Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN PLASTIK BIODEGRADABLE SEBAGAI PLASTIK

RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENGURANGI LIMBAH PLASTIK


DAN PENCEMARAN TANAH
Oleh:
Amalia Wahyu Septiningrum/211317077/IPA C
PENDAHULUAN
Pencemaran tanah oleh limbah plastik bukan hal baru. Sudah lama masalah
plastik selalu menjadi masalah yang serius. Di lingkungan sekitar kita misalnya,
banyak sekali sampah sampah plastik yang belum dapat terurai. Bahkan mungkin
sampah sampah tersebut merupakan sampah plastik dari belasan tahun yang lalu.
Sampah-sampah plastik ini dapat mencemari tanah, laut, bahkan udara sekalipun.
Banyak kasus yang disebabkan oleh limbah plastik. Baru baru ini saja
seekor paus mati dengan sampah plastik berada dalam perutnya, atau seekor
penyu yang tempurungnya dipenuhi limbah plastik. Selain merusak ekosistem
laut, sampah-sampah yang berada di laut bisa jadi terdampar di pantai, dan
merusak ekosistem pantai. Plastik tak hanya mencemari lingkungan laut, tetapi
juga lingkungan darat. Di lingkungan darat tepatnya tanah, limbah plastik jauh
lebih mengerikan dampaknya. Sifat plastik yang tidak dapat diuraikan, merusak
unsur dan kandungan pada tanah. Terlebih penggunaan plastik saat ini sangat
meningkat pesat. Penggunaan plastik banyak sekali ditemui di berbagai produk,
karena plastik dianggap sesuatu yang praktis, yang dapat digunakan dalam segala
situasi. Plastik merupakan bahan yang dapat kita temui di hampir segala produk,
bahkan banyak produk-produk yang menggunakan plastik sebagai bahan kemasan
produk. Oleh sebab itu, penggunaan plastik secara besar-besaran dapat
menimbulkan limbah secara besar-besaran pula.
Di era milenial ini, kesadaran mengenai pentingnya menjaga bumi kita dari
limbah plastik mulai dimiliki oleh sebagian besar orang-orang. Salah satu upaya
dalam mewujudkan kepedulian terhadap limbah plastik ialah melalui penggunaan
plastik ramah lingkungan. Plastik ramah lingkungan dapat terurai dengan
sendirinya di lingkungan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme. Plastik
ini sering disebut dengan plastik biodegradable. Akan tetapi, dalam penggunaan
plastik ini perlu diperhatikan lebih dalam. Tak hanya menganggap remeh, dapat
diuraikan maka kita bisa menggunakan secara besar-besaran. Tidak, hal itu salah.
Penggunaan plastik biodegradable tetap dibatasi. Sebab meskipun dapat terurai
dengan sendirinya, yang namanya sampah dan limbah tetap akan mencemari
lingkungan.
PEMBAHASAN
Tanah merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan. Tanah berasal
dari batuan yang proses pembentukannya berlangsung sangat lambat. Waktu yang
dibutuhkan untuk proses pembentukan tanah tidak sebanding dengan waktu yang
dibutuhkan manusia untuk mencemari tanah. Polutan jauh lebih pesat jumlahnya
daripada produksi tanah itu sendiri. Banyak polutan yang dapat mencemari tanah,
salah satunya plastik. Penggunaan plastik di era modern menimbulkan limbah
yang membutuhkan waktu puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai.
Plastik dianggap sebagai penyuplai utama sampah di bumi, dan akan terus
bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di bumi.
Plastik dapat mempengaruhi unsur tanah. Dimana kesuburan tanah akan
berkurang karena tertutupi oleh plastik. Plastik tidak mudah diuraikan karena
memiliki rantai karbon yang panjang. Kandungan polimer sintesisnya tidak
mudah diuraikan oleh bakteri, maupun mikroorganisme. Oleh karena itu, sampah
plastik hanya dapat dimusnahkan dengan dibakar dan ditimbun. Lagi-lagi, hal
tersebut justru berdampak buruk terhadap lingkungan, baik tanah maupun udara.
Melihat dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik pun menggugah hati
sebagian besar orang tergugah untuk melakukan pengupayaan, penanggulangan
serta pencegahan pencemaran yang diperoleh dari plastik. Mitigasi sampah plastik
pun gencar dilakukan oleh sebagian orang. Para peneliti dan ilmuwan terus
berupaya menghasilkan bahan kemasan plastik yang ramah lingkungan. Beberapa
penelitian telah menghasilkan teknologi pembuatan plastik dari bahan alami yang
dapat terdegradasi dalam waktu singkat yang disebut sebagai plastik
biodegradable atau bioplastik. Plastik biodegradable terbuat dari bahan polimer
alami seperti pati, selulosa, dan lemak. Bahan utama yang sering digunakan dalam
pembuatan plastik biodegradable adalah pati dan Poly Lactic Acid (PLA)1.

1
Elmi Kamsiati, Heny Herawati dan Endang Yuli Purwani, Potensi Pengembangan Plastik
Biodegradable Berbasis Pati Sagu dan Ubikayu di Indonesia, Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 36 No.
2 Desember 2017, hal 68.
Plastik biodegradable berbahan dasar pati atau amilum dapat didegradasi
oleh bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi
monomer-monomernya. Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain
menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain
yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Sebagai
perbandingan, plastik tradisional membutuhkan waktu sekitar 50 tahun agar dapat
terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10
hingga 20 kali lebih cepat. Plastik biodegradable yang terbakar tidak
menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan
adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme
meningkatkan unsur hara dalam tanah2.
Plastik biodegradable sudah banyak dikembangkan di negara negara maju
dan berkembang, termasuk Indonesia. Avani eco, dan telobag merupakan plastik
biodegradable karya anak bangsa yang sudah mendunia. Plastik biodegradable
yang terbuat dari pati atau amilum dianggap ramah lingkungan. Karena selain
dapat terurai dengan sendirinya dalam waktu yang relatif singkat, plastik ini juga
memiliki kualitas yang tak kalah dari plastik konvensional yang terbuat dari
polimer sintetis. Plastik ini juga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil
yang mana termasuk bahan pembuatan plastik konvensional. Karena terbuat dari
bahan alami, plastik biodegradable juga dinilai dapat mengurangi pencemaran
tanah oleh zat kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, dan digadang-gadang sebagai plastik
ramah lingkungan, plastik biodegradable juga memiliki kekurangan. Diantaranya,
harga plastik biodegradable yang lebih mahal daripada plastik kovensional karena
teknologinya belum berkembang luas. Pembuatan yang cukup rumit, dan biaya
produksi yang tidak sedikit membuat harga plastik ini jauh lebih mahal. Karena
itu, pendistribusian ke pasar pun juga terbatas. Selain itu, tak banyak yang
mengetahui tentang produk plastik biodegradable. Kurangnya sosialisasi dan
pengetahuan mengenai plastik ramah lingkungan, membuat masyarakat tidak
banyak yang tahu tentang produk ini. Plastik ini juga belum ramah untuk

2
Samsul Aripin, Bungaran Saing, dan Elvi Kustiyah, Studi Pembuatan Bahan Alternatif Plastik
Biodegradable dari Pati Ubi Jalar dengan Plasticizer Gliserol dengan Metode Melt Intercalation,
Jurnal Teknik Mesin, Vol. 06, Edisi Spesial 2017, hal 80.
lingkungan perairan, atau ekosistem laut. Sebab, plastik ini hanya akan terurai di
tanah.
Plastik biodegradable mungkin dapat mengurangi limbah plastik di
lingkungan. Akan tetapi, meskipun disebut plastik biodegradable atau mudah
terurai, yang namanya plastik tetaplah plastik. Plastik pasti menimbulkan limbah,
meskipun mudah terurai, tapi apabila jumlah penggunaan dan pembuangan plastik
meningkat, sampah pun juga akan meningkat.

KESIMPULAN
Plastik dapat mempengaruhi unsur tanah. Dimana kesuburan tanah akan
berkurang karena tertutupi oleh plastik. Plastik tidak mudah diuraikan karena
memiliki rantai karbon yang panjang. Hadirnya plastik biodegradable berbahan
dasar pati atau amilum yang dapat didegradasi oleh bakteri pseudomonas dan
bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer- monomernya, dinilai mampu
mengurangi dan menanggulangi jumlah sampah plastik. Meskipun memiliki
banyak kelebihan plastik biodegradable juga memiliki kekurangan. Diantaranya,
harga plastik biodegradable yang lebih mahal daripada plastik kovensional,
pendistribusian ke pasar pun juga terbatas, serta banyak masyarakat yang belum
tahu tentang produk ini. Plastik biodegradable mungkin dapat mengurangi
limbah plastik di lingkungan. Akan tetapi, meskipun disebut plastik
biodegradable atau mudah terurai, yang namanya plastik tetaplah plastik. Hal ini
kembali ke individu masing-masing, karena sejatinya limbah plastik dapat
dikurangi, jika manusia juga mengurangi penggunaan plastik itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Aripin, Samsul. Saing, Bungaran dan Kustiyah, Elvi. 2017. Studi Pembuatan
Bahan Alternatif Plastik Biodegradable dari Pati Ubi Jalar dengan \
Plasticizer Gliserol dengan Metode Melt Intercalation, Jurnal Teknik
Mesin, Vol. 06, 79-84.
Kamsiati, Elmi. Herawati, Heny dan Purwani, Endang Yuli. 2017. Potensi
Pengembangan Plastik Biodegradable Berbasis Pati Sagu dan Ubikayu di
Indonesia, Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 36 No. 2, 67-76.
LAMPIRAN
 Penampakan sampah yang didominasi plastik di lingkungan sekitar rumah
saya.
 Penampakan plastik biodegradable dari pati singkong

Sumber gambar produk plastik telobag dari sebuah review di platform tokopedia,
karena sangat susah mendapatkan plastik ini, sekalinya ada harga beli dan ongkos
kirim terlalu mahal.

 Penampakan plastik biodegradable yang beredar di supermarket supermarket


di Indonesia, termasuk daerah saya.

Anda mungkin juga menyukai