Dikutip World Athletics bahwa olahraga lompat tinggi mulai meraih popularitasnya pada abad ke-19 sejak diadakan kompetisi lompat tinggi di Skotlandia. Tepat pada saat itu tercatat lompatan tetinggi dihasilkan oleh seorang atlet dengan tinggi 1,68 meter menggunakan gaya gunting.Seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya di abad 20. Gaya lompat tinggi telah dikembangkan dan diadaptasi oleh seorang warga Irlandia-Amerika bernama Michael Sweency. Pada 1895, Sweency berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter dengan gaya eastern cut-off seperti gaya gunting.Selanjutnya, seorang atlet George Horine mengembangkan teknik lompat dengan lebih efisien. Teknik itu dikenal dengan teknik Western Roll. Melalui teknik, Horine mencapai lompatan 2,1 meter pada 1912. Sementara untuk nomor perlombaan lompat tinggi sudah menjadi bagian dari olahraga atletik sejak dimasukkan dalam gelaran Olimpiade 1896. Dilansir situs Greatest Sporting Nation, para atlet lompat tinggi sering menggunakan scissors technique atau teknik gunting dalam melakukan lompatan di abad ke-19 tersebut.Teknik ini dilakukan dengan mengangkat serta melempar salah satu kaki untuk melewati tiang mistar, kemudian diikuti kaki satunya.Sementara itu, gaya yang diperbolehkan dalam lompat tinggi ini diantaranya gaya gunting, guling sisi, guling straddle, dan flop. Sedangkan diperbolehkan menggunakan gaya baru asalkan tidak bertentangan dengan aturan internasional.Biasanya untuk memperoleh lompatan yang lebih tinggi, mereka harus memiliki kekuatan, kecepatan tungkai dalam melakukan tolakan, posisi yang benar melewati mistar beserta gerakan awalan.Semua keterampilan itu juga harus disesuaikan jenis gaya lompat tinggi yang akan digunakan.
2. TEKNIK DASAR LOMPAT TINGGI
a. Teknik Awalan Ialah suatu teknik dasar lompat tinggi untuk atlet dalam melakukan lompatan. Biasanya mereka melakukan awalan ini dengan cara berlari. Dimulai dari lari dengan kecepatan yang masih rendah hingga kencang, tidak sekencang lari dalam lompat jauh b. Teknik Tolakan Biasa dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat agar seluruh tubuh terangkat hingga menuju dan melewati mistar. Tugas kaki ini tidak semata melakukan tolakan dengan kaki terkuat, tetapi juga melakukan ayunan menggunakan kaki yang lainnya. Tujuannya tentu untuk menghasilkan hasil lompatan yang tinggi c. Teknik Melayang di udara gerakan melayang Pada gaya ini adalah memposisikan tubuh dengan sedemikian rupa. Caranya, saat melompat atau melakukan tolakan gunakanlah kaki terkuat. Ketika tubuh melayang di udara melewati mistar, usahakan memposisikan tubuh sesuai gaya lompat tinggi yang digunakan. d. Teknik Mendarat Tahap terakhir lompat tinggi adalah melakukan pendaratan. Upaya ini bertujuan agar kalian dapat mendarat diatas matras dengan sempurna. Meskipun pendaratan ini sifatnya bukan yang utama dalam penilaian. Namun, mendarat dengan baik akan terhindar dari resiko cedera. Sederhananya, penilaian dari lompat tinggi terletak dari hasil lompatan yang setingi- tingginya.Kemudian gaya lompat tinggi memiliki beberapa jenis gaya, secara umum gaya lompat tinggi terbagi menjadi 4 jenis gaya, yaitu gaya gunting, gaya guling sisi, gaya straddle dan gaya flop.
3. PERATURAN LOMPAT TINGGI
a) Para atlet nantinya akan bertanding untuk melewati mistar tanpa menjatuhkannya hingga mencapai batas tertinggi. b) Peserta yang tidak dapat melanjutkan lompatan lagi dinyatakan gugur. c) Setiap atlet memiliki tiga kesempatan untuk melewati mistar dengan ketinggian yang sama. Jika dalam ketiga kesempatan tersebut gagal dalam melewati mistar, maka dinyatakan gugur. d) Tolakan hanya diperbolehkan dengan menggunakan satu kaki. e) Jika peserta menjatuhkan mistar dalam percobaan ketiga, maka dinyatakan gugur. f) Peserta atau menggunakan seragam serta segala atribut lain yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan panitia.
4. DISKUALIFIKASI DALAM LOMPAT TINGGI
a) Menumpu dengan dua kaki. b) Dipanggil lebih dari 3 kali atau lebih dari 2 menit tidak hadir. c) Menyentuh tanah atau daerah pendaratan tanpa melalui mistar lompat. d) Menolak dari luar ujung balok tumpuan, baik sebelum maupun sesudah garis perpanjangan garis tumpuan. e) Mendarat dengan melakukan gerakan salto.