Anda di halaman 1dari 16

i-ISSN: 2597-4033

Vol. 7, No. 1, Februari 2023

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RESERVOIR UNTUK PENENTUAN ZONA


PROSPEK MELALUI ANALISIS PETROFISIKA PADA FORMASI TUALANG,
LAPANGAN “KHF”, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH

Khafadloh Maulida1*, Shaskia Herida Putri2, Billy Gumelar Adhiperdana1, Edy


Sunardi1

1
Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung
2
KST Universitas Padjadjaran, Bandung
*Korespondensi: khafadloh18001@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Formasi Tualang yang merupakan target penelitian terletak pada Lapangan “KHF”, Cekungan Sumatra
Tengah. Analisis petrofisika dilakukan pada tiga buah sumur dengan menggunakan data log sumur,
batuan inti, dan lumpur pemboran untuk mengetahui karakteristik reservoir sehingga dapat ditentukan
zona prospek. Reservoir pada Formasi Tualang merupakan shaly sandstone yang mengandung banyak
mineral lempung. Kandungan lempung akan mempengaruhi karakteristik reservoir. Hasil perhitungan
volume serpih, porositas efektif, dan saturasi air menujukkan nilai yang cukup tinggi dengan cut-off
volume serpih 60%, porositas 10%, dan saturasi air 65%. Zona prospek pada sumur KHF-1 berada di
kedalaman 3.214-3.258 ft, sumur KHF-2 berada di kedalaman 3.272-3.318 ft, serta sumur KHF-3 pada
kedalaman 3.210-3.244 ft, 3.320-3.386 ft, dan 3.430-3.452 ft. Kandidat reservoir yang paling baik
merupakan fasies tidal channel karena persebarannya merata pada ketiga sumur dan paling tebal
dibandingkan fasies lain. Nilai rata-rata setiap parameter fasies tidal channel pada lapangan “KHF”
adalah 49,9% untuk volume serpih, 11,4% untuk porositas yang digolongkan cukup menurut
Koesoemadinata (1980), dan 60,2% untuk saturasi air. Ketebalan reservoir berkisar antara 21,5-29 ft
dengan kandungan fluida berupa gas.

Kata kunci: Cekungan Sumatra Tengah, Formasi Tualang, Karakteristik Reservoir, Analisis
Petrofisika, Zona Prospek.

ABSTRACT

Tualang Formation which is the research target is located in the “KHF” Field, Central Sumatra Basin.
Petrophysical analysis was carried out on three wells using data from well log, core, and mudlog to
determine reservoir characteristics so that prospect zones can be determined. Reservoir in Tualang
Formation is shaly sandstone which contains a lot of clay minerals. The clay content will affect the
characteristics of the reservoir. Calculation results of shale volume, effective porosity, and water
saturation show quite high values with cut-off of shale volume 60%, porosity 10%, and water saturation
65%. The prospect zone on the KHF-1 at 3,214-3,258 ft, KHF-2 at 3,272-3,318 ft, and KHF-3 at 3,210-
3,244 ft, 3,320-3,386 ft, and 3,430-3,452 ft. The best reservoir candidate is tidal channel facies because
it is evenly distributed in all three wells and is the thickest compared to other facies. The average value
of each tidal channel facies parameter in the “KHF” field is 49.9% for shale volume, 11.4% for porosity

1079
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

which is classified as enough according to Koesoemadinata (1980), and 60.2% for water saturation.
The thickness of the reservoir ranges from 21.5-29 ft with a gaseous fluid content.

Keywords: Central Sumatra Basin, Tualang Formation, Reservoir Characteristics, Petrophysical


Analysis, Prospect Zone.

1080
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 7, No. 1, Februari 2023: 1079-1094

PENDAHULUAN

Cekungan Sumatra Tengah


merupakan merupakan cekungan busur
belakang yang tersusun atas rangkaian
struktur half-graben dan dipisahkan oleh
block horst (Mertosono dan Nayoan, 1974).
Keterbentukan cekungan berkaitan dengan
adanya subduksi antara Lempeng Benua
Eurasia dengan Lempeng Samudera Hindia Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian
pada awal Tersier. Struktur half-graben (Barber, 2005).
yang terbentuk pada fase synrift beperan
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai tempat akumulasi hidrokarbon
(Doust & Noble, 2008). Salah satu formasi
Geologi Regional
pada cekungan ini yang dapat berperan
sebagai reservoir adalah Formasi Tualang.
Cekungan Sumatra Tengah
Formasi ini terbentuk saat transgresi
merupakan cekungan berumur Tersier yang
dengan litologi penyusun terdiri dari serpih
diisi oleh sedimen klastik non-marine dan
gampingan, batulanau glaukonitan, dan
danau pada beberapa bagian half-graben
lapisan tipis batupasir (De Coster, 1974).
(Eubank dan Makki, 1981). Bagian paling
Identifikasi karakteristik reservoir
dalam Cekungan Sumatra Tengah berada di
pada daerah penelitian dilakukan melalui
baratdaya dan menipis ke arah timurlaut.
analisis petrofisika. Petrofisika merupakan
Stratigrafi Cekungan Sumatra Tengah
cabang ilmu yang mempelajari sifat fisik
secara rinci dijelaskan oleh De Coster
batuan dan interaksinya dengan fluida
(1974). Basement terbentuk pada Pra-
(Tiab, Djebbar & Donaldson, 2004).
Tersier terdiri dari batuan metamorf,
Sumber data untuk analisis petrofisika
sedimen, dan beku. Pengendapan dimulai
adalah log sumur dan didukung oleh batuan
dengan terbentuknya Formasi Kelesa pada
inti dan mudlog. Analisis dilakukan secara
Oligosen-Miosen Awal, Formasi Lakat
kualitatif dan kuantitatif dengan tujuan
pada Miosen Awal, Formasi Tualang pada
mendapatkan ciri dan sifat fisik batuan.
Miosen Awal, dan Formasi Telisa pada
Informasi rinci mengenai karakteristik
Miosen Tengah yang diendapakan secara
reservoir mampu menggambarkan model
transgresi. Selanjutnya regresi terjadi
reservoir. Tujuan dari penelitian ini adalah
membentuk Formasi Binio pada Miosen
untuk mengetahui karakteristik reservoir
Tengah, Formasi Korinci pada Miosen
Formasi Tualang sehingga dapat ditentukan
Akhir-Pliosen, dan diakhiri dengan
zona prospek hidrokarbon.
pengendapan Formasi Nilo pada Plio-
Pleistosen.

1081
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

selatan, baratlaut-tenggara, dan


timurlaut-baratdaya. Struktur
umumnya berupa sesar yang
mengalami reaktivasi menjadi sesar
naik dan sesar mendatar.
2. Fase F1 (rifting), pada Eosen Awal-
Oligosen Akhir. Berkaitan dengan
tumbukan Lempeng Samudra Hindia
dengan Lempeng Benua Asia yang
membentuk sistem rekahan trans-
tensional, menyebabkan pemekaran
kerak benua dengan rangkaian graben
dan half-graben. Sesar normal
berarah utara-selatan dan baratlaut-
tenggara terbentuk disepanjang zona
Gambar 2.1 Kolom stratigrafi Cekungan rifting.
Sumatra Tengah (De Coster, 1974) 3. Fase F2 (interior sag basin),
merupakan penurunan cekungan pada
Heidrik & Aulia (1993) membagi Oligosen Akhir-Miosen Tengah.
perkembangan struktur geologi Cekungan Aktivitas tektonik menghasilkan
Sumatra Tengah menjadi empat fase sesar mendatar disepanjang sesar
tektonik, yaitu fase F0, F1, F2, dan F3. utara-selatan yang telah terbentuk
pada fase sebelumnya.
4. Fase F3 (kompresi), berkaitan
dengan subduksi Lempeng Indo-
Australia terhadap Lempeng Eurasia.
Terjadi pada Miosen Akhir-Resen
ditandai dengan aktivitas tektonik
yang menyebabkan sea floor
spreading di Laut Andaman,
pengangkatan regional, terbentuknya
jalur pegunungan vulkanik, dan
terbentuknya right lateral strike slip
sepanjang Bukit Barisan. Arah gaya
yang menyebabkan kompresi di
sepanjang Cekungan Sumatra Tengah
Gambar 2.2 Struktur Cekungan Sumatera adalah timurlaut-baratdaya.
Tengah (Heidrik dan Aulia, 1993)
Struktur geologi yang berpengaruh
1. Fase F0 (basement development), terhadap pembentukan Formasi Tualang
terjadi deformasi batuan dasar pada utamanya berkembang pada fase F2 dan F3.
Akhir Paleozoikum-Mesozoikum, Penurunan cekungan pada F2 membentuk
membentuk struktur berarah utara- ruang pengendapan bagi sedimen Formasi
Tualang. Tektonik pada fase ini

1082
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 7, No. 1, Februari 2023: 1079-1094

menghasilkan sesar mendatar berarah pembacaan GR rendah (defleksi ke kiri)


utara-selatan. Aktivitas tektonik diinterpretasikan sebagai batupasir atau
dilanjutkan pada F3 dengan adanya karbonat. Namun batupasir juga dapat
kompresi berarah timurlaut-barat daya memiliki nilai GR tinggi apabila terdapat
menyebabkan keterbentukan struktur kandungan material radioaktif seperti K-
berarah baratlaut-tenggara. Struktur yang Felspar, mika, atau glaukonit.
dihasilkan pada fase ini adalah sesar 3. Log Resistivitas
normal, sesar naik, lipatan, dan Prinsip kerja log resistivitas
pembentukan jalur gunungapi. Struktur didasarkan atas kemampuan batuan dalam
pada fase F3 merupakan struktur paling menghantarkan arus listrik. Semakin tinggi
dominan di Cekungan Sumatra Tengah dan daya hantar listriknya maka nilai resistivitas
mampu membentuk jebakan hidrokarbon. semakin kecil. Pengukuran resistivitas
tergantung pada porositas dan fluida
Well Log pengisi pori batuan. Log resistivitas
digunakan dalam identifikasi zona
Well log (log sumur) didefinisikan hidrokarbon dan zona air pada reservoir,
sebagai suatu grafik kedalaman dari satu set zona permeabel, dan porositas.
data yang menunjukkan parameter terukur 4. Log Neutron
secara berkesinambungan di dalam sebuah Log neutron merupakan log yang
sumur (Harsono, 1997). Berikut beberapa mengukur indeks hidrogen fomasi dengan
jenis log sumur: merekam reaksi neutron yang ditembakkan
1. Log Spontanneous Petensial (SP) pada formasi. Log ini berguna menentukan
Log SP merupakan log yang porositas, identifikasi litologi dan fluida.
mengukur hasil beda potensial arus searah 5. Log densitas
antara elektroda didalam lubang bor dan Log densitas merupakan log yang
elektroda dipermukaan dinotasikan dalam menujukkan besaran bulk density batuan
mV (Harsono, 1997). Pengukuran log SP dengan mengukur jumlah sinar gamma
tergantung oleh resistivitas fluida, yang kembali ke detektor setelah ditembak
resistivitas formasi, permeabilitas, sinar gamma. Log ini berguna menghitung
ketebalan lapisan, serta tipe dan kandungan porositas, densitas hidrokarbon, identifikasi
lempung. Log ini mampu mendeteksi litologi dan keberadaam hidrokarbon.
lapisan permeabel, estimasi resistivitas air Harga densitas batuan tergantung porositas,
formasi (Rw), serta volume serpih. kandungan fluida, dan kekompakan batuan.
2. Log Gamma Ray (GR) 6. Log Sonik
Log GR merupakan log yang Log sonik merupakan log yang
mengukur radioaktif (Uranium, Potassium, mengukur interval transit time (Δt), yaitu
dan Thorium) dari suatu batuan. Kegunaan besarnya cepat rambat gelombang elastik
log ini diantaranya untuk identifikasi pada batuan. Waktu tempuh gelombang
litologi, korelasi, dan perhitungan volume tergantung pada litologi, porositas, dan
serpih. Kandungan radioaktif tinggi kandungan fluida (Harsono, 1997).
terdapat pada material serpih/lempung.
Apabila hasil pengukuran menunjukkan Analisis Petrofisika
nilai GR yang tinggi (defleksi ke kanan)
diinterpretasikan adalah serpih dan 1. Analisis Kualitatif

1083
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

Analisis kualitatif merupakan analisis


.… (5)
petrofisika yang dilakukan tanpa adanya
perhitungan terhadap besaran yang terukur Persamaan Asquith & Gibson (1982)
dalam log. Analisis dilakukan terhadap merupakan perhitungan volume serpih
bentuk-bentuk kurva log yang bertujuan menggunakan persamaan linear dan sisanya
untuk mengetahui jenis litologi, zona merupakan persamaan non-linear. Respon
permeabel, zona reservoir, serta log gamma ray akan berbading lurus
kemungkinan kandungan fluida. Gabungan dengan volume serpih. Oleh karena itu,
beberapa log sumur diperlukan dalam volume serpih dengan persamaan linear
melakukan analisis secara kualitatif. akan sesuai dengan nilai indeks gamma ray.
Identifikasi litologi dan ketebalan Perhitungan dengan metode ini sering
reservoir menggunakan log GR dan SP. menghasilkan nilai volume serpih yang
Identifikasi fluida menggunakan log cukup tinggi. Tidak semua gamma ray dan
resistivitas, SP dan neutron-densitas. volume serpih memiliki hubungan linear
Penentuan zona permeabel dan karena umur dan kandungan mineral akan
menggunakan log SP, GR, dan kaliper. mempengaruhi. Persamaan non-linear akan
2. Analisis Kuantitatif menghasilkan nilai yang lebih optimis.
Analisis kuantitatif merupakan b. Porositas (Φ)
analisis log sumur yang dilakukan dengan Porositas merupakan kemampuan
rumus perhitungan guna mendapatkan batuan dalam menyimpan fluida yang dapat
besaran atau nilai parameter petrofisika. dihitung dari rasio antara total rongga
Parameter sifat fisik batuan diantaranya kosong per seluruh volume batuan. Definisi
adalah volume serpih, porositas, dan tersebut digunakan juga untuk menjelaskan
saturasi air. istilah porositas total atau absolut. Perlu
a. Volume Serpih (Vsh) diketahui bahwa tidak semua rongga pada
Kandungan serpih/lempung pada batuan saling terhubung. Total dari rongga
batuan akan mempengaruhi perhitungan yang saling terhubung pada batuan disebut
sifat batuan seperti mengurangi nilai dengan porositas efektif. Reservoir yang
porositas efektif, mengurangi nilai baik memiliki porositas efektif yang cukup
permeabilitas, dan merubah nilai untuk mengalirkan fluida. Perhitungan nilai
resistivitas. Perhitungan Vsh dapat porositas dapat dilakukan menggunakan
dilakukan melalui beberapa persamaan: log densitas, neutron, dan sonik.
Persamaan Asquith & Gibson (1982) Perhitungan dengan log densitas
.… (6)
.… (1)
Perhitungan dengan log neutron
Persamaan Larinov (1969) .… (7)
.… (2)
Perhitungan dengan log densitas-
neutron .… (3)
Persamaan Steiber (1970) .… (8)
.… (4)
Persamaan Clavier (1971) .… (9)
Perhitungan dengan log sonik

1084
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 7, No. 1, Februari 2023: 1079-1094

Penelitian karakteristik reservoir


… (10) dilakukan dengan menggunakan metode
c. Saturasi Air (Sw) analisis petrofisika secara kualitatif dan
Saturasi air merupakan perbandingan kuantitatif. Analisis menggunakan log
antara volume pori yang terisi air dengan sumur didukung oleh data batuan inti dan
volume porositas total batuan. Perhitungan mudlog dilakukan pada tiga sumur, yaitu
saturasi air bertujuan untuk menentukan sumur KHF-1, KHF-2, dan KHF-3.
zona hidrokarbon. Apabila fluida reservoir Analisis kualitatif dimaksudkan untuk
hanya terisi air maka nilai Sw=1, namun mengetahui jenis litologi serta
jika terdapat kandungan hidrokarbon nilai memperkirakan zona reservoir berdasarkan
Sw < 1 dan nilai kejenuhan hidrokarbon hasil pengamatan terhadap bentuk log
(Sh) = 1 - Sw. Irreducible water saturation sumur. Analisis kuantitatif dilakukan guna
(Sw irr) adalah fluida air yang diadsorbsi mendapatkan nilai parameter petrofisika
oleh butir batuan atau tertahan karena batuan dengan menghitung nilai hasil
tekanan kapiler sehingga tidak dapat pengukuran log sumur. Perhitungan
mengalir. Beberapa persamaan yang dapat parameter petrofisika yang dilakukan pada
digunakan dalam penentuan nilai Sw: daerah penelitian, meliputi volume serpih,
Persamaan Archie (1941) porositas, dan saturasi air.

… (11) HASIL DAN PEMBAHASAN


Persamaan Simandoux (1963)
Penelitian dilakukan pada tiga buah
… (12) sumur, yaitu sumur KHF-1, KHF-2, dan
KHF-3. Perhitungan parameter petrofisika
Persamaan Indonesia (1971) tiap sumur dilakukan pada setiap fasies, hal
ini dikarenakan perbedaan litologi akan
(13) menyebabkan perbedaan karakteristik
Persamaan Archie digunakan untuk reservoir. Analisis kualitatif dilakukan
menghitung saturasi air pada clean sand lebih dahulu untuk mengetahui litofasies
formation, yaitu reservoir yang seluruhnya dan lingkungan pengendapan Formasi
disusun oleh pasir, tidak memiliki Tualang. Selanjutnya dilakukan analisis
kandungan serpih dan matriks matriks non- secara kuantitatif, yaitu perhitungan
konduktif. Persamaan Simandoux dan terhadap pearameter petrofisika yang
Indonesia digunakan untuk menghitung Sw meliputi perhitungan volume serpih,
pada shaly sand formation. Kehadiran porositas, dan saturasi air.
serpih yang bersifat konduktif akan
mengurangi nilai porositas efektif, Analisis Litofasies dan Lingkungan
menurunkan nilai permeabilitas, dan Pengendapan
merubah nilai resistivitas yang diprediksi
menggunakan rumus Archie (Kurniawan, Analisis litofasies pada daerah
2005 dalam Dwiyono & Winardi, 2014). penelitian dilakukan dengan mengamati
bentuk log sumur, deskripsi dan foto batuan
METODE PENELITIAN inti, deskripsi mudlog, serta petrografi
sehingga diketahui jenis litologi dan

1085
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

karakteristiknya. Pembagian litofasies litologi yang mengandung serpih. Selain itu


didasarkan atas karakteristik litologi baik metode ini dibandingkan dengan mudlog
secara komposisi, fisika, maupun kimia nilainya lebih sesuai daripada metode lain.
yang mampu membedakan litologi tersebut Berdasarkan nilai rata-rata setiap
dengan litologi sekitarnya. Litofasies pada fasies, diketahui bahwa nilai volume serpih
Formasi Tualang dikelompokkan menjadi pada Lapangan KHF cukup tinggi. Pada
delapan, yaitu serpih laminasi (Fl), serpih sumur KHF-1 nilai pada litologi batupasir
berlensa (Fls), batupasir wavy lamination memiliki volume serpih berkisar antara 34-
(Sw), batupasir current ripple (Scr), 56%, pada sumur KHF-2 berkisar antara
batupasir glaukonitan (Sg), batupasir cross- 37-59%, dan sumur KHF-3 26-51%.
bedding bioturbasi (Scb), perselingan Pengamatan sampel batuan sumur KHF-2
batupasir dan serpih laminasi (ISFl), serta dan KHF-3 melalui photomicrograph,
perselingan batupasir cross-bedding dan SEM (Scanning Electron Miscroscope),
serpih berlensa (IScFls). serta XRD (X-Ray Diffraction)
Berdasarkan struktur sedimen, menunjukkan adanya mineral lempung
bentuk log sumur, dan biostratigrafi maka berupa illite, smectite, glauconite, kaolinite,
lingkungan pengendapan diperkirakan chlorite, ankerite yang hadir sebagai semen,
berada pada fluvial-estuari-shoreface. mineral autigenik, maupun grain-coating.
Foraminifera bentonik yang ditemukan Kehadiran mineral lempung membuat nilai
meliputi Ammubaculites sp., Ammonia volume serpih cukup tinggi (Tabel 4.4).
umbonata, Lagena sp., Quinqueloculina Persebaran nilai Vsh pada ketiga
sp., Trchammina sp., dan Anguligerina sp. sumur memiliki karakter yang hampir
merupakan penciri daerah transisi. Fasies sama. Interdistributary channel dan
dikelompokkan menjadi interdistributary prograding sand bar memiliki nilai Vsh
channel, floodplain, channel, mouth bar, yang lebih tinggi dari fasies lain karena
tidal channel, sand flat, mixed flat, mud flat, secara litologi disusun oleh perselingan
transgressive bar, marine shale, dan batupasir dan serpih. Tidal channel, sand
prograding sand bar. flat memiliki nilai yang lebih rendah.

Perhitungan Volume Serpih (Vsh) Perhitungan Porositas (Φ)

Perhitungan volume serpih dilakukan Perhitungan porositas menggunakan


mengggunakan log gamma ray. Log ini log neutron dan densitas. Ada dua jenis
mampu menghitung kandungan unsur porositas, yaitu porositas total dan porositas
radioaktif yang umumnya terkandung efektif. Porositas total merupakan total
dalam mineral lempung atau serpih. seluruh pori-pori pada batuan, sedangkan
Sehingga pembacaan log gamma ray ini porositas efektif merupakan total pori-pori
dianggap mampu mencerminkan yang saling terhubung. Reservoir yang baik
kandungan serpih dalam batuan. Metode harus memiliki porositas efektif yang baik
yang digunakan untuk menghitung nilai sehingga mampu mengalirkan fluida. Oleh
volume serpih adalah metode Linear. karena itu, parameter porositas difokuskan
Metode ini memberikan nilai volume serpih pada porositas efektif. Hasil perhitungan
yang paling pesimis dibandingkan metode kemudian dibandingkan dengan nilai
lain. Metode ini juga cocok digunakan pada porositas hasil analisis batuan inti. Apabila

1086
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 7, No. 1, Februari 2023: 1079-1094

nilai hasil perhitungan petrofisika Perhitungan Saturasi Air (Sw)


mendekati hasil perhitungan porositas
batuan inti berarti perhitungan yang telah Untuk menentukan metode yang akan
dilakukan cukup akurat. Hasil perhitungan digunakan dalam perhitungan nilai saturasi
porositas efektif kemudian dikelompokkan air, perlu diketahui lebih dulu jenis litologi
dalam klasifikasi porositas menurut yang menyusun Formasi Tualang.
Koesoemadinata (1980) untuk mengetahui Berdasarkan identifikasi litologi yang telah
kualitasnya. dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa
zona reservoir disusun oleh batupasir
Tabel 4.1 Klasifikasi nilai porositas serpihan (shaly sandstone). Terlihat dari
(Koesoemadinata, 1980) bentuk log gamma ray yang berpola fining
Nilai porositas Kualitas upward, coarsening upward, dan serrated
0-5% Dapat diabaikan mengindikasikan adanya kandungan
5-10% Buruk lempung/serpih. Perhitungan Vsh memiliki
10-15% Cukup nilai cukup tinggi yang menggambarkan
15-20% Baik kandungan lempung pada batuan.
20-25% Sangat Baik Faktor penting yang digunakan dalam
>25% Istimewa perhitungan Sw meliputi tortuosity factor
(a), cementation factor (m), saturation
Semakin tinggi kandungan serpih exponent (n), resistivitas air (Rw) dan
pada suatu litologi maka akan semakin resistivitas serpih (Rt_sh). Besarnya nilai a,
rendah nilai porositasnya. Namun pada m, n didapatkan dari data SCAL (Special
reservoir daerah penelitian meskipun nilai Core Analysis) yang merupakan hasil dari
volume serpih cukup tinggi, nilai porositas penelitian di laboratorium. Nilai Rw
efektifnya tergolong cukup-baik (Tabel diperoleh melalui picket plot antara PHIT
4.4). Hal ini karena pada daerah penelitian (porositas total) dan Rt. Pada zona yang
terdapat pelarutan mineral yang dipekirakan berisi air didapatkan nilai Rw
menghasilkan porositas sekunder sebesar 2.55 Ohm. Sedangkan resistivitas
(intragranular porosity). Pelarutan mineral serpih didapatkan dari zona dengan litologi
terjadi pada mineral asam seperti feldspar serpih. Dengan asumsi bahwa litologi
dan plagioklas karena sifatnya kurang berupa shaly sandstone dan Rw 2.55 Ohm
resisten. Perhitungan porositas melalui maka digunakan Persamaan Indonesia.
bauan inti menunjukkan porositas Persamaan ini sudah memperhitungkan
intergranular jumlahnya cukup besar. kehadiran mineral lempung sehingga akan
Hubungan antara porositas dan lebih akurat digunakan dibandingkan
permeabilitas berbanding lurus, semakin metode yang lain.
besar porositas maka akan semakin besar Perhitungan Sw sangat dipengaruhi
permeabilitas (Cannon, 2016). Oleh karena oleh nilai resistivitas. Litologi yang
itu perhitungan permeabilitas tidak mengandung serpih/lempung pengukuran
dilakukan karena perhitungan porositas resistivitasnya akan menjadi rendah karena
efektif dianggap sudah cukup mineral lempung bersifat konduktif dapat
menggambarkan kondisi reservoir. mengembang menyerap air. Oleh karena
itu, pada litologi shaly sandstone seperti

1087
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

daerah penelitian nilai Sw akan cukup dilakukan pemisahan dengan air ketika
tinggi (Tabel 4.4). sampai di permukaan. Dari hasil analisis
data chromatograph tersebut, maka
Analisis Hidrokarbon disimpulkan bahwa fluida reservoir adalah
dry gas (metana). Indikasi hidrokarbon
Jenis kandungan hidrokarbon pada diperkuat dengan adanya noda, odour, dan
reservoir dapat ditentukan berdasarkan data fluorescence di beberapa titik kedalaman.
chromatograph yang didapatkan dari gas
readings saat mud logging berlangsung. Cut-off dan Net Pay
Chromatograph berisi rekaman
pengukuran kandungan gas C1 (metana), Penentuan nilai cut-off dimaksudkan
C2 (etana), C3 (propana), C4 (butana), untuk memberikan nilai ambang batas pada
dan/atau C5 (pentana). setiap parameter petrofisika sehingga dapat
dibedakan antara batuan yang merupakan
Tabel 4.2 Data chromatograph pada reservoir dan yang bukan reservoir.
lapangan “KHF”. Parameter petrofisika yang digunakan
dalam penentuan nilai cut-off adalah
volume serpih, porositas efektif, dan
saturasi air.

Data chromatograph menunjukkan


bahwa hanya terdapat kandungan metana
dan etana pada beberapa titik kedalaman. Gambar 4.1 Crossplot porositas efektif
Kandungan C1 yang tinggi dapat dan volume serpih Lapangan “KHF”.
diinterpretasikan sebagai dry gas, batubara,
gas biogenik, atau water wet zone.
Produktif dry gas akan menghasilkan
utamanya metana atau bahkan hanya
metana saja (Hashimov, 2015).
Dikarenakan penyusun utamanya adalah
C1 yang merupakan fasa ringan, maka gas
tidak akan membentuk cairan atau embun
ketika di permukaan. Dibawah permukaan,
dry gas merupakan fasa cair dengan
kandungan air yang tinggi sehingga perlu

1088
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 7, No. 1, Februari 2023: 1079-1094

Penggunaan nilai cut-off ini dikarenakan


hasil penelitian laboratorium sehingga
nilainya akan lebih akurat. Kemudian
ditarik garis batas pada crossplot porositas
efektif dan saturasi air untuk melihat
persebaran data (Gambar 4.2). Reservoir
hidrokarbon yang dianggap produktif harus
memiliki nilai saturasi air sama dengan atau
lebih kecil dari 65%.
Nilai cut-off dari setiap parameter
petrofisika yang telah ditentukan
Gambar 4.2 Crossplot porositas efektif sebelumnya akan digunakan dalam
dan saturasi air Lapangan “KHF”. melakukan perhitungan pay summary. Ada
beberapa istilah yang perlu diketahui.
Tabel 4.3 Nilai cut-off setiap parameter Gross thickness merupakan ketebalan
petrofisika pada Lapangan KHF. seluruh reservoir, sedangkan net thickness
Parameter Nilai Cut-off Satuan adalah ketebalan dari interval yang telah
Volume serpih <= 0.6 V/V dibatasi oleh nilai cut-off dari parameter
Porositas >= 0.1 V/V petrofisika. Ada tiga jenis net thickness,
Saturasi Air <= 0.65 V/V yaitu net sand, net reservoir, dan net pay.
Net sand adalah ketebalan lapisan pasir
Nilai cut-off pada Tabel 4.2 yang bebas dari serpih dibatasi oleh nilai
digunakan sebagai nilai ambang batas cut-off volume serpih. Net reservoir adalah
untuk ketiga sumur, hal ini dikarenakan dari ketebalan lapisan net sand yang memiliki
hasil perhitungan parameter petrofisika nilai porositas diatas atau sama dengan nilai
sumur KHF-1, KHF-2, dan KHF-3 cut-off. Net pay merupakan ketebalan dari
memiliki nilai yang tidak terlalu berbeda. reservoir yang dibatasi oleh ketiga nilai cut-
Selain itu, ketiga sumur memiliki ciri off dan ditetapkan sebagai zona prospek.
litologi yang sama dengan lingkungan
pengendapan yang sama sehingga dianggap Zona Prospek
memiliki karakteristik yang sama.
Penarikan garis terhadap sebaran data Zona prospek pada sumur KHF-1
pada crossplot antara volume serpih dan berada di kedalaman 3.214-3.258 ft
porositas efektif mengasillkan nilai cut-off merupakan fasies tidal channel yang
volume serpih sebesar 60% dan porositas disusun oleh batupasir current ripple (Scr).
efektif sebesar 10% (Gambar 4.1). Nilai Reservoir memiliki nilai rata-rata Vsh
tersebut merupakan batas reservoir, dimana sebesar 43%, Φ sebesar 12%, Sw 63,5%
interval yang termasuk reservoir harus dengan net pay sebesar 24 ft.
memiliki nilai volume serpih sama dengan Zona prospek pada sumur KHF-2
atau lebih kecil dari 60% dan porositas berada di kedalaman 3.272-3.318 ft
efektif sama dengan atau lebih besar dari merupakan fasies tidal channel yang
10%. Sedangkan untuk cut-off saturasi air disusun oleh batupasir current ripple (Scr)
ditetapkan berdasarkan penelitian hasil dan batupasir wavy lamination (Sw).
laboratorium dengan nilai sebesar 65%. Reservoir memiliki nilai rata-rata Vsh

1089
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

sebesar 57%, Φ sebesar 10%, Sw 64,3% ripple. Sand flat memiliki nilai rata-rata
dengan net pay sebesar 21,5 ft. Vsh sebesar 26,8%, Φ sebesar 20,5%,
Zona prospek pada sumur KHF-3 33,4% dengan net pay sebesar 14,5 ft. Tidal
dibagi menjadi tiga zona, yaitu kedalaman channel memiliki nilai rata-rata Vsh
3.210-3.244 ft, 3.320-3.386 ft, dan 3.430- sebesar 49,1%, Φ sebesar 12%, 52,9%
3.452 ft. Pada kedalaman 3.210-3.244 ft dengan net pay sebesar 29 ft. Kedalaman
rerservoir disusun oleh batupasir wavy 3.430-3.452 ft diinterpretasikan sebagai
lamination (Sw) merupakan fasies tidal mouth bar, namun litologi tidak diketahui
bar. Nilai rata-rata Vsh sebesar 48,3%, Φ secara rinci karena tidak ada data batuan
sebesar 12,6%, Sw 64,3% dengan net pay inti. Batupasir memiliki nilai rata-rata Vsh
sebesar 16 ft. Pada kedalaman 3.230-3.386 sebesar 45,4%, Φ sebesar 14%, 46,5%
ft rerservoir disusun oleh fasies sand flat dengan net pay sebesar 6,5 ft.
dan tidal channel yang disusun oleh
batupasir wavy lamination dan current

1090
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 7, No. 1, Februari 2023: 1079-1094

Tabel 4.4 Karakteristik reservoir pada Lapangan “KHF”.

1091
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

Gambar 4.31 Zona prospek berdasarkan parameter petrofisika sumur KHF-1

Gambar 4.4 Zona prospek berdasarkan parameter petrofisika sumur KHF-2

1092
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 7, No. 1, Februari 2023: 1079-1094

Gambar 4.5 Zona prospek berdasarkan parameter petrofisika sumur KHF-3

KESIMPULAN lempung sebagai mineral autigenik,


semen, ataupun grain-coating.
Berdasarkan analisis petrofisika yang 3. Cut-off reservoir sebesar 60% untuk
telah dilakukan maka, disimpulkan: volume serpih, 10% untuk porositas
1. Formasi Tualang disusun oleh efektif, dan 65% untuk saturasi air
delapan litofasies, yaitu serpih dengan kandungan fluida berupa gas.
laminasi (Fl), serpih berlensa (Fls), 4. Zona prospek pada sumur KHF-1
batupasir wavy lamination (Sw), berada di kedalaman 3.214-3.258 ft,
batupasir current ripple (Scr), sumur KHF-2 berada di kedalaman
batupasir glaukonitan (Sg), batupasir 3.272-3.318 ft, serta sumur KHF-3
cross-bedding bioturbasi (Scb), pada kedalaman 3.210-3.244 ft,
perselingan batupasir dan serpih 3.320-3.386 ft, dan 3.430-3.452 ft.
laminasi (ISFl), serta perselingan 5. Kandidat reservoir yang paling baik
batupasir cross-bedding dan serpih merupakan fasies tidal channel
berlensa (IScFls) dengan lingkungan karena persebarannya merata pada
pengendapan fluvial-estuari- ketiga sumur dan paling tebal
shoreface. dibandingkan fasies lain. Nilai rata-
2. Reservoir berupa shaly sandstone rata setiap parameter fasies tidal
ditunjukkan dengan nilai volume channel pada lapangan “KHF” adalah
serpih yang cukup tinggi dan 49,9% untuk volume serpih, 11,4%
dibuktikan dengan petrografi yang untuk porositas yang digolongkan
menunjukkan kehadiran mineral cukup menurut Koesoemadinata

1093
Identifikasi Karakteristik Reservoir untuk Penentuan Zona Prospek Melalui Analisis Petrofisika pada Formasi Tualang,
Lapangan “Khf”, Cekungan Sumatra Tengah

(1980), dan 60,2% untuk saturasi air. 10.1080/10572252.2015.975966.


Ketebalan reservoir berkisar antara Koesoemadinata, R. P. (1980).
21,5-29 ft. Goelogi Minyak dan Gas Bumi. In
Jilid 1 (Edisi Kedu). Penerbit ITB.
UCAPAN TERIMAKASIH Tiab, Djebbar & Donaldson, E. C. (2004).
Petrophysics : Theory and Practice of
Penulis juga mengucapkan Measuring Reservoir Rock and Fluid
terimakasih kepada KST Universitas Transport Properties (Second Edi).
Padjadjaran yang telah memberikan Gulf Professional Publishing.
kesempatan kepada penulis untuk
mengolah data-data penelitian serta
memberikan izin untuk mempublikasikan
hasil penelitian menjadi artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Asquith, G., & Gibson, C. (1982). Basic


Well Log Anaysis for Geologists. The
American Association of Petroleum
Geologist.
Cannon, S. (2016). Petrophysics A
Practical Guide. Wiley Balckwell.
De Coster, G. L. (1974). The Geology of the
Central and South Sumatra Basins.
Proceedings Indonesian Petroleum
Association Third Annual Convention,
77–110.
https://doi.org/10.29118/ipa.670.77.1
10
Doust, H., & Noble, R. A. (2008).
Petroleum systems of Indonesia.
Marine and Petroleum Geology,
25(2), 103–129.
https://doi.org/10.1016/j.marpetgeo.2
007.05.007
Dwiyono, I. F., & Winardi, S. (2014).
Kompilasi Metode Water Saturation
A. Prosiding Seminar Nasional
Kebumian Ke-7, 30–31.
Hashimov, Elmar. (2015). Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourcebook and
The Coding Manual for Qualitative
Researchers. Technical
Communication Quarterly. 24.

1094

Anda mungkin juga menyukai