Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Fikri Alghifari

NIM : 12018011
TUGAS
TL 2105 KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Jelaskan bagaimana pengelolaan persampahan seharusnya dilakukan di Indonesia! Kaitkan pula dengan
pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah ini! Jelaskan pula dampak yang dapat terjadi
apabila persoalan sampah ini tidak dipecahkan baik dari aspek kesehatan maupun aspek pembangunan
berkelanjutan! 
2. Jelaskan upaya-upaya sistematis yang harus dilakukan agar bencana lumpur Lapindo tidak
menyebabkan kerugian berkepanjangan bagi aspek tataguna lahan, sosial, ekonomi, lingkungan (air,
udara dan tanah) dan kesehatan masyarakat di kemudian hari!
Jawab
1. Indonesia diperkirakan menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahunnya. Jumlah ini menjadikan
Indonesia menjadi negara penghasil sampah terbesar kedua setelah China. Yang berarti sistem
pengelolaan Indonesia masih buruk dan harus diperbaiki. Dalam hal ini, sampah yang dimaksud adalah
sampah plastik karena tidak bisa diurai. Pencemaran sampah plastik di Indonesia diperkirakan akan terus
meningkat. Saat ini, industri industri minuman di Indonesia merupakan salah satu sektor yang
pertumbuhannya paling pesat. Pada kuartal I-2019, pertumbuhan industri pengolahan minuman mencapai
24,2% secara tahunan (YoY) hanya kalah dari industri pakaian jadi.
Masalah sampah plastik di Indonesia lagi-lagi menjadi sorotan publik. Melihat perkembangan
masalah sampah plastik, agaknya pemerintah memang sudah harus mempercepat perbaikan sistem
pengelolaannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of
Georgia, pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-
12,7 juta ton diantaranya terbuang dan mencemari laut.
Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22
juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah plastik
tersebut diduga mencemari lautan.
sumber www.cnbcindonesia.com

Kondisi ini tentu harus kita selesaikan bersama, kondisi yang bersih dan sehat adalah impian
semua negara. Tetapi hal ini harus dilakukan dengan kerjasama masyarakat, mereka harus sadar juga akan
pentingnya pengelolaan sampah ini. Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia tidak menutup
kemungkinan masalah ini sulit diatasi, dengan kerjasama dan saling pengertian antara pemerintah dengan
masyarakat, system pengelolaan sampah pasti terorganisir dengan baik.
Hal-hal yang bisa dilakukan masyarakat secara minimal untuk pengelolaan sampah yaitu dengan
memilah dan membuang sampah pada tempatnya, menghabiskan makanan, membawa kantung belanja
dan membawa alat makan sendiri, mendonasikan barang-barang yang tidak terpakai, dan juga mendaur
ulang sampah.

Dampak yang dapat terjadi apabila persoalan sampah ini tidak dipecahkan baik dari aspek
kesehatan maupun aspek pembangunan berkelanjutan

Sampah plastik tidak hanya merusak ekosistem yang ada di darat maupun laut, tetapi juga
ancaman nyata bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup di dunia. Daya hancur plastik terhadap
lingkungan sangat besar, sebab ia sangat sulit terurai. Sampah plastik ini berpotensi terbelah menjadi
partikel-partikel kecil, yang disebut sebagai mikroplastik dengan ukuran sebesar 0,3 hingga 5 milimeter.
Partikel kecil inilah yang justru berbahaya, karena berpeluang masuk ke dalam tubuh makhluk hidup,
termasuk manusia. Adapun dampak yang bisa ditimbulkan pada manusia antara lain kanker, stroke, serta
penyakit pernapasan.

Selain itu, sampah plastik juga telah mengancam kelangsungan hidup biota laut. Sebab,
selain bisa melukai, sampah plastik juga rentan termakan oleh hewan, seperti ikan, paus, dan
penyu. Studi yang dilakukan oleh US National of Medicine National Institutes of Health
mengungkapkan, setidaknya ada 693 spesies di lautan yang terdampak sampah plastik, dengan
saat ini diperkirakan lebih dari 51 triliun partikel mikroplastik telah mencemari lautan.

Bukan hanya itu, sampah plastik juga berpotensi mencemari tanah dan udara melalui
pembakaran terbuka atau insinerasi, menurut Greenpeace. Insinerasi sering dianggap sebagai
solusi paling mudah atas permasalahan pencemaran plastik berbasis lahan skala besar.
sumber : kumparan.com

2. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman,
pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian
di Jawa Timur.

Upaya yang bisa dilakukan agar bencana lumpur Lapindo tidak menyebabkan kerugian
berkepanjangan bagi aspek tataguna lahan, sosial, ekonomi, lingkungan aksi dan kebijakan pemerintah
untuk menanggulanginya. Tetapi, ada dua opsi yang bisa dipilih jikalau penanggulangan tidak bisa
dilakukan lagi.
Opsi pertama adalah meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi semburan dengan membangun
waduk tambahan di sebelah tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya untuk menggali
lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan tersebut agar daya tampungnya menjadi lebih besar.
Masalahnya, untuk membebaskan lahan disekitar waduk diperlukan waktu, begitu juga untuk menyiapkan
tanggul yang baru, sementara semburan lumpur secara terus menerus, dari hari ke hari, volumenya terus
membesar.
Opsi kedua adalah membuang langsung lumpur panas itu ke Kali Porong. Sebagai tempat penyimpanan
lumpur, Kali Porong ibarat waduk yang telah tersedia, tanpa perlu digali, memiliki potensi volume
penampungan lumpur panas yang cukup besar.
sumber : baimmm.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai