Anda di halaman 1dari 6

PENULISAN LAPORAN DAN KARYA ILMIAH: STUDI LITERATUR 1

Sampah Plastik dan Problematikanya


Dyonisius Dony Ariananda

Intisari— Sifat fleksibel dari bahan plastik telah membuat Artikel ini berisi studi literatur mengenai sampah plastik
bahan ini menjadi bahan yang cukup populer untuk digunakan dan dampaknya. Pada bagian II, fakta-fakta yang berkaitan
dalam berbagai bidang kehidupan. Meskipun demikian, dengan sampah plastik akan diuraikan dengan berbasiskan
penggunaan bahan plastik secara besar-besaran ternyata juga pada artikel-artikel yang diperoleh. Hal-hal yang dibahas
menghasilkan dampak yang tidak diharapkan terutama pada antara lain meliputi laju sampah plastik yang dihasilkan dari
lingkungan hidup. Dampak negatif dari sampah plastik semakin
dirasakan terutama karena bahan plastik ini banyak sekali
waktu ke waktu, dampak sampah plastik bagi lingkungan
dipakai untuk penggunaan yang sifatnya sekali pakai. Artikel ini hidup khususnya lautan, serta hal-hal yang telah atau akan
mencoba untuk menguraikan secara singkat laju konsumsi dilakukan untuk mengatasi dampak-dampak yang dihasilkan
pemakaian plastik yang kemudian diikuti dengan ulasan tentang oleh sampah plastik. Pada bagian Pembahasan, hal-hal yang
contoh permasalahan yang muncul terutama dalam konteks diuraikan pada bagian latar belakang dianalisis. Bagian ini
lingkungan hidup. Usaha-usaha yang dilakukan untuk juga berisikan sudut pandang serta pendapat penulis terhadap
menanggulangi dampak sampah plastik juga diuraikan dalam pemasalahan sampah plastik yang telah diuraikan di Bagian II.
artikel ini. Berdasarkan pembahasan terhadap studi literatur Artikel ini diakhiri dengan bagian kesimpulan.
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dampak
sampah plastik bagi lingkungan perlu mendapat perhatian. Agar II. SAMPAH PLASTIK, PERMASALAHAN, DAN
usaha untuk meningkatkan kewaspadaan seluruh masyarakat PENANGGULANGANNYA
akan dampak sampah plastik dapat berhasil, informasi-
informasi yang berkaitan dengan dampak sampah plastik harus A. Laju Produksi Sampah Plastik
disertai dengan referensi-referensi berupa penelitian-penelitian
ilmiah yang telah dilakukan pada isu sampah plastik ini serta Laju produksi sampah plastik mengalami petumbuhan yang
penjelasan-penjelasan bagaimana data, yang ada dalam cukup pesat terutama sejak pergantian abad dari abad ke-20
informasi yang diberikan, diperoleh. Kebijakan yang menuju abad ke-21. Menurut Indonesian Solid Waste
dirumuskan untuk menanggulangi dampak plastik harus Association (InSWA), diperkirakan lebih dari 200 juta ton
dipikirkan secara masak. Hal-hal yang mungkin timbul akibat sampah plastik dihasilkan setiap tahunnya [1]. Dari 200 juta
diterapkannya kebijakan ini harus dipertimbangkan. ton sampah plastik yang dihasilkan tersebut, diperkirakan 26
juta ton dihasilkan oleh Amerika Serikat dan lebih dari 5 juta
Kata Kunci— Plastik, plastik mikro, biota laut, daur ulang, ton dihasilkan oleh Indonesia. Sebuah artikel dari the
rantai makanan, RPET, refundable deposit, penanggulangan
sampah plastik
Guardian oleh Laville dan Taylor menginformasikan data laju
produksi untuk kasus yang lebih spesifik yaitu botol plastik.
I. PENDAHULUAN Menurut artikel tersebut, pada akhir dekade ini, diperkirakan
Sampah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setengah triliun botol plastik akan dijual setiap tahunnya di
kehidupan manusia dan merupakan konsekuensi dari seluruh penjuru dunia [2]. Angka ini ekivalen dengan
permintaan akan 20000 botol plastik setiap detiknya [2].
kebutuhan manusia untuk melakukan proses konsumsi
terhadap barang-barang konsumsi guna menjaga Artikel editorial dari Guardian mengungkapkan bahwa 8,3
kelangsungan hidupnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah miliar ton plastik telah dikonsumsi oleh manusia semenjak
tahun 1950-an hingga tahun 2015 dengan jumlah total
penduduk di dunia, jumlah sampah yang dihasilkan pun terus
meningkat. Sebagian dari sampah yang dihasilkan oleh konsumsi plastik sebelum tahun 2000 diperkirakan sama
manusia memiliki sifat yang mudah terurai sedangkan dengan jumlah total konsumsi sejak tahun 2000 hingga saat
ini [3]. North dan Halden dalam artikelnya menyebutkan
sampah-sampah yang berasal dari bahan tertentu barangkali
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai. Salah bahwa lebih dari 300 juta ton plastik diproduksi di seluruh
satu jenis sampah yang membutuhkan waktu yang cukup lama dunia setiap tahunnya dan sekitar 50% di antaranya adalah
untuk aplikasi di mana produk yang terbuat dari plastik
untuk dapat terurai adalah sampah plastik. Hal ini disebabkan
oleh kenyataan bahwa sampah plastik tersusun atas senyawa tersebut akan dibuang dalam periode paling lama satu tahun
kimia organik yang mengandung rantai karbon yang sangat setelah pembelian [7].
Laju pertambahan penduduk yang cukup cepat merupakan
kuat [1]. Pemecahan rantai karbon ini membutuhkan waktu
yang cukup lama [1]. Permasalahan yang berkaitan dengan alasan utama bagi melonjaknya jumlah total konsumsi bahan
sampah plastik menjadi semakin rumit seiring dengan plastik. Menurut population reference bureau (PRB), jumlah
penduduk dunia pada awal abad 20 adalah sekitar 1,65 miliar
meningkatnya jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh
manusia. Peningkatan ini tidak semata-mata diakibatkan oleh [4]. Jumlah ini berkembang menjadi sekitar 2,51 miliar pada
peningkatan jumlah penduduk saja namun juga oleh tahun 1950an dan mengalami perkembangan yang cukup
perubahan gaya hidup manusia seiring dengan berjalannya pesat semenjak itu hingga mendekati 7 miliar pada tahun 2011
waktu. [4]. Di samping itu, melonjaknya jumlah total konsumsi bahan
plastik juga didorong oleh semakin populernya dan
1 diadopsinya gaya hidup barat yang dikenal dengan “on the go”
Staf Pengajar, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika oleh China dan negara-negara lain di Asia Pasific [2] padahal
2, Sleman, Yogyakata, 55284 (e-mail: dyonisius.dony@ ugm.ac.id) China adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

Dyonisius Dony Ariananda: Sampah Plastik dan Problematikanya


2 PENULISAN LAPORAN DAN KARYA ILMIAH: STUDI LITERATUR

dunia dan daerah Asia Pasific merupakan daerah yang dilakukan, plastik yang ditemukan di dalam perut ikan-ikan
memiliki jumlah penduduk yang sangat besar pula. Sebagai paus tersebut kemungkinan telah menyebabkan terjadinya
catatan, artikel oleh Laville dan Taylor menyebutkan China, iritasi dan peradangan pada perut dan dinding usus. Di
India, dan Indonesia sebagai negara yang mengalami laju samping itu, apabila jumlah sampah plastik yang dikonsumsi
pertumbuhan konsumsi bahan plastik yang cukup besar. Hal cukup signifikan, sampah plastik akan mengisi sebagian
ini salah satunya ditandai dengan pesatnya laju pertambahan rongga perut ikan paus. Akibatnya, proses pencernaan pada
permintaan air kemasan plastik di China yang diperkirakan ikan paus tersebut akan terganggu yang pada akhirnya akan
merupakan dampak dari laju urbanisasi. Menurut Senn dan menyebabkan ikan paus mati kelaparan [10]. Hal yang cukup
Spuhler, laju urbanisasi yang tinggi, terutama di negara menarik perhatian para peneliti pada kasus yang diungkap
berkembang, seringkali tidak diimbangi dengan peningkatan oleh Fernandez pada artikel di atas adalah bahwa ikan paus
infrastruktur untuk penyediaan air bersih [5]. Pendapat ini biasanya mengembara ke tempat-tempat yang sulit dikunjungi
didukung pula oleh Osuhor dan Essien yang menggunakan oleh manusia. Hal ini terbukti dengan sulitnya bagi peneliti-
contoh kasus di Nigeria, yang kebetulan juga masuk dalam peneliti ikan paus untuk mendapatkan sampel-sampel ikan
sepuluh besar negara berpenduduk terbanyak di dunia [6]. paus yang diinginkan. Dengan demikian, para peneliti
Laju urbanisasi yang tidak diimbangi oleh infrastruktur berpendapat bahwa peluang bagi sampah plastik yang
penyediaan air bersih yang memadai, sangat besar dihasilkan oleh manusia untuk bisa ditemukan oleh ikan paus
kemungkinannya, akan mendorong meningkatnya permintaan seharusnya cukup kecil juga. Namun pada kenyataannya,
penduduk perkotaan akan air dalam kemasan botol plastik pemikiran tersebut sepertinya tidak benar. Bahwasanya plastik
yang dipandang lebih higienis daripada air yang diperoeh dari yang dibuang manusia (yang cukup jarang bertemu dengan
saluran air di rumah-rumah pada daerah perkotaan. ikan paus) bisa sampai ke dalam tubuh ikan paus merupakan
hal yang sungguh mengejutkan sekaligus menyedihkan.
B. Dampak Sampah Plastik Sampah plastik diperkirakan tidak hanya membahayakan
Walaupun bahan plastik cukup mendapat sorotan karena ikan paus namun juga hewan-hewan laut lain pada umumnya
dampaknya bagi lingkungan, bahan plastik sebenarnya seperti burung-burung laut, penyu maupun ikan-ikan yang
memiliki manfaat yang cukup besar pula. North dan Halden sebagian juga dikonsumsi oleh manusia [2,11,20]. Plastik
dalam artikelnya mencoba memberikan argumen bagi sisi berukuran besar ditemukan pada usus ikan paus dan burung
positif maupun sisi negatif penggunaan plastik [7]. Menurut laut dimana diperkirakan berpotensi fatal (seperti kematian
North dan Halden, plastik memiliki manfaat yang cukup atau rusaknya organ-organ dalam) sedangkan plastik
banyak di bidang kesehatan maupun obat-obatan karena sifat berukuran kecil ditemukan pada saluran pencernaan ikan-ikan
plastik yang cukup fleksibel dan mudah diadaptasikan untuk kecil bahkan moluska seperti cumi-cumi dan gurita [11]. Studi
berbagai penggunaan, biaya pembuatannya yang cukup murah, yang dilakukan oleh Schuyler beserta rekan-rekannya dari the
serta lebih sedikitnya energi yang diperlukan dalam proses University of Queensland mengklaim bahwa lebih dari
pembuatannya terutama jika dibandingkan bahan-bahan lain separuh penyu yang ada di lautan di dunia telah
seperti logam dan kaca [7]. Di samping manfaat plastik, North mengkonsumsi bahan plastik [12,13]. Schuyler beserta rekan-
dan Halden juga mengungkapkan efek negatif dari bahan rekannya juga berpendapat bahwa meskipun jumlah potongan
plastik. Salah satu efek negatif yang disampaikan adalah efek sampah yang dikonsumsi oleh penyu tidak banyak, resiko
dari bahan plastik yang bernama bisphenol A (BPA) dan di- penyumbatan saluran pencernaan maupun kematian tetap ada
(2-ethylhexyl)phthalate (DEHP). Kedua bahan ini disinyalir [14]. Dalam artikelnya yang dipublikasikan pada Washington
memiliki potensi yang dapat membahayakan hormon endokrin Post, Kirkpatrick mengisahkan bagaimana sedotan plastik bisa
pada manusia [7,8]. tertanam di dalam kepala seekor penyu [15]. Ditemukannya
Sebagaimana produk dari bahan-bahan lain, produk yang bahan-bahan plastik pada ikan-ikan laut yang dikonsumsi oleh
terbuat dari plastik dan yang tidak terpakai lagi dibuang oleh manusia telah memunculkan kekhawatiran bahwa bahan
konsumen sebagai sampah. Dampak dari sampah plastik yang plastik sudah masuk ke dalam rantai makanan [2,16].
cukup mendapat perhatian adalah efeknya bagi ekosistem laut. Hal yang menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentu saja
Menurut Laville dan Taylor pada artikel yang dipublikasikan adalah penyebab dikonsumsinya bahan-bahan plastik oleh
di The Guardian, sebagian besar sampah plastik dibuang ke hewan-hewan laut tersebut di atas. Pada umumnya, ada
lautan atau ke tempat pembuangan akhir yang dikenal dengan indikasi bahwa masuknya bahan-bahan plastik ke dalam ikan
istilah landfill [2]. Sampah plastik yang dibuang ke lautan bukanlah terjadi karena kebetulan. Sebaliknya, studi
memiliki dampak yang tidak baik bagi biota atau hewan- mengindikasikan bahwa hewan-hewan laut memang tertarik
hewan laut [9]. dan secara aktif mengkonsumsi sampah plastik [11]. Hal ini
Fernandez dalam artikelnya yang dipublikasikan pada disebabkan oleh interpretasi yang salah dari hewan-hewan laut
Daily Mail menginformasikan meninggalnya dua buah ikan yang mengira sampah plastik yang dijumpai adalah makanan
paus akibat sampah plastik [10]. Ikan paus yang pertama [10,11]. Sebagai contoh, ikan paus bisa menginterpretasikan
meninggal di sekitar kepulauan Skye, Skotlandia dan di dalam sampah plastik berukuran kecil sebagai cumi-cumi atau ubur-
perut ikan paus tersebut ditemukan 4 kilogram tas plastik. ubur [10] saat mendeteksi sampah tersebut dengan bio-sonar.
Ikan paus yang kedua meninggal setahun sebelumnya di Interpretasi yang salah dari hewan-hewan laut terhadap
daerah Bergen, Norwegia dan di dalam ikan paus ini pun sampah plastik bisa dijelaskan sebagai berikut. Saat bahan
ditemukan beberapa tas plastik. Menurut analisis yang telah

Dyonisius Dony Ariananda: Sampah Plastik dan Problematikanya


PENULISAN LAPORAN DAN KARYA ILMIAH: STUDI LITERATUR 3

plastik terapung atau melayang di dalam laut selama Berdasarkan informasi tersebut, sangat sulit untuk meyakini
berminggu-minggu, muncul akumulasi bioorganisme bahwa plastik mikro tidak akan berdampak apa pun pada
(terutama ganggang) pada permukaannya. Ganggang ini akan tubuh manusia saat plastik mikro tersebut berada di dalam
memproduksi bahan kimia yang dikenal dengan DMS organ manusia.
(Dimethyl Sulfide) [11]. Aroma DMS seringkali dipakai oleh
hewan laut sebagai panduan atau indikator dalam mencari D. Penanggulangan Sampah Plastik
makanan [11]. Akibatnya, hewan laut akan menganggap Diperlukannya waktu yang cukup panjang bagi sampah
plastik yang tercampur dengan ganggang sebagai makanan plastik untuk terurai dan adanya indikasi bahwa plastik bisa
akibat aroma DMS yang tercium ini. masuk ke rantai makanan, mendorong berbagai pemerhati
Di samping efeknya pada biota laut, sampah plastik juga lingkungan, pemerintah dan ilmuwan untuk
menimbulkan dampak-dampak lain. Keberadaan sampah mengkampanyekan berbagai usaha penanggulangan sampah
plastik yang cukup banyak di lautan diperkirakan akan plastik di seluruh penjuru dunia. Berbagai upaya telah
memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan sosial dan dilakukan dan bentuk-bentuk penanggulangan sampah plastik
ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan pulau- yang baru telah mulai dipikirkan. Salah satu bentuk
pulau kecil yang juga memiliki ketergantungan yang cukup penanggulangan sampah plastik yang cukup populer adalah
tinggi terhadap penangkapan hewan-hewan laut. Dampak sistem penggunaan ulang dan daur ulang sampah plastik [2].
lebih lanjut yang dapat dirasakan adalah kerugian ekonomi Sistem ini diyakini dapat menghemat biaya produksi serta
negara karena pendapatan dari sektor kelautan yang menurun mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
baik itu di bidang perikanan, perkapalan, pariwisata, dan Sistem penggunaan ulang dan daur ulang sampah plastik
bisnis asuransi [9]. Kuantitas sampah plastik yang ada di cukup populer terutama untuk kasus botol plastik. Mayoritas
lautan sudah mencapai tahapan yang cukup mengkhawatirkan. botol plastik yang digunakan untuk berbagai bentuk minuman
Menurut riset yang dilakukan oleh Ellen Mac Arthur kemasan pada dasarnya bisa dibuat dari bahan yang mudah
Foundation, total berat sampah plastik yang ada di laut akan untuk didaur ulang. Para aktivis lingkungan dan ilmuwan pun
melebihi total berat ikan yang ada di laut pada tahun 2050 [2]. cukup gencar mengkampanyekan penggunaan bahan plastik
Di samping itu, Ambari dalam artikelnya di Mongabay yang dapat didaur ulang untuk produk air minum kemasan
Indonesia menyebutkan sebuah penelitian yang mengklaim (yang dikenal dengan sebutan recycled polyethylene
bahwa, di beberapa wilayah, perbandingan antara plastik terephthalate (RPET)) [2]. Meskipun demikian, upaya daur
mikro dengan plankton dapat mencapai 6:1 [9]. Pada pokok ulang botol plastik di berbagai tempat banyak menemukan
bahasan berikut, dampak plastik berukuran kecil yang lebih kendala. Penyebab yang utama adalah, andaikan seluruh botol
dikenal dengan plastik mikro (microplastic) akan dibahas. air minum benar-benar dibuat dari bahan yang bisa didaur
ulang, jumlah produksi botol plastik di seluruh dunia sudah
C. Plastik Mikro (Microplastic) terlalu banyak sehingga kemampuan yang saat ini ada untuk
Pada dasarnya, masalah sampah plastik sebenarnya mengkoleksi botol plastik yang telah dikonsumsi praktis tidak
bukanlah masalah yang baru saja mendapat perhatian. Akan bisa mengimbangi laju pertumbuhan konsumsi botol plastik
tetapi dampak dari sampah plastik berukuran kecil, yang yang demikian cepat [2]. Laville dan Taylor melaporkan pada
dikenal dengan sebutan plastik mikro, telah menarik perhatian artikelnya yang diterbitkan oleh the Guardian bahwa hanya
yang cukup khusus dari pemerhati lingkungan. Plastik mikro sekitar 3,5% dari botol plastik yang telah dikonsumsi yang
adalah plastik berukuran kecil dengan panjang kurang dari 5 akhirnya benar-benar didaur ulang [2]. Untuk mengurangi
milimeter [16]. Karena ukurannya cukup kecil, plastik mikro kesulitan yang muncul akibat fenomena ini, para aktivis
dapat dengan mudah menyelinap masuk ke dalam makanan lingkungan dan ilmuwan mengusulkan skema refundable
yang dikonsumsi manusia, misalnya makanan laut (sea food), deposit [2]. Pada skema ini, pembeli minuman kemasan dalam
dan juga ke dalam saluran air minum di perumahan penduduk botol akan dikenakan biaya tambahan namun bisa
[11,16]. Berkaitan dengan kemungkinan adanya kandungan mendapatkan kembali uang yang dibayarkan untuk biaya
plastik mikro dalam air minum manusia, hingga saat ini, tambahan ini apabila yang bersangkutan mengembalikan botol
belum ada protokol yang mengatur batas kandungan yang telah dikonsumsi ke lokasi pengumpulan botol plastik
maksimum plastik mikro yang diperbolehkan untuk ada di guna didaur ulang. Penyebab yang kedua adalah, belum
dalam air minum manusia [16]. Meskipun demikian, tingginya komitmen dari perusahaan produksi minuman
kemungkinan adanya plastik mikro di dalam makanan dan kemasan dalam menggunakan bahan plastik yang 100% dapat
minuman manusia layak untuk dikhawatirkan. Hal ini didaur ulang. Beberapa perusahaan merasa keberatan untuk
disebabkan oleh indikasi bahwa plastik mikro dapat mengikat menggunakan bahan plastik yang dapat didaur ulang dan lebih
bakteri, bahan kimia beracun, dan pestisida, serta melepaskan memilih menggunakan bahan plastik yang memberikan kesan
bakteri dan bahan-bahan beracun tersebut saat berada di dalam kosmetik yang bagus pada produknya [2]. Sebagai contoh,
tubuh binatang [11,16]. Dengan demikian, makanan dan produk air minum kemasan dalam botol yang indah dan
minuman yang telah mengandung plastik mikro hampir tidak bersinar dipandang lebih mengikat calon konsumen [2].
dapat dinyatakan sebagai makanan dan minuman yang Dari kasus botol plastik di atas, jelas bahwa pemerintah
higienis. Dari uraian-uraian di atas, telah dibahas bagaimana harus berperan sangat aktif dalam pengendalian sampah
bahan-bahan plastik bisa menimbulkan dampak yang cukup plastik misalnya adalah dengan mendorong atau bahkan
negatif bagi hewan-hewan yang mengkonsumsinya. memaksa industri untuk melakukan proses produksi dengan

Dyonisius Dony Ariananda: Sampah Plastik dan Problematikanya


4 PENULISAN LAPORAN DAN KARYA ILMIAH: STUDI LITERATUR

cara yang ramah lingkungan. Dalam kaitannya dengan sampah garis kemiskinan karena masih banyak rakyat Kenya yang
plastik ini, pemerintah bisa menggunakan mekanisme menggunakan tas plastik untuk keperluan toilet akibat
perpajakan untuk memastikan bahwa industri bersedia rendahnya tingkat ketersediaan infrastruktur di Kenya [16].
melakukan usaha-usaha penanggulangan sampah plastik [3]. Pelarangan penggunaan botol plastik sekali pakai di berbagai
Di samping itu, industri harus didorong untuk memiliki pola negara sebaiknya harus pula dilengkapi dengan fasilitas isi
pikir bahwa saat desain produk dilakukan, pihak industri harus ulang yang memadai [16].
sudah memikirkan bagaimana kondisi akhir dari produk
tersebut di kemudian hari [3]. Pemerintah juga perlu III. PEMBAHASAN
memikirkan strategi penelitian terhadap dampak plastik mikro Artikel-artikel yang dibahas pada bagian II
karena telah terdapatnya indikasi bahwa dampak plastik mikro mengilustrasikan tentang laju konsumsi bahan plastik serta
jauh lebih kompleks dibandingkan dampak yang dihasikan dampaknya bagi lingkungan. Pada prinsipnya, isu yang
oleh sampah plastik yang berukuran lebih besar. diangkat memang merupakan isu yang sudah dipahami oleh
Usaha penanggulangan sampah plastik yang dilakukan di sebagian anggota masyarakat dunia. Hal ini terbukti dengan
berbagai negara cukup beragam. Menurut laporan Biswas dan seriusnya komitmen dari pemerintah di berbagai negara untuk
Hartley dalam artikelnya yang dimuat di The Strait Times, menanggulangi dampak dari sampah plastik. Meskipun
lebih dari 40 negara telah memberlakukan pajak atau demikian, beberapa artikel yang bentuknya berupa berita
membatasi penggunaan kantong plastik [16]. Sementara itu, di seperti artikel-artikel yang dimuat di The Guardian di atas
Kenya, produksi, penggunaan, dan penjualan kantong plastik sayangnya tidak melengkapi ulasan yang diberikan dengan
dilarang. Di samping itu, pelanggar peraturan ini dapat dikenai dukungan referensi berupa jurnal-jurnal ilmiah yang
denda atau pasal pidana [16]. Australia melarang penggunaan menggambarkan penelitian secara mendetail terhadap isu yang
tas plastik sekali pakai dan mengenalkan deposit scheme diangkat. Sebagai contoh adalah artikel oleh Fernandez yang
untuk pengembalian wadah plastik. dimuat pada media Daily Mail [10]. Sebagaimana
Berbagai upaya penanggulangan sampah plastik juga telah diungkapkan pada Bagian II, artikel ini menceritakan
dilakukan di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menyusun kematian dua buah ekor ikan paus akibat dampak sampah
Rencana Aksi Nasional (RAN) penanganan sampah laut [9]. plastik tetapi tidak menyebutkan secara eksplisit apakah sudah
RAN pada dasarnya juga berisikan empat pilar utama yang ada usaha penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki
cukup penting dalam usaha penanggulangan sampah plastik. dampak sampah plastik bagi ikan paus-ikan paus pada
Keempat pilar tersebut adalah perubahan perilaku, reduksi umumnya. Meskipun penelitian ini barangkali akan sulit untuk
kuantitas sampah plastik yang berasal dari daratan, reduksi dilaksanakan, informasi terakhir mengenai akan ada atau
kuantitas sampah plastik di daerah pesisir dan laut, serta tidaknya penelitian di bidang ini setidaknya akan memberikan
penegakan hukum, mekanisme pendanaan, penelitian- gambaran kepada pembaca mengenai serius atau tidaknya
pengembangan (inovasi teknologi) dan penguatan institusi. permasalahan ini. Contoh lain lagi adalah klaim bahwa
Guna mendukung realisasi dari program RAN penanganan permintaan botol plastik di seluruh dunia setiap detiknya
sampah laut, pemerintah berencana untuk mengucurkan mencapai 20000 botol [2]. Pernyataan semacam ini mungkin
anggaran sebesar satu miliar dollar Amerika atau sekitar 13,4 akan menimbulkan kesadaran pada mayoritas pembaca akan
triliun rupiah [9]. Hal-hal lain yang dilakukan oleh pemerintah seriusnya permasalahan yang berkaitan dengan konsumsi
adalah melibatkan sektor swasta dan masyarakat dalam bahan plastik. Akan tetapi, pernyataan semacam ini sayangnya
penanganan sampah laut, membentuk aliansi untuk solusi tidak dilengkapi dengan informasi mengenai bagaimana data
sampah plastik laut, mencari investor untuk penanganan ini didapat atau referensi artikel ilmiah yang menghasilkan
sampah, merumuskan penanganan sampah di sungai dan data tersebut. Walaupun sebagian besar pembaca akan
pantai, menggalakkan kebijakan mengubah sampah menjadi memiliki firasat bahwa angka tersebut adalah angka yang
sumber energi, serta terus melakukan kolaborasi bilateral dan cukup realistis saat pembaca mempertimbangkan tren atau
regional [9]. kecenderungan konsumsi plastik di sekitar mereka, pernyataan
Meskipun permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah yang tidak dilengkapi dengan penjelasan mengenai data yang
plastik telah dipandang cukup serius serta memerlukan dihasilkan akan cenderung menimbulkan sikap skeptis dari
penanganan yang segera dari berbagai pihak, kebijakan yang kalangan pembaca yang memiliki tingkat pendidikan cukup
berkaitan dengan isu sampah plastik perlu dilakukan dengan tinggi. Akibatnya, upaya untuk meningkatkan kewaspadaan
hati-hati. Kebijakan yang dilakukan dengan terburu-buru akan dampak sampah plastik cenderung akan kurang efektif
dapat bersifat kontraproduktif. Sebagai contoh, pelarangan mengingat kaum terpelajar adalah kaum yang punya posisi
penggunaan tas plastik pernah dilakukan di Bangladesh paling baik untuk memulai perubahan.
namun larangan ini sepertinya tidak dipedulikan karena Pada prinsipnya, isu sampah plastik tetap harus disikapi
dianggap tidak terlalu realistis [16]. Hal ini terbukti dengan dengan hati-hati tidak hanya dalam konteks kebijakan seperti
ditemukannya penyumbatan saluran air oleh sampah plastik yang disampaikan Biswas dan Hartley dalam artikelnya yang
pada saat terjadinya banjir di Bangladesh pada periode dimuat di The Strait Times [16]. Andaikan penggunaan bahan
pelarangan penggunaan tas plastik tersebut di atas [16]. plastik benar-benar akan dikurangi, maka akan ada kebutuhan
Pelarangan penggunaan tas plastik di Kenya cenderung akan material pengganti bagi bahan plastik ini. Sebagai contoh,
mempersulit kehidupan rakyat Kenya yang berada di bawah produk air kemasan barangkali tidak akan dikemas dalam

Dyonisius Dony Ariananda: Sampah Plastik dan Problematikanya


PENULISAN LAPORAN DAN KARYA ILMIAH: STUDI LITERATUR 5

botol plastik melainkan akan dikemas dalam material lain. Tas yang semestinya dilakukan terhadap penggunaan bahan
plastik yang digunakan saat berbelanja barangkali akan plastik berlaku juga untuk hal-hal yang lain. Jika pendapat
digantikan oleh tas belanja sekali pakai yang terbuat dari bahwa penggantian bahan plastik dengan bahan lain belum
kertas. Hal yang perlu diwaspadai adalah bahwa penggunaan tentu akan lebih ramah lingkungan dikaji kembali maka jelas
material lain secara berlebihan sebagai pengganti kemasan bahwa permasalahan yang ada barangkali berakar pada proses
plastik belum tentu akan lebih ramah lingkungan. Bahan konsumsi yang sifatnya berlebihan. Dengan demikian, yang
kertas terbuat dari kayu yang biasanya dihasilkan dari hutan. mungkin sebenarnya diperlukan adalah kesadaran masyarakat
Menurut organisasi Union of Concerned Scientist, produksi akan pentingnya mengurangi konsumsi yang tidak perlu dan
kertas secara berlebihan merupakan salah satu penyebab pembelian barang-barang yang tidak benar-benar diperlukan.
deforestasi atau perusakan hutan padahal peranan hutan dalam Beberapa artikel yang dibahas di atas juga mendiskusikan
kehidupan manusia sangatlah penting [17,18]. Contoh hal lain berbagai kebijakan yang telah dilakukan di beberapa negara
yang perlu disikapi dengan hati-hati adalah potensi guna menanggulangi dampak sampah plastik. Hal yang perlu
penggunaan limbah plastik untuk pembuatan aspal jalan yang dicatat di sini adalah kebijakan yang bisa dilakukan di negara
baru-baru ini cukup ramai diberitakan di media [19]. Di maju belum tentu bisa dilakukan di negara-negara
samping potensi penggunaan plastik untuk pembuatan aspal berkembang yang tingkat edukasinya masih rendah. Dengan
harus benar-benar dikaji secara mendalam, potensi ini bisa demikian, tiap pemerintah perlu merumuskan strategi yang
membuat masyarakat menjadi lengah dan cenderung tepat untuk menanggulangi dampak sampah plastik meskipun
menyepelekan isu sampah plastik karena mayoritas waktu yang tersedia sudah tidak cukup banyak lagi.
masyarakat bisa berpikir bahwa tingkat konsumsi plastik yang
sekarang ini tidak perlu dikurangi karena limbah plastik yang IV. KESIMPULAN
dihasilkan seluruhnya bisa disalurkan untuk pembuatan aspal. Bahan plastik telah memainkan peranan yang cukup
Cara pemikiran semacam ini tentu sangat berbahaya karena penting di dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang
jumlah kebutuhan plastik untuk pembuatan aspal di seluruh fleksibel dan penggunaannya yang sangat banyak. Meskipun
dunia belum tentu sama dengan jumlah limbah plastik yang demikian, dampak sampah plastik bagi lingkungan perlu
dihasilkan. Seandainya penggunaan plastik untuk pembuatan mendapat perhatian. Informasi-informasi yang berkaitan
aspal benar-benar tidak menimbulkan efek samping yang dengan dampak sampah plastik harus disampaikan kepada
merugikan, masyarakat harus diberikan informasi bahwa masyarakat agar masyarakat lebih waspada dalam melakukan
pemanfaatan limbah plastik untuk aspal bukanlah solusi utama proses konsumsi terutama barang-barang yang menggunakan
bagi isu sampah plastik yang berkembang sekarang ini bahan plastik. Agar informasi ini dapat dipahami secara
melainkan hanya salah satu cara untuk sedikit mengurangi efektif oleh masyarakat dan dapat diikuti dengan reaksi yang
dampak negatif dari sampah plastik. diharapkan, informasi mengenai dampak plastik berikut data-
Walaupun isu sampah plastik masih perlu disikapi secara data pendukungnya harus disampaikan secara lengkap dan
hati-hati, masyarakat setidaknya bisa berkontribusi secara jika perlu disertai dengan referensi-referensi berupa
aktif untuk mengurangi dampak dari sampah plastik. Hal yang penelitian-penelitian ilmiah yang telah dilakukan pada isu
bisa secara langsung dilakukan oleh masyarakat adalah sampah plastik ini. Data yang dinyatakan di dalam artikel
dengan mengeliminasi penggunaan material berbahan plastik harus didukung dengan penjelasan bagaimana dan dari mana
yang tidak benar-benar diperlukan. Sebagai contoh, data ini diperoleh agar tidak menimbulkan sikap skeptis dari
penggunaan tas plastik (yang sifatnya sekali pakai) untuk pembaca. Isu sampah plastik ini harus dianalisa dengan hati-
berbelanja bisa digantikan dengan keranjang belanja atau tas hati sebelum kebijakan yang diperlukan untuk menanggulangi
yang sifatnya tidak sekali pakai. Apabila saluran air minum di permasalahan ini dirumuskan agar kebijakan yang dirumuskan
rumah masih cukup higienis, memasak air minum sendiri dapat secara efektif mengurangi dampak dari sampah plastik.
mungkin akan lebih ramah lingkungan daripada membeli air
mineral dalam kemasan plastik. Penggunaan dispenser air dan REFERENSI
gelas kaca bisa juga digunakan untuk mengeliminasi [1] Indonesian Solid Waste Association. (2017, Januari 14). Pengurangan
konsumsi air dalam kemasan gelas plastik atau botol plastik. sampah plastik, plastik mudah terurai, dan labelisasi produk hijau.
Didownload dari: http://inswa.or.id
Penggunaan sedotan pada saat minum bisa juga dieliminasi [2] Laville, S. dan Taylor M. (2017, Juni 28). A million bottles a minute:
atau diminimalkan. Penggunaan material-material berbahan world’s plastic binge ‘as dangerous as climate change’. The Guardian.
plastik tentu saja tidak bisa dihilangkan. Meskipun demikian, Didownload dari: http://www.theguardian.com
masyarakat setidaknya dapat mengurangi atau meniadakan [3] Anonymous. (2017, September 6). The Guardian view on plastic:
Learning to love it wisely. The Guardian. Didownload dari
penggunaan plastik untuk kebutuhan tersier seperti konsumsi http://www.theguardian.com
minuman yang sifatnya lebih condong pada unsur kenikmatan [4] Haub, C. (2011, Oktober). How many people have ever lived on earth?
(seperti minuman ringan atau soft drink) dan bukan pada Population Reference Bureau. Didownload dari: http://www.prb.org.
kebutuhan primer. Hal yang sama juga bisa dilakukan pada [5] Senn, D. dan Spuhler D. Water, sanitation and urbanisation. Diakses
dari: https://www.sswm.info pada tanggal 15 Nopember 2017.
kasus konsumsi makanan yang berupa makanan ringan atau [6] Osuhor, P.C. dan Essien, E.S., “Urbanisation and its effects on
snack dan bukan makanan pokok. environmental sanitation,” Public Health, vol. 92, No. 2, pp. 69-75,
Apabila permasalahan sampah plastik di atas direnungkan Maret 1978.
secara mendalam, maka akan ditemukan bahwa pengendalian

Dyonisius Dony Ariananda: Sampah Plastik dan Problematikanya


6 PENULISAN LAPORAN DAN KARYA ILMIAH: STUDI LITERATUR

[7] North, E.J. dan Halden, R.U., “Plastics and environmental health: the [14] Schuyler, Q., Hardesty, B.D., Wilcox, C., dan Townsend, K.,”Global
road ahead,” Reviews on Environmental Health, vol. 28, No. 1, pp. 1-8, Analysis of Anthropogenic Debris Ingestion by Sea Turtles,”
Januari 2014. Conservation Biology, vol. 28, No. 1, pp. 129-139, Februari 2014.
[8] Halden RU., “Plastics and health risks,” Annual Review of Public [15] Kirkpatrick, N. (2015, Agustus 17). Sea turtle trauma: Video shows
Health, vol. 31, No. 1, pp. 179-194, Januari 2010. rescuers extracting plastic straw from deep in nostril. The Washington
[9] Ambari, M. (2017, Oktober 23). Indonesia siapkan dana Rp. 13,4 Post. Didownload dari: http://www.washingtonpost.com
triliun untuk bersihkan sampah plastik di laut. Mongabay Indonesia. [16] Biswas, A.K dan Hartley, K. (2017, Oktober 11). Tiny plastic, big
Didownload dari http://www.mongabay.co.id problem. The Strait Times. Didownload dari:
[10] Fernandez, C. (2017, Juni 20). Death by plastic: Shocking examination http://www.straitstimes.com
of a beached Cuvier’s beaked whale found in Skye reveals it had over [17] Union of Concerned Scientist. What is driving deforestation? Diakses
four kilograms of carrier bags in its stomach. Daily Mail. Didownload dari: http://www.ucsusa.org pada tanggal 15 Nopember 2017.
dari http://www.dailymail.co.uk [18] Butler, R. (2013, Juli 2). Paper firm APP admits 'accidentally'
[11] Harvey, F. (2017, Agustus 16). Fish mistaking plastic debris in ocean breaking deforestation moratorium. The Guardian. Didownload dari:
for food, study finds. The Guardian. Didownload dari http://www.theguardian.com
http://www.theguardian.com [19] Suriyani, L.D. (2017, Agustus 2). Limbah plastik digunakan untuk
[12] Schuyler, Q.A., Wilcox, C., Townsend, K.A., Wedemeyer-Strombel, aspal jalan, ternyata beresiko. Kenapa? Mongabay Indonesia.
K.R., Balasz, G., van Sebille, E., dan Hardesty, B.D.,”Risk analysis Didownload dari http://www.mongabay.co.id
reveals global hotspots for marine debris ingestion by sea turtles,” [20] Chettle, N. (2017, Februari 12). Sydney Harbour hidden plastic
Global Change Biology, vol. 22, No. 2, pp. 567-576, Februari 2016. pollution is killing endangered turtles and marine life. ABC News.
[13] Feltman, R. (2015, September 15). More than half the world’s sea Didownload dari http://www.abc.net.au
turtles have eaten plastics, new study claims. The Washington Post.
Didownload dari: http://www.washingtonpost.com

Dyonisius Dony Ariananda: Sampah Plastik dan Problematikanya

Anda mungkin juga menyukai