Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN HARMONI SOSIAL

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. Akbar Fadhel Prakoso
2. Amar Risq
3. Bunga Ayu Parastika
4. M.Rakha Ramadhan
5. M.Rafli Ardiansyah
6. Nadiyah Salsabila
7. Putri Dwi Ariqah
8. Putri Taqiyyah

Kelas : XI Melati 1
Guru pembimbing : Rara

SMA NEGERI 4 PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2023 – 2024
PENDAHULUAN
Permasalahan sampah di Kota Palembang saat ini masuk kedalam salah satu masalah yang
penting untuk ditangani. Jumlah penduduk Kota Palembang terus bertambah jumlahnya dan
ini akan menghasilkan jumlah sampah yang juga terus bertambah. Informasi dari Kepala
Dinas Lingkuhan Hidup dan Kebersihan (DLHK) kota Palembang, Alex Fernandus
mengatakan bahwa saat ini total produksi sampah di kota Palembang dalam sehari tembus
sebanyak 1.200 ton di tahun 2021 dan diharapkan angka ini akan mengalami pengurangan
sebanyak 20 persen.Jika jumlah tidak mengalami penurunan maka akan mengakibatkan
terdapat banyaknya gundukan sampah dan menimbulkan masalah baru pada bidang
kebersihan serta kesehatan.Sampah ialah masalah yang paling mendesak selain masalah
lainnya di kota Palembang saat ini. Masalah ini harus ditangani dengan baik mengingat
masalah sampah memiliki konsekuensi yang mengerikan seperti perubahan keseimbangan
lingkungan dan tentunya kerugian yang tidak pernah diharapkan oleh semua pihak yang
terlibat. Hal-hal yang dapat terjadi adalah kerusakan udara, air dan tanah.Situasi saat ini
adalah pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan pengelolaan sampah yang baik.
Akibatnya, tumpukan sampah menumpuk di berbagai tempat yang menimbulkan masalah
baru bagi lingkungan kota Palembang.

Terkait dengan hal tersebut, salah satu instansi yang membidangi pembuangan sampah di
Kota Palembang adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota
Palembang.Di bidang kebersihan dan pengelolaan limbah B3, DLHK Kota Palembang
bertanggung jawab terhadap kebersihan di Kota Palembang, termasuk pengelolaan limbah.
Tingkat urbanisasi yang tinggi memaksa pemerintah kota untuk meningkatkan pelayanan
yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berkat tuntutan dan aspek layanan
yang ditawarkan, pemerintah kota harus menangani masalah sampah dengan lebih serius.
Pertambahan penduduk merupakan faktor utama dibalik timbulnya masalah sampah, karena
pada kenyataannya penghasil utama sampah adalah manusia.

Berdasarkan informasi dari DLHK Kota Palembang, pada tahun 2020 timbul sampah di kota
Palembang sebesar 426.390,66 ton, dan jumlah pengolahan sampah sebesar 76,69% atau
327.019,20 ton per tahun. jumlah tersebut melebihi target pengelolaan sampah nasional tahun
2020 sebesar 75%, yang terkait dengan Perpres No. 97 Tahun 2017, sedangkan pengurangan
sampah Kota Palembang saat ini hanya sebesar 19,79% atau 84.390,61 ton per tahun. Jumlah
tersebut belum memenuhi target pengurangan nasional sebesar 22% untuk tahun 2020 sesuai
Keputusan Presiden Republik Indonesia 97 Tahun 2017. Selain itu, pengelolaan sampah
sebesar 96,49% atau 411.409,81 ton dan untuk sampah yang tidak diolah sebesar 3,51% atau
14.980. 0,85 ton/tahun.
Selain itu, terdapat beberapa sumber sampah yang pertama berasal dari pemukiman
penduduk, seperti berbagai jenis tipe rumah dan apartemen. Jenis limbah merupakan sisa
berbentuk limbah makan, helai kertas, karton, kayu, berbagai plastik, sampah tekstil, berupa
kulit, limbah hasil kegiatan berkebun, serpihan kaca, butiran logam, berbagai barang bekas
berasal dari rumah tangga, berbagai limbah berbahaya lainnya. Kedua, dari kawasan
komersial, berasal dari pasar, restoran, pertokoan, lingkungan kantor dan hotel. Jenis sampah
nya bisa terdiri dari sisa makanan, berbagai jenis kertas, terdapatnya plastik, sisa kayu, kaca,
logam, adanya bahan berbahaya sekaligus beracun. Yang ketiga berasal dari ruang publik
seperti jalan berkelok-kelok, tempat rekreasi, pantau dan taman. Jenis sampah yang
dihasilkan berupa sampah taman, potongan ranting dan dedaunan.

TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengurangi tingkat pencemaran air di Sungai
Musi melalui Analisis SWOT sederhana dalam Perencanaan Harmoni Sosial

MENGANALISIS KASUS:

PENCEMARAN YANG TERJADI DI SUNGAI MUSI

Permasalahan sungai tercemar tidak hanya ada di Pulau Jawa, Sungai Musi, sungai
terpanjang di Pulau Sumatra, juga tercemar, bahkan tergolong dalam kategori tercemar berat.
Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumatra Selatan memantau sungai ini
sejak 2016, dan ditemukan bahwa sungai yang mengalir sejauh 750 kilometer ini, sudah
sangat tercemar. Kegiatan manusia menjadi salah satu penyebab Sungai Musi tercemar.
Kegiatan industri menjadi faktor penyebab penurunan kualitas air di Sungai Musi.Seperti
diketahui, di Kota Palembang, terdapat beragam kegiatan industri, seperti industri batu bara,
karet, semen, hingga industri rumahan. Buangan industri, yang berupa limbah padat dan
cair, terkadang masuk langsung ke badan sungai dan membuat kualitas air Sungai Musi
menurun.
Kondisi itu mendorong DLHK Sumatra Selatan melakukan pemantauan di 72 titik aliran
sungai, sepanjang 2016 lalu. Hasilnya ditemukan 41 lokasi sungai tercemar berat dan 32
tercemar ringan. Beberapa indikator baku mutu air di sungai yang memiliki rata-rata lebar
504 meter ini berada di bawah standar yang ditetapkan pemerintah lewat Peraturan Gubernur
dan Peraturan Menteri Kesehatan.Di titik-titik pencemaran tersebut, polutan yang ditemukan
paling banyak adalah pembuangan limbah industri dan limbah domestik. Buangan limbah
dari kegiatan industri itu bisa berupa zat radioaktif dan logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Hi).
Selain itu, ada juga polutan kimiawi lain yang berasal dari limbah domestik, seperti detergen,
minyak dan pupuk anorganik. Jika jumlah polutan ini terus bertambah, maka akan
menimbulkan banyak masalah.

Air Sungai Musi mengandung juga logam berat mangan dan tembaga dengan kadar mencapai
0,2 ppm dan 0.06 ppm, padahal standarnya tidak boleh lebih dari 0,03 ppm.Kadar klorin dan
fosfat juga cukup tinggi, yakni untuk klorin 0,16 mg/liter, seharusnya tidak boleh lebih dari
0,03 mg/liter, sedangkan fosfat mencapai 0,59 mg/l. Tingginya kadar klorin dan fosfat sangat
memengaruhi sistem pernapasan ikan dan mempengaruhi pembentukan telur ikan. Tingginya
pencemaran bahan-bahan kimia pengganggu hormon memicu gangguan reproduksi ikan
sehingga menurunkan populasi ikan dan punahnya ikan-ikan yang tidak toleran terhadap
kadar polutan yang meningkat.Nelayan dan penjual ikan mengeluh atas merosotnya jumlah
ikan tangkapan dan ukuran ikan yang makin mengecil.

LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian ini terletak di Sungai Musi, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan
ANALISIS SWOT DALAM KASUS PENCEMARAN YANG TERJADI DI SUNGAI
MUSI

KEKUATAN (Strength)

• Apa saja keterampilan dan dukungan yang kalian lakukan ?


Keterampilan /strategi yg dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang
sampah sembarangan terutama ke sungai.Kebersihan lingkungan sangatlah penting untuk
kita semua karena dapat menciptakan kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.
Manfaat menjaga kebersihan lingkungan adalah lingkungan menjadi lebih sejuk terhindar
dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat, bebas dari polusi udara, air
bersih aman untuk di minum dan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari lebih tenang.
Dalam menjaga kebersihan yang harus kita lakukan yaitu dimulai dari diri sendiri dengan
cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga kebersihan lingkungan,
selalu melibatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan
kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, memperbanyak
tempat sampah di sekitar lingkungan, mensosialisasikan kepada masyarakat untuk terbiasa
memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organic dan non organic, dapat membuat
kompos dari sampah organic agar dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk, membuat
kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah, mengatur jadwal untuk kegiatan kerja
bakti membersihkan lingkungan, dan tidak membuang sampah sembarangan.

KELEMAHAN (Weakness)
• Apa saja yang perlu ditingkatkan untuk masyarakat?
Tidak hanya paham kesadaran membuang sampah pada tempatnya saja, masyarakat juga
perlu belajar berkaitan dengan penerapan prinsip 3R dan pengetahuan tentang
pengelolaan sampah yang bertanggung jawab lainnya. Belajar kelola sampah tidak hanya
kewajiban bagi para petugas kebersihan, tapi semua lapisan masyarakat.Saat ini,
kebanyakan masyarakat Indonesia masih kurang memahami pentingnya pemilahan
sampah. Sehingga sampah seringkali masih terbatas pada pengumpulan di Tempat
Penampungan Sementara (TPS), lalu diangkut menuju Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) atau ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Menyebabkan sampah saling
tercampur, menyulitkan petugas untuk melakukan pengelolaan yang tepat.Cara untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat soal pengelolaan sampah yang bertanggung jawab
adalah dengan melakukan pendekatan dengan contoh. Contoh-contoh itu bisa berupa
kasus-kasus lingkungan atau perubahan iklim yang dekat dengan masyarakat.Misalnya
saja TPA yang menggunung dan bau, padahal itu bisa dicegah dengan pemilahan sampah
yang baik, daur ulang dan kompos.Komunikasi yang efektif juga menjadi salah satu
kunci untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
sampah.Komunikasi ini tidak hanya terjadi sesama masyarakat saja, tapi juga komunikasi
dengan pemerintah dan organisasi pengelola sampah.Jadi untuk melakukan kampanye
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam belajar kelola sampah, tidak hanya satu arah,
tapi melibatkan dialog.
PELUANG (Opportunities)
• Apa saja elemen atau potensi masyarakat yang dapat dimanfaatkan?
Masyarakat dapat terlibat langsung dalam kegiatan pembersihan sungai, baik secara
individu maupun melalui kelompok atau organisasi lingkungan. Ini termasuk
mengumpulkan sampah, membersihkan tepian sungai, dan melakukan kegiatan lain yang
membantu memperbaiki kondisi sungai.Masyarakat juga dapat membantu dalam
memantau kondisi sungai secara teratur, misalnya dengan mengamati perubahan
lingkungan, dan melaporkan adanya tindakan pencemaran kepada pihak berwenang. Hal
ini membantu dalam pencegahan /penanggulangan pencemaran yang terjadi di sungai
ANCAMAN (Threats)
• Apa saja hambatan yang dialami masyarakat?
Banyaknya sampah plastik yang dibuang ke Sungai Musi akibat masih rendahnya
kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempat yang ditentukan dan rendahnya
pemahaman mengenai dampak buruk membuang sampah ke sungai. Kurangnya fasilitas
dan sistem pengangkutan sampah yang baik menyebabkan masyarakat ambil jalan pintas
yang berbahaya, yakni membuang sampah ke Sungai Musi.Jenis sampah yang dibuang di
sungai, di antaranya kantong kresek, cangkir, botol, pipet, bekas bungkus makanan, dan
deterjen.

AKSI YANG DILAKUKAN DI LAPANGAN

Membangkitkan Gotong Royong menyelamatkan Sungai Musi

Kondisi Sungai Musi yang memprihatinkan itu perlu mendapat perhatian bersama semua
pihak dan warga agar sungai tersebut tetap bisa menjadi sumber air kehidupan masyarakat,
tempat hidup dan berkembang biak aneka jenis ikan, serta biota sungai lainnya.Sungai Musi
perlu dijaga kebersihannya agar bisa tetap digunakan masyarakat di sepanjang daerah aliran
sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sebagai bahan baku air minum.
Oleh karena itu, warga Palembang harus bahu-membahu untuk membersihkan sungai yang
tercemar tersebut. Kegiatan gotong royong ini melibatkan seluruh warga desa, dari berbagai
lapisan usia dan profesi. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga para warga usia
lanjut juga ambil bagian dalam kegiatan ini.

Dengan semangat kebersamaan dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan, mereka saling
bekerja sama untuk membersihkan sungai dari sampah-sampah yang dapat menyebabkan
penyumbatan aliran air. Warga menggunakan alat-alat sederhana seperti sapu, sekop, dan
ember untuk mengumpulkan sampah-sampah yang tersebar di sekitar sungai. Mereka juga
terlihat membawa kostum pembersih, sarung tangan, dan masker untuk menjaga kebersihan
dan kesehatan mereka selama kegiatan berlangsung.melalui gotong royong dan kesadaran
akan pentingnya kebersihan lingkungan, warga dapat menciptakan perubahan positif yang
signifikan. Melalui upaya ini, warga menunjukkan semangat gotong royong sebagai bentuk
kepedulian mereka terhadap lingkungan dan kehidupan bersama.

SOLUSI UNTUK MENGATASI PENCEMARAN SUNGAI

1.Melakukan pengolahan limbah dengan benar

2.Menggunakan bahan - bahan yang ramah lingkungan

3.Tidak membuang sampah di sungai atau sumber air lainnya

4.Menggunakan detergen yang ramah lingkungan

5.Rutin melakukan upaya pembersihan sumber air

6.Menanam pohon di setiap lahan yang tersedia

7.Menjauhkan sumber polutan dari sumber air

8.Tidak mendirikan kawasan industri yang dekat dengan sumber air

9.Tidak menggunakan pupuk kimia berbahaya dan pestisida secara berlebihan

KESIMPULAN

Sungai Musi merupakan bahan baku air bersih PDAM Tirta Musi Palembang, sehingga
sungai tersebut merupakan bagian penting bagi kehidupan masyarakat.Perusahaan yang
produknya dikemas dengan plastik, seharusnya ikut bertanggung jawab atau EPR (Extended
Producer's Responsibility) terhadap sampah yang mereka hasilkan sesuai dengan amanat UU
No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.Dengan adanya UU itu, sebenarnya
Pemerintah Kota Palembang dan Provinsi Sumsel bisa mendorong produsen untuk ikut
menyediakan fasilitas pengolahan sampah, sehingga bukan hanya masyarakat yang
disalahkan dalam permasalahan sampah.Melihat permasalahan tersebut, semua pihak dan
lapisan masyarakat berkewajiban menjaga Sungai Musi.Masyarakat dan pelaku usaha
diimbau tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan pencemaran air Sungai
Musi.

Untuk menghentikan tindakan yang dapat mengakibatkan pencemaran air sungai, tindakan
penyelamatan bisa dimulai dari lingkungan rumah tangga, tempat bekerja, sekolah dan
tempat aktivitas lainnya.Pencemaran sungai tidak boleh terus dibiarkan berlanjut karena bisa
menimbulkan dampak bagi keberlangsungan hidup masyarakat/warga di Kota Palembang dan
sepanjang daerah aliran Sungai Musi yang mengandalkan pemenuhan kebutuhan air dari
sungai tersebut serta dapat merusak ekosistem.Dampak dari pencemaran terutama sampah
plastik yang dibuang masyarakat ke Sungai Musi, ikan endemik seperti baung, patin, dan
belida mengalami penurunan populasi.Melalui kepedulian bersama, diharapkan Sungai Musi
dapat diselamatkan dari pencemaran berat sehingga dapat terus berfungsi sebagai sarana
transportasi dan memenuhi berbagai kebutuhan hidup masyarakat

Anda mungkin juga menyukai