PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data pemantauan sampah laut dari Ditjen PPKL KLHK pada
tahun 2017-2019 di 24 lokasi dalam 22 provinsi se Indonesia Sumatera Barat
merupakan peringkat ke lima dari 22 provinsi setelah provinsi Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Jawa Barat dan aceh, dari 10 privinsi di kepulauan Sumatera,
Sumatera Barat merupakan timbulan sampah ekoregion terbanyak ke 5 pada tahun
2019.10 Sumatera Barat termasuk provinsi yang perilaku rumah tangga dalam
pengelolan sampah cenderung sedikit karena minimnya pengetahuan rumah
tangga akan perlunya pemilahan sampah. Jika sampah tidak dipilah oleh rumah
tangga, maka hal itu menyebabkan meningkatnya volume sampah. Karena tidak
semua sampah bisa terangkut ke TPA. Sumatera Barat saat ini mengalami
perkembangan pesat yang ditandai dengan bertambahnya penduduk serta
meningkatnya pengeluaran rumah tangga setiap tahunnya. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah yaitu,
pendidikan, pendapatan, usia dan pengetahuan pengelolaan sampah.11
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan penjabaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
akan di teliti yaitu “bagaimana analisis manajemen pengelolaan sampah di TPA
Regional kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2021”?
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Untuk melihat dan mengetahui analisis manajemen pengelolaan
sampah di TPA regional kota Payakumbuh provinsi Sumatera Barat
2. TUJUAN KHUSUS
1) Untuk mengetahui peran sumber daya manusia dalam
manajemen pengelolaan sampah di TPA Regional Payakumbuh
2) Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam manajemen
pengelolaan sampah di TPA regional kota Payakumbuh
provinsi Sumatera Barat
3) Untuk mengetahui alokasi pendanaan dalam manajemen
pengelolaan sampah di TPA regional kota Payakumbuh
provinsi Sumatera Barat
4) Untuk melihat proses pengelolaan di TPA regional kota
Payakumbuh provinsi Sumatera Barat
5) Untuk melihat kendala-kendala apa saja yang terjadi pada saat
proses pengelolaan sampah di TPA regional kota Payakumbuh
provinsi Sumatera Barat
D. MANFAAT
a. Bagi TPA regional payakumbuh
Sebagai masukan dan dasar pertimbangan dalam pengambilan kebijakan
bagi pihak pengelolaan sampah di TPA regional payakumbuh provinsi
sumatera barat
b. Bagi institusi
Memberikan informasi mengenai analisis manajemen pengelolaan sampah
di TPA regional payakumbuh provinsi sumatera barat
c. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai cara
pengelolaan sampah
d. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini di harapkan berguna untuk informasi serta acuan bagi
peneliti berikutnya dengan ruang lingkup yang tidak berbeda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keberadaan sampah tentunya pasti tidak berdiri sendiri. Timbulnya sampah terjadi
karena berbagai faktor dan situasi yang meliputinya. Beberapa sumber-sumber
sampah yaitu:
1. Sampah Organik
Sampah organik atau sampah yang biasa di sebut dengan sampah basah adalah
sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh
mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dapat diuraikan secara alami,
salah satu contohnya sampah dari hasil rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik misalnya sampah dari dapur, sisa makanan,
pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung , sayuran, kulit buah,
daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang dihasilkan dari
bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses
teknologi pengolahan bahan tambang serta dapat berasal dari sumber daya
alam tak terbarui seperti inyak bumi, mineral dan hasil proses industry.
Sampah anorganik dibedakan menjadi, sampah logam dan produk-produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, Sampah kaca dan keramik, sampah
detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat terurai secara
alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainnya membuthkan waktu yang lama untuk di uraikan. Sampah
jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas
plastik, dan kaleng.
3. Sampah bahan berbahaya beracun (B3)
Pada sampah bahan berbahaya dan beracun (B3), sampah dapat berasal dari
zat kimia organik dan non organik serta logam-logam berat yang umumnya
berasal dari buangan industri. Pengelolaan sampah B3 tidak dapat
dicampurkan dengan sampah organik dan nonorganik. Biasanya ada badan
khusus yang dibentuk untuk mengelola sampah B3 sesuai Peraturan berlaku.20
2.1.4 Karakteristik Sampah
1. Sampah basah atau garbage adalah jenis sampah yang di hasilkan dari sisa
sisa potongan hewan atau sayur-sayuran hasil dari proses pengolahan,
pembuatan dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat
yang mudah membusuk yang umumnya memiliki sifat mengandung air
sehingga akan mudah menimbulkan bau yang tidak sedap.
2. Sampah kering atau rubbish adalah sampah yang mudah terbakar dan tidak
mudah terbakar yang biasanya berasal dari rumah-rumah, pusat perdagangan,
perkantoran.
3. Abu atau ashes adalah sampah yang berasal dari hasil sisa-sisa pembakaran
benda yang terbakar seperti rumah, kantor maupun dipabrik-pabrik industri.
4. Sampah jalanan (Street Sweping) adalah sampah hasil dari pembersihan jalan
dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang
terdiri dari kertas, daun-daun dan lain-lain.
5. Bangkai binatang (Dead animal) adalah sampah yang berupa sampah-sampah
biologis yang berasal dari bangkai binatang yang sudah mati karena alam,
penyakit atau kecelakaan yang sudah membusuk.
6. Sampah rumah tangga atau household refuse merupakan sampah campuran
yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes yang berasal dari daerah perumahan.
7. Bangkai kendaraan atau abandonded vehicles adalah sampah yang berasal dari
bangkai-bangkai mobil, truk, kereta api yang sudah dibuang dan tidak
terpakai.
8. Sampah industri merupakan sampah padat yang berasal dari hasil-hasil pabrik
industri pengolahan hasil bumi dan tumbuh-tubuhan serta industri lainnya.
9. Sampah pembangunan atau demolotion waste merupakan sampah dari hasil
proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-
puing, potongan kayu, besi beton, bambu dan lainnya.
10. Sampah khusus adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus
misalnya kaleng cat, flim bekas, zat radioaktif dan lain-lain20
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
Slamet tahun 2004 mengatakan bahwa sampah baik kualitas maupun kuantitasnya
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan taraf hidup masyarakat. Ada beberapa
factor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah di masyarakat, antara lain yaitu:
1. Pewadahan
Melakukan pewadahan sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah,
yaitu Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan
dengan wadah warna gelap, sampah an organik seperti gelas, plastik, logam dan
jenis sampah lainnya dengan menggunakan wadah warna terang dan khususnya
sampah bahan barbahaya beracun (B3) berwarna merah yang diberi lambang
khusus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pengangkutan dan pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah adalah tanggung Jawab dari masing masing rumah
tangga Dan institusi yang menghasilkan sampah Oleh karena itu masyarakat
harus Membangun dan membuat tempat khusus Untuk pengumpulan sampah.
Kemudian Dari masing masing tempat pengumpulan Sampah tersebut
diangkut ke tempet Pembuangan sampah sementara dan Selanjutnya ke
tempet pembuangan ahir.
3. Pengelolaan dan pemusnahan sampah
a. Ditanam atau landfil
Pengelolaan dan pemusnahan dengan teknik ini dilakukan dengan cara
membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun
dengan tanah prisip dari sanitary yang telah ditimbun kemudian segera
diaduk dengan lapisan tanah yang padat.
b. Dibakar atau Insenertor
Pengelolaan dan pemusnahan sampah dengan cara insenerator atau
dibakar didalam tungku pemusnah. Pelaksanaan metode ini harus
diusahakan sejauh mungkin dari pemukiman demi menghindari
pencemaran udara.
c. Dijadikan pupuk atau kompos
Pengelolaan sampah menjadi pupuk (kompos), terutama untuk sampah
organik seperti daun-daun, sisa makanan dan sampah lain yang mudah
membusuk.22
4. Pembuangan akhir
Metode pembuangan akhir sampah dapat berupa penimbunan terkendali termasuk
pengolahan lindi dan gas, lahan urug saniter termasuk pengolahan lindi dan gas
dan metode penimbunan sampah untuk daerah pasang surut dengan sistem kolam
(an acrob, Fakultatif, maturasi).23
b. Re-use atau memakai kembali, dilakukan dengan memilah dan memilih barang-
barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali
pakai, buang (disposable), hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang
sebelum menjadi sampah.
c. Recycle atau mendaur ulang dilakukan dengan memanfaatkan atau mendaur ulang
barang-barang yang tidak terpakai suapaya bisa digunakan kembali. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan
industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Benda yang
dapat didaur ulang contohnya sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam,
merupakan jenis sampah yang dapat di daur ulang atau dimanfaatkan kembali.
d. Replace atau mengganti yaitu dengan menteliti barang yang kita pakai sehari-hari.
Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih
tahan lama. Lebih teliti dalam pemakaian barang yang lebih ramah lingkungan,
misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja dan jangan
pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.19
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa faktor yang lebih dominan menimbulkan
hambatan dalam pengelolaan sampah adalah kurangnya pengetahuan, tentang
pengelolaan sampah, kebiasaan pengelolaan sampah yang kurang baik dan efektif,
kurangnya fasilitas pengelolaan sampah, kurangnya partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah dan yang paling utama yaitu kurangnya alokasi dana19
4.2 Manajemen pengelolaan sampah
2.2.1 Peraturan atau hukum
Aspek organisasi dan manajemen ialah suatu kegiatan multi disiplin yang bertumpu
pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut aspek-aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan kondisi fisik wilayah kota, dan memperhatikan pihak yang dilayani yaitu
masyarakat kota. Perancangan dan pemilihan bentuk organisasi disesuaikan dengan:
a) Daerah pelayanan
b) Tingkat pelayanan
c) Teknik operasional, mulai dari:
Pewadahan sampah
Pengumpulan sampah
Pemindahan sampah
Pengangkutan sampah
Pengolahan dan pemilahan sampah
Pembuangan akhir sampah
Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin
dilakukan sejak dari pewadahan sampai dengan pembuangan
akhir sampah.23
2.2.4 Pembiayaan atau retribusi
a) Biaya investasi
b) Biaya operasi dan pemeliharaan
c) Biaya manajemen
d) Biaya untuk pengembangan
e) Biaya penyuluhan dan pembinaan masyarakat.
Selain dampak posistif yang diberikan oleh kehadiran sampah di TPA terdapat pula
dampak negatif yang terjadi akibat kehadiran sampah di TPA. Kehadiran sampah
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan sumberdaya yang cukup besar.
Lingkungan dan sumberdaya yang berada tidak jauh dari lokasi TPA dapat tercemar,
baik itu udara, air, maupun tanah sehingga sumberdaya tersebut tidak layak untuk
digunakan sebagai pendukung aktivitas sehari-hari manusia yang terus-menerus
meningkat. Tidak hanya itu, penetapan TPA sampah juga dapat menimbulkan konflik
sosial antara masyarakat dan pemerintah yang menyebabkan kehidupan masyarakat
kurang harmonis. Selain berbahaya bagi lingkungan sekitar, sampah juga dapat
membahayakan kesehatan masyarakat. Sampah dapat menjadi sumber bau yang tidak
sedap yang dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan seperti TBC, bronchitis,
dan penyakit saluran pernafasan lainnya. Sampah juga dapat menjadi tempat
berkembang biaknya vektor penyakit yang dapat menyebar dan menyebabkan wabah
penyakit bagi manusia dan makhluk hidup lainnya yang bertempat tinggal di sekitar
TPA sampah.25
Persyaratan umum dan teknis lokasi pembuangan akhir sampah sesuai dengan SNI 03
3241 1994 yang menjelaskan tentang tata cara pemilihan lokasi TPA sampah. Tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah ialah sarana untuk berlangsungnya suatu kegiatan
pembuangan akhir sampah berupa tempat dimana sampah dikarantika dan di
kumpulkan secara aman. Kriteria lokasi TPA harus memenuhi persyaratan dan
ketentuan hukum, pengelolaan lingkungan hidup dengan AMDAL, serta tata ruang
yang ada. Kelayakan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan:
2) Kriteria penyisih digunakan untuk memilih lokasi terbaik yang meliputi iklim,
utilitas, lingkungan biologis, kondisi tanah, demografi, batas administrasi, kebisingan,
bau, estetika dan ekonomi.
Adapun metode pembuangan akhir sampah kota dapat dilakukan sebagai berikut :
Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan di TPA sampah adalah sebagai
berikut:
4) loader dan power showel untuk penggalian, perataan, pengurugan dan pemadatan
7) kompaktor atau Iandfril compactor untuk pemadatan timbunan sampah pada lokasi
dalam.23
Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang merupakan
sistem pengalihan open dumping dan sanitary landfill yaitu dengan penutupan
sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA sampah penuh yang dipadatkan
atau setelah mencapai periode tertentu.
Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan
dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Pekerjaan
pelapisan tanah penutup dilakukan setiap hari pada akhir jam operasi.9
2.3Kerangka Teori
METODOLOGI PENELITIAN