Anda di halaman 1dari 8

i-ISSN: 2597-4033

Vol. 4, No. 6, Desember 2020

Biofasies Formasi Kalibeng


Berdasarkan Foraminifera Bentonik Kecil
Pada Lintasan Kali Dolog, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Nia Kusumawati1*, Lia Jurnaliah1, Lili Fauzielly1
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran

Korespondensi : nia16004@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Secara administratif daerah penelitian berada pada Kabupaten Demak, Provinsi Jawa
Tengah dengan koordinat 110º 29’ 57” - 110º 30’ 00” BT dan 7º 5’ 20” - 7º 5’ 40” LS .
Digunakan 17 sampel sedimen berupa batulempung dan sisipan batupasir Lintasan Kali Dolog
sepanjang 210 m yang diambil setiap interval 10 m. Analisis kuantitatif foraminifera bentonik
kecil dilakukan dengan mem-picking habis fosil dalam 1 gr sedimen kering. Didapatkan 64.080
individu dan 149 spesies foraminifera bentonik kecil yang digunakan sebagai analisis kluster
menggunakan software SPSS 16. Berdasarkan analisis kluster daerah penelitian dibagi menjadi
4 Biofasies, yaitu Biofasies A, Biofasies B, Biofasies C, dan Biofasies D. Berdasarkan analisis
biofasies lingkungan pengendapan daerah penelitian berada pada lingkungan pengendapan laut
dangkal – laut dalam dengan zona batimetri neritik luar – batial tengah.

Kata Kunci: Kali Dolog, foraminifera bentonik kecil, biofasies, lingkungan pengendapan

ABSTRACT
. The research area is located in Demak Regecy, Central Java Province with coordinate
110º 29’ 57” - 110º 30’ 00” E and 7º 5’ 20” - 7º 5’ 40” S. Seventeen sample sediment that is
claystone and intercalated of sandstone was used from 110 m section in Dolog river. The
quantitative analysis of small bentonic foraminifera was carried out by picking out the fossils in
1 g of dry sediment. There were 64,080 individuals and 149 species of small bentonic
foraminifera which were used as cluster analysis using SPSS 16 software. Based on the cluster
analysis, the research area is divided into 4 Biofacies, namely Biofacies A, Biofacies B,
Biofacies C, and Biofacies D.The research area has depositional enviroment in shallow marine
(outer neritic) – deep marine (middle batial)

Keywords: Dolog River, small benthic foraminfera, biofacies, depositional environment

542
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 542-549

1. Pendahuluan berongga dan menjadi fosil dalam


sedimen batuan (Albani, 1979 dalam
Secara administratif daerah penelitian
Puspasari dkk., 2012). Berdasarkan
berada pada Desa Batusari, Kecamatan
cara hidupnya formainifera dibagi
Mranggen, Kabupaten Demak, Provinsi
menjadi 2, yaitu foraminifera
Jawa Tengah yang terletak pada
plangtonik (melayang di kolom air) dan
koordinat 110º 29’ 57” - 110º 30’ 00”
foraminifera bentonik(menambat
BT dan 7º 5’ 20” - 7º 5’ 40” LS .
didasar laut ( Haq &Boersma, 1998 )
Menurut Sukardi & Budhistrisna (1992)
.Foraminifera bentonik terdistribusi luas
daerah penelitian berada pada Formasi
dalam ruang dan waktu geologi serta
Kalibeng berumur Miosen Akhir –
mampu memberikan respon dengan
Pliosen memiliki geometri yang
cepat terhadap perubahan ekologi.
kompleks dan tersusun atas litologi
Dengan demikian, foraminifera
batulanau, batugamping, dan batupasir
bentonik kecil dapat digunakan untuk
sehingga memiliki lingkungan
analisis lingkungan pengendapan.
pengendapan laut yang bervariasi mulai
dari laut dangkal (zona neritik) – laut
3. Metode Penelitian
dalam( zona batial). Analisis lingkungan
Conto batuan sedimen diambil
pengendapan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode lintasan terukur
cara memperhatikan geometri endapan,
pada lintasan Kali Dolog sepanjang 210
litologi, struktur sedimen, pola arus
m pada setiap interval 10 m dan beberapa
purba, dan kandungan fosil (Selley,
sampel berupa sisipan (Gambar. 2) .
1985). Formasi Kalibeng terletak pada
Tahap analisis laboratorium dilakukan di
zona Kendeng cekungan Jawa Timur
laboratorium Paleontologi, Fakultas
yang memiliki kandungan fosil
Teknik Geologi, Universitas
foraminifera yang berlimpah (Sukardi
Padjadjaran. Sebanyak 17 conto batuan
dan Budhitrisna,1992) sehingga dapat
sedimen dipreparasi menggunakan
dijadikan alat dalam menentukan
metode hidrogen peroksida dan NaOH.
lingkungan pengendapan.
Setelah itu, dilakukan proses
Foraminifera bentonik terdistribusi
penjentikan (picking) foraminifera kecil
luas dalam ruang dan waktu geologi serta
pada setiap satu gram sampel sedimen
mampu memberikan respon dengan cepat
kering sampai tidak ada yang tersisa.
terhadap perubahan ekologi. Dengan
Kemudian dideterminasi dan dihitung
demikian, foraminifera bentonik dapat
jumlah individu setiap jenis
digunakan untuk analisis lingkungan
foraminifera bentonik kecil. Proses
pengendapan.
determinasi dilakukan dengan mengacu
Menurut Boltovskoy (1991) habitat
pada literatur sebagai berikut, Barker
foraminifera bentonik berada pada dasar
(1960), Loeblich & Tappan (1994), Van
laut dengan hidup secara vagil
Marle (1989). Setelah itu data
(merambat/merayap) menggunakan alat
foraminifera bentonik kecil yang
gerak semu berupa pseudopodia dan sesil
diperoleh diproses melalui analisis
(menambat).
kluster dengan software SPSS 16
(Statistical Program Service Solution).
2. Tinjauan Pustaka
Analisis kluster menghasilkan
Foraminifera merupakan organisme
dendogram yang akan menjadi acuan
eukariot bersel satu yang hidup di laut.
dalam pembagian biofasies. Biofasies
Pada umumnya, foraminifera
merupakan pengelompokan sedimen
mensekresi materi cairan mineral
sehingga menghasilkan cangkang (test)

543
Biofasies Formasi Kalibeng Berdasarkan Foraminifera Bentonik Kecil Pada Lintasan Kali Dolog,
Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Nia)

berdasarkan kandungan biota yang terdapat didalamnya (Miall,1990).


Dalam penentuan biofasies, sampel Lingkungan pengendapan ditentukan
akan dikelompokan berdasarkan biota berdasarkan asosiasi spesies terpilih
yang berada pada setiap sampel. yaitu spesies yang memiliki jumlah
Apabila biofasies telah ditentukan, individu ≥5% pada setiap biofasies.
dapat digunakan dalam menentukan

Lokasi Penelitian

Gambar 1. Daerah Penelitian

Gambar 2. Titik Pengambilan Conto Batuan Sedimen Dalam Penampang Stratigrafi Kali
Dolog, Jawa Tengah (Skala 1:300)

544
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 542-549

4. Hasil dan Pembahasan dendogram, seluruh sampel yang diteliti


Terdapat 64.080 individu dan 149 daerah penelitian dibagi menjadi 4
spesies foraminifera bentonik kecil. Data biofasies, yaitu Biofasies A, Biofasies B,
hasil perhitungan foraminifera bentonik Biofasies C, dan Biofasies D (Gambar
kecil diproses melalui analisis kluster 3). Diperoleh spesies terpilih di daerah
sehingga menghasilkan dendogram penelitian. (Gambar 5).
daerah penelitian. Berdasarkan

Biofasies D
Biofasies C
Biofasies B
Biofasies A

Gambar 3. Dendogram daerah penelitian


Biofasies A terdiri dari satu sampel oleh litologi sampel yang terdapat pada
,yaitu D1. Terdapat 26 spesies dan 16.256 biofasies ini mayoritas berupa
individu foraminifera bentonik kecil dan batulempung yang merupakan klastika
jumlah individu terbanyak berada pada sangat halus yang biasanya terendapkan
biofasies ini . Adapun spesies terpilih ( pada lingkungan laut dalam (Nichols,
≥5% ) pada bofasies ini adalah Bolivina 2009)
robusta (4.608 individu dengan persentase Biofasies B teridiri dari lima sampel,
28,34%) , Bulimina marginata (4.992 yaitu D3, D5, D6, D8, dan D9. Pada
individu dengan persentase 30,70%) , biofasies ini memiliki jumlah 54 spesies
Hylinea baltica (895 individu dengan dengan total individu sebanyak 20.096.
persentase 5,5%) , dan Uvigerina Adapun spesies terpilih ( ≥5% ) adalah,
peregrina ( 1024 dengan persentase Anomalinoides colligerus (1504 individu
6,3%). Berdasarkan asosiasi foraminifera dengan persentase 7,48%), Bolivina
bentonik kecil terpilih pada biofasies ini robusta (6560 individu dengan
dapat disimpulkan bahwa batimetri berada persentase 32,64%), Bulimina marginata
pada lingkungan laut dalam dengan zona (3136 individu dengan persentase
batimetri batial atas – batial tengah tengah 15,61%), dan Hyalinea baltica (1344
(Haq & Boersma, 1998). Hal ini didukung individu dengan persentase 6,69 %).
545
Biofasies Formasi Kalibeng Berdasarkan Foraminifera Bentonik Kecil Pada Lintasan Kali Dolog,
Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Nia)

Berdasarkan asosiasi foraminifera yaitu 10 sampel diantaranya adalah D13,


bentonik kecil terpilih pada biofasies ini D15, D16-D17, D2, D4, D7, D11, D15-
dapat disimpulkan bahwa batimetri D16, D18, D19. Pada biofasies ini
berada pada lingkungan laut dalam memiliki jumlah 120 spesies dengan
dengan zona batial atas - batial tengah total individu sebanyak 638. Adapun
(Haq & Boersma, 1998). Hal ini spesies terpilih ( ≥5% ) pada biofasies ini
didukung oleh litologi sampel sedimen adalah Amphistegina lesonii (1184
yang terdapat pada biofasies ini individu dengan persentase 5,5%),
mayoritas berupa batulempung yang Bolivina robusta (3152 individu dengan
merupakan klastika sangat halus yang persentase 14,75) , Cribrostomoides
biasanya terendapkan pada lingkungan bradyi (9,13% individu dengan
laut dalam (Nichols,2009) persentase 9,14%), dan Lenticulina spp.
Biofasies C terdiri dari satu sampel , (2296 individu dengan persentase
yaitu D20 . Pada biofasies ini memiliki 10,75%). Berdasarkan asosiasi
jumlah 19 spesies dengan total individu foraminifera bentonik kecil terpilih pada
sebanyak 4096. Adapun spesies terpilih ( biofasies ini dapat disimpulkan bahwa
≥5% ) pada biofasies ini adalah batimetri berada pada lingkungan laut
Anomalinoides globulosus ( 384 individu dalam dengan zona batimetri batial atas
dengan persentase 7,31%) , Bolivina (Haq & Boersma, 1998). Hal ini
robusta (512 individu dengan persentase didukung oleh litologi sampel sedimen
9,75%), Globocassidulina bisecta (512 yang terdapat pada biofasies ini
individu dengan persentase 9,75%), mayoritas berupa batulempung yang
Lenticulina spp. (768 individu dengan merupakan klastika sangat halus yang
persentase 14,63%), dan Spincterules biasanya terendapkan pada lingkungan
multicosta (512 individu dengan laut dalam (Nichols,2009).
persentase 9,75%). Berdasarkan asosiasi Setelah diurutkan kedudukan sampel
foraminifera bentonik kecil terpilih pada dari atas ke bawah merupakan lapisan
biofasies ini dapat disimpulkan bahwa sampel yang lebih muda ke sampel yang
batimetri berada pada lingkungan laut lebih tua sesuai dengan kaidah urutan
dangkal dengan zona batimetri paparan stratigrafi berdasarkan umur relatif
Luar (Van Marle, 1985). Litologi conto lapisan tersebut (Gambar. 2). Umur
sedimen pada biofasies ini berupa relatif batuan mengacu kepada umur
batupasir yang menebal. Hal ini formasi berdasarkan peta geologi
mengakibatkan biofasies ini memiliki regional yaitu Miosen Akhir – Pliosen
lingkungan pengendapan yang lebih (Sukardi & Budhitrisna,1992).
dangkal karena memiliki litologi yang Berdasarkan kurva perubahan
mengkasar dari sampel sedimen pada lingkungan pengendapan (Gambar. 6)
biofasies lainnya. terjadi sebanyak 8 kali perubahan
Biofasies D merupakan biofasies lingkungan pengendapan pada Lintasan
yang memiliki jumlah sampel terbanyak kali Dolog, Formasi Kalibeng

546
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 542-549

Tabel 1. Hasil analisis lingkungan pengendapan Lintasan Kali Dolog, Formasi Kalibeng

Lingkungan
Biofasies Sampel Spesies Terpilih (≥5%)
Pengendapan

Bolivina robusta , Bulimina


Laut Dalam (Batial
Biofasies A D1 marginata , Hyalinea baltica ,
Atas - Batial )
dan Uvigerina peregrina
Anomalinoides colligerus ,
Laut Dalam (Batial
D3, D5, D6, D8 Bolivina robusta , Bulimina
Biofasies B Atas - Batial
dan D9 marginata, dan Hyalinea
Tengah)
baltica
Anomalinoides globulosus,
Bolivina robusta,
Laut Dangkal
Biofasies C D20 Globocassidulina bisecta
(Paparan Luar)
Lenticulina spp., Spincterules
multicosta
D2,D4, D7, D11,
Bolivina robusta,
D13, D15, D15- Laut Dalam (Batial
Biofasies D Cibrostomoides bradyi,
D16, D16-D17, Atas)
Lenticulina spp,
D18, dan D19

Gambar 5. Spesies terpilih daerah penelitian; (a) Cibrostomoides bradyi (Cushman) ; (b)
Anomalinoides globolosus (Chapman & Parr); (c) Lenticulina spp. (Lamarck) ; (d) Spincterules
multicosta (Cushman); (e) Globocasidullina bisecta (Nomura); (f) Anomalinoides colligerus;
(g) Hyalinea baltica ( McCulloch); (h) Bulimina marginata (d’Orbigny ) ; (i) Uvigerina
peregrina (Cushman); (j) Amphistegina lesonii (d’Orbigny) ; (k) Bolivina robusta (Brady)

547
Biofasies Formasi Kalibeng Berdasarkan Foraminifera Bentonik Kecil Pada Lintasan Kali Dolog,
Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Nia)

Gambar 6. Kurva Perubahan Lingkungan Pengendapan

5. Kesimpulan
Didapatkan 64.080 individu dan 145 dari 4 (empat) biofasies, yaitu: Biofasies
spesies yang digunakan dalam analisis A yang memiliki lingkungan
kluster dalam menentukan lingkungan pengedapan laut dalam dengan zona
pengendapan daerah penelitian. batimetri batial tengah, Biofasies B
Berdasarkan kumpulan foraminifera yang memiliki lingkungan pengendapan
bentonik kecil, daerah penelitian terdiri laut dalam dengan zona batimetri batial
548
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 4, No. 6, Desember 2020: 542-549

tengah , Biofasies C yang memiliki R.W.Barker. 1960. Taxonomic Notes on


lingkungan pengendapan laut dangkal the species, society of economic
dengan zona paparan luar, dan Biofasies paleontologist and mineralogis
D yang memiliki lingkungan eastern Indonesia. Marine
pengendapan laut dalam dengan zona Micropaleontologi., Vol .13, 97- 152p
batimetri batial atas. Terjadi sebanyak Selley, R. C., 1985. Ancient
8 kali perubahan lingkungan Sedimentary Environment. New
pengendapan selama Miosen Akhir – York: Cornell University Press.
Pliosen. Van Marle. J., 1988. Bathymetric
distribution of benthic foraminifera on
Daftar Pustaka the Australian-Irian Jaya continental
Boltovskoy, E. and R. Wright. 1976. margin. Marine Micropaleontologi .,
Recent Foraminifera. Dr. W. June, B. Vol. 13, 97-152p.
V. Publisher, The Haque, Netherland.
515pp
Budhistridna.T dan Sukardi .1992 Peta
Geologi Lembar Salatiga, Jawa
Tengah. Bandung. Pusat Penelitian
dan
Pengembangan Geologi
Kemendikbud. 2018. Altas Indonesia
dan Dunia. Indonesia. BIG.
https://petabahsa.kemendikbud.go.id
Loeblich, A. R., dan Tappan, H., 1994.
Foraminifera of the Sahul Shelf and
Timor Sea. Special Publication no.
31. Cushman Foundation For
Foraminiferal research Inc.
Department of Invertebrate
Paleontology. Harvard University.
Cambridge, USA. 661p
Miall A.D. 1990. Facies analysis. In:
Principles of Sedimentary Basin
Analysis. Springer, New York, NY.
https://doi.org/10.1007/978-1-4757-
4235-0_4
Nichols, G. 2009. Sedimentology and
Stratigraphy – 2 nd ed. United
Kingdom: Willey Black-Well. 247-
261 p.
Puspasari, R., Marsoedi, A., Sartimbul &
Suhartati. 2012. Kelimpahan
foraminifera bentik pada sedimen
permukaan perairan dangkal pantai
timur Semenanjung Ujung Kulon,
Kawasan Taman Nasional Ujung
Kulon,Banten. Jurnal Penelitian
Perikanan,Vo1. 1, 1-9p.
549

Anda mungkin juga menyukai