Anda di halaman 1dari 12

Berkampanye dalam SOSIAL MEDIA perihal bahaya sampah untuk ekosistem laut

Oleh : Karina Mahsa Aline

Pendahuluan
A. Latar belakang :

Penggunaan produk plastik secara tidak ramah lingkungan menyebabkan berbagai masalah
lingkungan hidup yang serius. Sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di perkotaan,
namun juga di lautan. Dampak negatif sampah berbahan plastik tidak hanya merusak
kesehatan manusia, membunuh berbagai hewan dilindungi, tetapi juga merusak lingkungan
secara sistematis. Jika tidak dikelola serius, pencemaran sampah jenis ini akan sangat
berbahaya bagi kelanjutan planet bumi.

Produksi plastik di seluruh dunia telah berkembang sebagai bahan yang tahan lama. Terutama
berbasis minyak bumi. Plastik secara bertahap menggantikan bahan-bahan seperti kaca dan
logam. Saat ini, rata-rata orang Eropa Barat atau Amerika Utara menggunakan sekitar 100
kilogram plastik setiap tahun. Sebagian besar dalam bentuk kemasan. Sedangkan masyarakat
Asia menggunakan sekitar 20 kilogram per orang. Namun, angka ini diperkirakan akan
tumbuh pesat seiring dengan perkembangan ekonomi Asia. Menurut Program Lingkungan
PBB (UNEP), antara 22 persen hingga 43 persen plastik yang digunakan di seluruh dunia
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Hal ini dapat diartikan sebagai sumber daya yang
terbuang. Sampah yang dibuang berarti menyita ruang yang seharusnya bisa dimanfaatkan
untuk hal lain dengan cara REDUCE , REUSE dan RECYCLE.

B. Topik :

Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling
terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang baik agar
dapat melaksanakan aktivitasnya, sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada
aktivitas manusia terhadap lingkungan. Perkotaan sebagai pusat aktivitas telah berkembang
dengan pesat dan berperan sebagai pusat pemerintah. Bertambahnya jumlah penduduk dan
aktivitasnya memberi dampak pada lingkungan laut. Laut menjadi rentan terhadap ancaman
pencemaran yang berasal dari aktivitas manusia, seperti limbah, baik limbah industri atau
rumah tangga, tumpahan minyak, maupun perilaku buruk membuang sampah. Saat ini dunia
dihadapi dengan masalah pencemaran sampah plastik di laut. Indonesia termasuk salah satu
negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Sampah-sampah plastik
tersebut 80 persen masuk melalui aliran sungai dan sisanya 20 persen dari perilaku
pembuangan sampah langsung ke laut. Bila tidak ada penangan secara serius maka
pencemaran laut akan semakin berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata, mengganggu
kehidupan biota laut, ekosistem dan kesehatan manusia

Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan hidup di yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia dan dunia. Bagaimana pengertian, penyebab, dampak dan pengelolaannya? Artikel
ini akan membahas masalah pencemaran sampah jenis plastik tersebut secara lengkap.

c. Pembahasan :

berdasarkan data baseline sampah laut di 18 Kab/Kota hasil pemantauan tahun 2017

• Rerata timbulan sampah diperoleh dari perhitungan rata- rata timbulan sampah laut
• Estimasi Total Sampah (hasil sampling 2017) diperoleh dari perkalian rata-rata berat
sampah dengan panjang Dataran Pantai Nasional.

Tingginya konsumsi plastik oleh masyarakat dunia berdampak kepada lingkungan


laut, diperkirakan 80% bagian dari limbah padat yang berada di laut adalah sampah
plastik.

Dengan adanya pernyataan seperti di atas itu, kita sebagai masyarakat Indonesia dan generasi
muda juga harus sadar diri untuk membuat jalan untuk generasi lain ikut menyadari bahaya
nya sampah plastik yang tidak dikondisikan dengan baik dan benar. Fakta lain tentang
sampah plastik, menurut Susan, dalam siklus 11 tahun, jumlah plastik mengalami
peningkatan hingga dua kali lipat, dengan kemasan dan bungkus makanan atau minuman
menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak. DI saat yang sama, Susan mengatakan,
dalam kurun waktu 19 tahun dari 1998 hingga 2017, KIARA mencatat ada 37 kasus
tumpahan minyak yang terjadi di perairan Indonesia. Beberapa di antaranya, adalah kasus
yang terjadi di kawasan perairan Timor di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2016. Sampai
saat ini, kerugian ekologis akibat pencemaran ini belum dipulihkan.

Diperkirakan penggunaan kantong platik oleh masyarakat dunia ada 500 juta hingga 1 miliar
kantong plastik dalam setahun. Studi yang dilakukan peneliti di Pusat Nasional UC Santa
Barbara yang diterbitkan dalam jurnal Science menyatakan bahwa 8 juta metrik ton sampah
plastik mencemari laut setiap tahun. Dan, diperkirakan tahun 2025 mendatang sampah plastik
mencapai 2 kali lipat jumlahnya.

Sampah-sampah tadi di antaranya sebanyak 1.000 potong tali rapia, gelas plastik bekas air
minum dalam kemasan (AMDK) ukuran 350 mililiter (115 buah), dan kantung plastik (25
buah). Terdapat pula sepasang sendal jepit ditemukan di dalam perut bangkai paus sperma
berukuran tubuh hampir 10 meter itu. Temuan itu menunjukkan betapa bahayanya dampak
sampah plastik hingga menyebabkan kematian seekor paus sperma, salah satu mamalia air
terbesar di Bumi.
Diatas tersebut adalah dampak dari membuang sampah sembarangan dilaut hingga
menyebabkan laut dan sekitarnya menjadi kotor dan mengganggu ekosistem sekitar.

Penelitian tentang sampah plastik laut di Indonesia selama ini hanya fokus kepada Indonesia
bagian barat, terutama terkonsentrasi pada pulau-pulau padat penduduk di Jawa dan Bali.
Sekitar 80% dari penelitian dilakukan di daerah pesisir pantai dan ekosistem laut, sementara
20% lainnya meneliti kolom air. Sebagian besar dari penelitian ini berfokus pada ilmu
lingkungan dan manajemen sumber daya alam. Hanya sedikit penelitian yang fokus pada
kesehatan, sosio-ekonomi, teknik, atau kebijakan. Sangat sulit untuk menemukan penelitian
yang mempelajari dampak sampah plastik pada manusia. Sementara, sangat sedikit penelitian
yang dilakukan di wilayah Indonesia bagian timur.
jika sampah plastik di laut tidak dicegah produksinya, maka itu akan mengancam keberadaan
biota laut yang jumlahnya sangat banyak dan beragam. Tak hanya itu, sampah plastik
bersama mikro plastik yang ada di laut juga bisa mengancam kawasan pesisir yang memang
sangat rentan. Dengan ancaman yang terus meningkat, Safri menyebut, berbagai upaya terus
dilakukan Pemerintah Indonesia untuk bisa mengurangi dan menurunkan produksi sampah
plastik di laut. Upaya yang dilakukan, melalui penanganan yang terintegrasi, baik dari tataran
kebijakan hingga pengawasan implementasi kebijakan penanganan sampah plastik,
khususnya sampah plastik laut. Tentang Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Plastik
Laut, Safri menjelaskan, itu terdiri dari empat pilar utama, yaitu perubahan perilaku,
mengurangi sampah plastik yang berasal dari daratan, mengurangi sampah plastik di daerah
pesisir dan laut, serta penegakan hukum, mekanisme pendanaan, penelitian-pengembangan
(inovasi teknologi) dan penguatan institusi.

Kami para generasi milenial pun harus ambil tindakan yang bisa membantu setidaknya
mengurangi separuh persen dari banyaknya sampah plastik di lautan dengan cara generasi
zaman sekarang juga yaitu dengan menggunakan sosmed seperti internet , instagram ataupun
yang aplikasi internet sosmed lainnya.

Kami telah membuat infografis mengenai dampak plastik bagi ekosistem laut dan juga cara
pencegahannya untuk di posting di sosial media. Berikut adalah infografis yang kami posting
di Instagram :
Kita memanfaatkan kebiasaan para pemuda milenial sekarang yang mayoritas menggali
informasi di sosial media seperti instagram , dengan begitu setidaknya kita telah melakukan
hal kecil yang mungkin bisa membawa perubahan yang positif.

Di atas tersebut adalah kinerja kami dalam pengupayaan pencegahan pencemaran sampah
plastik di ekosistem kelautan dan lingkungan dengan menggunakan media INSTAGRAM,
kenapa harus instagram? Tidak hanya instagram yang memiliki koneksi luas , namun
kebanyakan anak milenial sekarang lebih memilih mencari informasi di instagram jadi kita
memanfaatkan itu agar mereka lihat upaya kita untuk mencegah pencemaran sampah plastik.

Di postingan tersebut terlampir kata REDUCE REUSE dan RECYCLE atau biasa disebut 3R.
Di sini akan dijelaskan maksud dari ketiga kata penting itu.

 Reduce ialah adalah salah satu istilah dalam pengolahan dan penanganan sampah.
Reduce pun erat kaitannya dengan reuse dan recycle. Reduce, reuse, dan recycle kerap
disebut 3R, yang sampai saat ini masih efektif dijadikan sebagai upaya penyelamatan
lingkungan. Pada dasarnya, reduce adalah mengurangi penggunaan barang yang akan
menjadi sampah. Salah satu praktik yang bisa dilakukan adalah membatasi kebiasaan
belanja barang yang tak begitu diperlukan. Termasuk aksesoris, kebutuhan rumah
tangga, otomotif, medis, dan lain sebagainya.

 Reuse ialah menggunakan kembali. Tahap ini mengajak untuk menggunakan kembali
produk yang sudah terpakai. Dengan menggunakannya kembali maka sampah yang
timbul dari produk-produk tersebut dapat berkurang. Salah satu cara atau langkahnya
adalah penggunaan botol bekas air minum sebagai pot tanaman kecil. Atau
penggunaan kaleng biskuit hingga snack sebagai kotak penyimpanan di rumah.
Langkah lain dari reuse adalah menggunakan botol sabun mandi atau shampoo dan
mengisinya dengan membeli produk isi ulang. Dengan metode reuse, tentu
penyebaran sampah plastik yang sudah dibeli dapat dikurangi dan dimanfaatkan
kembali seperti sedia kala.

 Recycle ialah mendaur ulang. Langkah ini paling banyak dilakukan mengingat sudah
banyaknya sampah yang tersebar di berbagai lokasi seperti laut, tanah, dan udara.
Produk bekas atau daur ulang sendiri sebenarnya lebih fleksibel, bahkan kerap
memiliki nilai ekonomis. Pemanfaatan sampah yang tidak terpakai hingga memiliki
nilai tanpa mencemari lingkungan mampu mengurangi penyebaran sampah plastik
secara drastis. Adapun produk yang didaur ulang memiliki desain yang unik dan
sangat berbeda dengan jenis produk baru, bahkan beberapa pihak membuat aksesoris
dari alat daur ulang yang dapat bermanfaat untuk mendongkrak ekonomi lingkungan
sekitar seperti lingkungan RT atau RW.

Gambar di atas merupakan hasil tangan kami dalam upaya pencegahan pencemaran sampah
plastik untuk lingkungan sekitar dan laut juga. Kegiatan itu menerapkan recycle juga reuse.
Gambar di atas merupakan botol plastik dari bekas minuman yang di proses kembali menjadi
celengan/tabungan. Benda ini bisa di gunakan sebagai alat alternatif untuk menabung dengan
cara yang unik bukan? Bisa juga botol itu untuk pot , tempat pensil dll. Mendaur ulang
kembali adalah salah satu usaha untuk mengatasi limbah yang semakin banyak setiap
harinya. Selain itu juga bertujuan untuk mengurangi penggunaan sumber daya serta energi
yang baru, sehingga penggunaan sumber daya menjadi lebih efisien. Recycle bermanfaat
untuk melestarikan sumber daya alam, mengurangi jumlah limbah, sampah, dan polusi,
menghemat energi, menghemat uang, dan juga menciptakan lapangan pekerjaan baru
terutama di industri daur ulang. Penerapan 3R ini selain bisa dilakukan di lingkungan rumah,
bisa juga di rumah sakit, rumah makan dan lainnya. Karena sangat mudah dalam
penerapannya, mulai sekarang mari kita terapkan 3R di kehidupan sehari-hari.

Daftar rujukan :

- Referensi
- Universitas Padjadjaran https://theconversation.com/indonesia-perlu-lebih-banyak-
penelitian-dampak-sampah-plastik-di-laut-125432
- Gledys Deyana Wahyudin, Arie Afriansyah Universitas Indonesia
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/ius.v8i3.773

Manfaat 3R juga banyak yaitu :


 Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
 Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
 Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA)
 Mengurangi kebutuhan Lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
 Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan
macet , banjir, dll.
 Penerapan Sistem 3R dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
 Biota laut dan darat lebih sehat dan seimbang
 Perkembangan sumber daya alam menjadi lebih berkembang dengan baik tanpa
gangguan dari pencemaran
 Udara lebih sehat dan bersih

Terbuktikan jika sampah plastik itu juga berguna untuk ke depannya. Bukannya lebih baik
menggunakannya lagi daripada menumpuknya untuk masalah yang lebih besar di masa
depan? Bahkan dengan melakukan hal kecil seperti itu tidak merugikan siapapun dan malah
menguntungkan bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar dan juga bisa menghasilkan uang
jika menjual barang daur ulang yang bagus dan unik. AYO GENCARKAN SEMANGAT
PEMUDA UNTUK PEDULI LINGKUNGAN !

Biodata Singkat :

Halo nama saya Karina Mahsa Aline biasa dipanggil Karina or Aline, saya dari kelas X-8
absen 17. Saya lahir di Banyuwangi tanggal 31 July kelahiran 2005. Hobi saya adalah
menyanyi dan menari. Saya mahir dalam memainkan alat drumband seperti mayoret. Saya
juga sangat suka membaca buku fiksi dan non-fiksi juga menyukai film , drakor dan anime.
Instagram : @karieena_

Anda mungkin juga menyukai