Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI MANAJEMEN KELAS

MANAJEMEN KELAS DALAM RANGKA MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG


MENYENANGKAN DI DTA AL HIDAYAH

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas Manajemen
Pendidikan Islam Kelas IV A dengan dosen pembimbing Bapak Dr. H. Undang Ruslan W, M.Pd

Disusun Oleh :

Inah Asih : 1510631120036

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
Jl.H.S. Ronggowaluyo, Teluk Jambe Timur, Karawang
Tahun Ajaran 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan
hasil obervasi di pesantren nihayatul amal dan kami ucapkan terimakasih atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, maka kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

1. Bapak DR. H. Amirudin, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Agama Islam


2. Bapak DR. H. Masykur H. Mansyur Drs, MM. selaku ketua kaprodi jurusan
Manajemen Pendidikan Islam
3. Bapak DR. Undang. Ruslan M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah yang
memberikan ,saran, ide dalam memberikan masukan kepada penulis dalam
pembuatan makalah

Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan laporan ini.

Karawang, Mei 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang masalah ............................................................................................................ 1

1. 2 Masalah penelitian .................................................................................................................... 1

1. 3 Rumusan masalah ................................................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Teori X (pengertian manajemen kelas) ..................................................................................... 2
2.2 Teory Y (pengertian suasana kelas yang menyenangkan ) ....................................................... 3
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tujuan penelitian ...................................................................................................................... 5

3.2 Tempat dan waktu penelitian .................................................................................................... 5

3.3 Metode penelitian ...................................................................................................................... 5


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Temuan penelitian ...................................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan................................................................................................................................ 7
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan................................................................................................................................ 10

5.2 implikasi.................................................................................................................................... 10
5.3Saran ........................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran, Foto-Foto ...................................................................................................................... 13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Suasana sekolah pada umumnya dan suasana kelas pada khususnya merupakan modal
penting bagi jernihnya pikiran untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
keadaaan yang menyenangkan demi meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan
pelajaran, untuk mengatasinya dibutuhkan manajemen kelas yaitu penanganan yang baik agar
dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Kelas merupakan suatu tempat anak belajar untuk mendapatkan ilmu, berinteraksi
dengan teman serta pembentukan pribadi yang baik. Kegiatan belajar siswa yang berada di
sekolah diharapkan harus intens untuk berada di kelas. Dalam lingkup kelas terdiri dari siswa
yang dapat ditinjau dari cara belajar mereka, karakter siswa, hubungan sosial, kedisiplinan,
tanggung jawab dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai pengelola kelas, dalam perannya,
guru hendaknya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta
merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisasi. Lingkungan ini diatur
dan diawasi agar kegiatan - kegiatan belajar terarah kepada tujuantujuan pendidikan. Salah satu
manajemen kelas yang baik ialah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit
mengurangi ketergantungannya kepada guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya
sendiri, sebagai manajer, guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta
efisien dengan hasil optimal.

1.2 Masalah penelitian

1.2.1 Fokus penelitian


Penelitian di pokuskan kepada cara manajemen kelas menciptakan suasan kelas
yang menyenangkan
1.2.2 Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini di laksanakan di kelas satu DTA Al-Hidayah desa tegalsari
kecamatan purwasari kabupaten karawang untuk meneliti manajemen kelas dan cara guru
menciptakan kelas yang menyenangkan.
1.2.3 Rumusan masalah
a. Bagaimana cara memciptakan kelas yang menyenangkan?
b. Faktor apa saja yang membuat peserta didik merasa jenuh?

1
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 TEORI X (pengertian manajemen kelas)

 Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan


melalui orang lain. Dari pengertian tentang manajemen oleh Mary Parker Follet ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Manajemen dalam pelaksanaannya dilakukan sesuai proses.
Paling tidak ada 4 proses yang dilakukan untuk melakukan suatu manajemen, yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
 Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
 Dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”George R Terry (1994)
mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang membedakan atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan pencapaian tujuan yang ditetapkan
terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
 Menurut Lyndak F. Urwick Manajemen adalah forecasting (meramalkan), planning-
organizing (perencanaan-pengorganisiran), commanding (memerintahklan),
coordinating (pengkoordinasian) dan controlling (pengontrolan).

2
2.2 TEORI Y (pengertian suasana kelas yang menyenangkan)

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu membangun suasana belajar


yang kondusif di dalam kelas, guru dapat mengubah perannya sesuai dengan suasana yang
diinginkan. Dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, guru sebagai pengambil
inisiatif.

Guru yang baik adalah orang yang penuh dengan inisiatif. Dengan begitu guru tidak boleh pasif,
diantara hal yang harus dilakukan oleh guru adalah menciptakan secara kreatif konteks belajar.
Selain itu, guru harus berinisiatif dalam mendorong semangat peserta didiknya untuk belajar
memecahkan masalah, mengidentifikasi serta menemukan kebutuhan mereka.

 Guru sebagai pengamat peserta didik


Guru yang baik harus terampil mengamati peserta didik, baik ketika anak asuhannya itu
bekerja atau bermain. Guru di kelas dengan pendekatan harus mengetahui perkembangan
kemampuan peserta didiknya.
 Guru sebagai mediator
Belajar yang optimal memerlukan kemampuan belajar yang dapat mendukung dan
memudahkan, tanpa mengawasi dengan ketat, tanpa memberikan tekanan, tanpa merusak
atau menghalangi terwujudnya proses belajar. Sebagai mediator, guru hadir di tengah
tengah peserta didiknya untuk mendorong terjadinya interaksi, sebagai mediator dalam
pembelajaran.
 Kompetisi adalah bersaing satu sama lain untuk meraih tujuan dan hanya satu atau sedikit
peserta didik yang mampu meraihnya. Sedangkan kompetitif adalah persaingan satu sama
lainnya untuk meraih tujuan yang bersifat individu, mencari keuntungan untuk diri
sendiri.
 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan juga memerlukan suasana belajar yang
kompetitif.
Suasana belajar yang kompetitif adalah suasana belajar yang lebih tepat diberikan bila
peserta didik perlu melihat materi yang dipelajari. Salah satu tugas dari guru adalah
memberikan motivasi kepada anak didiknya untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik mungkin secara efektif dan produktif. Dalam memberikan motivasi tersebut guru

3
harus melihat kepada prinsip prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan, dan salah satu
prinsipnya adalah prinsip kompetisi di mana anak bersaing secara sehat baik inter
maupun antar pribadi, sebab motivasi itu mengandung tiga unsure yaitu mendorong terus
menerus, memberikan kekuatan pada suatu perilaku dan mengatur perlaku.

4
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui cara memciptakan kelas yang menyenangkan


b. Untuk mengetahui apa saja factor yang membuat peserta didik jenuh
3.2 Tempat dan waktu penelitian

a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di DTA Al-Hidayah di desa tegalsari kecamatan
purwasari kabupaten karawang.
b. Waktu Penelitian
Waktu dilakukan untuk penelitian ini hanya satu hatu hari yaitu pada tanggal 08
Mei 2017.
3.3 Metode penelitan
Untuk mengetahui dan memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data diataranya :
 Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data dari lapangan dengan melalui pengamatan
secara langsung terhadap objek penelitian. Data yang dimaksud antara lain perilaku keseharian
para santri baik selama di dalam lingkungan pesantren amaupun selama berada di dalam proses
pembelajaran.
 Dokumentasi
Teknik ini pada dasarnya lebih mengutamakan kerja penulisan atau pencatatan atau rekaman
(recording) tentang setiap objek yang diteliti. Akan tetapi, pencatatan terhadap data-data yang
berbentuk catatan atau dokumen dijadikan sebagai pilihan prioritas.

5
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Temuan penelitian

Temuan penelitian yang di dapatkan di DTA AL-Hidayah desategal sari kecamatan


purwasari kabupaten karawang yaitu melihat kondisi kelasnya yang kurang mencukupi
fasilitasnya tetapi semangat belajar anak-anak di sana tidak kalah dengan sekolah-sekolah elit
yang semua fasilitasnya tercukupi, mereka belajar dengan sangat riang karena guru-guru di sana
bisa membangunkan semangat anak dengan cara mengajak peserta didik menghapal ayat-ayat
suci al-quran dan nyanyian-nyanyian islam yang mereka sukai

4.2 Pembahasan

A. Cara memciptakan kelas yang menyenangkan

Kondisi kelas yang menyengankan adalah kondisi siswa sangat ceria dan kelas yang
berlangsung dinamis. Siswa berinteraksi dengan mengungkapkan pendapat baik dengan teman
maupun guru. Seakan tidak ada sekat antara murid dengan guru. Murid adalah pembelajar yang
aktif. Mereka ingin dilibatkan dalam sebuah pembelajaran. Murid secara alamiah akan menyukai
guru yang bisa mengelola kelas yang menyenangkan.

Langkah pertama untuk membuat kelas menyenangkan adalah dengan membangun


komunitas. Hubungan antara murid dan guru adalah kunci pengelolaan kelas. Guru harus mampu
menciptakan suasana kelas yang nyaman bagi murid sehingga kecil kemungkinan terjadinya
tingkah laku yang tidak diinginkan dari murid. Banyak cara kreatif untuk membangun
komunitas. Misalnya dengan menyapa murid satu persatu ketika mereka hendak masuk ke kelas,
atau membuat aktivitas pembelajaran untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antara siswa dan
guru di sekolah, seperti dengan meminta mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka pada
hari itu dengan satu kata. Jika dilakukan secara terus menerus, maka suasana kelas akan menjadi
akrab.

6
Kedua, guru dan murid harus merancang kelas yang menyenangkan. Kerjasama antara
guru dan murid untuk mendesain kelas akan menumbuhkan suasana belajar yang positif. Ketika
siswa masuk ke kelas, siswa akan merasa menjadi bagian penting dari ruang kelas tersebut
karena hasil pekerjaan mereka seperti esai dan karya seni mereka terpampang di dinding kelas.
Situasi ini juga akan menumbuhkan penghargaan terhadap siswa dan mendorong siswa untuk
berbuat lebih baik.

Ketiga, buat aturan kelas dengan melibatkan murid. Aturan kelas mencakup apa
dilakukan jika terdapat seorang murid yang datang terlambat dan jika terdapat murid berbuat
tidak baik kepada temannya. Dengan melibatkan siswa dalam membuat aturan, para siswa akan
lebih merasa menjadi bagian dari aturan-aturan kelas yang ada, dengan demikian akan
mengurangi perilaku-perilaku negatif di sekolah.

Satu hal lain yang saya amati mengenai cara mengajar guru membuat pelajaran menjadi
hal yang nyata, dan tidak berhenti pada rumus-rumus atau konsep tertentu. Materi pelajaran apa
pun bisa dibuat menjadi riil semisal guru mengajarkan materi sudut dan menghubungkannya
dengan bagaimana seorang arsitek memanfaatkan konsep sudut ketika membangun gedung.
Guru juga bisa mengaitkan pelajaran dengan situasi yang aktual seperti acara TV, permainan,
dan berita-berita terkini. Oleh karena itu, guru dapat mengakomodasi pengalaman dan
pengetahuan siswa dengan pembelajaran yang akan diajarkan.

7
B. Faktor-faktor penyebab kejenuhan dalam belajar siswa

1. Karena kecemasan siswa terhadap dampak negative yang ditimbulkan oleh keletihan itu
sendiri.
2. Karena kecemasan siswa terhadap standar / patokan keberhasilan bidang bidang studi
tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa tersebut sedang merasa bosan
mempelajari bidang bidang studi tadi.
3. Karena siswa berada di tengah tengah situasi kompetitif yang ketat dan menurut lebih
banyak kerja intelek yang berat.
4. Tenaga pendidik yang pasif
5. Pembelajaran yang monoton
6. Ruangan kelas yang tidak berkreasi

8
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dari pengertian
tentang manajemen oleh Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dalam
pelaksanaannya dilakukan sesuai proses. Paling tidak ada 4 proses yang dilakukan untuk
melakukan suatu manajemen, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian.

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu membangun suasana belajar


yang kondusif di dalam kelas, guru dapat mengubah perannya sesuai dengan suasana yang
diinginkan. Dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, guru sebagai pengambil
inisiatif.

Faktor-faktor penyebab kejenuhan dalam belajar siswa

1. Karena kecemasan siswa terhadap dampak negative yang ditimbulkan oleh keletihan itu
sendiri.
2. Karena kecemasan siswa terhadap standar / patokan keberhasilan bidang bidang studi
tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa tersebut sedang merasa bosan
mempelajari bidang bidang studi tadi.
3. Karena siswa berada di tengah tengah situasi kompetitif yang ketat dan menurut lebih
banyak kerja intelek yang berat.
4. Tenaga pendidik yang pasif
5. Pembelajaran yang monoton
6. Ruangan kelas yang tidak berkreasi

9
5.2 implikasi

Keterlibatan dari teori dan penelitian yang di temukan yaitu sama-sama membangun
semangat belajar anak dan meciptakan suasana kelas yang menyengkan dari segi kreasi kelas dan
juga cara pembelajaran dari guru-guru

5.3 saran

Disamping siswa wajib memerangi kejenuhan, guru mempunyai peranan penting dalam
pendidikan,yaitu:

1. Jika siswa mulai kelihatan jenuh, ajaklah peserta didik kita untuk bermain sebentar,
contohnya siswa diberi kebebasan membuat yel-yel, tepuk-tepuk yang menurut mereka
bisa menumbuhkan semangat belajar(3menit yel-yel diucapkan bersama)
2. Sebelum pelajaran inti guru mengajak siswa dalam sebuah permainan yang berguna
untuk memusatkan konsentrasi anak, contohnya guru menyebut gajah siswa
mempraktekkan dengan gerakan dan ucapan kecil, ketika guru menyebut semut siswa
merespon dengan gerakan dan ucapan besar. Hal itu bisa dicontohkan ke benda-benda
lain.
3. Mengajak siswa dalam suasana berbeda contoh guru tidak hanya monoton mengajar
didalam kelas tetapi diluar kelaspun jadi asal siswa diajak untuk tetap bertanggungjawab
& tetap komitmen belajar.
4. Siswa diberi tanggung jawab untuk melakukan menjelaskan materi yang sebelumnya
dibuat tugas kelompok dan teman lainnya diajak untuk menilainya. Guru harus bisa
mengarahkan dan mendorong sisiwa itu untuk lebihkreatif
5. Siswa diberi tanggung jawab untuk membuat soal sendiri dan diserahkan kepada
gurunya, kemudian guru menyortir dan menggunakannya sebagai ulangan harian. Dari
hasil evaluasi tersebut guru memberi nilai 80 kepada siswa yang pintar untuk mencapai
nilai 100, siswa tersebut diberitanggung jawab untuk mengajari temannya yang nilainya
kurang. Guru membimbing dan mengawasinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.psychoshare.com/file-1919/psikologi-pendidikan/pengertian-manajemen-kelas-
pengelolaan-kelas.html

http://anakcerdas.info/menciptakan-suasana-belajar-yang-menyenangkan/

http://www.sekolahmenyenangkan.org/mengelola-kelas-yang-menyenangkan/

https://ibnulbasyar.wordpress.com/2012/06/02/mengatasi-kejenuhan-belajar-siswa/

11
Lampiran Poto

12
13

Anda mungkin juga menyukai