Anda di halaman 1dari 8

P-ISSN 1979519X

Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

PERAN CSR PHE WMO DALAM MENURUNKAN EMISI GAS


KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT AKTIVITAS
TRANSPORTASI PENGAMBILAN AIR KE SUNGAI
Studi Kasus: Program HIPPAM Sumber Barokah Di Desa
Bandangdaja, Kab. Bangkalan
Ika Bayu Kartikasari1, Helen Puspita Sari2

Universitas Gadjah Mada


1

Yogyakarta
2
CDO Pertamina Hulu Energy-West Madura Offshore
Gresik

ABSTRAK

Desa Bandangdaja berada di perbukitan tanah kapur dan dengan tekstur tanah liat yang
memiliki sedikit kandungan air. Masyarakat Desa Bandangdaja yang memperoleh air
bersih yang terletak jauh dari pemukiman, kegiatan seperti mandi dan mencuci adalah
disungai Lekgung yang terletak sekitar 3 Km dari pemukiman. Masalah dihadapi
masyarakat banyak menggunakan kendaraan bermotor untuk memperoleh sumber air
dengan membawa keranjang dan ember untuk dibawa kerumah masing-masing
sehingga menghasilkan sumber pencemaran yaitu emisi dari kendaraan bermotor.
Pembakaran kendaraan bermotor pada umumnya memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan. PT. Pertamina PHE-WMO menginisiasi Program CSR dari dijalankan di Desa
Bandangdaja, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan yang berada di luar
wilayah operasi Perusahaan atau Wilayah Ring II. dengan adanya program Air Bersih
Berkelanjutan HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) ‘Sumber Barokah’
memberikan bantuan HIPPAM Hidran dan melakukan pendampingan terkait pengelolaan
program dengan mendorong kelompok membentuk Koperasi terbukti dapat mengurangi
potensi emisi dari kendaraan bermotor dengan adanya inovasi air bersih yang dapat
menghemat waktu masyarakat yang digunakan untuk mengambil air bersih dari sumber.
Dari hasil penelitian didapatkan beban Emisi Kendaran pada polutan CO 4,35 ton/tahun.
HC 6,72 ton/tahun, NOx 0,33 ton/tahun, SO2 0,009 ton/tahun, dan 3625,2 ton/tahun.
Sedangkan peranan CSR secara umum pada pada sektor Ekonomi Desa Bandangdaja
dapat terbantu dan menggerakkan perekonomian masyarakat dengan adanya Koperasi
HIPPAM Sumber Barokah. Secara sosial Program ini telah menyediakan air bersih untuk
tiga desa yang ada di Kecamatan Tanjung Bumi. Secara Kesejahteraan proses
keberdayaan anggota kelompak HIPPAM Sumber Barokah dalam program CSR PHE
WMO dapat menumbuhkan kapasitas sosial ekonomi kelompok serta meningkatkan taraf
hidupnya secara mandiri.

Kata kunci: Emisi, CSR, Kendaraan bermotor

ABSTRACT

Bandangdaja Village is located on hills of limestone soil and with a clay texture that has
little water content, as a result, there are not many types of crops / agriculture that are
quite reliable. People of Bandangdaja Village who get clean water which is located far
from the settlement in the Lekgung River which is located about 3 Km from the settlement.
The problem is many people use motorized vehicles to obtain water sources by bringing
baskets and buckets to their homes, resulting in a source of pollution. Motor vehicles in
general has a negative impact on the environment. PT. Pertamina PHE-WMO initiated
the CSR Program from being carried out in Bandangdaja Village, Tanjungbumi District,
Bangkalan Regency which is outside the Company's operational area or Ring II Area.

10
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

with the Sustainable Clean Water program HIPPAM (Association of Drinking Water Users)
'Sumber Barokah' provides assistance to HIPPAM Hidran, and provides assistance
related to program management by encouraging groups to form the Sumber Barokah
HIPPAM Cooperative, proven to reduce potential emissions from motorized vehicles with
clean water innovations which can save people the time used to extract clean water from
sources. From the research results, it is found that the load of vehicle emissions on CO
pollutants is 4.35 tons / year. HC 6.72 tonnes / year, NOx 0.33 tonnes / year, SO2 0.009
tonnes / year, and 3625.2 tonnes / year. Meanwhile, the role of CSR in general in the
economic sector of Bandangdaja Village can be helped and stimulate the community's
economy with the existence of the Sumber Barokah HIPPAM Cooperative. Socially, this
program has provided clean water for three villages in Tanjung Bumi District. In terms of
welfare, the empowerment process of the HIPPAM Sumber Barokah group members in
the CSR PHE WMO program can foster the group's socio-economic capacity and
improve its standard of living independently.

Keywords: Emission, CSR, motor vehicle

1. PENDAHULUAN kehidupan manusia sendiri dengan


Air merupakan bagian paling timbulnya berbagai macam penyakit.
penting yang membuat kehidupan di PT. Pertamina PHE-WMO
bumi. Semua organisme yang hidup menginisiasi Program Corporate Social
tersusun dari sel-sel yang berisi air Rssponsibility (CSR) yang dijalankan di
sedikitnya 60% dan aktivitas metabolik Desa Bandangdaja, Kecamatan
mengambil tempat di larutan air [1]. Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan
Kontur geografis wilayah Desa yang berada di luar wilayah operasi
Bandangdaja berpengaruh terhadap Perusahaan atau Wilayah Ring II.
tatanan sosiologis masyarakat. Wilayah dengan adanya program Air Bersih
Desa Bandangdaja didominasi oleh Berkelanjutan HIPPAM (Himpunan
perbukitan tanah kapur dan dengan Penduduk Pemakai Air Minum) ‘Sumber
tekstur tanah liat yang memiliki sedikit Barokah’ dapat mengurangi potensi
kandungan air, akibatnya, tidak banyak emisi dari kendaraan bermotor dengan
jenis palawija/pertanian yang cukup bisa adanya inovasi air bersih yang dapat
diandalkan [2]. menghemat waktu masyarakat yang
Kebutuhan air warga digunakan untuk mengambil air bersih
mengandalkan sungai yang ada di desa dari sumber. Keberhasilan Program
untuk segala macam kebutuhan di CSR PHE WMO HIPPAM Sumber
musim kemarau, Khususnya untuk Barokah dapat dilihat melalui Input,
masyarakat Desa Bandangdaja yang proses, output, dan outcome yang
memperoleh air bersih yang terletak didapatkan melalui monitoring dan
jauh dari pemukiman, kegiatan seperti Evaluasi Program.
mandi dan mencuci adalah disungai PHE WMO berperan membentuk
Lekgung yang terletak sekitar 3 Km dari kelompok pengelola HIPPAM, kelompok
pemukiman. diberikan peningkatan kapasitas untuk
Masalah yang timbul yaitu memanajemen program dan
masyarakat banyak menggunakan memberikan fasilitas pendukung
kendaraan bermotor untuk memperoleh HIPPAM dengan mengebor sumur,
sumber air dengan membawa keranjang memberikan mesin HIPPAM Hidran,
dan ember untuk dibawa kerumah memasang tangki penampung air, dan
masing-masing sehingga menghasilkan pipa untuk penyaluran air kerumah-
sumber pencemaran yaitu emisi dari rumah warga, peran PHE WMO tidak
kendaraan bermotor. Pembakaran hanya sekedar charity, tapi juga
kendaraan bermotor pada umumnya melakukan pendampingan terkait
memiliki dampak negatif terhadap pengelolaan program dengan
lingkungan Karena hasil pembakaran mendorong kelompok membentuk
kendaraan yang disebut dengan emisi Koperasi HIPPAM Sumber Barokah
gas dapat merusak lingkungan baik itu pada tahun 2016.
tanaman, air dan hewan maupun

11
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

CSR merupakan tanggung jawab dokumentasi untuk mengumpulkan data


sebuah organisasi terhadap dampak sekunder.
keputusan dan kegiatannya pada
masyarakat dan lingkungan. Tanggung 3. Beban Emisi
jawab sosial perusahaan tidak hanya Tingkat aktivitas dinyatakan
terkait dengan ide pembangunan sebagai panjang perjalanan seluruh
berkelanjutan. Ia juga terkait dengan kendaraan bermotor. Sehingga formula
harapan pemangku kepentingan perhitungan beban emisi dari kendaraan
(stakeholder) dimana aktivitas bermotor adalah:
perusahaan berkaitan dengan
kelompok-kelompok yang memiliki E = Volume Kendaraan x VKT x FE x 10−6
kepentingan atas operasinya [3]. (1)
Sehingga pada tujuan dari
penelitian ini adalah (1) menganalisis Dimana:
jumlah emisi setelah adanya program E: Beban emisi (ton/tahun)
CSR HIPPAM Sumber Barokah. (2) Volume Kendaraan: Jumlah kendaraan
Analisis sosial ekonomi masyarakat (kendaraan/tahun)
melalui kegiatan CSR PHE WMO Air VKT: Total panjang perjalanan yang
Bersih Berkelanjutan HIPPAM Sumber dilewati (km)
Barokah. (3) Analisis Perhitungan Nilai Fe: Faktor emisi (g/km/kendaraan)
Kerugian Akibat Beban Emisi
Kendaraan 3. HASIL PENELITIAN
3.1 Hasil Perhitungan Emisi
2. METODE PENELITIAN Masyarakat Bandangdaja
2.1 Lokasi Penelitian sebelum terdapat program HIPPAM,
Penelitian ini dilakukan di Desa mengambil air dengan jarak 3 km
Bandang Daya, Kabupaten Bangkalan. dengan jalan kaki atau menggunakan
Desa Bandang Daya. kendaraan sepeda motor. Dari 400
pengguna HIPPAM di Desa
Bandangdajah terdapat 200 pengguna
yang menggunakan kendaraan sepeda
motor. Jika emisi yang dihasilkan dari
satu sepeda motor adalah seperti diatas,
maka emisi yang dihasilkan oleh
masyarakat Bandangdajah dalam sekali
pengambilan air untuk 200 pengguna
adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data Parameter Emisi Gas


Desa Bandangdajah
Gambar 2. Lokasi Penelitian Sat Ja CO HC NO C CO2 SO
uan ra (g/ (g/ x O2 (g/k 2
(mo k km km (g/ (g/ g (g/
2.2 Waktu dan Tempat tor) (K ) ) km kg BB km
Waktu dan Pelaksanaan m) ) B M) )
penelitian ini dimulai pada tanggal 05 B
M)
Januari 2020 sampai dengan 20
200 6 16 70 38 28 381 9.6
Februari 2020, yang berlokasi di Desa /har 80 80 4 8 600
Bandangdaja Kecamatan Tanjungbumi i 0 0
Kab,Bangkalan Madura.
3.2 Volume Lalu Lintas
2.3 Analisis Sosial Ekonomi Survei dilakukan untuk
Untuk menganalisis sosial mengetahui banyaknya jumlah
ekonomi menggunakan jenis penelitian kendaraan yang melintasi menuju
deskriptif (descriptive Research) dengan sumber air sepanjang 6 km pada hari-
pendekatan kualitatif. Dilakukan hari biasa. Menurut penelitian
observasi dan wawancara yang Muziansyah, untuk memperoleh hasil
digunakan dalam teknik pengumpulan volume lalu lintas selama 5 jam pada
data [4]. Selama penenilaian dilakukan hari Senin dan Kamis [5]. Hasil survei

12
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

volume lalu lintas dilakukan untuk untuk kegiatan simpan, pinjam, deposit
memprediksi volume lalu lintas dalam 1 dan investasi, sistem pinjam tidak
hari, 1 minggu dan 1 tahun dengan cara: menggunakan jaminan namun bersifat
kepercayaan antar masyarakat dengan
1 hari = 1 jam x 12 Lihat pada Tabel 2. koperasi saja seperti peminjaman
1 Minggu = (3 x volume kendaraan hari dilakukan oleh masyaraakat sebesar
Senin) + (2 x volume kendaraan hari Rp.1.000.000 akan diangsur per minggu
Kamis). sebesar Rp.25.000, selama 1 tahun ada
1 Tahun = 52 Minggu (hasil volume 50 Minggu, sehingga pinjaman terbayar
kendaraan 1 minggu dikalikan 52 sebesar RP.1.250.000 dan Rp.250.000
minggu). operasional yang diberikan kepada
koperasi.
Tabel 2. Data Volume Lalu Lintas
Kendaraan
Jumlah Kendaraan bermotor
Hari
(Kend/ (Kend/ (Kend/
Hari) Minggu) Tahun)

Senin 200
996 51792
Kamis 198

Gambar 2. Data Sosial Mapping PHE


4. PEMBAHASAN WMO 2020
4.1 Analisis Ekonomi Masyarakat Dengan adanya Koperasi
Dari segi Ekonomi pada program HIPPAM Sumber Barokah Masyarakat
CSR PHE WMO Air Bersih Desa Bandangdaja dapat terbantu dan
Berkelanjutan HIPPAM Sumber Barokah, menggerakkan perekonomian
dimensi kompas Ekonomi dapat masyarakat, dengan uang pinjaman
mencakup hal-hal seperti pekerjaan, tersebut masyarakat dapat membuka
upah, pasar, produksi dan konsumsi, usaha kecil-kecilan sehingga
energi, penelitian dan pengembangan, menambah pemasukan keluarga.
investasi, pendapatan, hutang, distribusi
dan lain-lain. pada pendapatan yang 4.2 Analisis Sosial Masyarakat
dihasilkan oleh HIPPAM Sumber Dari segi Masyarakat pada
Barokah diperoleh dari setiap KK yang program CSR PHE WMO Air Bersih
menjadi anggota dikenakan biaya Berkelanjutan HIPPAM Sumber Barokah,
Rp.5.000 per meter kubik air. berfokus pada pemberdayaan
Pada setiap bulannya warga akan masyarakat yang dilakukan melalui
membayar air yang sudah dipergunakan. pendampingan pengelolaan program
setelah diakumulasikan penghasilan HIPPAM, Kelompok yang sudah ada
HIPPAM dari tahun 2018-2020 sebesar kemudian didorong membentuk
Rp.237.715.000. salah satu keunikan Koperasi HIPPAM Sumber Barokah.
Koperasi HIPPAM Sumber Barokah Sampai saat ini, Koperasi
adalah sistem pembayaran dilakukan HIPPAM Sumber Barokah telah
tidak hanya menggunakan uang tunai, menyediakan air bersih untuk tiga desa
tapi juga dengan bentuk non tunai yang ada di Kecamatan Tanjung Bumi,
berupa hasil pertanian warga. Sistem yaitu Desa Bandangdaja, Desa Tanjung
pembayaran ini sangat membantu Bumi dan Desa Tlaga Biru. tercatat 400
masyarakat yang memiliki kesulitan kepala Keluarga yang menikmati air
ekonomi dan hanya bekerja sebagai bersih melalui koperasi HIPPAM ini dan
petani ketika musim hujan, jika tidak 20 KK dari kelompok rentan
musim hujan masyarakat berhutang memperoleh akses air bersih melalui
sampai panen atau anak yang bekerja iuran non tunai dengan membayar
yang diperantauan yang membayarkan. menggunakan hasil pertanian di Desa
Penghasilan tersebut digunakan Bandangdaja.
oleh Koperasi HIPPAM Sumber Barokah

13
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

masyarakat itu sendiri. Sehingga dalam


memahami pemberdayaan sebagai
aktivitas yang meletakkan proses yang
tidak menafikan hasil, sebagai basis
pelaksanaan program, serta tidak bisa
dipisahkan dari peran pendampingan
kepada kelompok sasaran.

Gambar 3. Data Sekunder

4.3 Kesejahteraan Masyarakat


Kesejahteraan mengacu pada
kepuasan dan kebahagiaan orang-
orang, kesehatan fisik dan sosio
emosional, kesehatan mereka secara
keseluruhan, tingkat kepuasan hidup Gambar 4. kantor Sekretariat Koperasi
pribadi, tabungan utama, dan peluang HIPPAM Sumber Barokah
untuk mengembangkan potensi.
Masyarakat Desa Bandangdaja 4.4 Analisis Beban Emisi Kendaraan
sudah sejahtera untuk memenuhi Dengan Faktor Emisi Indonesia
kebutuhan keluarga terhadap air, Pada penelitian ini analisis perhitungan
penyakit kulit akibat air juga sudah beban emisi kendaraan menggunakan
menurun sebanyak 50%, dan metode perhitungan beban emisi
Masyarakat telah memperoleh berdasarkan Peraturan Menteri Negara
perubahan mindset untuk Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010.
mengembangkan potensi yang ada di
Desa Bandangdaja. seperti adanya Tabel 3. Data Faktor Emisi Indonesia.
usaha-usaha baru seperti mencelup Kateg CO HC NO CO CO SO
batik, mengelola hasil pertanian ori (g/k (g/k x 2 2 2
menjadi produk yang bernilai jual dan Kenda m) m) (g/k (g/ (g/ (g/k
mengelola air minum isi ulang. raan m) kg kg m)
Pemberdayaan menurut (Jame BB BB
M) M)
Ife dalam Syafar,2012) “empowerment
Seped 14 5,9 0,2 0,2 31 0,0
is a process of helping disadvantaged a 9 4 80 08
groups and individual to compete more Motor
effectively with other interest, by Mobil 40 4 2 0,0 31 0,0
helping them to learn and use in Pribad 1 80 26
lobbying, using the media, engaging in i
political action, understanding how to Mobil 2,8 0,2 3,5 0,5 31 0,4
work the system and so on”. Solar 3 72 4
Pemberdayaan dimaknai sebagai
sebuah intervensi yang merupakan Setelah didapat data volume
suatu upaya memperkuat sumberdaya kendaraan per tahun, data panjang
dan partisipasi masyarakat agar perjalanan serta faktor emisi
meningkatkan kapasitasnya agar dapat berdasarkan kategori kendaraan
menentukan masa depannya sendiri. dilakukan perhitungan beban emisi
Berdasarkan konsep kendaraan. Contoh perhitungan beban
pemberdayaan diatas, maka emisi untuk polutan jenis CO dapat
pemberdayaan dibatasi pada upaya dilihat dibawah ini:
proses keberdayaan anggota kelompak
HIPPAM Sumber Barokah dalam CO kendaraan berbahan bakar solar
program CSR PHE WMO untuk (ton/tahun):
menumbuhkan kapasitas sosial = Volume Kendaraan x VKT x FE x 10-6
ekonomi kelompok serta meningkatkan = 51792 kend/tahun x 6 km x 14 g/km x
taraf hidupnya secara mandiri. Upaya 10-6
yang dilakukan dengan memperkuat = 4,35 ton/tahun
potensi atau daya yang dimiliki oleh

14
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

Cara perhitungan beban emisi kemacetan, maka penelitian ini ingin


kendaraan untuk jenis polutan HC, NOx, melihat dampak negatif yaitu kerugian
CO2, dan SO2 hampir sama dengan cara dalam segi ekonomi dengan
perhitungan beban emisi untuk jenis memperkirakan biaya perton emisi dari
polutan CO, hanya saja pada faktor masing masing polutan yang dihasilkan
emisi (FE) bahan pencemar dari kendaraan menggunakan asumsi
menggunakan jumlah kendaraan perjam. biaya berdasarkan biaya polutan yang
Sedangkan cara perhitungan yang dipakai pada penelitian Victoria
berbeda berlaku untuk jenis polutan CO2 Transport Policy Institute [6]. Victoria
karena berkaitan dengan konsumsi Transport Policy Institute (VTPI) adalah
bahan bakar kendaraan. organisasi riset independen yang
Data yang diperlukan antara lain: didedikasikan untuk mengembangkan
1. Data konsumsi rata – rata bahan solusi inofatif dan praktis dalam masalah
bakar kendaraan. transportasi mengenai tingkat polusi
Konsumsi bahan bakar sepeda udara kendaraan bermotor. Berikut
motor rata – rata dalam kota beberapa biaya polutan dari riset yang
sebesar 48 km/liter. dilakukan di Kanada tahun 2005 ($/ton):
2. Berat jenis solar sebesar 0,82 1. Karbon Monoksida (CO) = $ 205/ton
kg/liter dan berat jenis premium 2. Partikulat (PM10) = $ 3,17/ton
sebesar 0,76 kg/liter. 3. Karbon Dioksida (CO2) = $ 205/ton
3. Panjang perjalanan di ke lokasi 4. Sulfur Dioksida (SO2) = $ 1000/ton
sumber air pulang-pergi yaitu 6 km. 5. Nitrogen Oksida (Nox) = $ 934/ton
Perhitungan CO2 kendaraan bermotor: 6. Hidrokarbon = $ 44/ton
48/6 = 1/x Dalam penelitian ini biaya emisi
4x =6 $ dollar/ton diubah kedalam mata uang
x = 1,5 liter Indonesia (Rupiah), dimana 1 $ dollar =
= 1,5 liter x 0,76 kg/liter Rp. 14.025. Kurs nilai mata uang dilihat
= 1,14 kg pada bulan Februari 2020. Berikut biaya
FE CO2 sepeda motor = 3180 g/kg BBM polutan (Rupiah/ton):
Bila faktor emisi untuk 1 kg BBM solar 1. Karbon Monoksida (CO) = Rp.
sebesar 3180 gram, maka untuk 0,0035 2.875.125/ton
kg BBM solar sebesar: 2. Nitrogen Oksida (Nox) = Rp.
1/1,14 = 3180/x 13.099.350/ton
x = 3180 x 1,14 4. Hidrokarbon = Rp.
x = 3625,2 gram 617.100/ton
Berdasarkan contoh perhitungan diatas 5. Sulfur Dioksida (SO2) = Rp.
diperoleh hasil perhitungan beban emisi 14.025.000/ton
seperti di bawah ini: 6. Karbon Dioksida (CO2) = Rp.
2.875.125/ton
Tabel 4. Beban Emisi Kendaraan Berdasarkan nilai kerugian di
Sepeda Motor Per Tahun (ton/tahun) atas dapat dihitung besaran kerugian
Kendaraan Sepeda Motor akibat beban emisi di Desa
Ruas C Bandangdaja pada Tabel 5 di bawah ini:
HC NOx SO2 CO2
O
Sepanj Tabel 5. Analisis Biaya Kerugian Emisi
ang
jalan 4,3 6,7 0,33 0,009 3625 Kendaraan Sepeda Motor
menuju 5 26 06 12 ,2 Polutan Beban
Sumber Total Kerugian
Emisi
air
CO 4,35 Rp 12.506.793,75
4.5 Analisis Perhitungan Nilai HC 6,726 Rp 4.150.614,60
Kerugian Akibat Beban Emisi NOx 0,3306 Rp 4.330.645,11
Kendaraan
Biaya kerugian emisi kendaraan SO2 0,00912 Rp 127.908,00
merupakan nilai beban emisi kendaraan
CO2 3625,2 Rp 10.422.903.150,00
yang Perhitungan analisis beban emisi
yang diperoleh dari meningkatnya
volume kendaran yang menyebabkan

15
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

5. KESIMPULAN pengairan untuk pertanian


Bedasarkan hasil analisis data sehingga masyarakat bertani pada
yang dilakukan dalam penelitian ini, saat musim hujan yang
kesimpulan yang dapat diperoleh adalah mengakibatkan banyaknya lahan
sebagai berikut. kritis dan tidak dimanfaatkan.
1. Program CSR PHE WMO telah 2. Program-program Corporate Social
memberikan dampak pada Responsibility (CSR) perlu terus
perbaikan lingkungan dan sosial, dievaluasi dan disesuaikan dengan
dampak lingkungan dengan kebutuhan masyarakat, pada
berkurangnya Beban Emisi penelitian selanjutnya dapat
Kendaran pada polutan CO 4,35 dilakukan penelitian dampak
ton/tahun. HC 6,72 ton/tahun, NOx ekonomi masyarakat setelah
0,33 ton/tahun, SO2 0,009 adanya program HIPPAM Sumber
ton/tahun, dan 3625,2 ton/tahun. Barokah. agar lebih terlihat
2. Secara sosial Program ini telah keberhasilan program tersebut.
menyediakan air bersih untuk tiga
desa yang ada di Kecamatan UCAPAN TERIMA KASIH
Tanjung Bumi. Secara Ekonomi Jurnal ini ialah karya studi dan
Desa Bandangdaja dapat terbantu kolaborasi antara ilmu lingkungan dan
dan menggerakkan perekonomian CSR, perusahaan pada saat ini tidak
masyarakat dengan adanya hanya memikirkan Profit semata namun
Koperasi HIPPAM Sumber Barokah. dituntut untuk melakukan
dan Secara Kesejahteraan proses tanggungjawab sosial perusahaan yang
keberdayaan anggota kelompak memberikan perbaikan berkelanjutan
HIPPAM Sumber Barokah dalam untuk lingkungan (Planet) dan
program CSR PHE WMO dapat Masyarakat secara luas (people).
menumbuhkan kapasitas sosial Penulis menghaturkan ucapan
ekonomi kelompok serta terimakasih kepada seluruh elemen
meningkatkan taraf hidupnya yang berada dalam lingkaran penulis.
secara mandiri. dan apresiasi setinggi-tingginya.
3. Nilai kerugian akibat emisi Terutama kepada Allah Swt sang
kendaraan merupakan nilai beban pemilik alam semesta yang senantiasa
emisi kendaraan biaya polutan melimpahkan rahmat kesehatan dan
(Rupiah/ton) yang dihasilkan yaitu memelihara energi semangat penulis.
Karbon Monoksida (CO) Rp.
2.875.125/ton, Nitrogen Oksida DAFTAR PUSTAKA
(Nox) = Rp. 13.099.350/ton, 1. Enger, E.D. dan Smith, B.F. 2000.
Hidrokarbon = Rp. 617.100/ton, Environmental Science - A Study of
Sulfur Dioksida (SO2) = Rp. Interrelationship. 7 ed. McGraw Hill.
14.025.000/ton, dan Karbon
Dioksida (CO2) = Rp. 2.875.125/ton. 2. SODEC. 2020: Laporan Sosial
Mapping Desa Bandangdaja,
6. SARAN Pembangunan Sosial dan
Saran dan rekomendasi yang Kesejahteraan:UGM.
dapat dihasilkan dari penelitian ini
3. Final Draft ISO 26000 “Guidance
diantaranya sebagai berikut.
on Social Responsibility.
1. Program HIPPAM Sumber Barokah
telah mampu memenuhi kebutuhan 4. Sofyanty, Y. R, D. Hamid, dan R. Y.
air rumah tangga dan mengurangi Dewantara. 2017. Analisis
emisi kendaraan bermotor yang Penerapan CSR dan Dampak
terjadi di Desa Bandangdaja, Terhadap Kehidupan Sosial
namun perlu adanya Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
pengembangan program yang Pada Hotel Ibis Surabaya City
digunakan untuk meningkatkan Center). Jurnal Administrasi Bisnis
produktivitas kegiatan masyarakat Vol 42 (2): 26-31.
terutama untuk pertanian di Desa
Bandangdaja program HIPPAM 5. Muziansyah, D, R. Sulistyorini, dan
belum bisa memenuhi kebutuhan S. Sebayang. 2015. Model Emisi

16
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

Gas Buangan Kendaraan Bermotor


Akibat Aktivitas Transportasi (Studi
Kasus: Terminal Pasar Bawah
Ramayana Koita Bandar Lampung).
JRSDD 3(1): 57-70.

6. Victoria Transport Policy Institute.


2011. Transportation Cost and
Benefit Analysis II. Australia.

17

Anda mungkin juga menyukai