Anda di halaman 1dari 4

Nama : Syahra Putri Sahasika

NPM : 2111040226
Matkul : Pendidikan Lingkungan

Kondisi Lingkungan yang Semakin Memprihatinkan di Bandar Lampung

Sebagai daerah Ibu Kota dari Lampung, tentu Bandar Lampung memiliki karakteristik
kehidupan dan permasalahan yang berbeda seperti ekonomi, jumlah penduduk, ancaman
permasalahan lingkungan dan ancaman kehidupan sehat berkelanjutan. Dalam essay kali ini
akan membahas tentang permasalahan lingkungan yang terjadi di kota Bandar Lampung.
Permasalahan lingkungan yang sering terjadi adalah kurangnya pengelolaan sampah,
tercemarnya sungai-sungai, permasalahan air bersih, kurangnya ruang terbuka hijau (RTH),
longsor, banjir, pencemaran udara, dan masih banyak lagi. Pemerintahan Bandar Lampung
masih kurang memperhatikan semua masalah lingkungan ini dan termasuk lambat dalam
menanganinya.

Permasalahan lingkungan utama yang menjadi sumber masalah kerusakan lainnya adalah,
sampah. Sampah di Bandar Lampung setiap tahunnya selalu bertambah. Menurut data tahun
2019, sampah di Kota Bandar Lampung mencapai 800 ton per hari dan angka tersebut terus
bertambah sampai sekarang. Sumber penyumbang sampah paling besar adalah dari laut lepas,
karena Lampung sendiri memiliki karakteristik teluk. Sampah-sampah tersebut terbawa
ombak dan kebanyakan berupa sampah plastik yang sudah pasti susah terurai. Seperti
disekitar kita ada pembuangan sampah di samping Universitas Islam Negeri Lampung, disana
ada tempat pembuangan sampah yang sangat mengganggu para pengguna jalan karena
mengeluarkan bau tak sedap. Disitu juga sudah tertulis tidak boleh membuang sampah
sembarangan, tapi masih ada saja yang membuang sampah di daerah tersebut. Pengelolaan
sampah yang ada di Lampung belum mencukupi prosesnya, seperti di TPA Bakung. TPA
Bakung masih menggunakan sistem Open Dumping, dimana sampah hanya sebatas diratakan
oleh alat berat saja tanpa mengalami proses yang seharusnya. SDM di Lampung untung
mengelola sampah juga masih kurang. Dengan semua kekurangan yang ada, itu lah kenapa
sampah menjadi masalah lingkungan yang tak kunjung selesai di Bandar Lampung.

1
Sungai-sungai dan pembuangan air di Bandar Lampung juga mengalami pencemaran, faktor
utamanya tentu karena sampah tadi. Masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan
adanya larangan membuang sampah sembarangan. Mereka tetap saja membuang sampah,
tanpa memikirkan konsekuensinya. Seperti keadaan sungai atau pembuangan air di daerah
Perumahan Taman Prasanti, Sukarame, Bandar Lampung, selokan di daerah tersebut sangat
bau karena pembuangannya yang tersumbat oleh sampah-sampah. Bahkan jika musim hujan
berkepanjangan, sering terjadi banjir di daerah tersebut. Berdasarkan pernyataan penduduk di
daerah Perumahan Taman Prasanti juga lumayan sulit untuk mendapatkan air bersih karena
terjadinya pencemaran sungai ini yang merambah hingga ke pusat air masyarakat. Ada lagi
masalah di laut Lampung yang terjadi pada 8 Maret 2022 silam, berdasarkan Walahi
Lampung, Laut Panjang di Bandar Lampung tercemar oleh oli dan minyak yang
menyebabkan pantai menjadi hitam dan berbau solar. Tetapi sampai saat ini belum diketahui
berasal dari mana oli dan minyak tersebut.

Bandar Lampung yang merupakan daerah perkotaan menyebabkan kurangnya ruang terbuka
hijau atau RTH. Hasil survei yang dilakukan oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walahi)
Lampung yang dilakukan pada awal 2020, Mengungkapkan setidaknya hanya tersisa 9,5
persen ruang terbuka hijau dari luas lahan kota Bandar Lampung 19.722 hektar. Hal ini
terjadi karena banyaknya bukit-bukit yang seharusnya menjadi RTH malah dialih fungsikan
dan digerus untuk dijadikan pemukiman. "Padahal kondisi ruang terbuka hijau di Kota
Bandar Lampung yang seharusnya itu 20 persen, klaim pemerintah hanya 11,04 persen dan di
awal tahun kita lakukan riset terhadap ketersediaan ruang terbuka hijau ternyata hanya 9,5
persen. Berarti ada -10,5 persen ketersediaan ruang terbuka hijau,” ungkap Direktur Walhi
Lampung, Irfan Tri Musri pada program Kupas Podcast yang berlangsung di studio Podcast
Kupas Tuntas, Senin (12/10). Akibat lain dari kurangnya ruang terbuka hijau tentu
penyerapan udara yang menjadi tidak maksimal. Sebagai ibu kota dari Lampung, tentu saja
Bandar Lampung memiliki kegiatan jalanan yang lebih padat dan mengakibatkan kualitas
udara yang tidak sebersih dan sesehat di kabupaten lainnya yang ada di provinsi Lampung.

Pemerintah Bandar Lampung dalam mengatasi permasalah lingkungan ini memang masih
sangat lambat. Saat ini pemerintahan Bandar Lampung sedang memperluas bank sampah

2
sebagai salah satu cara menanggulangi terjadinya penumpukkan sampah di Bandar Lampung.
Hal ini dilakukan untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa sampah bisa juga bernilai
ekonomis. Kita, sebagai masyarakat juga harus mempunyai rasa tanggung jawab dan sadar
akan dampak buruk dari membuang sampah sembarangan. Lalu, untuk mengatasi RTH yang
terbatas, beberapa daerah di Bandar Lampung sudah mencoba untuk membenahinya. Seperti,
di daerah metro terdapat beberapa tempat yang dibenahi untuk memperluas RTH yaitu Taman
Merdeka, Lapangan Samber, Taman Demokrasi, Taman Gajah, Taman Yosomulyo dan
Lapangan Armor, Taman dan Lapangan Mulyojati, Taman Terminal Mulyojati, Hutan Kota
Linara, Hutan Kota Tejosari, Bumi Perkemahan, Lapangan Garuda, Lapangan Sepakbola
Hadimulyo Barat, Lapangan Sepakbola Hadimulyo Timur, Landbouw, Dam Raman. Untuk
mengatasi polusi udara, tertulis dalam Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Lampung Nomor
20 Tahun 2014 yaitu
● pencemaran udara di Provinsi Lampung, telah menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan sehingga menyebabkan menurunnya kualitas udara dan daya dukung
lingkungan
● udara perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran
udara
Kita sebagai masyarakat yang ikut andil dalam menyumbang polusi, harus bisa ikut andil
juga dalam upaya mengurangi polusi dengan lebih sering menggunakan kendaraan umum,
bersepeda jika tujuan tidak jauh dan lebih suka berjalan kaki.

Kesimpulannya, yaitu Bandar Lampung masih mengalami banyak sekali permasalahan


lingkungan. Pemerintahan Bandar Lampung masih lambat dalam mengatasi permasalah ini.
Tetapi kita sebagai masyarakat juga harus bisa membantu untuk bisa mengatasi dan
mengurangi kerusakan lingkungan yang memang kebanyakan berasal dari diri kita sendiri.

3
4

Anda mungkin juga menyukai