Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalah yang sering kali


diperbincangkan dalam masyarakat. Perkembangan masyarakat dalam berbagai
aspek mengakibatkan lingkungan yang ada tidak lagi mampu mengimbangi sikap
manusia dalam mengekploitasi sumber daya alam. Hal ini memicu berbagai
dampak terhadapak kondisi lingkungan sekitar. Permasalahan lingkungan tidak
hanya disebabkan oleh eksploitasi berlebihan, namun juga disebabkan oleh
peristiwa alam pertumbuhan penduduk yang pesat, eskploitasi, industrialisasi dan
transportasi1. Budaya masyarakat juga memberikan pengaruh besar terhadap
kondisi lingkungan saat ini. Salah satunya budaya konsumtif, budaya konsumtif
menjadi salah satu pendorong kerusakan lingkungan hidup terutama peningkatan
intensitas sampah. Dalam pengertian umum budaya konsumtif merupakan
ketidakmampuan menahan diri untuk tidak menikmati sesuatu2. Budaya ini pula
yang mengakibatkan tingkat konsumsi dan belanja masyarakat menjadi
meningkat, sehingga jumlah plastik yang dibutuhkan di luar batas kewajaran,
sehingga pada akhirnya sampah plastic tidak terkendali dan diabaikan.

Permasalahan lingkungan hidup bukan tidak dapat dicegah. Dalam hal ini
baik pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah telah membentuk berbagai
peraturan untuk mengurangi dampak permasalahan lingkungan. Salah satunya
adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, yang direvisi
menjadi UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
kemudian diperbaru lagi menjadi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Hal ini dibentuk untuk menjamin kualitas
hidup masyarakat yang baik dan sehat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia. Pembentukan undang- undang ini diharapkan, kota- kota di Indonesia
bisa bebas dari sampah. sehingga menjadi bersih dan menciptakan masyarakat
yang baik dan sehat tanpa sampah.

1
Manik K.E.S, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta : Kencana, 2016), hlm 53
2
Surbakti, Kenalilah Anak Remaja Anda, ( Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2009), hlm 240
Sampah pada prinsipnya adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.3 Sedangkan dalam Muchammad Zamzami Elamin, dkk menjelaskan
bahwa sampah adalah suatu benda atau bahan yang sudah tidak digunakan lagi
oleh manusia, dalam hal ini menekankan bahwa stigma masyarakat terhadap
sampah adalah semua hal menjijikan, kotor dan lainya sehingga harus dibuang
atau dibakar sebagaimana mestinya.4

Sampah pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis, sampah organik dan


sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang bersal dari makhluk
hidup, seperti daun, bangkai, dan lainnya, pada dasarnya sampah organik
merupakan sampah yang mudah terurai, sehingga tidak menimbulkan masalah
yang terlalu serius dalam lingkungan, sedangkan sampah anorganik merupakan
sampah yang sulit terurai seperti plastik, kaleng, dan lainnya. 5 Sampah anorganik
sering menjadi masalah dalam masyarakat. Sifatnya yang susah diuraikan,
mengkibatkan terjadinya penumpukan penumpukan dilingkungan sekitar. Kerap
kali penumpukan yang terjadi tidak pada tempatnya mengakibatkan terjadinya
bencana alam. Selain sampah organik dan anorganik, masih terdapat sampah yang
memiliki sifat khusus, yaitu sampah medik. Sampah medik biasanya harus ditangi
secara khusus sehingga penyakit yang dibawa oleh sampah medik tidak tertular ke
manusia.

Diantara berbagai jenis sampah yang telah disebutkan sebelumnya,


sampah anorganik merupakan sampah yang menimbulkan banyak kerusakan bagi
lingkungan. Secara lebih spesifik sampah anorganik salah satunya plastik.
Sampah ini memiliki pengaruh terbesar dan merupakan sumber polusi tanah
karena penggunaan yang berlebihan namun penguraian yang sangat lama. Dilansir
dari Kompas.com menerangkan bahwa bedasarkan data dari kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada februari 2019 merilis bahwa saat
ini indonesia setidaknya menghasilkan 64 juta ton sampah, dengan 60 persen
sampah diangkut dan ditimbun di TPA, 10 persen sampah di daur ulang, dan 30
persen lainnya tidak dikelola dan mencemari lingkungan. 6 Hal ini menunjukan
bahwa sampah di Indonesia sudah memasuki tahapan yang kritis.

3
Tim Penulis PS, Penanganan dan Pengolahan Sampah, (Jakarta : Penebar Swadaya, 2008), hlm
6
4
Muchammad Zamzami Elamin, dkk, “Analisis Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat Desa
Disanah Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang,”Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.10 , No.4,
(Oktober 2018), 369
5
Op.Cit., Tim Penulis PS, Penanganan dan pengelolaan Sampah, 6
6
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, “indonesia Hasilkan 64 Juta Ton Sampah, Bisakah
Kapasitas Pengelolaan Tercapai Tahun 2025?,” Kompas, Desember, 2020,
https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/18/070200023/indonesia-hasilkan-64-juta-ton-
sampah-bisakah-kapasitas-pengelolaan, diakses tanggal 9 februari 2021.
Pada mulanya, plastik dibuat dengan bahan-bahan organik. Sekitar 150
tahun lalu, para ahli kimia menemukan bahwa selulose dapat dibuat menjadi
bahan yang rapuh. Pada tahun 1862, Alexander Park, ahli kimia berkebangsaan
Inggris menemukan bagaimana selulose dibentuk dan ditekuk. Sepuluh tahun
kemudian, seorang berkebangsaan Amerika bernama John Hyatt memproduksi
bahan serupa yang digunakan untuk menggantikan gading. Bahan ini disebut
seluloid. Seluloid akhirnya digunakan untuk membuat film ronsen. Penemuan
seluloid membuat ilmuwan mengembangkan bahan sintetis yang lebih baru.

Pada tahun 1909, Leo Hendrick Baekeland berhasil mereaksikan resin


fenil yang didapat dari batu bara dengan formaldehid. Ini adalah plastik sintetik
pertama yang diproduksi dalam jumlah besar. Penemuan ini diperkenalkan kepada
masyarakat dengan nama bakelite, sesuai dengan penemunya. Substansi berwarna
gelap yang dibuat oleh ilmuwan Belgia-Amerika ini dapat dibentuk dan dicetak ke
berbagai bentuk, tetapi begitu dibentuk dan dicetak, akan mengeras pada
pemanasan dan arena itu tidak dapat dilarutkan. Bakelite tidak dapat
menghantarkan listrik sehingga digunakan untuk membuat saklar, steker, dan
peralatan listrik lainnya. Bahan ini tidak mahal dan kedap panas sehingga
merupakan insulator yang baik. Juga digunakan pembuatan telepon, radio,
peralatan masak, dan lain-lain. Bahan ini menginspirasi ilmuwan lain untuk
membuat jenis plastik yang baru. 7

Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi


Sumatera Barat, Indonesia dengan luas wilayah 3.887,77 km2 dan jumlah
penduduk 410.307 jiwa dengan administrasi pemerintahan yang meliputi 11
(sebelas) kecamatan8 Penanganan sampah di Kabupaten Pasaman Barat dilakukan
oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di Bidang Kebersihan dan Pertamanan.
Rata-rata timbulan sampah rumah tangga di Kabupaten Pasaman Barat sebesar
2,26 l/o/h sedangkan total timbulan rata-rata sampah pasar sebesar 163,48 l/
unit/h.9Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kurangnya sarana dan
prasarana mengakibatkan kendala dalam pengelolaan sampah di Kabupaten
Pasaman Barat saat ini. Tidak adanya tempat pemilahan dan terbatasnya area
penampungan timbulan sampah, mengakibatkan kurang lebih 9,13 % timbulan
sampah di pasaman barat yang baru terlayani. TPA Muaro Kiawai sebagai tempat
pemrosesan akhir sampah di Kabupaten Pasaman Barat juga belum memiliki
sertifikat lahan, izin lingkungan, teknologi pengolahan masih dengan cara open
dumping, sarana prasarana TPA yang terbatas dan sampah yang masuk ke TPA
7
Abu Nuha Hanifah, Sains & Penemuan yang Mengubah Dunia, (Yogyakarta: Familia, 2015), 97
8
Rizki Aziz, Taufiq Ilham, dan Ade Septi Permadani, “Skenario Pengembangna Sistem
Pengelolaan Sampah Kabupaten Pasaman Barat dengan Pendekatan Skala Pengelolaan Sampah di
Tingkat Kawasan dan Kota,” Serambi Enginering, Vol IV, (April 2019), 445
9
Ibid.,445
hanya 4,87% dari total timbulan sampah Kabupaten Pasaman Barat. 10 Kurangnya
partisipasi masyarakat serta aspek pengaturan, kelembagaan dan pembiayaan yang
belum berjalan dengan baik juga menjadi kendala dalam pengelolaan sampah di
Kabupaten Pasaman Barat.11

Dalam upaya mengahadapi permasalahan yang semakin pelik. Dinas


Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat dalam hal ini menciptakan sebuah
gagasan dimana menjadikan lingkungan indah dan asri tanpa adanya sampah
plastik. Dengan membuat program Pasbar Cantik Tanpa sampah plastik. Program
Pasbar Cantik Tanpa Sampah Plastik diharapkan mampu merubah pola pikir
masyarakat agar senantiasa mengurangi pengggunaan sampah plastik, dan
pengelolaan limbah plastik menjadi barang hiasan. Untuk itu komunikasi sangat
diperlukan antara pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Dengan
masyarakat dikabupaten pasaman barat. Upaya komunikasi yang efektif tentunya
memerlukan langkah yang efektif, dengan mengunakan strategi yang tepat maka
komunikasi yang terjadi akan berjalan lancar, sehingga penting adanya strategi
komunikasi agar mempermudah dalam mencapain tujuan.

Strategi merupkan jaringan kerja yang membimbing tindakan yang akan


dilakukan, dan pada saat yang sama strategi akan mempengaruhi tindakan
tersebut12. sedangkan menurut Ricky W Griffin dalam Manajemen menjelaskan
bahwa strategi adalah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. 13
Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani kuno yang berasal dari kata benda dan
kata kerja, sebagai kata benda Strategos merupakan gabungan kata Stratos
(militer) dan Ago (pemimpin), sebagai kata kerja Stratego berarti merencanakan. 14
staretgi sendiri pada awalnya digunakan dalam militer. Dalam militer istilah
strategi diartikan sebagai seni berperang atau siasat dalam merangcang operasi
penyerangan. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan istilah strategi
semakin meluas, mencakup berbagai studi dan keilmuan, termasuk dalam bidang
Ilmu Komunikasi.

Komunikasi pada dasarnya merupakan penyampain pesan atara manusia


dengan manusia lainnya atau manusia dengan lingkungannya. Sedangkan
menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen memdefinisikan komunikasi sebagai :
“a process by which a source transmits a message to a recaiver through some
channel”(komunikasi adalah suatu proses dimana sumber menstransmisikan

10
Ibid., 445
11
Ibid., 445
12
Aldo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, ( Jakarta: Kencana, 2011), hlm 239
13
Ricky W Griffin, Managent 7th , Trans. Gina Gania, (Jakarta: Erlangga , 2004), 226
14
Pupu Saeful Rahmat, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Scopindo, 2019), 2
sebuah pesan ke sebuah penerima melalui sebuah media) 15. Istilah Komunikasi
berasal dari bahasa Latin yaitu communicare yang berarti menyebarluaskan dan
memberitahukan, dalam bahasa inggris Communication juga memiliki arti proses
pengoperan lambang-lambang yang dimana mengandung arti.16 Komunikasi
dalam Arti Khusus dapat diartikan sebagai proses menstanmisikan sebuah pesan
yang berupa lambang lambang yang disampaikan melalui lisan maupun
menggunakan media, sehingga makna dari lambang lambang tersebut dapat
tersampaikan ke orang lain.

Strategi Komunikasi pada hakekatnya adalah upaya merencanakan dan


memanajemen untuk mencapai hasil yang diinginkan yaitu dalam komunikasi
pesan yang ditarnsmisikan dapat diterima oleh komuniken atau penerima pesan.
Strategi komunikasi merupakan tahapan konkret dalam rangkaian aktifitas yang
berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi, adapun
teknik adalah suatu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi
yang telah ditetapkan sebelumnya.17

Dalam strategi komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai hal. Untuk


mencapai suatu proses komunikasi yang efektif Cutlip dan Center menyatakan,
komunikasi yang efektif hendaklah dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu: pertama
Fact finding adalah tahap mencari dan mengumpulkan fakta dan data. Sebelum
menentukan strategi apa yang akan diambil, penting mengetahui kondisi, fakta,
dan juga data lapangan. Kedua adalah Planning, setelah data terkumpul
selanjutnya perlu direncanakan. Planning atau perencanaan dalam bahasa
Indonesia merupakan proses penyusunan rancangan apa yang akan dilakukan dan
bagaimana tahap tahapnnya, yang disusun sesuai dengan data dan fakta yang telah
di dapat sebelumnya. Ketiga Communicating, setelah planning disusun maka
tahap selanjutnya adalah berkomunikasi, komunikasi biasa juga disebut tindakan.
Setelah rencana tersusun dengan baik, maka kita perlu melakukan aksi. Dalam
strategi komunikasi maka aksi yang dimaksud adalah mengkomunikasikan pesan
sesuai dengan planning yang telah dibentuk. Keempat Evaluation, merupakan
penilaian dan analisa yang dilakukan kembali untuk setiap kali hasil komunikasi
tersebut.

Setalah penulis melakukan penelitian awal di Dinas Lingkungan Hidup


Kabupaten Pasaman Barat dengan program Pasbar Cantik Tanpa Sampah Plastik,
kurang dipemahami oleh masyarakat terkait maksud dari program ini, sehingga

15
Wiryanto, Pengantar llmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm 6
16
Bonaraja Putra, dkk, Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar, (Yayasan Kita Menulis, 2020), 2
17
Bagus Ade Tegar Prabawa, Hubungan Strategi Penyuluhan Pertanian Dengan Prilaku Petani
Jahe Subak Sarwa Ada Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, (Bali: Nilacakra,
2020), 12
menimbulkan berbagai pertanyaan mengapa hal tersebut bisa terjadi?. Apakah
Strategi Komunikasi yang kurang berjalan atau sosialisasi Program tersebut
kurang optimal?

Berdasarkan pertanyaan di atas penulis merasa sangat perlu untuk


mengkaji dan meneliti lebih dalam terhadap persoalan tersebut. Sehingga penulis
memutuskan untuk mengambil judul penelitian skripsi ini dengan Strategi
Komunikasi Dinas Lingkungan Hidup dalam Mensosialisasikan Slogan Pasbar
Cantik Tanpa Sampah Plastik” di Kabupaten Pasaman Barat.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apa dan Bagaimana Strategi
Komunikasi Dinas Lingkungan Hidup dalam Mensosialisasikan Program Pasbar
Cantik Tanpa Sampah Plastik?

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diformulasikan batasan


dari penelitian ini berupa :

1) Apa itu Strategi Komunikasi?


2) Bagaimana Strategi Komunikasi Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasaman Barat dalam Mensosialisasikan Program Pabar
Cantik Tanpa Sampah Plastik?
3) Apa kendala yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pasaman Barat, dalam mensosialisasikan Program Pasbar Cantik
Tanpa Sampah Plastik?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian


ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui Pengertian Strategi Komunikasi.


2) Untuk mengetahui Strategi Komunikasi Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasaman Barat dalam Mensosialisasikan Program
Pasbar Cantik Tanpa Sampah Plastik.
3) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Pasaman Barat, dalam mensosialisasikan
Program Pasbar Cantik Tanpa Sampah Plastik.

4. Kegunaan Penelitian
Sebagai mana yang kita ketahui, dibalik setiap penelitian ada hal-hal yang ingin
dicapai oleh seorang peneliti. Dalam hal ini setiap peneliti mengharapkan
penelitiannya memberikan manfaat, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat
pada umumnya. Dalam penelitian ini juga diharapkan agar apa yang telah dibuat
dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Adapun
manfaat yang ingin dicapai peneliti sebagai berikut:

a. Maanfaat secara akademis


Penelitian ini dibuat sebagai bentuk pengabdian dan juga syarat untuk
menyesaikan studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah Ilmu
Komunikasi UIN Suska Riau.
b. Manfaat secara teoritis
Dengan penilitian ini, diharapkan bisa menyumbangkan pengetahuan bagi
masyarakat. Menjadi referensi nantinya untuk adik tingkat, baik bagi
alumni yang sama maupun berbada alumni dengan peneliti sendiri.
c. Manfaat secara praktis
Dengan penilitian ini diharapkan pihak Dinas Lingkungan Hidup
Pasaman Barat dalam menjaankan Program Berkah Sampah semakin
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai