Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botol minum

Botol minum adalah tempat penyimpanan dengan bagian leher yang lebih sempit daripada
badan dan "mulut"-nya. Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik, atau aluminium, dan
digunakan untuk menyimpan cairan seperti air, susu, dan minuman lainnya yang dapat diisi ulang

2.2 Plastik

Plastik merupakan kemasan yang sangat populer dan menjadi pilihan bagi konsumen.
Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang bernama John
Wesley Hyatt, plastik menjadi pilihan bagi dunia industry dan berkembang secara luar biasa
penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 220 juta ton/tahun
pada tahun 2005 (Kadir, 2012).

Plastik mempunyai karakteristik mudah dibentuk, tahan lama (durable), dan dapat
mengikuti trend permintaan pasar. Plastik telah mampu menggeser kedudukan bahan-bahan
tradisional dimana permintaan dari tahun ke tahunnya selalu menunjukkan peningkatan. Kelebihan
dari kemasan plastik yang ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak berkarat, dapat diberi warna
dan harganya yang murah seakan membutakan masyarakat tentang dampak yang ditimbulkan,
seperti terjadinya perpindahan zat- zat penyusun dari plastik ke dalam makanan, terutama jika
makanan tersebut tidak cocok dengan plastik yang mengemasnya. Zat-zat penyusun tersebut cukup
tinggi potensinya untuk menimbulkan penyakit kanker pada manusia (Koswara, 2006).

Data statistik persampahan domestik Indonesia menyebutkan jenis sampah plastik


menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi
sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di
peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta ton per tahun atau 9 persen dari
jumlah total produksi sampah (Indonesia Solid Waste Association, 2013)
2.3 Dampak Penggunaan Plastik

Dibalik manfaatnya yang besar, plastik juga mempunyai dampak yang besar bagi
lingkungan karena plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non- biodegradable) dan bahan
pembuat plastik yang umumnya terbuat dari Polychlorinated Biphenyl (PCB). Plastik diperkirakan
membutuhkan waktu 1000 tahun agar dapat terdekomposisi dengan sempurna. Sampah kantong
plastik yang ditimbun di tempat pembuangan akhir dapat mencemari tanah dan air tanah sehingga
dapat membahayakan kesehatan manusia (Anonim, 2008).

Adapun beberapa akibatnya menurut Chandra (2009) adalah antara lain:

1. Sampah plastik yang menumpuk dapat mengganggu estetika.

2. Sampah plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.

3. Menjadi sarang vektor seperti kecoak di tempat pembuangan.

4. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk yang hidup di bawah tanah.

5. Sampah plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.

6. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan
pengurai di dalam tanah seperti cacing.

7. Polychlorinated Biphenyl (PCB) yang tidak dapat terurai termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.

8. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah
dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.

9. Kantong plastik juga menyebabkan banjir karena menyumbat saluran air dan bahkan bisa
merusak turbin waduk sebagai pengendali badan air. 10. Hewan-hewan dapat terjerat dalam
tumpukan plastik.

Sampah plastik yang dibuang ke lingkungan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
terurai oleh mikroorganisme sehingga akan menumpuk dan menjadi sarang penyakit dan
mengganggu ekosistem sekitar. Karena sifatnya yang sulit diurai, sering kali sampah plastik
dibakar. Sedangkan pembakaran sampah yang tidak menggunakan teknologi tinggi dapat
berakibat pada pencemaran lingkungan. Sebab hal ini dapat menghasilkan senyawa kimia
berbahaya dan beracun yang dikenal dengan nama dioksin (Chandra, 2009). Jika dioksin berada
diudara maka akan dapat terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam sistem pernafasan. Risiko
bagi manusia yang paling besar adalah jika dioksin diterima tetap sehingga dioksin akan
mengendap dalam tubuh manusia walaupun dalam satuan takaran kecil. Dioksin menimbulkan
kanker, bertindak sebagai pengacau hormon, dan jika dalam keadaan menyusui maka akan
diteruskan dari ibu ke bayi selama menyusui dan mempengaruhi sistem reproduksi. Selain
mengakibatkan penyakit tersebut, dioksin dengan demikian juga mempengaruhi kemampuan
belajar anak yang sangat peka terhadap pencemaran udara (Chandra, 2009).

2.1 Manfaat membawa botol minum


Untuk meminimalisir penggunaan plastik dan bahan kaca tersebut, membawa botol minum
sendiri saat berpergian merupakan salah satu langkah kecil dalam menjaga keseimbangan
lingkungan hidup kita. Namun, memberi dampak yang besar nantinya.

Keuntungan yang dapat kita ambil dari membawa botol minum sendiri adalah yang
pertama kita lebih bisa menghemat uang. Air mineral dalam botol hanya dapat dipakai satu kali
dan selanjutnya dibuang. Dengan membawa botol minum sendiri kita telah menghemat uang untuk
membeli air minum kemasan secara berulang-ulang. Karena kelebihan dari botol minum, dapat
diisi kembali. Yang kedua adalah kita telah mengurangi potensi terjadinya pencemaran
lingkungan, tanah, dan udara. Di mana sampah-sampah plastik yang suka dan sering berserakan
di mana-mana. Terlebih di sepanjang sungai yang mengalir yang menjadi salah satu sumber
ketersediaan air. Dengan menggunakan botol minum sendiri, kita telah mengurangi penggunaan
bahan plastik dan kaca sebagai kemasan air minum. Secara tidak langsung kita telah mengurangi
jumlah sampah yang ada. Dan yang ketiga ialah kita telah mengurangi penggunaan energi. Bahan
baku pembuatan plastik adalah dari minyak bumi. Penggunaan minyak bumi yang berlebihan juga
dapat mencemari lingkungan yang ada. Minyak bumi merupakan energi yang tidak dapat
diperbaharui. Sekalipun dapat, butuh waktu yang begitu lamanya agar terciptalah minyak bumi
tersebut. Penggunaan minyak bumi yang sangat berlebihan di jaman sekarang ini membuat sumber
energi yang sangat dibutuhkan di dunia ini menjadi sesuatu yang mulai langkah dan berharga
mahal. Di luar itu, penggunaan minyak bumi juga dapat member dampak yang tidak baik. Di mana,
terjadinya pencemaran lingkungan. Baik dalam proses pengambilannya, pembuatan maupun hasil
yang diciptakan.

Universitas Sumatera Utara. 2014. Tinjauan Pustaka Sampah Plastik. Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54071/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllo
wed=y. Diakses pada tanggal: 2 November 2018.

Karunia kristania wantania. 2015. Pentingnya Membawa Botol Minum Sendiri Saat Berpegian. Tersedia
pada:
https://www.kompasiana.com/kkristania/5528d5136ea83434668b45eb/pentingnya-membawa-botol-
minum-sendiri-saat-berpergian. Diakses pada tanggal: 14 November 2018

Anda mungkin juga menyukai