Anda di halaman 1dari 6

Pengelolaan Vektor Penyakit

Muhammad Fikri Alghifari


Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
Jln. Tamansari – Bandung 40116
Korespondensi Email:
mfikrial@gmailcom

Abstrak
Pengendalian vektor adalah salah satu upaya dalam pengendalian penyakit menular, yaitu dengan
memutuskan rantai penularan penyakit. Faktor yang penting dalam pengendalian vektor adalah
mengetahui bionomik vektor, yaitu tempat perkembangbiakan, tempat istirahat, dan tempat kontak
vektor dengan manusia. Pengendalian vektor dibagi berdasarkan caranya, yang pertama dengan
bahan kimia, misalnya dengan pestisida atau insektisida, lalu pengendalian vektor juga bisa dilakukan
dengan pengubahan lingkungan, yaitu lingkungan fisik,lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya.
Pengubahan lingkungan fisik dilakukan agar vektor tidak dapat berkembangbiak, istirahat, ataupun
menggigit. Lalu ada juga pengendalian vektor biologis, yaitu pengendalian vector yang melibatkan
makhluk hidup misalnya predator atau mikroba. Selain itu pengendalian vektor secara terpadu juga
bisa dilakukanyaitu dengan strategi pengendalian secara menyeluruh. Terakhir secara rekayasa,
misalnya pengelolaan sampah.

Kata kunci : Pengendalian vektor, Fisik, Kimia, Biologis

Abstract

Vector control is one of the efforts in controlling infectious diseases, namely by breaking the chain of
disease transmission. An important factor in vector control is knowing the vector bionomics, ie
breeding sites, resting areas, and vector contact sites with humans. Vector control is divided based on
how, first with chemicals, for example with pesticides or insecticides, then vector control can also be
done by changing the environment, namely the physical environment, social environment, economy,
and culture. Changing the physical environment is done so that the vector can not multiply, rest, or
bite. Then there is also biological vector control, which is vector control involving living things such as
predators or microbes. In addition, integrated vector control can also be carried out with a
comprehensive control strategy. Finally engineering, for example waste management.

Keywords : Vector control, Physical, Chemical, Biological

PENDAHULUAN Lingkungan menjadi hal yang sangat


penting dalam kehidupan
Kesehatan lingkungan merupakan bermasyarakat, sasaran
suatu kondisi lingkungan yang dapat pelaksanaannya antara lain tempat
atau bisa menopang keseimbangan umum, lingkungan pemukiman,
ekologi yang dinamis diantara manusia lingkungan kerja, angkutan lazim, dan
dengan lingkungannya dalam lingkungan lainnya.
mendukung tercapainya suatu kualitas
hidup manusia yang sehat serta juga Kesehatan lingkungan dapat dilihat
Bahagia (HAKLI). Kesehatan dari parameter penyakit, lebih banyak
penyakit menandakan lingkungan Salah satu cara untuk mengendalikan
tersebut tidak sehat. Berdasarkan sifat penyakit menular adalah dengan
penularannya, penyakit dibagi menjadi pengendalian vektor. Vektor adalah
menjadi dua yaitu penyakit menular organisme yang tidak menyebabkan
dan penyakit tidak menular. Dalam penyakit tetapi menyebarkannya
ilmu kesehatan, yang menjadi patokan dengan membawa patogen dari satu
lingkungan tidak sehat adalah inang ke yang lain. Berbagai jenis
maraknya penyakit menular. Penyakit nyamuk, sebagai contoh, berperan
menular merupakan penyakit infeksi sebagai vektor penyakit malaria yang
yang disebabkan oleh mikroorganisme, mematikan. Pengendalian vektor ini
seperti virus, bakteri, parasit, atau artinya memutus rantai penyakit yang
jamur, dan dapat berpindah ke orang dibawa oleh organisme untuk
lain yang sehat. Beberapa penyakit ditularkan. Faktor yang penting dalam
menular yang umum di Indonesia pengendalian vektor adalah
dapat dicegah melalui pemberian mengetahui bionomik vektor, yaitu
vaksinasi serta pola hidup bersih dan tempat perkembangbiakan, tempat
sehat. istirahat, dan tempat kontak vektor
dengan manusia.
Penyakit menular dapat ditularkan
secara langsung maupun tidak PEMBAHASAN
langsung. Penularan secara langsung
2.1 Meteologi Pengendalian vektor
terjadi ketika kuman pada orang yang
Dalarn pengendalian vektor tidaklah
sakit berpindah melalui kontak fisik,
mungkin dapat dilakukan pembasmian
misalnya lewat sentuhan dan ciuman, sampai tuntas, yang mungkin dan
melalui udara saat bersin dan batuk, dapat dilakukan adalah usaha
atau melalui kontak dengan cairan mengurangi dan menurunkan populasi
kesatu tingkat yang tidak
tubuh seperti urine dan darah. Orang
membahayakan kehidupan manusia.
yang menularkannya bisa saja tidak Namun hendaknya dapat diusahakan
memperlihatkan gejala dan tidak agar segala kegiatan dalam rangka
memurunkan populasi vektor dapat
tampak seperti orang sakit, apabila dia
mencapai hasil yang baik. Untuk itu
hanya sebagai pembawa (carrier) perlu diterapkan teknologi yang sesuai,
penyakit. bahkan teknologi sederhanapun, yang
penting d dasarkan prinsip dan konsep
yang benar. Adapun prinsip dasar
dalam pengendalian vektor yang dapat 1.      Pengendalian secara alamiah
dijadikan sebagai pegangan sebagai (naturalistic control), yaitu
berikut : memanfaatkan kondisi alam
1.      Pengendalian vektor harus yang dapat  mempengaruhi kehidupan
menerapkan bermacam-macam cara vector dalam jangka waktu lama.
pengendalian agar vektor tetap berada 2.      Pengendalian terapan (applied
di bawah garis batas yang tidak control), yaitu memberikan
merugikan/ membahayakan. perlindungan bagi kesehatan
2.      Pengendalian vektor tidak manusia dari gangguan  vektor dan
menimbulkan kerusakan atau bersifat sementara.
gangguan ekologi terhadap tata Kali ini akan dibahas
lingkungan hidup. pengendalian terapan yang dibagi lagi
2.2.  Konsep dasar pengendalian menjadi lima macam yaitu :
Vektor a.       Upaya peningkatan sanitasi
1.      Harus dapat menekan densitas lingkungan / Rekayasa
vektor Pengendalian vektor dengan
2.      Tidak membahayakan manusia rekayasa sudah sering kita jumpai di
3.      Tidak mengganggu keseimbangan lingkungan sekitar. Pengendalian ini
lingkungan cukup efektif karena sangat preventif
2.3.Tujuan pengendalian vektor untuk menghindari penyakit. Manusia
1.      Mencegah wabah penyakit yang terlibat langsung dengan lingkungan,
tergolong vector-borne disease, apa yang terjadi di sekitarnya dan apa
memperkecil risiko kontak antara yang harus mereka perbuat. Salah
manusia dengan vektor penyakit dan satu contoh adalah dibuatnya saluran
memperkecil sumber penularan drainase di kota-kota padat penduduk,
penyakit. air hujan dan limbah harus teralirkan
2.      Mencegah dimasukkannya vektor pada tempatnya dan dibuang sesuai
atau penyakit yg baru ke suatu tempatnya. Jika tidak ada saluran, air
kawasan yg bebas, akan tergenang/banjir dan dapat
dilakukan dengan pendekatan legal, menjadi perkembangbiakan organisme
maupun dengan aplikasi pestisida vektor. Namun, pengendalian ini butuh
(spraying, baiting, trapping). kerjasama yang baik antara
2.4. Cara Pengendalian Vektor pemerintah dengan masyarakatnya,
1.      Usaha pencegahan (prevention), masalahnya masyarakat masih banyak
yaitu mencegah kontak dengan vektor yang belum sadar akan kebersihan
pemberantasan nyamuk. lingkungan, saluran drainase yang
2.      Usaha penekanan (suppression), harusnya optimal mengalirkan air,
yaitu menekan populasi menjadi tidak optimal karena
vektor sehingga tidak membahayakan bercampur dengan sampah
kehidupan manusia. masyarakat. Bahkan jika sampah
3.      Usaha pembasmian (eradication) tersebut menghambat lajur air,
yaitu menghilangkan vektor sampai masalah lain bisa muncul yaitu banjir.
habis.
2.5. Metode Pengendalian Vektor
(Inticon)

b.      Pengendalian
secara pendekatan/terpadu
Metodenya dengan alat yg
dapat menghalau, menyisir, dan
mengeluarkan serangga. Contohnya
memakai kawat kasa pada ventilasi,
(kawatnyamuk004)
memakai pakaian pelindung, dan
sebagainya. Kelebihan pengendalian
c.       Pengendalian secara biologis
ini yaitu mudah dilakukan dan aman
Pengendalian secara biologis
karena sangat lazim di masyarakat.
contohnya memanfaatkan pemangsa
Kekurangannya mungkin bukan
atau predator. Pengendalian ini terjadi
sesuatu yang preventif karena
secara alamiah oleh makhluk hidup
organisme vektor tetap bisa hidup.
yaitu hewan terhadap hewan, misalnya
cicak yang menempel di dinding
memakan nyamuk di udara, hal ini
tentu dapat mengurangi organisme
vektor. Tetapi kekurangannya ada
pada keterbatasan gerak predator
tersebut.

d.      Pengendalian dengan fisik
Bisa disebut pengendalian secara
langsung yaitu pengendalian dgn
membunuh dan menghalau serangga.
Biasanya menggunakan alat fisika utk Kelebihannya dapat dilakukan secara
pemanasan, pembekuan, dan cepat pada daerah yang luas dan
penggunaan sarana alat listrik utk menekan populasi dalam waktu
pengadaan angin. Pengendalian ini singkat. Beberapa cara antara lain
dapat dilakukan secara cepat dan menuangkan minyak atau solar di
efektif tetapi mungkin untuk sebagian permukaan air, pemakaian paris-
orang dapat berbahaya misanya untuk green, temefos dan fention utk
anak di bawah umur. membunuh larva nyamuk, penggunaan
herbisida dan zat kimia pada
tumbuhan untuk membunuh
perindukan dan istirahat nyamuk,
penggunaan insektisida “residual
spray” utk nyamuk .dewasa.
Kekurangan dalam pengendalian
dengan bahan kimia ini adalah
pencemaran, baik melewati udara
maupun cairan.

(flumida.co.id)

e.       Pengendalian
dengan menggunakan bahan kimia
Terakhir adalah pengendalian
dengan bahan kimia. Berguna sebagai
pembunuh serangga (insektisida) dan
menghalau serangga (repellent). (mediaindonesia.com)
Pengendalian Vektor adalah usaha untuk
mengurangi, menekan, dan menurunkan
tingkat populasi vektor yang dapat
membawa penyakit menular. Metode
pengendalian vektor terbagi menjadi lima
bagian, yaitu dengan cara fisik, kimia,
biologis, terpadu atau pendekatan, dan
rekayasa. Dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, semua metode tersebut
sangat baik jika kita lakukan dengan
mempertimbangkan faktor kemanan dan
kenyamanan.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Adang Iskandar, Pemberantasan
serangga dan binatang pengganggu,
KESIMPULAN
APKTS Pusdiknakes. Depkes RI. Jakarta
2.      Santio Kirniwardoyo
(1992), Pengamatan dan pemberatasan
vektor malaria, sanitas. Puslitbang
Kesehatan Depkes Rl Jakarta

3. Gede Purnama (2017), Pengendalian


Vektor, Bali

4.      dinus.ac.id (2012, September).


Pengendalian Vektor Malaria. Diakses
pada 11 April 2020, dari
https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/
pengendalian-vektor-malaria-pbl-sept-
2012_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai