Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional ke-II FTG Universitas Padjadjaran

Studi Sedimentasiakhir Kuarter Sub-Cekungan Leles, Garut


Edy Sunardi

Laboratorium Sedimentologi dan Geologi Kuarter


Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
E-Mail: edysunardi@unpad.ac.id

Abstrak
Studi Sedimentasi Akhir Kuarter Sub-Cekungan Leles, Garut dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik bagi khasanah pengetahuan sedimentasi, khususnya pada
lingkungan danau dan sungai di lokasi tinggian bergunung api, serta dalam pengungkapan
iklim purba pada seting dataran tinggi yang berbatasan dengan gunung api di lintang rendah
yang saat ini belum banyak dipahami.
Sub-Cekungan Leles secara fisiografi termasuk ke dalam Zona Bandung, berdasarkan
Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar Garut dan Pameungpeuk, terdiri atas Endapan
Permukaan dan Batuan Gunungapi. Endapan Permukaan meliputi endapan kolovium,
endapan alluvium dan endapan danau. penelitian singkapan di permukaan dan penafsiran data
geolistrik, endapan tersebut tersusun atas rombakan material volkanik yang diendapkan pada
lingkungan sungai dan danau. Ikhtisar geografis purba danau Leles selanjutnya dapat
dibangun dimana menunjukkan bahwa umur termuda yang diperoleh melalui pentarikhan
isotop C-14 dari endapan Kuarter di daerah Leles berumur 11,000-15,000 years BP.

Kata Kunci : Sedimentasi, Sub-Cekungan Leles, Danau purba, Kuarter.

1. Pendahuluan cekungan Garut memiliki implikasi


Cekungan sedimentasi Garut dan sub- terhadap sedimen suplai, tingkat
sub cekungan di dalamnya, tersusun pelapukan, curah hujan dan volkanisma
terutama oleh endapan Kuarter pada pada lingkungan busur gunung api yang
bagian paling atas dan endapan batuan dipengaruhi gerak-gerik tektonik aktif.
berumur Tersier pada bagian bawahnya Faktor-faktor tersebut akan bertindak
(Sunardi, 2014). Seting cekungan Garut sebagai kontrol yang dominan terhadap
terletak pada dataran tinggi yang dibatasi kondisi dan evolusi cekungan Garut.
oleh tinggian-tinggian volkanik dan Kondisi ini sangat mungkin berbeda
didominasi oleh endapan danau, dan dengan seting-seting cekungan Kuarter
secara geografis berada pada lintang yang selama ini umum diteliti, pada setting
rendah (Sunardi, 2014a). geografis lintang tinggi dan berasosiasi
Sub-Cekungan Leles secara fisiografi dengan lingkungan sedimentasi dataran
termasuk ke dalam Zona Bandung, rendah (marginal lacustrine).
berdasarkan Peta Geologi Bersistem Studi cekungan Garut dapat
Indonesia Lembar Garut dan memberikan pemahaman yang lebih baik
Pameungpeuk (M. Alzwar, N. Akbar dan bagi khasanah pengetahuan sedimentasi
S. Bachri, 1992), terdiri atas Endapan danau dan pengungkapan iklim purba pada
Permukaan dan Batuan Gunungapi. seting dataran tinggi yang berbatasan
Endapan Permukaan meliputi endapan dengan gunung-gunung api di lintang
kolovium, endapan alluvium dan endapan rendah yang saatini belum banyak
danau. dipahami.
Keseluruhan kondisi geologi dan
geografis yang melatar-belakangi evolusi

95
Seminar Nasional ke-II FTG Universitas Padjadjaran

2. Metode Penelitian 3. Fisiografi dan Lokasi Penelitian

Gambar 2. Lokasi Penelitian


Gambar 1. Diagram Alir Metode Penelitian
Sub-Cekungan Leles secara fisiografi
Pada studi ini telah diambil sebanyak termasuk ke dalam Zona Bandung,
19 sampei rintisan terpilih yang diambil berdasarkan Peta Geologi Bersistem
secara lateral searah dengan lapisan. Indonesia Lembar Garut dan
Contoh sedimen tersebut selanjutnya Pameungpeuk, terdiri atas Endapan
dipergunakan untuk pengujian Permukaan dan Batuan Gunungapi.
laboratorium yang meliputi: Analisa Endapan Permukaan meliputi endapan
Geokimia Organik, Palinologi, kolovium, endapan alluvium dan endapan
Petrografi/Geokimia, dan Penarikan umur danau. penelitian singkapan di permukaan
dengan Radiokarbon (C-14dating). dan penafsiran data geolistrik, endapan
 Analisa Geokimia terdiri dari tiga tersebut tersusun atas rombakan material
analisis utama yaitu TOC (Total volkanik yangdiendapkan pada lingkungan
Organic Content), GC dan GCMS sungai dan danau. Ikhtisar geografis purba
[Saturate). danau Leles selanjutnya dapat dibangun
 Analisa Palinologi dilakukan untuk dimana menunjukkan bahwa umur
mengetahui keanekaragaman tumbuhan termuda yang diperoleh melalui
Akhir Kuarter berdasarkan bukti pentarikhan isotop C-14 dari endapan
palinologi dan selanjutnya akan Kuarter di daerah Leles berumur 11,000-
menggambarkan kondisi vegetasi dan 15,000 years BP.
iklim Akhir Kuarter, Pemahaman proses pembentukan
 Petrografi dan Geokimia batuan Cekungan Garut akan diawali dengan
dilakukan untuk mengetahi tekstur mempelajari konfigurasi struktur geologi
batuan dan komposisi mineralogi setiap bawah permukaan. Hal itu sangat
sampei, membantu dalam menginterpretasi
pembentukan Cekungan Garut, apakah
 Analisa Besar Butir digunakan dalam
hanya sekedar cekungan antara gunung (an
karakterisasi dan interpretasi untuk
intermountain depression), atau dikontrol
menyempumakan dalam interpretasi
oleh proses tektonika dan volkanisme.
lingkungan pengendapan
Untuk mendukung tujuan ini diperlukan
 Radiokarbon dating atau Karbon-14,
data permukaan dan bawah permukaan
adalah isotop radioaktif karbon dengan
yang meliputi data geologi, geokimia dan
inti yang mengandung 6 proton dan 8
geofisika serta pemboran.
neutron, keberadaannya dalam bahan
Karakteristik batuan dasar Cekungan
organik adalah dasar dari
Garut selanjutnya harus dapat dipelajari,
metodepenanggalan radiokarbon untuk
apakah batuan metamorf, batuan beku
memperkirakan umur pada sampel.
dalam, batuan sedimen marin seperti
batugamping FormasiRajamandala,atau
batuan gunungapi tuaseperti Formasi
Jampang.

96
Seminar Nasional ke-II FTG Universitas Padjadjaran

Pendekatan untuk memahami proses


pembentukan cekungan dan untuk
mengetahui karakteristik batuan dasarnya,
dimulai dengan penelitian pada lapisan
teratas berumur Kuarter, yang diyakini
sebagai penyusun utama Cekungan Garut.
Pendekatan tersebut dilakukan melalui
pengukuran geolistrik dan pengamatan
singkapan secara detail meliputi deskripsi
tekstur dan struktur sedimen endapan
Kuarter, pembuatan penampang stratigrafi Gambar 4. Susunan Endapan Klastika
serta menentukan fasies batuan untuk Volkanogenik pada Singkapan di permukaan
masing-masing lapisan. Pengambilan
sampei batuan dilakukan secara sistematik "Berdasarkan penelitian singkapan di
berdasarkan penampang serta urutan permukaan dan penafsiran data geolistrik,
stratigrafi. Penelitian laboratorium terdiri endapan tersebut tersusun atas rombakan
dari analisa petrografi, geokimia,palinologi material volkanik yang diendapkan pada
danpenanggalan radiokarbon. lingkungan sungai dan danau. "
"Pada sampei terdapat palinomorf
4. Analisis penciri daerah rawa [swamp), yang
Pada studi ini analisa laboratorium yang didominasi oleh Sapotaceoidaepollenites
telah dilakukan terbatas pada Analisa spp., dengan Blumeodendron sp. dan
Palinologi dan radiocarbon dating. Analisa Cephalomappa sp. serta beberapa Durio
palinologi dilakukan untuk mengetahui type dan lugopollis sp. Kumpulan tersebut
keanekaragaman tumbuhan Akhir Kuarter berasosiasi dengan palinomorf riparian
berdasarkan bukti palinologi dan marker, yaitu: lllexpollenites sp., dan
selanjutnya akan menggambarkan kondisi Pandanidites sp.; serta fresh water marker,
vegetasi dan iklim Akhir Kuarter, yaitu: Calophyllum type, Dicolpopollis sp.,
sedangkan penanggalan radiokarbon untuk dan Palmaepollenitesspp."
memperkirakan umur pada sampel. "Peningkatan jumlah polen dan spora
seperti Acrostichum spp. (terutama
5. Hasil Penelitian Acrostichum aureum), Proxapertites sp.,
dan Retitricolpites spp yang teramati
dalam sampei ini dibandingkan dengan
sampel-sampel sebelumnya
mengindikasikan peningkatan suhu selama
pengendapan sedimen-sedimen tersebut
pada zona tropis."
Penelitian singkapan dipermukaan dan
penafsiran data geolistrik, endapan
tersebut tersusun atas rombakan material
volkanik (Gambar Geolistrik di Daerah
Leles) yang diendapkan pada lingkungan
sungai, rawa dan danau. Bukti palinologi
menunjukkan sampei diendapkan
setidaknya pada lingkungan rawa hal ini
Gambar 3. Susunan Endapan Klastika dari Data didasarkan atas terdapatnya palinomorf
Geolistrik di Daerah Leles penciri daerah rawa (swamp), yang
didominasi oleh Sapotaceoidaepollenites
spp., dengan Blumeodendron sp. dan

97
Seminar Nasional ke-II FTG Universitas Padjadjaran

Cephalomappa sp. serta beberapa Durio Gambar 5. Ikhtisar Geografis Purba Danau Leles
type dan lugopollis sp. Kumpulan tersebut (Batas Danau Purba Ditunjukan oleh Kontur Garis
Merah)
berasosiasi dengan palinomorf riparian
marker, yaitu: lllexpollenites sp., dan
6. Kesimpulan
Pandanidites sp.; serta fresh water marker,
Penelitian awal tersebut menunjukkan
yaitu: Calophyllum type, Dicolpopollis sp.,
bahwa umur termuda yang diperoleh
dan Palmaepollenites spp. Selanjutnya
melalui pentarikhan isotop C-14 dari
pada sampei yang lebih muda berdasarkan
endapan Kuarter di daerah Leles berumur
urutan stratigrafi, terdapat adanya
11,000-15,000 years BP.
peningkatan jumlah polen dan spora
Berdasarkan penelitian singkapan di
seperti Acrostichum spp. (terutama
permukaan dan penafsiran data geolistrik,
Acrostichum aureum), Proxapertites sp.,
endapan tersebut tersusun atas rombakan
dan Retitricolpites spp yang teramati
material volkanik yang diendapkan pada
dalam sampei ini dibandingkan dengan
lingkungan sungai, rawa dan danau.
sampel – sampel sebelumnya
mengindikasikan peningkatan suhu
Daftar Pustaka
selama pengendapan sedimen-sedimen
[1]. M. Alzwar, N. Akbar dan S. Bachri,
tersebut pada zona tropis. Berdasarkan
1992, Peta Geologi Bersistem
hasil pentarikhan radiocarbon
Indonesia Lembar Garut dan
menunjukkan bahwa umur termuda yang
Pameungpeuk
diperoleh berumur 11,000-15,000 years
[2]. Sunardi, E., 2014, Kontrol struktur
BP. Berdasarkan hasil analisa diyakini
terhadap penyebaran batuan volkanik
bahwa terdapat adanya perubahan muka
Kuarter dan gunungapi aktif di Jawa
air danau yang berlangsung secara
Barat, Bulletin of Sci. Contribution,
periodic, atas dasar itu dapat dibangun
volume 12, hal. 123-127
suatu ikhtisar geografis purba danau Leles
[3]. Sunardi, E., 2014a, Reaktivasi
(Gambar Geografis Purba Danau Leles).
sesartua dan pengaruhnya terhadap
pembentukan struktur geologi dan
cekungan Kuarter di daerah Bandung-
Garut, Bulletin of Sci. Contribution,
volume 12, hal. 63-68

98

Anda mungkin juga menyukai