Old Andesite

197
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Formation(Formasi Kaligesing) yang tersingkap di sebagai batuan intrusi dangkal, sedangkan hasil
lokasi penelitian terbentuk sebagai batuan intrusi analisis mikropaleontologi pada batugamping
dangkal akibat aktifitas vulkanisme pada kala kalkarenit Formasi Jonggrangan menunjukan umur
Oligosen. Batuan intrusi dangkal yang tersingkap di relatif pada N4 – N9 yaitu Miosen Awal – Miosen
lokasi penelitian telah mengalami pelapukan yang Tengah. Hal ini menunjukan bahwa tidak adanya ciri
intensif ditunjukan oleh warna lapuk merah ciri terterobosnya pada bagian bawah Formasi
kecoklatan yang dikontrol oleh proses oksidasi, Jonggrangan, yang menunjukan bahwa formasi
tekstur subofitik pada sayatan tipis menjelaskan tersebut diendapkan diatas intrusi dangkal, sehingga
pendinginan magma yang sangat cepat dengan hubungan startigrafi antara Old Andesite Formation
proses nukleasi yang lambat dan kehadiran mineral dengan Formasi Jonggrangan adalah
serisit menunjukan bahwa batuan terbentuk sebagai ketidakselarasannonconformity.
batuan intrusi dangkal. Komposisi batuan ditentukan
melalui munculnya mineral ortopiroksen, dan 8. Ucapan Terima Kasih
amfibol yang dapat diinterpretasi bahwa komposisi
batuan bersifat basa – intermediet.
Penelitian ini merupakan bagian dari penilitian yang
berjudul “Analisa Umur Dan Lingkungan
Hasil analisis mikropaleontologi pada batugamping
Pengendapan Jenjang Moluska West Progo Di Desa
kalkarenit Formasi Jonggrangan dapat
Jonggrangan”. Penelitian tersebut diketuai oleh
diinterpretasikan bahwa batuan terbentuk pada kala
Penulis kedua. Ucapan terima kasih ditujukan
Miosen awal hingga Miosen tengah yang ditandai
kehadiran foraminifera bentonik Cibicidoides kepada Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta yang telah mendanai penelitian ini pada
matazensis, Cibicidoides alazanensis, Cibicidoides
Tahun Anggaran 2017.
barnetti,Cibicidoides mundulus, Quinqueloculina
bicostata ( Markhoven, 1986). Terbentuknya
Formasi Jonggrangan pada kala Miosen awal Daftar Pustaka
menandai bahwa batugamping kalkarenit diendapkan
diatas intrusi dangkal sehingga tidak menunjukan Boggs, Sam J.R. 1995, Principle of Sedimentology
kenampakan bagian bawah Formasi Jonggrangan and Stratigraphy Fourth Edition, Prentice
terterobos oleh Intrusi dangkal Formasi Kaligesing Hall, New Jersey.
(Old Andesite Formation). Cushman, J. A. 1948. Foraminifera, their
classification and economic use. Harvard
Mengacu pada prinsip stratigrafi tentang hubungan Univ. Press, Massachustts, USA.
stratigrafi maka hubungan antara Formasi Kaligesing Hartono, H. G., & Pambudi, S. 2017. Gunung Api
(Old Andesite Formation) dengan Formasi Purba Mujil, Kulonprogo, Yogyakarta:
Jonggrang pada lintasan Jatimulyo adalah Suatu Bukti Dan Pemikiran. In Prosiding
ketidakselarasan dengan jenis nonconformity, Seminar Nasional ReTII.
dimana batuan sedimen diendakan di atas batuan Hartono, H. G., Sudradjat, A., &Verdiansyah, O.
beku (intrusi dangkal). Data ini memperkuat hasil 2017. Caldera of Godean, Sleman,
peneliti peneliti sebelumnya yang telah Yogyakarta: A Volcanic Geomorphology
menyimpulkan bahwa hubungan stratigrafi Old Review. In Forum Geografi (Vol. 31, No. 1,
Andesite Formation(Formasi Kaligesing)dengan pp. 138-147).
Formasi Jonggrangan secara regional adalah MacKenzie, W. S., Donaldson, C. H., & Guilford, C.
ketidakselarasan. 1982. Atlas of igneous rocks and their
textures. Longman.
7. Kesimpulan Maryanto, S. 2013. Sedimentologi batugamping
formasi jonggrangan di sepanjang
Lokasi singkapan yang menunjukan kontak litologi lintasanGua kiskendo, girimulyo,
berada di daerah Kembang, dan di daerah Branti, kulonprogo. Jurnal Sumber Daya Geologi
Jatimulyo. Berdasarkan hasil analisis petrografi (Vol 23, No 2).
dapat diketahui bahwa jenis batuan beku yang Morkhoven, F.P.C.M. van ; Berggren, W.A &
tersingkap di Kembang Soka merupakan batuan Edwards, A.S. 1986. Cenozoic
intrusi dangkal yang berkomposisi basa, dicirkan Cosmopolitan Deep-Water Benthic
dengan tekstur sayatan subofitik yang menunjukan Foraminifera, Centres Rech. Elf-Aquitaine,
pendinginan magma yang cepat dengan proses Mem. 11; Pau.
nukleasi kristal lambat, munculnya mineral serisit
menunjukan bahwa batuan tersebut terbentuk

198
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Pringgoprawiro, H., & Riyanto, B. 1987. Formasi skala 1:100.000, Geological Survey of
Andesit Tua Suatu Revisi. PIT IAGI XVI. Indonesia. 1-15.
Bandung. Thompson, A. J. B., & Thompson, J. F. H. 1998.
Pringgoprawiro, H., Kapid, R., & Barmawidjaja, D. Atlas of alteration: A field guide to
1993. Mikrofosil, Buku I. Foraminifera, hydrothermal alteration minerals. Alpine,
Panduan Kuliah Mikropaleontologi Umum, Vancouver, 119.
ITB. Bandung. Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of
Rahardjo,W., Rumidi, S., & Rosidi, H.M.D. IndonesiaVol. IA, Martinus Nijhoff,
1977.Peta Geologi lembar Yogyakarta, Netherland

199

Anda mungkin juga menyukai