SCENE 1
Penggambaran tentang kondisi alam, lingkungan, kawasan pasar, dan perilaku manusia dalam
kehidupan sehari - hari.
SCENE 2
Penggambaran tentang tumpukan sampah, pembakaran sampah, dan seolah – olah sampah menjadi
monster ( digambarkan dengan liukan manusia dalam area sampah ) dan selalu mengejar manusia,
manusia mulai bingung dan terjatuh ke dalam lubang hitam menganga ( sampah ).
SCENE 3
Penggambaran orang membuang sampah setiap hari di dalam bak sampah. Dan kalkulasi sampah sehari
yang masuk ke TPA Mojorejo.
SCENE 4
Penggambaran tentang peran serta manusia dalam mengendalikan sampah. Manusia membuang
sampah ke tempat sampah.
TAGAR “ SIAPA YANG MEMULAI ??? DAN SIAPA YANG MENGAKHIRI ??? “
“ BUKAN DENGAN KATA – KATA YANG SEMAKIN BERBUSA, AKSI NYATA SOLUSINYA “
DISUSUN OLEH
TEAM DASIAT BENDOSARI
SUKOHARJO
2019
PENDAHULUAN
Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan
serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Sukoharjo saja, tapi di Indonesia bahkan di seluruh
dunia. Negara-negara maju telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut,
begitupun bagi pemerintah daerah dimana persampahan merupakan masalah yang serius. Produksi
sampah yang terus menerus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola
konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan
keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan
pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi
suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang
dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Perkembangan laju
volume timbunan sampah di Kabupaten Sukoharjo megalami peningkatan setiap tahunnya. Volume
timbunan persampahan tergantung pada volume jenis sampah yang dihasilkan diantaranya sampah
pemukiman atau perumahan, sampah pasar, sampah industri dan penyapuan jalan atau fasilitas umum.
Dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Dari sudut pandang kesehatan
lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang
biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu
penyakit. Beberapa dampak apabila sampah tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Sampah dapat menjadi sumber penyakit, lingkungan menjadi kotor. Hal ini akan
menjadi tempat yang subur bagi mikroorganisme patogenyang berbahaya bagi
kesehatan manusia, dan juga menjadi tempat sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya.
2. Pembakaran sampah dapat berakibat terjadinya pencemaran udara yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat, dan memicu terjadinya pemansan global.
3. Pembusukan sampah apat menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi
kesehatan. Cairan yang dikeluarkan dapat meresap ketanah, dan dapat menimbulkan
pencemaran sumur, air tanah, dan yang dibuang ke badan air akan mencemari sungai.
4. Pembuangan sampah kesungai atau badan air dapat menimbulkan pendangkalan
sungai, sehingga dapat memicu terjadinya banjir.
Peningkatan produksi sampah telah menimbulkan masalah pada lingkungan seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk perkotaan. Sementara, lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
juga makin terbatas. Kondisi ini makin memburuk manakala pengelolaan sampah di masing-masing
daerah masih kurang efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan baik.
Jika pengelolaan sampah belum dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi sumber masalah, baik
sosial maupun lingkungan yang muncul dimasyarakat. Munculnya berbagai penyakit akibat pencemaran
air, tanah, dan polusi udara hanya sebagian kecil akibat dari buruknya pengelolaan sampah tersebut.
Kondisi tersebut terjadi pada Kabupaten Sukoharjo dengan semakin bertambahnya timbunan sampah
yang ada setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk, dan juga budaya
masyarakat yang masih belum sadar untuk menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya
upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah dengan lebih menjaga lingkungan dan lebih bisa
memanfaatkan sampah organik maupun anorganik dalam skala rumah tangga menjadi barang yang
berguna. Agar tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman untuk masyarakat.
Penyusun,
DASIAT BENDOSARI
LAMPIRAN PROSES