Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut. Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT, sehingga kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Keadaan plastik yang seperti ini akan memberikan akibat antara lain: 1. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah; 2. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan- hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing; 3. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman, yang akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan; 4. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah; 5. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah; 6. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun; 7. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik; 8. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong- kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya; 9. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya; 10. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir. B. Pengolahan Limbah Plastik Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik. Salah satu cara pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu dengan cara daur ulang. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Beberapa bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, antara lain sebagai berikut: 1. Tatakan/tutup gelas 2. Nampan, korek gas, toples 3. Tali Rambut boneka 5. Ember centong, tempat sabun, piring 6. Celengan, botol plastik 7. Ember, roda mobil mainan, gayung 8. Rolan kabel, tali rafia 9. Corong, tempat sayuran, tempat sambal 10. Tali Sandal, sepatu boot
C. Pemanfaatan Limbah Plastik
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar. Pemanfaatan limbah plastik di antaranya adalah untuk keperluan rumah tangga, atau sebagai bahan pembuat aksesoris maupun hiasan yang bisa dijadikan sebagai barang bernilai ekonomis. Plastik juga sudah banyak diwujudkan dalam bentuk busana, walaupun dalam presentasi kecil, contohnya seperti mantel, jas hujan, tas, aksesoris dan lain – lain. Hiasan dan korsase (dari plastik) akan memperindah busana kreasi baru dari bahan gelas plastik. Pembuatan busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya bernilai ekonomis tinggi. Akan tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu relatif lama terutama dalam mengecat gelas plastik sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut. Selain pemasangan hiasan gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak terdapat pula pada pemeliharaan busana kreasi baru ini, selain ketelitian dengan penyimpananya diruang yang longgar/tidak sempit, menghindari udara lembab dan panas, serta secara periodik dikeluarkan guna diangin-anginkan menjadi kaharusan untuk pemeliharaan busana. Selain itu, bahan baku limbah yang digunakan yang pada hakikatnya merupakan sampah yang tidak dipakai lagi mengharuskan biaya pengolahannya tidak termasuk dalam kisaran yang kecil. D. UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI SAMPAH PLASTIK Pemerintah Indonesia hingga sekarang terus berupaya untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Pada tahun 2016 misalnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan uji coba untuk mengurangi plastik dengan cara mengenakan biaya sebesar dua ratus rupiah bagi konsumen yang ingin menggunakan kantong plastik untuk barang belanjaannya. Pemerintah bekerjasama dengan berbagai swalayan untuk melancarkan program tersebut. Program uji coba tersebut sebenarnya sudah memberikan dampak positif mengurangi 60% kantong plastik. Akan tetapi, program tersebut tidak berjalan mulus, dimana munculnya berbagai perdebatan di kalangan retail dan akhirnya Pemerintah kembali menggratiskan kembali kantong plastik. Langkah Pemerintah tidak berhenti sampai disitu. Menanggapi semakin meningkatnya jumlah sampah plastik, Pemerintah semakin serius dengan menggandeng World Economic Forum (WEF). Pemerintah menggalakkan program "Indonesia bebas plastik" dengan cara mengurangi sampah sebesar 70% di tahun 2020. Demi melancarkan program ini, Pemerintah bekerjasama dengan pengusaha, masyarakat, dan berbagai instansi pemerintahan. Instansi pemerintahan yang mendukung program tersebut misalnya terlihat dari regulasi yang diterapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Beliau memrintahkan seluruh jajaran dalam Kementerian Kelautan dan Pemerintahan untuk tidak lagi mengkonsumsi Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK). Program ini juga disambut baik oleh masyarakat Indonesia khususnya para aktivis lingkungan. Ini berkaitan dengan kasus matinya paus sperma di Wakatobi baru-baru ini. Di tubuh paus sperma tersebut ditemukan hampir 6 kg sampah plastik, mulai dari botol plastik, kantong plastik, sedotan, hingga sandal jepit. Tidak hanya hewan di lautan, sampah plastik ternyata juga dikonsumsi oleh hewan darat. Tidak lama setelah kematian paus sperma, seekor kambing di Kepulauan Seribu juga ditemukan mati dan ditemukan sejumlah sampah plastik di dalam tubuhnya. Kasus-kasus ini tentu memicu kemarahan para aktivis lingkungan dan masyarakat. Mereka semakin menyadari bahayanya sampah plastik. Apalagi sudah ditemukan juga mikroplastik di beberapa sampel AMDK. Sementara itu di Provinsi Yogyakarta, khususnya di wilayah Kota Yogyakarta, jumlah sampah mencapai 240 ton per harinya. Besarnya jumlah sampah di Kota Yogyakarta bisa saja semakin bertambah disebabkan oleh pembangunan kafe-kafe yang cukup pesat. Kafe-kafe berpotensi menyumbang beragam sampah, mulai dari sampah sisa makanan hingga sampah sedotan. Tentunya sampah plastik juga menjadi masalah serius di Kota Yogyakarta. Untuk mendukung program Pemerintah menjadikan Indonesia bebas plastik, Pemerintah Kota Yogyakarta membuat beberapa program untuk di berlakukan. Salah satunya yaitu mengajak masyarakat Yogyakarta untuk mengurangi konsumsi AMDK dan menggantinya dengan penggunaan tumbler atau botol minum. Selanjutnya Pemkot Yogyakarta juga meningkatkan kesadaran masyarat untuk melakukan gerakan 3R (reduce, reuse, recycle) untuk sampah plastik. Program ini tentu bagus selain untuk meminimalisir jumlah sampah plastik, juga untuk meningkatkan kreativitas masyarakat Yogyakarta. Kegiatan daur ulang sampah plastik ini dilakukan dengan bekerjasama dengan bank-bank sampah yang hingga kini sudah ada ratusan jumlahnya di seluruh Yogyakarta. Sejalan dengan isu sampah plastik dan isu lingungan pada umumnya, calon DPD Yogyakarta nomor urut 24, Bambang Soepijanto, memiliki program kerja "mewujudkan keserasian lingkungan hidup di seluruh wilayah Provinsi Yogyakarta." Dengan program kerja ini, terlihat keinginan kuat dari beliau untuk memerangi isu lingkungan hidup, terutama isu sampah plastik. Dengan status beliau yang pernah menjabat sebagai Ketua Tim Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GNPSDA), tentunya memiliki kapabilitas untuk mencanangkan program-program jitu terkait lingkungan hidup.
Berikut sejumlah yang bisa dilakukan untuk berkontribusi terhadap pengurangan
sampah plastik: 1. Perhatikan kualitas bahan daur ulang Selama ini, proses daur ulang cenderung dilihat dari segi kuantitas, bukan pada kualitas material yang didaur ulang. Padahal, hal ini tidak kalah penting. Kualitas bahan daur ulang merujuk pada tingkat kebersihan dan kualitas bahan daur ulang dari sampah plastik tersebut. Bahan daur ulang yang tidak berkualitas biasanya telah terkontaminasi. Atas alasan inilah, Cina akhirnya tidak mau lagi menerima bahan daur ulang berkualitas rendah. ''Untuk hal ini, harus ada pembenahan bahkan dari awal sampah plastik dikumpulkan dari tingkat rumah tangga, kemudian pengumpulan yang komprehensif, dan ada pembagian mulai dari botol plastik, kaleng minuman, dan cangkir kopi dari karton,'' tutur ahli lingkungan dari Universitas Nottingham Trent, Christine Cole, seperti dikutip Science Alert.
2. Jangan hanya mengumpulkan sampah plastik
Christina melanjutkan, salah satu masalah di pengumpulan sampah pada tingkat rumah tangga adalah tidak konsiten dan terlalu membingungkan. Sangat penting untuk mengingatkan otoritas lokal agar mereka bisa membantu memisahkan jenis sampah, seperti botol kaca bekas minuman ataupun kardus bekas makanan, yang bisa didaurulang. Setelah pemisahan itu, mereka akhirnya bisa mengubahkan menjadi material bahan baku daur ulang. Sehingga, otoritas lokal benar-benar mengumpulkan sesuatu yang akhirnya bisa didaurulang. Sehingga, kerja pendaurulangan sampah-sampah tersebut belarngsung efektif. ''Jika belum ada infrastruktur yang bisa memisahkan atau mengolah sampah-sampah tersebut menjadi bahan baku, maka akan lebih baik sampah-sampah tersebut tidak usah dikumpulkan. Tetapi di tempatkan di sebuah fasilitas yang bisa mengolahnya,'' tutur Christina. 3. Tingkatkan permintaan pemakaian botol plastik hasil daur ulang Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Inggris, harus bisa menciptakan permintaan mereka sendiri terhadap material hasil daur ulang. Artinya, pemerintah mereka mendukung industri atau manufaktur yang mengembangkan teknologi atau kebijakan yang mendukung hal tersebut. Sebagai langkah alternatifnya, pemerintah bisa menerapkan kewajiban penggunaan bahan material yang berasal dari daur ulang produk plastik. Seperti contohnya, perusahaan minuman Coca Cola menargetkan, pada 2020 mendatang, 50 persen bahan material pada botol kemasan yang mereka gunakan berasal dari material hasil daur ulang. Arah kebijakan ini dianggap sudah cukup tepat, tapi sebenarnya masih bisa terus dimaksimalkan. Pemerintah bisa mendorong untuk menggunakan lebih dari 50 persen bahan material hasil daur ulang terhadap perusahaan-perusahaan yang menggunakan kemasan produk plastik. TUGAS PLH UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI SAMPAH PLASTIK
Nama Kelompok : Ratu Agustina Muhlis Irfan Aji Guntur