Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN ZONA HIDROKARBON FORMASI MENGGALA

LAPANGAN “A” CEKUNGAN SUMATERA TENGAH


BERDASARKAN ANALISIS PETROFISIKA

Aditya Kusuma Pratama1*, Undang Mardiana1, Febriwan Mohamad1, Edin Akhmad


Syaripudin2
1
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Bandung
2
Pertamina Hulu Energi

*Korespondensi: adityaksmprtm@gmail.com

ABSTRAK
Penentuan zona prospek hidrokarbon dibutuhkan untuk memberikan gambaran mengenai posisi ataupun
zona yang memungkinkan untuk dijadikan suatu reservoar hidrokarbon. Penentuan zona hidrokarbon ini
juga menjadi salah satu upaya dalam pengembangan suatu lapangan migas yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi migas. Tujuan dilakukannya penentuan zona hidrokarbon untuk mengetahui
kemungkinan zona yang berpotensi sebagai reservoar dan juga seberapa tebal lapisan batuan yang
memungkinkan dijadikan sebagai zona prospek hidrokarbon. Metode yang digunakan pada studi kali ini
yaitu berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan perhitungan parameter nilai
petrofisika. Melalui analisis petrofisika didapatkan reservoar A memiliki ketebalan mencapai 65.6 feet
dengan nilai kandungan serpih rata-rata sebesar 0.232 v/v, nilai porositas sebesar 14.7%, nilai saturasi air
sebesar 54.6%. Reservoar B memiliki ketebalan mencapai 91 feet dengan nilai kandungan serpih rata-rata
sebesar 0.162 v/v, nilai porositas sebesar 14.3%, nilai saturasi air sebesar 57.3%. Reservoar C memiliki
ketebalan mencapai 29.3 feet dengan nilai kandungan serpih rata-rata sebesar 0.151 v/v, nilai porositas
sebesar 11.7%, nilai saturasi air sebesar 50.3%. Melihat hasil nilai petrofisika dan net pay dapat dikatakan
bahwa Reservoar B menjadi kandidat terbaik untuk dijadikan zona prospek hidrokarbon.
Kata Kunci : Petrofisika, kandungan serpih, porositas, saturasi air, net pay

ABSTRACT
Determination of the hydrocarbon prospect zone is required to provide an illustration of the positions
or zones that make it possible to serve as a hydrocarbon reservoir. The determination of this
hydrocarbon zone is also one of the efforts in the development of an oil and gas field aimed at
increasing oil and gas production. The purpose of the determination of the hydrocarbon zone to
determine the possibility of a zone that has the potential as reservoir and also how thick the layers of
rocks that make possible as a hydrocarbon prospect zone. The method used in this study is in the form
of qualitative analysis and quantitative analysis by using parameter calculation of petrophysical value.
Through petrophysical analysis, reservoir A has thickness of 65.6 feet with an average shale volume
value of 0.232 v/v, porosity value of 14.7%, water saturation value of 54.6%. Reservoir B has a
thickness of 91 feet with an average shale volume value of 0.162 v/v, porosity value of 14.3%, water
saturation of 57.3%. Reservoir C has a thickness of 29.3 feet with an average shale volume value of
0.151 v/v, porosity value of 11.7%, water saturation value of 50.3%. Looking at the value of
petrophysics and net pay it can be said that Reservoar B is the best candidate to be a hydrocarbon
prospect zone.

Keywords: Petrophysics, shale volume, porosity, water saturation, net pay

252
Penentuan Zona Hidrokarbon Formasi Menggala Lapangan “A” Cekungan Sumatera Tengah Berdasarkan Analisis
Petrofisika
(Aditya Kusuma Pratama)

1. PENDAHULUAN adalah Formasi Bangko yang mempunyai


litologi dominan shale yang berada tepat
Analisis Petrofisika merupakan hal diatas Formasi Menggala.
yang penting dalam penentuan zona
prospek hidrokarbon, dimana analisis ini
dibutuhkan dalam penentuan nilai
petrofisika yang nantinya akan menjadi
parameter dalam penentuan suatu zona
dapat dijadikan suatu reservoar atau tidak.
Formasi Menggala merupakan salah satu
reservoar yang ada pada Cekungan
Sumatera Tengah, sehingga diperlukan
studi mengenai analisis petrofisika yang
nantinya dapat diketahui nilai kandungan
serpih, porositas, dan saturasi air pada
Lapangan “A” Formasi Menggala. Analisis
petrofisika juga bertujuan untuk
mengoptimalisasi kemungkinan zona
hidrokarbon sehingga suatu zona
hidrokarbon dapat dikembangkan dengan
kemungkinan nilai parameter petrofisika Gambar 1. Peta fisiografi cekungan di
yang ada dan dapat dijadikan suatu zona Sumatera (Heidrick & Aulia, 1993)
prospek hidrokarbon.
Petrofisika adalah studi mengenai
sifat fisik dari sebuah batuan. Analisis
2. TINJAUAN PUSTAKA petrofisika bersifat sangat penting untuk
Cekungan Sumatera Tengah mengetahui zona produktif, kedalaman dan
merupakan cekungan yang terbentuk di ketebalan suatu zona, jenis fluida dalam
belakang busur magmatik selama Tersier reservoar, dan estimasi cadangan
awal (Eosen – Oligosen) sebagai rangkaian hidrokarbon (Asquith, 1982).
struktur setengah graben yang dipisahkan Analisis petrofisika diawali oleh perolehan
oleh suatu block horst, sebagai hasil dari data bawah permukaan melalui proses well
terjadinya proses penujaman lempeng logging pada lubang pengeboran. Untuk
Samudera Hindia menyusup ke bawah melakukan analisis petrofisika diperlukan
lempeng benua Asia. Cekungan Sumatera beberapa parameter penting batuan dalam
dikontrol oleh struktur utama yaitu Sesar suatu zona/formasi diantaranya adalah
Sumatera yang membentang dari utara kandungan serpih, porositas, dan saturasi
hingga selatan Sumatera. Stratigrafi air.
Cekungan Sumatera Tengah tersusun dari
beberapa unit formasi dan kelompok batuan a. Kandungan Serpih (Shale Volume)
mulai dari tua ke yang muda yaitu batuan
dasar (basement), Kelompok Pematang, Perhitungan kandungan serpih
Kelompok Sihapas, Formasi Petani, dan adallah menghitung kandungan serpih
Formasi Minas. Formasi Menggala yang dalam batuan reservoar dengan
berada dalam Kelompok Sihapas memanfaatkan log Gamma Ray.
merupakan reservoar utama dalam Perhitungannya diperlukan dalam
Cekungan Sumatera Tengah, dimana batuan interpretasi formasi yang masih
induk (source rock) berasal dari batuan mengandung serpih, kandungan serpih yang
dibawahnya yaitu Formasi Brown Shale besar akan mempengaruhi hasil perhitungan
yang berada pada di kelompok Pematang, sifat batuan, seperti : mengurangi porositas
lalu yang menjadi batuan penyekat (seal) efektif, mengurangi permeabilitas, dan
merubah resistivitas. Dalam penentuannya

253
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.02, No. 04, Agustus 2018: 252-258

didapatkan dengan menghitung indeks


gamma ray terlebih dahulu (Asquith, 1982) d. Nilai Pancung (Cut Off)
:
Secara harfiah, cut-off berarti suatu
IGR = ........(1) nilai batas. Dalam konteks reservoir, cut-off
merupakan batasan nilai dari parameter
reservoir, dalam hal ini berupa (volume
b. Porositas shale (Vsh), porositas (Φ), permeabilitas
(k), dan saturasi air (Sw). Nilai cut off ini
Porositas adalah perbandingan
digunakan untuk mengeliminasi volume
antara volume batuan yang tidak terisi oleh
batuan yang tidak berkontribusi secara
padatan terhadap volume batuan secara
signifikan dalam evaluasi IOIP maupun
keseluruhan. Porositas dapat ditentukan
cadangan reservoir. Nilai cut off
dari beberapa macam log diantaranya log
disesuaikan dengan karakter fisik dari
densitas, log neutron, dan log sonic. Log – reservoir. Nilai cut off bersifat subyektif,
log tersebut dapat digunakan untuk
tergantung dari keputusan suatu
menghitung porositas. Porositas ditandai
perusahaan. Namun, nilai cut off tidak dapat
dengan ф yang merupakan bagian dari ditentukan dengan sewenang-wenang. Nilai
volume total batuan berpori. Perhitungan
cut off ini ditentukan oleh karakter dari
porositas dinyatakan dalam satuan persen
reservoir.
dengan persamaan :

Ф= x 100% ........(2)
3. METODE
dengan, ф = porositas Metode yang digunakan dalam
Vp = volume pori penelitian ini yaitu berupa analisis kualitatif
Vb = volume total batuan dan analisis kuantitatif yang diaplikasikan
pada 4 sumur penelitian. 4 sumur tersebut
c. Saturasi Air yaitu sumur AK-1, sumur AK-2, sumur
AK-3, dan sumur AK-4. Analisis kualitatif
Saturasi air atau kejenuhan air merupakan bagian dari analisis dalam
adalah perbandingan kuantitas (volume) menentukan sifat batuan reservoar dengan
suatu fluida dengan pori – pori batuan menggunakan data log aktivitas yang
tempat fluida tersebut berada. Saturasi air meliputi penentuan litologi dengan
merupakan presentase bagian dari suatu menggunakan log gamma ray, spontaneous
pori yang terisi fluida. Secara umum ada 2 potential, PEF, neutron dan densitas.
cara untuk menentukan saturasi air, yaitu Penentuan lapisan permeabel dengan
dengan analisis laboratorium atau sampel menggunakan log SP, gamma ray, neutron,
core yang diambil dari reservoar, dan dan sonik. Penentuan zona hidrokarbon
dengan log menggunakan perhitungan dengan menggunakan log resistivitas dan
petrofisika. Dalam penentuan saturasi air neutron. Penentuan kualitas lubang
pada shaly formation berbeda dengan sumur/washout dengan menggunakan log
formasi bersih (clean formation) yang caliper. Analisis kuantitatif dilakukan
menggunakan rumus Archie. Pada shaly setelah analisis kualitatif. Kegiatan ini
formation persamaan yang digunakan berupa menghitung temperatur formasi,
dalam penentuan harga Sw ialah kandungan serpih (shale volume), porositas
menggunakan persamaan Simandoux (ф), resistivitas (RT), dan saturasi air (Sw).
(Simandoux Equation), yaitu :

Sw =

.........(3)

254
Penentuan Zona Hidrokarbon Formasi Menggala Lapangan “A” Cekungan Sumatera Tengah Berdasarkan Analisis
Petrofisika
(Aditya Kusuma Pratama)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara umum, litologi batuan pada
Formasi Menggala didominasi oleh
batupasir. Litologi tersebut dapat dilihat
berdasarkan log Gamma Ray yang
menunjukkan kurva dengan nilai relatif
rendah dan bentukan log nya yang blocky.
Berdasarkan hal tersebut dengan kurva log
yang menuju pada nilai minimum dapat
mengindikasikan bahwa zona tersebut
merupakan suatu lapisan reservoar. Pada
Formasi Mengga ini terdapat 3 zona lapisan
reservoar yang menerus pada 4 sumur yang
dipakai untuk penelitian. Berdasarkan hasil
perhitungan petrofisika, maka di dapat nilai
– nilai dari setiap parameter petrofisika,
yaitu :

 Kandungan Serpih (Shale Volume)

Melihat dari bentuk kurva log


gamma ray yang berbentuk blocky maka
dapat diinterpretasikan bahwa sumur
penelitian didominasi oleh litologi Gambar 2. Hasil vshale setiap sumur
sandstone, dimana nilai kurva mengarah
pada nilai minimum sehingga keberadaan  Porositas
litologi shale sedikit dan membuat
kandungan serpih pada sumur penelitian Perhitungan porositas menggunaka
menjadi kecil. Nilai rata-rata kandungan metode density – neutron. Untuk
serpih pada zona reservoar disetiap sumur, mengetahui besar porositas dari suatu
yaitu : Reservoar A sebesar 0.232 v/v, batuan, metode ini membutuhkan besaran
Reservoar B sebesar 0.162 v/v, Reservoar C nilai porositas untuk shale, dry shale,
sebesar 0.151 v/v. matriks, dan fluida. Hasil pengukuran dapat
menghasilkan porositas yang ada dalam
bentuk porositas total dan porositas efektif.
Untuk penentun reservoar maka akan
digunakan porositas efektif. Nilai porositas
efektif pada zona reservoar disetiap sumur,
yaitu : Reservoar A sebesar 0.147 / 14.7%,
Reservoar B sebesar 0.143 / 14.3%,
Reservoar C sebesar 0.117 / 11.7%.

255
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.02, No. 04, Agustus 2018: 252-258

Gambar 3. Hasil porositas setiap sumur Gambar 4. Hasil Sw setiap sumur

 Saturasi Air  Nilai Pancung (Cut Off)

Litologi pada formasi menggala Nilai pancung untuk kandungan


didominasi oleh shaly sand. Disebut serpih ini ditentukan melalui distribusi nilai
sebagai shaly sand formation apabila Volume Shale yang dinyatakan dalam
kandungan Vsh sudah melebihi 20%. Hal bentuk crossplot antara nilai Volume Shale
ini mengakibatkan perhitungan saturasi air dengan nilai Porosity. Batas nilai pancung
dengan Archie tidak akan benar karena yang ditentukan berdasarkan garis
hanya menghitung saturasi air tanpa persilangan yang nantinya ditentukan oleh
mempertimbangkan kandungan shale pada nilai maksimum Volume Shale dengan nilai
formasi tersebut. Perhitungan simandoux minimum porosity seluruh zona reservoir
merupakan perhitungan yang tepat pada pada Formasi Menggala.
batuan shaly sand dan kandungan air Nilai pancung untuk kandungan
formasi yang relatif saline. serpih ini ditentukan melalui distribusi nilai
Nilai saturasi air yang diperoleh saturasi air yang dinyatakan dalam bentuk
dari hasil perhitungan petrofisika cukup crossplot antara nilai saturasi air dengan
baik. Dengan nilai rata-rata seluruh zona nilai Porosity. Batas nilai pancung yang
interval reservoar sebesar 0,6 / 60%. Nilai ditentukan berdasarkan garis persilangan
saturasi air disetiap zona interval reservoar yang nantinya ditentukan oleh nilai
secara berturut – turut, yaitu : Reservoar A maksimum saturasi air dengan nilai
sebesar 0.546 / 54.6%, Reservoar B sebesar minimum porosity seluruh zona reservoir
0.573 / 57.3%, Reservoar C sebesar 0.503 / pada Formasi Menggala.
50.3%. Berdasarkan perhitungan nilai
pancung / cut off maka dapat ditentukan
nilai pancung untuk kandung serpih yaitu
sebesar ≤ 0.262, nilai pancung untuk

256
Penentuan Zona Hidrokarbon Formasi Menggala Lapangan “A” Cekungan Sumatera Tengah Berdasarkan Analisis
Petrofisika
(Aditya Kusuma Pratama)

porositas yaitu sebesar ≥ 10%, nilai


pancung untuk saturasi air yaitu ≤ 77.6%.

Tabel 1. Hasil perhitungan net sand, net


reservoir, dan net pay.

5. KESIMPULAN
 Zona prospek hidrokarbon Formasi
Menggala terbagi menjadi 3 zona
reservoar yaitu reservoar A, reservoar
B, dan reservoar C.
 Reservoar A memiliki ketebalan
mencapai 65.6 feet dengan nilai
kandungan serpih rata-rata sebesar
0.232 v/v, nilai porositas sebesar
14.7%, nilai saturasi air sebesar 54.6%.
Gambar 5. Nilai cut off seluruh sumur Reservoar B memiliki ketebalan
mencapai 91 feet dengan nilai
 Net Pay kandungan serpih rata-rata sebesar
0.162 v/v, nilai porositas sebesar
Setelah melakukan perhitungan cut 14.3%, nilai saturasi air sebesar 57.3%.
off maka langkah selanjutnya yaitu Reservoar C memiliki ketebalan
melakukan pergitungan pay summary mencapai 29.3 feet dengan nilai
dengan langkah awal yaitu penentuan net to kandungan serpih rata-rata sebesar
gross dengan tujuan mengetahui kontinuitas 0.151 v/v, nilai porositas sebesar
dari sebuah reservoar. Berikutnya yaitu 11.7%, nilai saturasi air sebesar 50.3%.
penentuan net sand untuk menentukan  Reservoar A menjadi kandidat zona
seberapa tebal lapisan batupasir yang bersih prospek hidrokarbon terbaik dilihat
atau bebas dari kandungan serpih dengan dari parameter petrofisika dan hasil net
menggunakan nilai cut off vshale dengan pay yang mempunyai ketebalan
angka 0.262. kemudian penentuan net mencapai 91 feet dengan porositas
reservoir dengan memasukan nilai cut off mencapai 14.3%.
vshale dan nilai cutoff porosity yang
nantinya akan menunjukan ketebalan
lapisan yang memiliki nilai porositas baik. UCAPAN TERIMAKASIH
Setelah semua tahap dilakukan maka tahap Pertama saya ucapkan terima kasih
paling akhir yaitu penentuan net pay kepada dosen pembimbing saya Bapak Ir.
dimana dimasukannya nilai cut off dari Undang Mardiana, M.Si dan Bapak
vshale, porositas, dan saturasi air sehingga Febriwan Mohamad, S.Si., M.Si atas
menunjukkan tebal reservoar yang bimbingannya selama ini. Pihak Pertamina
mengandung hidrokarbon. Hulu Energi yang telah membantu dalam
penyediaan data dan menyelesaikan
pengolahan data. Penulis juga meminta
saran kepada pembaca apabila masih ada
kekurangan dalam penulisan artikel,

257
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.02, No. 04, Agustus 2018: 252-258

sehingga penulis dapat menjadi menjadi Heidrick, T. L., Aulia K. 1993. A Structural
lebih baik kedepannya dalam penulisan and Tectonic Model of The Coastal
artikel. Plains Block, central Sumatra
Basin, Indonesia. Proceedings of
22th Annual Convention
DAFTAR PUSTAKA
Indonesian Petroleum Association.
Asquith, George and Gibson, Charles. Jakarta.
1982. Basic Well Log Analysis
For Geologist. Tulsa : AAPG. Koesumadinata R.P. 1980. “Geologi
Minyak dan Gasbumi, Edisi-2. Jilid
Harsono, Adi, 1997, Evaluasi Formasi 1 dan 2”. Bandung: ITB
dan Aplikasi log, Jakarta:
Schlumberger Oilfield Services.

258

Anda mungkin juga menyukai